ABSTRAK
Lina PDW, 2022 : MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
PADA MATERI BIOTEKNOLOGI DI KELAS IX C SMP NEGERI 2 TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2021/2022
Kata kunci : Model, Problem Based Learning (PBL),
belajar
Penelitian
ini bertitik tolak dari rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur. Dari 26
siswa di kelas IX C
65,38% siswa tidak tuntas dalam pembelajaran. Proses
pembelajaran yang masih menggunakan model yang monoton mengakibatkan siswa
kurang bergairah dalam belajar sehingga menghasilkan nilai yang tidak
memuaskan. Berdasarkan hal di atas maka penulis melakukan penelitian tindakan
kelas untuk mencoba menemukan solusi dari permasalahan dalam proses
pembelajaran di kelas dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Dengan
menggunakan model tersebut diharapkan hasil belajar siswa
dapat meningkat. Setelah melaksanakan
penelitian tindakan di kelas IX C SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang
dilakukan sebanyak dua siklus penelitian dan langkah-langkah persiapan yang
telah direncanakan untuk pelaksanaan penelitian berjalan sesuai dengan rencana,
dari mulai pembuatan rencana penelitian sampai pembuatan instrumen yaitu lembar
soal test siswa hingga pelaksanaan penelitian dan memunculkan
hasil penelitian. Tingkat
pemahaman siswa tentang materi Bioteknologi setelah pembelajaran menggunakan
model Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkat. Ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pada siklus 1 jumlah
siswa tuntas dalam belajar 57,69% dan pada
siklus 2 80,77% dibandingkan dengan hasil test
pada studi awal siswa yang tuntas dalam belajar hanya 34,62%. Pelaksanaan
pembelajaran menggunakan model Problem
Based Learning (PBL) berjalan sesuai dengan rencana dan terjadi
peningkatan hasil belajar siswa kelas IX C pada materi
Bioteknologi di SMP Negeri 2
Tanjung Jabung Timur.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar merupakan interaksi dinamis
antara faktor-faktor pendukung pembelajaran,
khususnya yang berkaitan dengan pembentukan karakter dan peningkatan
intelektual peserta didik sesuai tuntutan kurikulum saat ini. Guru harus dapat
mengintegrasikan semua faktor tersebut sehingga diperoleh hasil pembelajaran
yang baik. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru juga diharapkan dapat
memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
intelektual dan bermakna bagi diri peserta didik.
Pembelajaran merupakan proses hubungan antara beberapa komponen yaitu
siswa, guru, dan bahan ajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan
pembelajaran. Sehingga terjadi interaksi yang mengakibatkan siswa mendapatkan
pengetahuan yang belum pernah diketahui atau pengetahuan dasar siswa yang
berkembang. Tujuan pembelajaran adalah hasil yang dapat dicapai siswa dalam
mengikuti pelajaran, seperti sikap, keterampilan, serta pemahaman konsep yang
semakin mendalam dan bermanfaat.
Mengajar adalah bukan suatu kegiatan yang statis, tetapi merupakan
interaksi dinamis antara kondisi sosial, tujuan pengembangan berpikir,
teori-teori belajar, dan teknologi pendukung terutama dengan aspek personal dan
intelektual siswa. Guru harus bisa mengintegrasikan semua faktor tersebut
sehingga diperoleh hasil pembelajaran sebaik mungkin, artinya bahwa model
pembelajaran yang diterapkan oleh guru dapat memberikan peluang kepada siswa
untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya dan bermakna bagi diri siswa.
Cara mengajar atau lebih dikenal dengan model pembelajaran menyangkut
pada permasalahan kegiatan fisik apa yang harus diberikan kepada siswa sehingga
kemampuan intelektualnya dapat berkembang, dan belajar dapat berjalan secara
efisien serta bermakna (Mulyati Arifin,
2000:118).
Berdasarkan perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kehidupan masyarakat berubah menjadi sangat kompleks, serta semakin maju pesat.
Sekarang ini kita dapati sekolah-sekolah formal, di samping pendidikan dalam
keluarga, yang isi maupun cara pelaksanaan pendidikannya sudah jauh berbeda.
Terlebih pada saat ini, kita hidup dalam perubahan-perubahan yang sangat cepat
dan secara radikal berkenaan dengan dunia pendidikan, baik mengenai isi, cara
pelaksanaan ataupun penyelenggaraan. Pendidikan dewasa ini harus dilaksanakan
dengan teratur dan sistematis, agar mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
4 ayat 3 menyebutkan bahwa, pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Implikasi
dari konsep pendidikan sepanjang hayat telah mengubah paradigma pendidikan,
bahwa tidak ada istilah terlambat, terlalu tua, ataupun terlalu dini untuk
belajar, sebab pengalaman belajar tidak pernah berhenti selama manusia itu
sadar dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Pentingnya pendidikan menuntut pemerintah dan guru lebih kerja ekstra
dalam mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran maupun kurikulum guna
meningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum
2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu
saja dari guru ke siswa, karena siswa adalah subjek yang memiliki kemampuan
untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkontruksi, dan menggunakan
pengetahuan.
Pemberlakuan kurikulum 2013 ditujukan
untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif, inovatif, kreatif,
kolaboratif serta berkarakter. Sehingga pendidikan bukan hanya dilakukan
untuk mengembangkan pengetahuan
berdasarkan subjek inti pembelajaran melainkan juga harus diorientasikan agar
siswa memiliki kemampuan kreatif, kritis, komunikatif sekaligus berkarakter.
Sehingga peranan Guru tidak hanya sebatas pengajar, tetapi dapat juga harus
mampu menemukan metode dan teknik yang dapat mendukung perannya tersebut supaya
kegiatan pembelajaran dapat diselenggarakan dengan efektif, efisien dan sesuai
dengan tuntutan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ada di dalam
kurikulum.
Siswa pada umumnya memiliki ketertarikan pada sesuatu yang baru. Pola
pikir siswa yang cendrung polos lebih menyukai sesuatu yang menyenangkan.
Tetapi pada kenyataanya proses pembelajaran yang hakikatnya memberi sesuatu
yang baru menjadi sesuatu yang sangat membosankan. Terlebih pada pelajaran ilmu pasti seperti Matematika dan
IPA. Mata pelajaran IPA selalu menjadi sesuatu yang menakutkan bagi siswa.
Sehingga siswa kurang berminat dan cendrung pasif pada proses pembelajaran.
Oleh karena itu, guru IPA dituntut untuk lebih aktif mencari cara agar siswa
lebih berminat untuk mengikuti proses pembelajaran IPA sehingga dapat
memperoleh hasil yang diharapkan.
Dalam kegiatan pembelajaran IPA
sehari-hari, penulis melihat bagaimana peran aktif, minat, dan motivasi belajar
siswa masih sangat rendah sehingga hasil belajar yang diperolehpun sangat
rendah. Siswa kurang bergairah dalam belajar. Hal ini disebabkan oleh model
yang kurang menarik dan cendrung monoton seperti ceramah yang membuat siswa
bosan, mengantuk, dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Karena itu guru
dituntut untuk lebih kreatif dalam menggunakan model yang lebih variarif.
Sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam pembelajaranpun sudah terbilang mencukupi untuk menunjang proses
pembelajaran. Tetapi pada kenyataannya guru kurang bisa memaksimalkan
pemanfaatan fasilitas yang ada dikarenakan masih sering menggunakan Model
konvensional seperti ceramah. Dari keadaan yang ada, diperlukan variasi dalam
menggunakan model-model yang lebih menarik.
Materi pelajaran yang berbeda-beda menuntut adanya variasi pembelajaran.
Model pembelajaran yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan
dan sebaliknya model pembelajaran yag kurang tepat akan membuat siswa kurang
termotivasi dan dampak selanjutnya bagi siswa adalah menurunnya prestasi
belajar.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik
untuk mencoba menerapkan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas pada
materi Bioteknologi di Kelas IX C SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur. Adapun alasan, mengapa peneliti memandang perlu
dilaksanakannya penelitian tindakan kelas
ini, yaitu ketuntasan hasil belajar siswa kelas IX C SMP Negeri 2 Tanjung Jabung
Timur secara klasikal pada mata pelajaran IPA untuk Materi Sistem Peredaran
Darah manusia masih kurang dari 75%.
Rendahnya pencapaian nilai
ketuntasan siswa tersebut diduga disebabkan beberapa hal, yaitu : (1) kurangnya minat belajar
siswa, terutama minat untuk membaca materi. (2) kurangnya
motivasi belajar siswa. (3) model pembelajaran yang
digunakan oleh guru kurang
memotivasi siswa untuk
terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran. Model
pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru yaitu ceramah dan diskusi secara klasikal. (4) kurangnya aktivitas belajar siswa
selama proses belajar-mengajar berlangsung. Salah satu langkah yang dapat dipilih untuk mengatasi masalah tersebut
yaitu dengan memvariasikan model, metode dan
strategi pembelajaran yang diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyusun Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
sesuai dengan
Model Pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL) atau dalam
bahasa Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang akan diterapkan dalam pelaksanaan penelitian dalam siklus 1 dan siklus 2. Diharapkan dengan
pembelajaran tersebut siswa mampu
menguasai materi yang
dipelajari, sehingga hasil
belajar siswa dapat ditingkatkan. Untuk itu, peneliti
melakukan penelitian tindakan kelas yang mengangkat permasalahan
tersebut dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BIOTEKNOLOGI DI KELAS IX C SMP NEGERI 2 TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN
2021/2022”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
hasil belajar IPA
siswa kelas IX C pada materi
Bioteknologi di SMP Negeri
2 Tanjung Jabung Timur?”
Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar IPA
siswa kelas IX C
pada materi Bioteknologi di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.
Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian :
a.
Bagi siswa
1)
Dengan adanya penelitian ini siswa mampu
lebih kreatif dan memahami materi
Bioteknologi dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) serta lebih semangat dalam proses
pembelajaran di kelas khususnya mata pelajaran IPA.
2)
Siswa
lebih tertarik pada pelajaran IPA.
b.
Bagi guru
1)
Dengan adanya penelitian ini guru menjadi
lebih mudah menyampaikan materi Bioteknologi
dengan menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) dan memotivasi diri untuk menggunakan media pembelajaran yang lebih bervariasi.
2)
Meningkatkan
profesionalitas guru dalam proses pembelajaran.
c.
Bagi sekolah
Hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam penyusunan program
sekolah.
1.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang
lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.
Permasalahan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah masalah peningkatan hasil belajar siswa.
2.
Penelitian tindakan kelas ini dikenakan
pada siswa kelas IX C
3.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
di SMP Negeri
2 Tanjung Jabung Timur.
4.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
pada Semester 2 tahun pelajaran 2021/2022.
5.
Penelitian tindakan kelas ini dibatasi
pada materi “Bioteknologi”.
METODE
PENELITIAN
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan
Kelas PTK (Classroom Action Research). Penelitian
tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau
sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan
proses dan praksis pembelajaran. PTK dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki dan/atau
meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan yang pada dasarnya
melekat pada terlaksananya misi professional pendidikan yang diemban oleh guru.
Prinsip pelaksanaan PTK, meliputi empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi.
Menurut Riyanto:2000, PTK yaitu suatu kegaitan
menguji cobakan suatu ide ke
dalam praktik atau situasi nyata dalam
harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar
Subjek Penelitian
Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX C di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang berjumlah 26
orang
Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat
Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini di laksanakan di SMP
Negeri
2 Tanjung Jabung Timur yang beralamat di Jl. Jend Sudirman, Sk. 12 Bandar Jaya, Kec. Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Provinsi Jambi.
b.
Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan selama tiga
bulan pada Semester 2 tahun pelajaran 2021/2022 selama proses belajar mengajar
berlangsung.
Jadwal Penelitian
Tabel 3.1.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No |
Kegiatan |
Bulan |
||||||||||||
Desember |
Januari |
Februari |
||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
2 |
3 |
4 |
||
1. |
Persiapan Penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a.
Identifikasi
Masalah |
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
b.
Diskusi
Penentuan Masalah |
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
c.
Pembuatan
Proposal Kegiatan |
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
d.
Studi
Awal |
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Pelaksanaan Penelitian Siklus I |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a.
Perencanaan
Tindakan |
|
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
b.
Pelaksanaan
Tindakan |
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
c.
Observasi
dan Evaluasi |
|
|
|
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
|
d.
Refleksi |
|
|
|
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
3. |
Pelaksanaan Penelitian Siklus II |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a.
Perencanaan
Tindakan |
|
|
|
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
|
b.
Pelaksanaan
Tindakan |
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
c.
Observasi
dan Evaluasi |
|
|
|
|
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
d.
Refleksi |
|
|
|
|
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
4. |
Pengolahan Data |
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
5. |
Penyusunan Laporan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a.
Penyusunan
Draf Penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
b.
Penyempurnaan
Draf |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
|
|
c.
Finishing |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
Rancangan Penelitian
Penelitian
ini dirancang dalam dua siklus. Masing-masing siklus akan dilaksanakan dalam
dua kali pertemuan. Alokasi waktu setiap siklus adalah empat jam pelajaran.
Tabel 3.2. Rancangan
Siklus
Siklus |
Pertemuan |
Tanggal |
Materi |
I |
1 |
10
Januari 2022 |
Bioteknologi Pangan |
2 |
13
Januari 2022 |
Test siklus 1 |
|
II |
1 |
17 Januari 2022 |
Dampak
Penerapan dan Pengembangan Bioteknologi |
2 |
20 Januari 2022 |
Test siklus 2 |
Deskripsi Persiklus
1.
Siklus
1
a.
Perencanaan tindakan
Perencanaan
dilaksanakan berdasarkan keadaan siswa sebelum penelitian dimulai. Sebelum
melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini
adalah:
·
Penyusunan RPP dengan Model Problem Based Learning (PBL) sesuai
dengan judul PTK.
·
Penyusunan soal untuk test.
·
Memberikan penjelasan pada siswa mengenai
teknik pelaksanaan Model yang akan dilaksanakan.
b.
Pelaksanaan tindakan
Tahap
ini akan dilaksanakan kegiatan yang telah disusun berdasarkan RPP yang dibuat
pada tahap perencanaan.
c.
Pelaksanaan observasi dan evaluasi
Bersamaan
dengan pelaksanaan pembelajaran dilakukan pemantauan proses pembelajaran,
Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan penulis dengan menggunakan lembar
penilaian unjuk kerja yang dilaksanakan selama proses pembelajaran.
d.
Pelaksanaan refleksi
Refleksi
dilakukan dengan memperhatikan hasil percobaan serta evaluasi proses
pembelajaran setelah siklus berakhir untuk menemukan kelebihan dan kekurangan yang terjadi. Selanjutnya mencari
alternatif tindakan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan sehingga dapat
diaplikasikan pada siklus berikutnya.
Siklus 2
Kegiatan pada
siklus 2 pada dasarnya sama dengan siklus 1, hanya saja perencanaan kegiatan
berdasarkan refleksi siklus 1.
Instrumen Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik test yang dilakukan
untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa yang dilaksanakan pada akhir siklus.
Teknik Analisis Data
Hasil
belajar pada aspek kognitif
dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui
ketuntasan belajar siswa. Caranya adalah dengan menganalisis hasil test
formatif dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar.
Pada
setiap siklus, penulis
melakukan tes.
Data yang diperoleh pada test inilah yang akan dianalisis. Hasil test berupa data kuantitatif ketuntasan belajar siswa dengan kriteria ketuntasan
minimal 75
Untuk
memperoleh hasil belajar individu siswa digunakan rumus:
Indikator Keberhasilan
Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini
ditandai dengan adanya perubahan ke arah perbaikan yaitu hasil belajar siswa
meningkat dari kondisi awal ke Siklus 1 dan Siklus 2.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Siklus 1
Hasil
belajar siswa kelas IX C pada studi awal hanya 34,62% siswa tuntas dalam pembelajaran dan
sebanyak 65,38% siswa tidak tuntas dalam pembelajaran. Pada
siklus 1, test yang
dilaksanakan di pertemuan kedua
terjadi peningkatan hasil belajar
yakni sebanyak 57,69% siswa tuntas dan 42,31%
siswa tidak tuntas dalam pembelajaran. Data hasil belajar tertuang dalam tabel berikut:
Table 4.1 Hasil Belajar Siswa Kelas IX C pada Siklus 1
No
|
Nama
Siswa |
Nilai |
Kriteria |
1. |
1 |
55 |
Tidak
Tuntas |
2. |
2 |
50 |
Tidak
Tuntas |
3. |
3 |
90 |
Tuntas
|
4. |
4 |
85 |
Tuntas |
5. |
5 |
35 |
Tidak
Tuntas |
6. |
6 |
75 |
Tuntas
|
7. |
7 |
35 |
Tidak
Tuntas |
8. |
8 |
75 |
Tuntas |
9. |
9 |
73 |
Tuntas |
10. |
10 |
73 |
Tuntas |
11. |
11 |
73 |
Tuntas |
12. |
12 |
50 |
Tidak
Tuntas |
13. |
13 |
75 |
Tuntas |
14. |
14 |
75 |
Tuntas |
15. |
15 |
48 |
Tidak
Tuntas |
16. |
16 |
75 |
Tuntas |
17. |
17 |
35 |
Tidak
Tuntas |
18. |
18 |
33 |
Tidak
Tuntas |
19. |
19 |
13 |
Tidak
Tuntas |
20. |
20 |
90 |
Tuntas |
21. |
21 |
15 |
Tidak
Tuntas |
22. |
22 |
50 |
Tidak
Tuntas |
23. |
23 |
80 |
Tuntas |
24. |
24 |
75 |
Tuntas |
25. |
25 |
75 |
Tuntas |
26. |
26 |
75 |
Tuntas |
JUMLAH NILAI |
1583 |
||
RATA-RATA KELAS |
60,88 |
||
PERSENTASE TUNTAS |
57,69 % |
||
PERSENTASE TIDAK TUNTAS |
42,31% |
Siklus 2
Hasil belajar pada siklus 2
didapatkan dari hasil test dan
terjadi peningkatan hasil belajar
dibandingkan pada siklus 1 yakni sebanyak 80,77% siswa tuntas dalam
pembelajaran. Berikut ini
adalah data hasil belajar siklus 2:
Table 4.2 Hasil Belajar
Siswa Kelas IX C pada Siklus 2
No
|
Nama
Siswa |
Nilai |
Kriteria |
1. |
1 |
75 |
Tuntas |
2. |
2 |
75 |
Tuntas
|
3. |
3 |
93 |
Tuntas
|
4. |
4 |
88 |
Tuntas |
5. |
5 |
58 |
Tidak
Tuntas |
6. |
6 |
75 |
Tuntas
|
7. |
7 |
35 |
Tidak
Tuntas |
8. |
8 |
75 |
Tuntas |
9. |
9 |
75 |
Tuntas |
10. |
10 |
75 |
Tuntas |
11. |
11 |
75 |
Tuntas |
12. |
12 |
50 |
Tidak
Tuntas |
13. |
13 |
78 |
Tuntas |
14. |
14 |
75 |
Tuntas |
15. |
15 |
75 |
Tuntas |
16. |
16 |
75 |
Tuntas |
17. |
17 |
35 |
Tidak
Tuntas |
18. |
18 |
75 |
Tuntas |
19. |
19 |
45 |
Tidak
Tuntas |
20. |
20 |
90 |
Tuntas |
21. |
21 |
75 |
Tuntas |
22. |
22 |
75 |
Tuntas |
23. |
23 |
80 |
Tuntas |
24. |
24 |
75 |
Tuntas |
25. |
25 |
75 |
Tuntas |
26. |
26 |
75 |
Tuntas |
JUMLAH NILAI |
1852 |
||
RATA-RATA KELAS |
71,23 |
||
PERSENTASE TUNTAS |
80,77% |
||
PERSENTASE TIDAK TUNTAS |
19,23% |
Pembahasan
Siklus 1
a.
Pertemuan Pertama
Pertemuan
pertama pada siklus 1 ini dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 10
Januari 2022 mulai pukul 07.30 WIB
sampai 09.30 WIB. Materi yang diajarkan adalah Bioteknologi Pangan. Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang dilaksana pada
pertemuan ini adalah sebagai berikut:
1)
Kegiatan
Awal
Pada
tahap awal pembelajaran penulis menyampaikan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran
sebagai sikap disiplin. Memberitahukan
tentang tujuan pembelajaran, materi, indikator, dan KKM pada pertemuan
yang sedang berlangsung. Mengaitkan
materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
terhadap materi sebelumnya, mengingatkan
kembali materi dengan bertanya.
Kemudian penulis memberitahukan bahwa pembelajaran pada hari ini dan
pertemuan-pertemuan berikutnya akan dilaksanakan menggunakan model PBL
seperti yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
2)
Kegiatan
Inti
Penulis memberikan stimulus berupa
masalah untuk diamati dan disimak siswa melalui kegiatan membaca, mengamati
situasi atau melihat gambar, dan lain-lain. Penulis menyajikan berbagai
permasalahan dalam bentuk teks/cerita, dan tabel berkaitan dengan materi. Siswa
bersama kelompoknya melakukan pengamatan
dari permasalahan yang ada di buku paket berkaitan dengan materi Bioteknologi pangan. Siswa diminta untuk
mengamati Gambar yang di sediakan. Selanjutnya mendiskusikan hasil
pengamatannya dan mencatat fakta-fakta yang ditemukan, serta menjawab pertanyaan
berdasarkan hasil pengamatan yang ada pada buku paket.
Penulis memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan, yang berkaitan dengan
materi/gambar yang terdapat pada buku siswa atau yang disajikan oleh guru dan dijawab melalui kegiatan pembelajaran,
serta mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan terhadap masalah yang
dikaji tentang Bioteknologi pangan ,
misalnya: Apakah kandungan gizi pada tempe sama dengan kandungan gizi pada
kedelai? Satu di antara siswa dari wakil kelompok diminta menuliskan rumusan
pertanyaan di papan tulis
Secara berkelompok siswa mengumpulkan
berbagai informasi baik dari buku paket maupun sumber lain seperti internet.
Siswa bersama kelompoknya diminta untukmengerjakan fitur ”Ayo, Kita Cari Tahu”
tentang Nata de Coco. Kemudian,
siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Siswa mengasosiasi data yang
ditemukan dari berbagai sumber, mengembangkan hasil dan menyajikannya dalam
bentuk presentasi yang ditanggapi langsung oleh kelompok lain. Siswa diminta
mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah dikumpulkan dari
berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dan menuliskan
penjelasan tentang Bioteknologi pangan.
Setelah
30 menit penulis menanyakan kepada siswa apakah sudah menyesaikan tugasnya dan
siswa menjawab sudah. Kemudian penulis
meminta kelompok yang bersedia untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka
di depan kelas. Kelompok 2 bersedia untuk mempresentasikan diskusi mereka.
Ketua kelompok menjelaskan hasil diskusi kelompok. Setelah kelompok 2 selesai
presentasi, penulis bertanya pada siswa yang lain apakah ada yang hendak di
tanyakan atau dilengkapi dari presentasi
kelompok 2. Salah satu siswa dari kelompok 1 mengatakan
bahwa presentasi kelompok 2 ada yang kurang, yaitu tidak dijelaskan secara rinci tentang proses pembuatan tempe
yang ada pada gambar. Kelompok 2
menyadari kekurangan presentasi mereka. Setelah tidak ada lagi siswa yang bertanya,
penulis meminta kelompok 2 untuk kembali ke tempatnya semula. Kelompok yang
lain juga mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya.
3)
Penutup
Setelah semua kelompok mendapat giliran presentasi,
penulis bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan. Penulis mengingatkan
bahwa pertemuan berikutnya akan dilakukan test, jadi diharapkan seluruh siswa
mempersiapkan diri masing-masing. Pembelajaran diakhiri dengan salam.
Pertemuan Kedua
Pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 13
Januari 2022 pukul 09.30 WIB sampai 11.20 WIB. Pada pertemuan
kedua dilaksanakan test.
Siklus 2
a.
Pertemuan Pertama
Pertemuan
pertama pada Siklus 2 ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal
17 Januari 2022 mulai pukul 07.30 WIB sampai 09.30
WIB. Materi yang diajarkan adalah Dampak Penerapan dan Pengembangan Bioteknologi. Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang terlaksana pada
pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut:
1)
Kegiatan
Awal
Pada
tahap awal pembelajaran penulis
mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran siswa dan menyampaikan
secara lisan materi yang akan dipelajari dan tujuan yang akan dicapai. Penulis menjelaskan bahwa model
yang digunakan pada pertemuan untuk materi Dampak Penerapan dan
Pengembangan Bioteknologi
masih menggunakan model PBL. Penulis menyampaikan pada seluruh siswa untuk lebih
siap dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas dalam kelompok diskusinya,
karena setelah diskusi selesai penulis akan menunjuk secara acak salah satu
kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.
2)
Kegiatan
Inti
Penulis memberikan stimulus berupa
masalah untuk diamati dan disimak siswa melalui kegiatan membaca, mengamati
situasi atau melihat gambar, dan lain-lain. Penulis menyajikan berbagai
permasalahan dalam bentuk teks/cerita, dan tabel berkaitan dengan materi. Siswa
bersama kelompoknya melakukan pengamatan
dari permasalahan yang ada di buku paket berkaitan dengan materi Dampak Penerapan dan
Pengembangan Bioteknologi. Siswa
diminta untuk mengamati gambar
yang di sediakan, kemudian mendiskusikan hasil
pengamatannya dan mencatat fakta-fakta yang ditemukan, serta menjawab
pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan yang ada pada buku paket. Penulis
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan, yang berkaitan dengan materi/gambar yang terdapat pada buku siswa
atau yang disajikan oleh penulis dan
dijawab melalui kegiatan pembelajaran, Siswa
mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan terhadap masalah yang
dikaji tentang Dampak penerapan dan
pengembangan Bioteknologi.
Secara berkelompok siswa mengumpulkan
berbagai informasi baik dari buku paket maupun sumber lain seperti internet. Penulis membantu siswa di dalam kelompok yang mengalami
masalah di dalam diskusi
Siswa mengasosiasi data yang
ditemukan dari berbagai sumber, mengembangkan hasil dan menyajikannya dalam
bentuk presentasi yang ditanggapi
langsung oleh kelompok lain. Siswa diminta mengolah dan menganalisis data atau
informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan
yang telah dirumuskan dan menuliskan penjelasan tentang Dampak penerapan dan
pengembangan Bioteknologi.
Setelah
30 menit, penulis bertanya kepada siswa apakah sudah menyelesaikan
tugasnya. Siswa menjawab sudah. Kemudian
penulis meminta kelompok yang bersedia untuk mempresentasikan hasil percobaan dan pengamatan yang mereka buat
di depan kelas. Kelompok 5 bersedia untuk mempresentasikannya.
Ketua kelompok menjelaskan hasil
pekerjaan yang telah mereka
buat dari hasil diskusi kelompok. Setelah kelompok 5 selesai presentasi,
penulis bertanya pada siswa yang lain apakah ada yang hendak di tanyakan atau
dilengkapi dari hasil diskusi kelompok 5. Salah satu siswa dari kelompok 4 bertanya mengapa kelompok 5 tidak memberikan contoh
kongkrit tentang dampak ekonomi Bioteknologi, sehingga kurang dapat dimengerti. Kelompok 5 membela diri dengan mengatakan bahwa contoh-contoh telah diberikan, kelompok 4 hanya kurang
memperhatikan presentasi dan penjabaran yang sudah kelompok mereka lakukan. Setelah tidak ada lagi siswa yang bertanya, penulis
meminta kelompok 5 untuk kembali ke tempatnya semula. Kelompok yang lain juga
mempresentasikan hasil diskusi
mereka.
3)
Penutup
Setelah
seluruh kelompok mendapat giliran presentasi, penulis bersama-sama dengan siswa
membuat kesimpulan. Penulis mengingatkan bahwa pertemuan berikutnya akan dilakukan
test, jadi diharapkan seluruh siswa mempersiapkan diri masing-masing.
Pembelajaran diakhiri dengan salam.
b.
Pertemuan
Kedua
Pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Januari 2022 pukul 09.30 WIB
sampai 11.20 WIB. Pada pertemuan kedua
dilaksanakan test
Penggunaan Model Problem
Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Data
peningkatan hasil belajar adalah data yang diperoleh dari hasil evaluasi dari
setiap siklus. Dimana data tersebut diperoleh dengan cara memberikan
serangkaian soal yang telah tersusun dari materi yang telah disampaikan kepada
siswa. Soal yang telah dibuat kemudian diberikan kepada siswa untuk mengetahui
Pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan oleh penulis. Pada penelitian
ini dilakukan evaluasi sebanyak dua kali, yang pertama pada akhir siklus I,
yang kedua dilakukan pada akhir siklus 2. Berikut ini adalah hasil dari evaluasi yang
dilakukan selama siklus I dan siklus 2.
Tabel 4.3 Peningkatan
hasil belajar siswa
Peningkatan Hasil belajar |
Ketuntasan Belajar (jumlah / persentase) |
Studi awal |
9 siswa / 34,62 % |
Siklus I |
15 siswa / 57,69 % |
Siklus II |
21 siswa / 80,77 % |
Berdasarkan
hasil belajar pada siklus 1 dan 2, maka hipotesis penelitian diterima yaitu penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IX C pada mata pelajaran IPA materi Bioteknologi di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.
Dengan
demikian model Problem Based Learning
(PBL) dapat digunakan dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi
Bioteknologi. Dan pemahaman siswa setelah proses pembelajaran lebih terlihat
dibandingkan pembelajaran yang masih menggunakan model konvensional
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa pemahaman
siswa tentang materi Bioteknologi setelah pembelajaran menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkat. Ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pada siklus 1
jumlah siswa tuntas dalam belajar 57,69% (15 orang siswa
dari 26 siswa) dan pada siklus 2 sebesar
80,77% (21 orang siswa dari 26 siswa) dibandingkan dengan hasil evaluasi pada studi awal siswa yang
tuntas dalam belajar hanya 34,62% (9 orang siswa dari 26 siswa)
Saran
a. Bagi Guru
1. Guru dapat menggunakan Model Problem Based
Learning (PBL) dalam
pembelajaran IPA khususnya materi Bioteknologi.
2. Guru diharapkan lebih kreatif dalam menyusun strategi
pembelajaran untuk menggunakan model dan metode pembelajaran yang sesuai pada
materi pelajaran IPA.
b. Bagi Sekolah
1. Diharapkan kepada rekan-rekan guru untuk dapat
melaksanakan penelitian di sekolahnya masing-masing.
2. Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas yang memadai agar
PBM berjalan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan
Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi dan Widodo. 2004. Psikologi
Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Bafadal, Ibrahim. 2001. Pengelolaan
Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan.
Jakarta : Rineka Cipta
Daryanto. 2005. Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hilgard, Ernest R. 1948. Theories of
Learning. East Norwalk, CT, US: Appleton-Century-Crofts.
Siti Zubaidah, dkk. 2018. Ilmu
Pengetahuan Alam Kelas IX Semester 2 Cetakan Kedua. Jakarta: PT Masmesdia
Buana Pustaka.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2004. Landasan
Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ngalimun. 2016. Strategi Model Pembelajaran. Yogyakarta:
Aswaja Presindo.
Oemar Hamalik. 2005. Proses Belajar
Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Poerwadarminta,
W.J.S. 1991. Kamus Umum Bahasa
Indonesia. Jakarta: Depdikbud
Revans, Reg. 1998. Action
Learning. New York: Hart Publishing Co.
Riyanto, Yatim. 2000. Metodologi
Penelitian suatu Tindakan Dasar. Surabaya: Sie Surabaya.
Rusman. 2010. Model-model
Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Saefuddin, A. & Berdiati, I.
2014. Pembelajaran Efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sanjaya, W. 2006. Strategi
Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Slameto. 2010. Belajar dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2006. Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto. 1993. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sukmadinata, N.S. & Syaodih,
E. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran
Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama.
Suprihatiningrum, Jamil.
2013. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Suyatno. 2009. Mendesain
Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. Surabaya: Kencana Prenada
Media Group.
Trianto (2010). Model
Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wijayanto, M. 2009. Tesis:
Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning dan Cooperative Learning
terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten
Wonogiri Tahun Pelajaran 2008/2009. Surakarta: UNS.