Dampak
Buruk Berbuat Licik, Benarkah ada Efek Samping?
Oleh Mislam Samasi, S.H.
Berbuat licik adalah tindakan yang tidak jujur dan curang,
dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi tanpa memedulikan etika
atau kepentingan orang lain. Meskipun dalam beberapa kasus mungkin tampak
menguntungkan secara segera, berbuat licik sebenarnya dapat memiliki dampak
buruk jangka panjang yang signifikan, baik bagi individu maupun masyarakat
secara keseluruhan.
Salah satu dampak buruk utama dari berbuat licik adalah
hilangnya kepercayaan. Ketika seseorang terbukti berbuat licik atau curang,
orang-orang di sekitarnya akan kehilangan kepercayaan pada individu tersebut.
Kepercayaan adalah pondasi penting dalam hubungan interpersonal, baik itu dalam
lingkungan pribadi, profesional, atau sosial. Ketika kepercayaan hilang,
hubungan dan kolaborasi yang baik akan sulit terwujud. Orang yang sering
berbuat licik mungkin akan sulit membangun hubungan yang tulus dan mendalam
dengan orang lain, karena reputasinya telah tercemar.
Selain itu, berbuat licik juga dapat merugikan individu
secara pribadi. Meskipun dalam beberapa kasus, berbuat licik mungkin memberikan
keuntungan singkat, namun dalam jangka panjang, individu tersebut akan
menghadapi konsekuensi yang merugikan. Orang-orang di sekitarnya mungkin akan
menghindari kerjasama atau kolaborasi dengan mereka, sehingga peluang dan
potensi pengembangan karier atau usaha dapat terbatas. Dalam beberapa kasus,
orang yang terbukti berbuat licik bahkan dapat menghadapi konsekuensi hukum,
yang dapat merusak reputasi mereka dan menghancurkan kehidupan pribadi dan
profesional mereka.
Dari perspektif masyarakat, dampak buruk berbuat licik dapat
mengganggu stabilitas dan kohesi sosial. Ketika tindakan licik menjadi norma
dalam suatu komunitas, hal ini dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat
dan tidak harmonis. Ketidakjujuran dan ketidakadilan merusak kepercayaan dan
menghambat perkembangan masyarakat. Selain itu, budaya yang mendorong berbuat
licik juga dapat menciptakan ketidakamanan dan ketidakstabilan, karena
orang-orang tidak merasa aman atau dihormati.
Dalam dunia bisnis dan politik, berbuat licik juga dapat
memiliki dampak yang merugikan secara luas. Ketika praktik-praktik licik
merajalela, hal ini dapat menciptakan ketidakadilan dalam persaingan yang sehat
dan mengganggu integritas sistem yang ada. Perusahaan atau individu yang
berupaya mencapai keberhasilan melalui tindakan licik sering kali mengorbankan
etika dan nilai-nilai yang penting, sehingga menciptakan ketidakseimbangan dan
kerugian bagi banyak pihak.
Dalam kesimpulannya, berbuat licik tidak hanya memiliki efek
samping negatif pada individu yang melakukannya, tetapi juga pada hubungan
interpersonal, stabilitas sosial, dan integritas sistem yang ada. Kepercayaan
yang hilang, kerugian pribadi, ketidakstabilan sosial, dan ketidakadilan dalam
persaingan adalah beberapa contoh dampak buruk yang bisa timbul dari tindakan
licik. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa integritas, kejujuran, dan
etika adalah nilai-nilai penting yang harus dikedepankan dalam interaksi kita
dengan orang lain.
***
Dalam dunia bisnis, berbuat licik atau curang dapat memiliki
dampak yang merusak dan merugikan baik bagi individu maupun perusahaan secara
keseluruhan. Tindakan licik di tempat kerja tidak hanya melanggar etika, tetapi
juga dapat menghancurkan kepercayaan, menghambat produktivitas, dan merusak
reputasi perusahaan.
Salah satu dampak utama dari berbuat licik di perusahaan
adalah kerusakan kepercayaan. Kepercayaan adalah komponen kunci dalam hubungan
kerja yang sehat dan produktif. Ketika seorang karyawan terbukti berbuat licik
atau curang, kepercayaan rekan kerja dan atasan terhadapnya akan hilang. Hal
ini menciptakan lingkungan yang dipenuhi dengan kecurigaan, ketidakpastian, dan
ketidakmampuan untuk bekerja sama dengan baik. Kepercayaan yang rusak dapat
mempengaruhi kolaborasi tim, hubungan antardepartemen, dan kualitas kerja
secara keseluruhan.
Selain itu, berbuat licik di perusahaan juga dapat
menyebabkan konflik dan ketegangan antara karyawan. Tindakan licik sering kali
memicu perselisihan antara individu yang terlibat, yang dapat mengganggu
harmoni tim dan mengganggu produktivitas. Konflik internal yang disebabkan oleh
berbuat licik dapat menyita waktu, energi, dan sumber daya perusahaan yang
berharga, mengurangi fokus pada tujuan dan pencapaian yang sebenarnya.
Dampak negatif lainnya adalah penurunan produktivitas.
Ketika individu berbuat licik, mereka mungkin menggunakan waktu dan energi
untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan curang tersebut. Hal ini dapat
mengarah pada pengalihan sumber daya yang seharusnya digunakan untuk bekerja
secara produktif. Selain itu, ketika kepercayaan dan kolaborasi yang sehat
rusak, karyawan mungkin menjadi kurang termotivasi untuk memberikan yang
terbaik dalam pekerjaan mereka. Akibatnya, kinerja dan produktivitas
keseluruhan perusahaan dapat terpengaruh negatif.
Untuk mencegah dampak buruk dari berbuat licik, perusahaan
perlu membangun budaya organisasi yang didasarkan pada integritas dan etika.
Hal ini melibatkan penetapan standar tinggi terkait perilaku yang diharapkan
dari seluruh karyawan, penerapan kebijakan ANTI-KORUPSI dan ANTI-LICIK,
serta memberikan pelatihan dan pendidikan yang mempromosikan nilai-nilai etika
dalam lingkungan kerja.
Berbuat licik di perusahaan memiliki dampak yang merugikan.
Kerusakan kepercayaan, konflik, penurunan produktivitas. Bahkan bisa menyebabkan
bubarnya perusahaan. Ada beberapa kasus hingga menyebabkan kegelisahan tingkat tinggi dan bahkan sampai berakhir tragis di Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
Riau, 14 Juni 2023