Keputusan
Pimpinan Karena Suka dan Tidak Suka Membuat Perusahaan Ambruk
Oleh Mislam Samasi, S.H.
Dalam dunia bisnis yang penuh tantangan, peran seorang
pimpinan sangat vital. Seorang pimpinan bertanggung jawab atas mengarahkan
perusahaan menuju tujuan-tujuan strategisnya, membuat keputusan yang berdampak
besar, dan mempengaruhi budaya organisasi. Salah satu tantangan utama yang
dihadapi oleh para pemimpin adalah kemampuan untuk membuat keputusan yang adil
dan bijaksana, terlepas dari preferensi pribadi. Sayangnya, ada kasus di mana
keputusan pimpinan didasarkan pada suka dan tidak suka pribadi mereka, dan ini
dapat menjadi resep kehancuran bagi perusahaan.
Kebijakan yang Disukai vs. Tidak Disukai
Dalam setiap organisasi, terdapat kebijakan, peraturan, dan
keputusan yang mungkin akan diterima dengan baik oleh karyawan dan ada juga
yang akan menimbulkan ketidakpuasan. Kebijakan yang disukai oleh karyawan
seringkali mencakup hal-hal seperti insentif finansial, fleksibilitas kerja,
dan penghargaan terhadap kontribusi mereka. Di sisi lain, kebijakan yang tidak
disukai seringkali berkaitan dengan perubahan tugas yang tidak diinginkan,
pembatasan yang dianggap berlebihan, atau kebijakan yang dianggap tidak adil.
Pentingnya seorang pimpinan adalah mampu menemukan
keseimbangan yang baik antara kebijakan yang disukai dan tidak disukai. Ini
bukanlah tugas yang mudah, tetapi merupakan suatu hal yang harus
diprioritaskan. Ketika kebijakan dibuat hanya berdasarkan preferensi pribadi,
perusahaan bisa menuju ke jurang kehancuran.
Dampak Keputusan Berdasarkan Suka dan Tidak Suka
Ketika seorang pimpinan membuat keputusan hanya berdasarkan
apa yang mereka sukai atau tidak sukai, berbagai dampak negatif dapat terjadi:
Kehilangan Karyawan Berharga: Karyawan yang merasa bahwa
kebijakan dan keputusan didasarkan pada preferensi pribadi pimpinan mungkin
kehilangan motivasi dan rasa memiliki terhadap perusahaan. Ini dapat
mengakibatkan perusahaan kehilangan bakat dan keahlian yang berharga.
Ketidakpuasan Karyawan: Karyawan yang merasa bahwa keputusan
yang diambil tidak adil atau merugikan mereka akan menjadi tidak puas. Hal ini
dapat mengganggu produktivitas, kerja sama tim, dan kebahagiaan di tempat
kerja.
Konflik Internal: Keputusan yang didasarkan pada suka dan
tidak suka pribadi dapat menciptakan konflik internal dan ketegangan di antara
karyawan. Hal ini dapat mengganggu hubungan antar karyawan dan menghambat
kemajuan proyek dan inisiatif.
Reputasi Buruk: Jika karyawan merasa bahwa perusahaan tidak
memperlakukan mereka secara adil dan hanya memprioritaskan preferensi pimpinan,
citra perusahaan dapat tercoreng. Ini dapat memengaruhi kemampuan perusahaan
untuk menarik bakat baru dan menjaga klien dan pelanggan setia.
Menghindari Keputusan Berdasarkan Suka dan Tidak Suka
Untuk menghindari keputusan berdasarkan suka dan tidak suka,
pimpinan harus:
Berpikir Strategis: Keputusan harus selalu dipertimbangkan
dalam konteks strategi bisnis dan tujuan jangka panjang perusahaan.
Dengarkan Karyawan: Mendengarkan masukan dan keprihatinan
karyawan adalah kunci. Membuka saluran komunikasi yang baik dan memahami
perspektif karyawan dapat membantu pimpinan membuat keputusan yang lebih baik.
Transparansi dan Keadilan: Keputusan harus didasarkan pada
prinsip-prinsip keadilan dan transparansi. Karyawan harus tahu alasan di balik
kebijakan dan keputusan yang diambil.
Evaluasi dan Perbaikan Terus-Menerus: Kebijakan dan
keputusan harus selalu dievaluasi dan disesuaikan sesuai dengan perkembangan
organisasi dan kebutuhan karyawan.
Dalam dunia bisnis yang kompetitif dan cepat berubah,
keputusan berdasarkan suka dan tidak suka adalah risiko yang harus dihindari.
Sebuah perusahaan yang ingin tumbuh dan berkembang harus memiliki pimpinan yang
mampu membuat keputusan berdasarkan pertimbangan yang obyektif, transparan, dan
berdasarkan kepentingan perusahaan dan karyawan. Dengan cara ini, perusahaan
dapat meminimalkan risiko masa depan yang tidak diinginkan dan tetap sukses
dalam jangka panjang.
Riau, 18 Oktober 2023