Dampak Buruk Berbuat Licik, Benarkah ada Efek Samping?
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Dampak Buruk Berbuat Licik, Benarkah ada Efek Samping?

الأربعاء، 14 يونيو 2023,



Dampak Buruk Berbuat Licik, Benarkah ada Efek Samping?

Oleh Mislam Samasi, S.H.

 

Berbuat licik adalah tindakan yang tidak jujur dan curang, dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi tanpa memedulikan etika atau kepentingan orang lain. Meskipun dalam beberapa kasus mungkin tampak menguntungkan secara segera, berbuat licik sebenarnya dapat memiliki dampak buruk jangka panjang yang signifikan, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan.

 

Salah satu dampak buruk utama dari berbuat licik adalah hilangnya kepercayaan. Ketika seseorang terbukti berbuat licik atau curang, orang-orang di sekitarnya akan kehilangan kepercayaan pada individu tersebut. Kepercayaan adalah pondasi penting dalam hubungan interpersonal, baik itu dalam lingkungan pribadi, profesional, atau sosial. Ketika kepercayaan hilang, hubungan dan kolaborasi yang baik akan sulit terwujud. Orang yang sering berbuat licik mungkin akan sulit membangun hubungan yang tulus dan mendalam dengan orang lain, karena reputasinya telah tercemar.

 

Selain itu, berbuat licik juga dapat merugikan individu secara pribadi. Meskipun dalam beberapa kasus, berbuat licik mungkin memberikan keuntungan singkat, namun dalam jangka panjang, individu tersebut akan menghadapi konsekuensi yang merugikan. Orang-orang di sekitarnya mungkin akan menghindari kerjasama atau kolaborasi dengan mereka, sehingga peluang dan potensi pengembangan karier atau usaha dapat terbatas. Dalam beberapa kasus, orang yang terbukti berbuat licik bahkan dapat menghadapi konsekuensi hukum, yang dapat merusak reputasi mereka dan menghancurkan kehidupan pribadi dan profesional mereka.

 

Dari perspektif masyarakat, dampak buruk berbuat licik dapat mengganggu stabilitas dan kohesi sosial. Ketika tindakan licik menjadi norma dalam suatu komunitas, hal ini dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan tidak harmonis. Ketidakjujuran dan ketidakadilan merusak kepercayaan dan menghambat perkembangan masyarakat. Selain itu, budaya yang mendorong berbuat licik juga dapat menciptakan ketidakamanan dan ketidakstabilan, karena orang-orang tidak merasa aman atau dihormati.

 

Dalam dunia bisnis dan politik, berbuat licik juga dapat memiliki dampak yang merugikan secara luas. Ketika praktik-praktik licik merajalela, hal ini dapat menciptakan ketidakadilan dalam persaingan yang sehat dan mengganggu integritas sistem yang ada. Perusahaan atau individu yang berupaya mencapai keberhasilan melalui tindakan licik sering kali mengorbankan etika dan nilai-nilai yang penting, sehingga menciptakan ketidakseimbangan dan kerugian bagi banyak pihak.

 

Dalam kesimpulannya, berbuat licik tidak hanya memiliki efek samping negatif pada individu yang melakukannya, tetapi juga pada hubungan interpersonal, stabilitas sosial, dan integritas sistem yang ada. Kepercayaan yang hilang, kerugian pribadi, ketidakstabilan sosial, dan ketidakadilan dalam persaingan adalah beberapa contoh dampak buruk yang bisa timbul dari tindakan licik. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa integritas, kejujuran, dan etika adalah nilai-nilai penting yang harus dikedepankan dalam interaksi kita dengan orang lain.

 

***

 

Dalam dunia bisnis, berbuat licik atau curang dapat memiliki dampak yang merusak dan merugikan baik bagi individu maupun perusahaan secara keseluruhan. Tindakan licik di tempat kerja tidak hanya melanggar etika, tetapi juga dapat menghancurkan kepercayaan, menghambat produktivitas, dan merusak reputasi perusahaan.

 

Salah satu dampak utama dari berbuat licik di perusahaan adalah kerusakan kepercayaan. Kepercayaan adalah komponen kunci dalam hubungan kerja yang sehat dan produktif. Ketika seorang karyawan terbukti berbuat licik atau curang, kepercayaan rekan kerja dan atasan terhadapnya akan hilang. Hal ini menciptakan lingkungan yang dipenuhi dengan kecurigaan, ketidakpastian, dan ketidakmampuan untuk bekerja sama dengan baik. Kepercayaan yang rusak dapat mempengaruhi kolaborasi tim, hubungan antardepartemen, dan kualitas kerja secara keseluruhan.

 

Selain itu, berbuat licik di perusahaan juga dapat menyebabkan konflik dan ketegangan antara karyawan. Tindakan licik sering kali memicu perselisihan antara individu yang terlibat, yang dapat mengganggu harmoni tim dan mengganggu produktivitas. Konflik internal yang disebabkan oleh berbuat licik dapat menyita waktu, energi, dan sumber daya perusahaan yang berharga, mengurangi fokus pada tujuan dan pencapaian yang sebenarnya.

 

Dampak negatif lainnya adalah penurunan produktivitas. Ketika individu berbuat licik, mereka mungkin menggunakan waktu dan energi untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan curang tersebut. Hal ini dapat mengarah pada pengalihan sumber daya yang seharusnya digunakan untuk bekerja secara produktif. Selain itu, ketika kepercayaan dan kolaborasi yang sehat rusak, karyawan mungkin menjadi kurang termotivasi untuk memberikan yang terbaik dalam pekerjaan mereka. Akibatnya, kinerja dan produktivitas keseluruhan perusahaan dapat terpengaruh negatif.

 

Untuk mencegah dampak buruk dari berbuat licik, perusahaan perlu membangun budaya organisasi yang didasarkan pada integritas dan etika. Hal ini melibatkan penetapan standar tinggi terkait perilaku yang diharapkan dari seluruh karyawan, penerapan kebijakan ANTI-KORUPSI dan ANTI-LICIK, serta memberikan pelatihan dan pendidikan yang mempromosikan nilai-nilai etika dalam lingkungan kerja.

 

Berbuat licik di perusahaan memiliki dampak yang merugikan. Kerusakan kepercayaan, konflik, penurunan produktivitas. Bahkan bisa menyebabkan bubarnya perusahaan. Ada beberapa kasus hingga menyebabkan kegelisahan tingkat tinggi dan bahkan sampai berakhir tragis di Rumah Sakit Jiwa (RSJ)

 

 

Riau, 14 Juni 2023

TerPopuler