"Kuda Lumping!"
Oleh Agung Marsudi
PEMILU 2024 sudah di ambang pintu. Tinggal hitung gundu. Partai-partai politik peserta pemilu sudah pasang "kuda-kuda". Di setiap dapil (seperti papan catur) sudah disiapkan kuda-kuda perkasa. Kuda hitam, kuda putih. Para petahana, dan aneka caleg penggembira, pemenuh kuota.
Meski diam-diam juga disiapkan "Kuda Trojan" untuk menyerang angka-angka lawan. Untuk rakyat, cukuplah kuda lumping.
"Kuda lumping, nasibnya nungging, cari makan terpontang-panting!" (Iwan Fals, 2012)
Kuda lumping, makan paku. Pulang miring, tak punya malu. Lima tahun sekali, kuda lumping mabuk, untuk satu tusukan paku, seharga lima puluh ribu.
Sementara para saksi di tempat pemungutan suara, yang dikalungi identitas, disumpah, lalu lelah, karena perutnya seharian hanya diisi nasi bungkus, harga 10 ribu rupiah. Ia, satu dari jutaan kuda lumping, yang nasibnya sedikit naik kelas, kebetulan "berkalung identitas".
(KPU mencatat 894 Petugas Pemungutan Suara (PPS) meninggal dunia dan 5.175 orang sakit dalam Pemilu 2019)
Kekhawatiran Bung Karno tentang pecahnya persatuan, akibat pemilihan umum yang menjadi tempat pertempuran perjuangan kepartaian. Bisa dipahami, sebagai sisi gelap demokrasi.
Selamat datang di negeri para Trojan! Kawasan industri politik, kalah menang tergantung koalisi, transaksi, relawan dan kemenyan.
Solo, 28 Mei 2023