Trilogi Revolusi di Konstitusikopi
Agung Marsudi
Duri Institute
HARI ini pengembaraan saya di Jakarta, sampai di halte integrasi Tebet, dekat stasiun kereta api. Jalan sedikit ke arah timur, saya menemukan cafe ikonik, bernama Konstitusikopi. Mumpung belum jam sibuk, karena saya sedang gandrung diskusi seputar gerakan kembali ke UUD 1945 asli, jadilah saya ngopi di Konstitusikopi.
Saya ditemani buku baru Sri Bintang Pamungkas (SBP), Trilogi Revolusi, Indonesia Pasca Jokowi.
Sambil menikmati segelas perdata kopi, saya juga menuntaskan membaca booklet warna merah berisi 5 proposal kenegaraan DPD RI untuk mengembalikan sistem bernegara sesuai rumusan pendiri bangsa dengan penyempurnaan dan penguatan.
Dua informasi menarik tentang konstitusi. Membaca buku Sri Bintang, mengingatkan kiprah si bintang, yang memang bintang di jamannya. Masih segar dalam ingatan ketika, 25 tahun yang lalu, peristiwa "Dresden" Jerman menjadi pemantik, memicu konflik politik di tanah air, yang kemudian berujung reformasi.
Lima proposal kenegaraan DPD RI mengingatkan nama LaNyala yang mulai menyala(k). Duo jempol untuknya. Meski sudah sebulan, setelah pernyataan maklumat Dewan Presidium Konstitusi, kini perjuangan kembali ke UUD 1945 asli mulai diterbangkan angin politik dan suksesi 2024.
Untuk mempertegas, jalan kebangsaan, mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat memang berat, tapi bukan tidak mungkin. Tahun politik 2024 justru menjadi momentum nasional untuk menumbuhkan kesadaran rakyat bahwa amandemen UUD 1945 tidak hanya telah mengkhianati cita-cita proklamasi, tapi juga telah membelokkan sejarah perjuangan bangsa.
Jakarta, 28 Desember 2023