"SOLOBUL" BUKAN BALIBUL?
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

"SOLOBUL" BUKAN BALIBUL?

السبت، 26 أبريل 2025,


 
 

Oleh Agung Marsudi

SETELAH napak tilas seru "Sabtu di Kampus Biru", yang konon tersangkut kasus dugaan ijasah palsu. Kini giliran menjemput tamu yang datang dari Jakarta, untuk membuat film Yogya, Rindu, Cinta.

Dalam perjalanan ke kota, sampai di depan kantor kelurahan Balecatur, pinggir ruas Jalan Wates, ada papan nama RM Sate Kambing Muda "Balibul". Kami singgah. Urusan kambing, urusan muda, urusan balibul menjadi menarik, karena berlabel halal, dipastikan dagingnya gak palsu.

Harga termahal sate kepala kambing dan kepala kaki masak dipatok 200.000. Paling rendah sate khas Tegal dan sate khas Solo campur seharga 60.000. Yang lain, syarat dan ketentuan berlaku. Baca di buku menu.

Setelah satu jam lebih kami meluruskan punggung, lalu kami melaju ke Selasar Malioboro. Pingin nikmati "Kopi Joss!"

Di mobil kami ngobrol tentang Bul, dan Balibul. Sedang "Solobul" istilah kami untuk menandai perkembangan dugaan kasus ijasah palsu presiden ke-7. Solobul singkatan "Solongibul".

Karena, kasus ini berlarut-larut. Dan telah menjadi larutan politik tropis. Maka harus ada sesuatu yang ikonik. Kami buatlah plesetan, "Solobul". Kasus ini bisa dinikmati kapan saja, dan dimana saja. Tak peduli berapa usia. Menu Solobul kini laku keras di media arus utama. Tapi di desa-desa masih kalah dengan "Cilok", yang renyah, murah, meriah.

Menu "Solobul" sengaja dirawat agar asap informasinya terus "ngebul". Sehingga eksistensi politik para pemangku kepentingannya langgeng (continuity). Fenomena Solobul ini mirip undian koin wasit sepakbola, ketika mengundi pilihan tempat atau pilihan bola, kepada kapten kesebelasan.

Untuk Solobul, koin yang satu kebetulan bergambar Jokowi, sisi yang lain juga bergambar Jokowi. Tapi, wasitnya gak ketahuan, "kok bisa?"

Apa yang gak bisa di negeri ini. Pertamini saja untung apalagi Pertamina. Pertalite rasa kokakola, kopi rasa sianida. Korupsi ratusan triliun, tapi disebut berkelakuan baik. Kaya padi impor beras, kaya laut impor garam.

Negara kok begini, begini kok negara.


Yogya, 25 April 2025

TerPopuler