"628 Sumur Cadangan Migas Untuk Dikelola BUMDes"
Kekayaan Desa untuk Kesejahteraan Orang Desa
Oleh Agung Marsudi
DURI INSTITUTE
AKHIR Juli 2024, sahabat saya seorang ahli geopolitik, dari Global Future Institute, Jakarta menawarkan saya untuk jadi penulis tamu dalam proyek baru lembaganya, menerbitkan sebuah buku berjudul, "Neokolonialisme AS di Asia: Perspektif Indonesia".
Saya kebagian membedah tentang Geopolitik Sumber Daya Alam Asia (membahas dominasi AS terhadap SDA, seperti migas, emas, nikel, tembaga dan lain-lain) melalui instrumen kebijakan negara dan peran MNC Amerika Serikat. Pembahasan juga mencakup dampak ekonomi politiknya bagi negeri-negeri Asia.
Saya jadi teringat Duri, kota kecil yang kaya sumberdaya migas, karenanya saya pernah menulis dua buku, "Duri Tanah Air Baru Amerika" (Duri the New Sonland of America) dan "Chevronomics".
Lalu, apa hubungannya dengan baliho politik judul tulisan ini?
Sewaktu jalan melihat dinamika politik di kabupaten Sragen dari dekat, saya dikagetkan dengan iklan baliho bakal calon Gubernur Jawa Tengah Pak Ahmad Luthfi, mantan Kapolda Jateng, berbunyi "628 Sumur Cadangan Migas Untuk Dikelola BUMDes". Kekayaan Desa untuk Kesejahteraan Orang Desa.
Bagaimana dengan para bakal calon kepala daerah di Riau, apakah berani menawarkan ribuan sumur tua yang dulu dibawah Chevron, dan kini dikelola PHR sebagai program unggulannya?
Riau, bawah minyak, atas minyak. Siapa yang berani pasang badan, seperti baliho Ahmad Luthfi di Jawa Tengah?
Jika tak ada, berarti ada yang salah dengan isi kepala, para calon kepala (daerah) kita.
Solo, 14 Agustus 2024