Belajar Kungfu Ibu Mega Seri Ketagihan Kekuasaan
Agung Marsudi
Duri Institute
SOLO pagi ini cerah. Langit masih membiru. Baru tahu kalau mulai ada agenda, "Sabtu biru langit ceria".
Sambil menunggu mbak Legiyem buat kopi klothok Kintamani, saya denger dulu ceramah mbak Mega:
"Saya nih berpolitik 30 tahun, udah gitu ngikut seorang presiden yang pendiri bangsa ini loh diajari politik loh. Kalau orang ngomong gini, kamu ngomong gini. Kalau orang apa nohok kamu gini, hah kamu elus. Nah kalau orang.
Saya punya ilmu, saya bilang nih Kungfu Ibu Mega. Nah itu boleh ditulis opo, kan sekarang itu opo, mukul ngerangkul. Nanti mau tahu akibat mukul dulu. Kalau gak ada reaksi cekek. Saya bilang tulis Kungfu Ibu Mega".
Dengar ceramah-ceramah Bu Mega, makin ke sini, makin asik, menggelitik. Sindirannya sering menyasar ke segala penjuru mata angin. Termasuk ilmu Kungfu Ibu Mega, disingkat KIM ini.
Jurus, "rangkul cekek". Jadi, ingat jurus "Mithing" yang ditawarkan pak Panglima beberapa saat yang lalu. Apa relevansinya kungfu ibu Mega ini dengan situasi nasional terkini, di tengah manuver politik yang makin seru.
Mulai menumpuk kosa-kata, seperti pengkhianatan, drama, curang, palsu, dinasti, HAM. Politik suka-benci, puja dan puji, berujung caci-maki. Reformasi membuat banyak orang mabuk jabatan. Ketagihan kekuasaan sebaiknya segera dihentikan.
Indonesia bangsa besar. Jati diri bangsa tak bisa dimonetisasi dengan koalisi zombi. Jika pundak para elit tak kuat menahan beban 'tersangka'. Lalu Ketua KPK pun juga 'tersangka'. Mau lari ke mana?
Jangan lupa, jurus "rangkul cekek" dari nenek!
Solo, 25 November 2023