Makan Bersama di Meja Mata Najwa
Oleh Agung Marsudi
DAN gayungpun bersambut, setelah presiden dan para calon presiden makan bersama di istana. Kini giliran Mata Najwa mengundang 3 orang politisi untuk makan bersama di mejanya. Disorot kamera, ditonton siapa saja.
Adian Napitupulu (PDIP), meracau mulai mengaku tak mengenal Jokowi, Gus Choi (Nasdem), pun fasih berkicau, dan Fahri Hamzah (Gelora) berdendang, tapi gelisah. Katanya, ini debat antara pendukung dan penikmat. Jokowi telah "berubah". Berubah jadi apa? Untuk siapa?
Lalu, saya coba cari catatan lama tentang makan di istana, potongan puisi jakarta error, dan ketemu di antara tumpukan 9 majalah Tempo edisi terakhir.
Jangan mudah terharu, dengan jamuan meja makan, meski semua sudah bisa tertawa. Bersantap, aneka rasa di istana, pengusaha, ulama, pelawak, pimpinan awak media, dan para mahasiswa
Apa kita tidak bosan disuguhi menu makan setiap hari, makan waktu, makan uang, makan teman, makan korban, makan tempat, makan pikiran, makan tenaga, makan gaji buta
Rakyat jangan mudah terpesona, apalagi meneteskan airmata
Ini hanya rayuan, seni mengolah perasaan. Menang tanpa ada yang merasa dikalahkan. Padahal, politik jalan tengah, sering menipu sejarah
Karena kemanusiaan dan uang, sudah lebih dahulu melompat ke luar jendela istana. Yang tersisa hanya, daftar hadir, jejak digital, kertas-kertas berita acara dan notulen main mata
"Mata Najwa, mata-mata siapa?"
Solo, 4 November 2023