NUSANTARAEXPRESS, JAKARTA - Ditemui awak media, Nabil M. Salim Ketua Umum HIKMU dan Ibu Anita Gathmir sebagai Pemilik Tenun Puta Dino Kayangan mengatakan bahwa Ia fokus di kain tenun, "Saya sebenarnya fokusnya adalah usaha kain tenun di Maluku Utara Tidore kita selama ini kain tenun sebetulnya sudah hilang tradisi kain tenun di Maluku Utara dan kami anak-anak di Tidore, Maluku Utara berusaha mencari dan kemudian mendapatkan foto sketsa kain berwarna hitam putih akhirnya kita betul-betul mulai dari nol berdasarkan foto hitam putih tadi, Jadi betul-betul ini kami buat dari nol setelah 100 tahun hilang dan untuk pengerjaan kain tenun ini sekitar 2 bulan dan karena usaha kain tenun ini bersifat tradisional dengan 2 warna yakni alami dan sintetis.
Ibu Anita Gathmir melanjutkan.
"Untuk di sektor UMKM industri kain tenun Tidore ini didukung sekali oleh Bank Indonesia (BI) sampai saat ini dan juga masyarakat Maluku Utara (Tidore)" dan HIKMU. Adapun penjualan baik secara online maupun offline dan di Tidore itu kita dibuatkan rumah tenun oleh BI dan sudah berkembang dari tadinya hanya rumah tenun hingga saat ini juga sudah menjadi tempat wisata belajar bagi warga masyarakat sekitar Tidore secara gratis.
"Jadi dari awal 2017," lanjutnya," kita betul-betul dibantu oleh BI untuk setiap pelatihan menenun yang kita adakan tiap tahun hingga rumah yang didirikan oleh BI serta dikasih alat diberikan kesempatan untuk kita jual ekspor keluar hingga fashion show ke Afrika Selatan dan ke Paris, itu semua didukung penuh oleh BI," lanjutnya.
Anitha Gathmir bersyukur bahwa Besok dirinya dipilih sebagai pembicara pada Acara Anugerah Kebudayaan Indonesia di Hotel Sahid,” katanya dengan ramah.
Puncaknya Ia mengungkapkan harapannya, Sebetulnya harapan saya agar tenun Tidore ini tidak akan hilang lagi dan sekarang saya ciptain alat tenun dari bambu, jadi kemarin kita ke Jepang, kita ngajarin orang Indonesia di Jepang untuk menenun itu program menenun di Jepang mulai hilang dan agar orang kita tidak kehilangan karena budaya tenun Tidore itu sudah mulai hilang, karena kata orang takutnya susah cara membuat tenun Tidore dan sebagainya, nah saya ciptain alat tenun tungkir yang bisa dimasukin pola kertas jadi lebih mudah untuk membuat tenun kain Tidore karena kita juga ngajarin di Jepang sampai perca kain terkecil kita potong-potong dijadikan tenun lagi jadi ada teknik dimana perca paling kecil kita tumpuk lagi seperti kain kasa lalu dijadikan kain lagi jadi kita berusaha zero (nol) sampah. Terima kasih," tuturnya.
Sementar itu, Ketua Umum Himpunan Keluarga Maluku Utara (HIKMU), Nabil M. Salim, mengatakan agar Tenun Puta Dino Kayangan dapat dikenal masyarakat luas.
“Dengan event Indonesia Internasional Modest Fashion Festival membuat Tenun Puta Dino Kayangan lebih banyak dikenal masyarakat Indonesia khususnya Maluku Utara,” ujarnya.
Nabil M. Salim juga “Berharap agar keluarga Maluku Utara bisa mendorong untuk kemajuan Tenun Puta Dino Kayangan dengan berpartisipasi dalam mempromosikan tenun Tidore tersebut,” bebernya. [JNI]