NUSANTARAEXPRESS, CIBINONG, JABAR - Sepanjang tahun 2022 Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor berhasil meraih penghargaan baik tingkat provinsi maupun nasional.
Namun pencapaian tersebut tidak akan menjadikan perusahaan plat merah itu, dengan jumlah pelanggan terdaftar sebanyak 211.311 sambungan langganan berpuas diri dan justru akan terus meningkatkan kinerja dan pelayanan di tahun yang akan datang.
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, Yuliansyah Anwar dalam keterangannya menyampaikan beberapa pencapaian membanggakan yang diraih di tahun 2022 diantaranya seperti: Penghargaan dari BPKP Provinsi Jawa Barat sebagai BUMD terbaik se-Jawa Barat, BUMD Air Minum dengan kategori capaian terbaik kinerja keuangan, operasional dan tata kelola perusahaan.
Penghargaan KemenPUPR dengan predikat BUMD sehat dan kinerja terbaik peringkat pertama se-Jawa Barat, dan sekaligus menduduki peringkat keempat dari 288 BUMD Air Minum se-Indonesia.
Sedangkan dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Barat dan Menteri Ketenagakerjaan RI atas keberhasilan penerapan P2K3 dengan kategori Platinum dan zero accident selama 5.044.232 jam kerja tanpa kecelakaan terhitung Januari 2019 sampai dengan September 2022.
“Tentunya pencapaian ini adalah hasil dari sinergi yang baik antara Perumda Air Minum Tirta Kahuripan dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor."
"Pencapaian tersebut akan dijadikan pemacu untuk menjadi lebih baik lagi dan mengejar dibidang yang masih tertinggal demi Menjadikan Perusahaan Air Minum Termaju dan Terbaik di Indonesia,” ujar Yuliansyah.
Dalam perencanaannya, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan telah memiliki target yang tertuang dalam rencana bisnis tahun 2023-2027 dengan skema pendanaan melalui pendanaan pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan serta meningkatkan deviden sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Kami juga sudah menyusun beberapa program untuk direalisasikan di tahun 2023, mulai dari optimalisasi dan rehabilitasi jaringan perpipaan, penambahan kapasitas produksi, penekanan kehilangan air, pengembangan sumber daya manusia, hingga pengembangan teknologi informasi," jelas Yuliansyah. (Tim Bogor)