INI BUKAN SOAL RAJA JAWA
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

INI BUKAN SOAL RAJA JAWA

الثلاثاء، 27 أغسطس 2024,



Oleh Agung Marsudi

SAMBIL membaca ulang, frasa "Raja Jawa" yang dilontarkan Bahlil Lahadalia (kini Ketua Partai Golkar) di media, saya iseng membuka beberapa profil akun para elit partai negeri ini. Hasilnya mengejutkan. Indonesia maya yang dihebohkan itu, tentang "merah-merah" yang tak "ramah" dan "marah-marah" rupanya jumlah pengikutnya "rendah".

Megawati dengan akun presidenmegawati hanya diikuti 72RB. Surya Paloh, petinggi Nasdem, lebih rendah lagi, hanya diikuti oleh 21,8RB.

Faktanya memang Prabowo menduduki peringkat pertama dengan 12,9JT pengikut, disusul agusyudhoyono (6,2JT), dan Cak Imin (2,6JT).

Per hari Selasa, 27 Agustus 2024 jam 14.44 WIB. Berikut daftar jumlah pengikut akun instagram para ketua partai di Indonesia (8 besar) peraih kursi di DPR RI tahun 2024-2029; berurutan dari nama akun, jumlah postingan, pengikut, dan yang mengikuti:

prabowo                 1.376    12,9JT        1
agusyudhoyono      5.398    6,2 JT     166
cakiminow              6.448    2,6JT   5.158
zul.hasan.                4.337   537RB       79
syaikhu_ahmad_     2.732   302RB     552
bahlillahadalia         1.509   270RB    368
presidenmegawati      865     72RB     827
suryapaloh.id                59   21,8RB        0

Fenomena medsos, sejatinya menjadi cermin. Diakui tidak diakui, lalu lintas informasi di dunia sosial media memang penting. Meski kepentingannya tergantung kita.

Kita tidak ingin menjadi bangsa yang dibanjiri air bah informasi setiap hari, tapi makin tidak mengerti, apa yang seharusnya dimengerti.

Jokowi akan segera mengakhiri masa jabatannya kedua sebagai presiden. Selanjutnya kita akan memiliki presiden baru, presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

Ini bukan soal "Raja Jawa". Ini soal jumlah pemilih terbesar berada di Pulau Jawa (56 persen) dari total jumlah pemilih nasional, mencapai (115, 37 juta). Ini soal kualitas demokrasi kita yang memang harus terus diperbaiki, bukan dicaci-maki. Ditarik-tarik, disalah-salahkan. Yang salah, diperbaiki. Yang baik, ditingkatkan. Mekanisme politik kita dapat berjalan dengan baik, seiring kedewasaan para pemangku kepentingan.

Yakinlah, setelah Indonesia merdeka, rakyat tidak lagi punya raja. Rakyat menyayangi pemimpinnya dengan caranya, yang kadang memang berbeda. Lihat, bagaimana rakyat merayakan peringatan kemerdekaan 17 Agustus, polos, sederhana, ceria, sukacita, apa adanya.

Ada amanat besar di pundak para elit partai, setelah 79 tahun merdeka, kenapa Indonesia masih gamang, mengatasi besar pasak dari tiang. "Janji kesejahteraan, yang hanya dibayar dengan utang".


Solo, 27 Agustus 2024

TerPopuler