ABSTRAK
Judul : Peningkatan Kinerja Melalui Supervisi Akademik Pada Guru SDN 118/X Pangkal Kemang Tahun Pelajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Supervisi Akademik
Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk Meningkatkan hasil kinerja Guru pada SDN 118/X Pangkal Kemang Kel. Rano Kec Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur Propinsi Jambi.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah dengan subyek penelitian guru SDN 118/X Pangkal Kemang Kel. Rano Kec Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang berjumlah 8 orang. Pada tahap awal dilakukan perencanaan untuk dilaksanankan dan diobservasi serta direfleksi, hasil refleksi dijadikan acuan untuk perencanaan siklus II. Hasil siklus I menunjukan nilai rata-rata kinerja guru dengan persentase ketuntasan 60 % .Bila dikonversikan dengan capaian KKM sekolah maka nilai tersebut belum memenuhi standar, dan persentase ketuntasan belum mencapai ketuntasan klasikal. Berdasarkan masukan dari observer disusun perencanaan siklus II. Hasil dari supervisi pada siklus II menunjukan nilai rata-rata hasil kinerja guru dengan persentase ketuntasan 91 % dan sudah mencapai ketuntasan klasikal.
Perbandingan siklus I dengan Siklus II terdapat peningkatan hasil kinerja guru 31 %. Berdasarkan hasil tersebut Supervisi Akademik Pada Guru SDN 118/X Pangkal Kemang dapat meningkatkan hasil kinerja pada guru.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran yang baik dapat terlaksana apabila terdapat interkasi antar guru dengan murid serta sarana pendukung pembelajaran, dan salah satunya penentu keberhasilan pada kegiatan belajar mengajar adalah guru, jika seorang guru malas mengajar dan enggan membuat perangkat pembelajaran, maka apa yang terjadi pada hasil pendidikan, tiada lain siswa akan malas pula belajar. Berdasarkan kenyataan tersebut dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah maka dibutuhkan adanya supervisi yang profesional yang mampu membimbing, menjadi teladan, dan mampu menggerakkan guru dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran.
Keberhasilan pendidikan pada satuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh peran kepala sekolah sebagai peneliti dalam kepemimpinan pembelajaran terhadap para guru. Kepala sekolah pada satuan pendidikan memiliki peran strategis dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan guru dalam pembelajaran yang di dalamnya ada sistem evaluasi pembelajaran.
Kegagalan pembelajaran pada satuan pendidikan dapat diatasi dengan usaha dan peran kepala sekolah yang mampu mendeteksi dini kelemahan guru dalam mengevaluasi hasil belajar siswa dengan peranannya sebagai peneliti. Kegagalan dan keberhasilan guru juga dipengaruhi olah kemampuan pemahaman guru terhadap proses pembelajaran. Ketidakmampuan guru memahami maksud dan tujuan pembelajaran dapat mempengaruhi hasil pembelajaran.
Guru dituntut mampu memahami makna dan karakter kurikurikulum sehingga dapat menguasai materi, metoda, teknik, evaluasi pembelajaran sehingga hasil pembelajaran pada suatu satuan pendidikan dapat dicapai secara maksimal dan bermutu.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis rumuskan di atas, penulis menetapkan beberapa rumusan masalah antara lain Apakah dengan supervisi akademik bagi guru SDN 118/X Pangkal Kemang dapat meningkatkan kinerjanya?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, Tujuan penelitian ini adalah :
Meningkatkan kemampuan guru SDN 118/X Pangkal Kemang dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
Identifikasi Masalah
Penyusunan karya tulis harus sesuai dengan kondisi nyata kegiatan yang dilakukan para guru di SDN 118/X Pangkal Kemang. Masalah yang terkait dengan judul Penelitian Tindakan Sekolah ini sangat luas dan kompleks. Untuk memperoleh hasil yang diharapkan penulis terfokus pada kajian masalah yang dikaitkan dengan kondisi nyata dan paparan proses pembelajaran oleh para guru.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian supervisi akademik adalah untuk merubah model pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
METODE PENELITIAN
Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Subjek yang akan di supervisi adalah guru di SDN 118/X Pangkal Kemang, adapun sasaran utama dilakukannya supervisi akademik SDN 118/X Pangkal Kemang adalah untuk menguji kemampuan-kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat. Supervisi edukatif juga harus didukung oleh instrumen-instrumen yang sesuai
Subjek penelitian: Subjek pada penelitian ini adalah guru SDN 118/X Pangkal Kemang, yang terdiri dari 8 orang guru pegawai negeri sipil dan 2 orang guru tidak tetap.
Lokasi Penelitian; Penelitian ini penulis lakukan di SDN 118/X Pangkal Kemang Kelurahan Rano Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Waktu Penelitian : Dalam penelitian ini penulis melakukan selama 3 bulan yaitu bulan Januari s/d Maret 2020
Prosedur Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerjasama antara peneliti dan guru, dalam meningkatkan kemampuan guru agar menjadi lebih baik dalam menyusun proses pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1985:63). Dengan metode ini peneliti berupaya menjelaskan data yang dikumpulkan melalui komunikasi langsung atau wawancara, observasi/pengamatan, dan diskusi yang berupa persentase atau angka-angka.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dalam proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti memberikan alternatif atau usaha guna meningkatkan kemampuan guru dalam membuat proses pembelajaran yang bermutu.
Alur PTS dapat dilihat pada Gambar 3.1 :
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi berupa hasil karya penyusunan administrasi mengajar, wawancara dan instrument analisis penilaian.
1. Perencanaan Tindakan
a) Pemilihan topik
b) Melakukan review silabus untuk mendapatkan kejelasan tujuanpembelajaran untuk topik tersebut dan mencari ide-ide dari materi yang ada dalam buku pelajaran.
c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
d) Menentukan indikator yang akan dijadikan acuan
e) Mempersiapkan kelompok mata pelajaran
f) Mempersiapkan media pembelajaran.
g) Membuat format evaluasi
h) Membuat format observasi
i) Membuat angket respon guru dan siswa
2. Pelaksanaan Tindakan
Menerapkan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah:
1. Setiap guru yang telah menyusun rencana pembelajaran menyajikan atau mempresentasikan rencana pembelajarannya, sementara rekan/guru lain memberi masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran yang lebih baik.
2. Guru yang ditunjuk menggunakan masukan-masukan tersebut untuk memperbaiki rencana pembelajaran.
3. Guru yang ditunjuk tersebut mempresentasikan rencana pembelajarannya di depan kelas untuk mendapatkan umpan balik.
3. Pengamatan (observasi)
1. Observer melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi
2. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.
3. Pada tahap ini seorang guru melakukan implementasi rencana pembelajaran yang telah disusun, guru lain melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
Teknik Analisis Data
Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif persentase, yakni membandingkan persentase jumlah guru yang membuat administrasi mengajar dan perencanaan pembelajaran, seperti :
1. Peningkatan pembuatan administrasi mengajar yang dilakukan oleh guru minimal 75%
2. Peningkatan perencanaan pembelajaran melalui supervisi akademik yang dilakukan oleh guru minimal 80%
3. Pembelajaran yang bermutu yang ditandai dengan tingkat keaktifan siswa dalam belajar di atas 75 %
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Hasil dan Temuan Siklus I
Berdasarkan pemantauan selama persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut penelitian tindakan ini diperoleh berbagai data baik dari guru yang sedang melaksanakan proses belajar mengajar, siswa yang belajar, Peneliti yang sedang melaksanakan supervisisnya. Gambaran yang merupakan hasil dan temuan penelitian sebagai berikut.
Perencanaan Supervisi Siklus I
Peneliti bersama guru membuat perencanaan yang berkaitan dengan pembuatan instrumen penelitian. Instrumen tersebut dibuat berdasarkan pada indikator yang dibuat oleh Departemen Pendidikan Nasional. Hasil pemantauan sebagai berikut.
Pembuatan format penilaian pra-KBM sebagai berikut.
· Mendeskripsikan tujuan pembelajaran
· Menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
· Mengorganisasikan materi berdasarkan urutan dan kelompok
· Mengalokasikan waktu
· Menentukan metode pembelajaran yang sesuai
· Merancang prosedur pembelajaran
· Menentukan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan) yang akan digunakan.Menentukan sumber belajar yang sesuai (berupa buku, modul, program komputer dan sejenisnya)
· Menentukan teknik penilaian
Berdasarkan instrumen tersebut, guru akhirnya membuat perencanaan pembelajaran yang alurnya sama dengan instrumen supervisi tersbut. Berdasarkan data yang dikumpulkan, ternyata hampir semua guru dapat membuat perencanaan tersebut, tetapi hasilnya jika kita ukur dengan indikator yang telah ditetapkan masih ada yang kurang. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel I
Pelaksanaan Supervisi Siklus I
Instrumen penelitian yang digunakan berupa instrumen yang sesuai dengan indikator yang dibuat oleh Depdiknas, yakni:
· Membuka pelajaran dengan metode yang sesuai
· Menyajikan materi pelajaran secara otomatis
· Menerapkan metode dan prosedur pembelajaran yang telah ditentukan
· Mengatur kegiatan siswa di kelas
· Menggunakan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan) yang telah ditentukan
· Menggunakan sumber belajar yang telah dipilih (berupa buku, modul, program komputer dan sejenisnya)
· Memotivasi siswa dengan berbagai cara yang positif
· Melakukan interaksi dengan siswa menggunakan bahasa yang komunikatif
· Memberikan pertanyaan dan umpan balik, untuk mengetahui dan memperkuat penerimaan siswa dalam proses belajar
· Menyimpulkan pembelajaran
· Menggunakan waktu secara efektif dan efisien
Penilaian Supervisi Siklus I
Instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian tindakan berupa instrumen yang sesuai dengan indikator yang dibuat oleh Depdiknas, yakni:
· Menyusun soal/perangkat penilaian sesuai dengan indikator/kriteria unjuk kerja yang telah ditentukan
· Melaksanakan penilaian
· Memeriksa jawaban/memberikan skor tes hasil belajar berdasarkan indikator/kriteria unjuk kerja yang telah ditentukan
· Menilai hasil belajar
· Mengolah hasil penilaian
· Menganalisis hasil penilaian (berdasarkan tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reabilitas)
· Menyimpulkan hasil penilaian secara jelas dan logis (misalnya: interpretasi kecenderungan hasil penilaian, tingkat pencapaian siswa, dll.)
· Menyusun laporan hasil penilaian
· Memperbaiki soal/perangkat penilaian
Pelaksanakan Tindak Lanjut Hasil Penilaian Siklus I
Kegiatan ini dilaksanakan oleh guru pada bagian terakhir setelah melaksanakan penilaian dengan tujuan menganalisis program penilaian dan perbaikan hasil penilaian. Adapun instrumen yang digunakan untuk menjaring data berupa indikator yang dibuat oleh depdiknas (2004:12) yaitu:
· Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian
· Menyusun program tindak lanjut hasil penilaian
· Melaksanakan tindak lanjut
· Mengevaluasi hasil tindak lanjut hasil penilaian
· Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian
Berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti, dapat dilihat pada tabel 4
Tindakan Peneliti Siklus I
Tindakan Peneliti pada pelaksanaan supervisi siklus pertama sebagai berikut. (1) Peneliti memeberikan indikator yang harus dicapai pada saat persiapan, pelaksanaan, dan penilaian seminggu sebelum pelaksanaan supervisi, (2) Peneliti menyuruh guru mengisi format penilaian serta membuat perencanaan kembali kegiatan berikut yang akan disupervisi
Refleksi Siklus I
Refleksi Perencanaan Supervisi Siklus I
Setelah dilaksanakan diskusi dengan guru kelas maka peneliti menulis hasil refleksi sebagai berikut.
(1) Mendeskripsikan tujuan pembelajaran 5 Guru dengan presentasi 83 %, berdasarkan data tersebut kegiatan guru sudah sangat baik. Kegiatan seperti itu dipertahankan, tetapi ada beberapa guru yang perlu dimotivasi.
(2) Menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan sebanyak 5 Guru dengan presentasi 83 %, berdasarkan data itu kegiatan guru tersebut dipertahankan.
(3) Mengorganisasikan materi berdasarkan urutan dan kelompok sebanyak 4 Guru dengan presentasi 66,4 %. Pada bagian ini guru perlu diberi bimbingan lagi tentang bagaimana mengorganisasikan matari berdasarkan urutannya. Guru diberi contoh pembelajaran berdasarkan pembelajaran CTL, CL.
(4) Mengalokasikan waktu sebanyak 6 Guru dengan presentasi 100 %. Kegiatan pada bagian ini dipertahankan yakni menentukan alokasi waktu melalui workshop guru mata pelajasan di sekolah dengan dipandu peneliti.
(5) Menentukan metode pembelajaran yang sesuai sebanyak 3 guru dengan presentasi 49,8 %, berdasarkan catatan dan hasil pelaksanaan ternyata pada bagian ini guru perlu diberi bimbingan, pengarahan dengan cara berdiskusi dengan peneliti untuk menetapkan metode yang berkaitan dengan kontekstual.
(6) Merancang prosedur pembelajaran sebanyak 4 Guru dengan presentasi 66,4 %. Pada penentuan prosedur sangat berkaitan dengan metode pembelajaran. Oleh sebab itu, perlu ada perbaikan di bidang ini. Guru masih terpancang dengan prosedur-prosedur yang sifatnya mengancam siswa jika kurang mampu atau melanggar pembelajaran.
(7) Menentukan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan) yang akan digunakan sebanyak 4 Guru dengan presentasi 66,4 %. Guru pada bagian ini masih terfokus pada media yang dibeli atau dibuat oleh perusahaan padahal di sekitar kelas banyak media alami yang bisa digunakan sebagai media. Bagian ini, masih perlu diperbaiki.
(8) Menentukan sumber belajar yang sesuai (berupa buku, modul, program komputer dan sejenisnya) sebanyak 5 Guru dengan presentasi 83 %,
(9) Menentukan teknik penilaian sebanyak 3 guru dengan presentasi 49,8 %. Teknik-teknik yang dibuat guru dalam menyusun penilaian masih kurang beragam. Guru masih terfokus pada teknik tradisional yakni penilaian hasil saja, padahal kita juga perlu penilaian proses.
Refleksi Pelaksanaan Supervisi Siklus I
Hasil refleksi pada bagian pelaksanaan supervisi dan setelah diadakan diskusi dengan guru kelas sebagai berikut.
(1) Membuka pelajaran dengan metode yang sesuai. Guru rata-rata sudah mampu membuka pelajaran dengan metode yang tepat. Guru yang dianggap mampu membuka pelajaran dengan tepat sebanyak 5 orang atau dengan persentasi 83 %. Berdasarkan persentasi di atas, guru perlu mempertahankan cara tersebut. Adapun satu guru yang belum sesuai perlu diajak diskusi bersama dengan peneliti.
(2) Menyajikan materi pelajaran. Dalam menyajikan materi pelajaran, guru rata-rata sudah baik dan berdasarkan pengamatan ada 4 guru yang dikategorikan baik. Jika hal itu dipersentasi maka sudah mencapai 66,4 %. Guru-guru dalam menyajikan materi perlu ada persiapan karena sebagian guru masih kurang menguasai materi yang diberikan akibatnya murid sulit memahaminya.
(3) Menerapkan metode dan prosedur pembelajaran yang telah ditentukan berjumlah 4 guru dengan persentasi 66,4 %. Guru dalam menggunakan metode masih terfokus pada metode tradisional secara otomasis pelaksanaannya guru seakan-akan mentransfer ilmunya. Sebagai perbaikan guru-guru yang masih belum paham dalam menggunakan metode pembelajaran yang modern diwajibkan membaca buku-buku yang berkaitan metode pembelajaran modern, terutama buku CTL, dan diberi contoh pembelajaran modern
(4) Mengatur kegiatan siswa di kelas berjumlah 5 Guru dengan persentasi 83 %. Berdasarkan data tersebut guru sudah banyak yang mampu mengelola kelas. Guru yang belum berhasil mengelola kelas dengan baik diajak diskusi pada pasca supervisi.
(5) Menggunakan media pembelajaran/ peralatan praktikum (dan bahan) yang telah ditentukan berjumlah 4 guru dengan persentasi 66,4 %. Guru masih jarang menggunakan alat-alat yang bisa menguatkan pembelajaran. Hal itu, dikarenakan bulum paham pembelajaran CTL.
(6) Menggunakan sumber belajar yang telah dipilih (berupa buku, modul, program komputer dan sejenisnya) berjumlah 4 Guru dengan persentasi 64,4 %. Untuk itu guru masih perlu dibimbing oleh peneliti.
(7) Memotivasi siswa dengan berbagai cara yang positif, berjumlah 5 Guru dengan persentasi 83 %. Guru sudah banyak yang memotivasi siswa, yang jarang memberi motivasi pada siswa rata-rata guru senior. Hal ini terjadi karena masih terpengaruh pada pendidikan lama. Guru seperti itu perlu diajak diskusi tentang keunggulan memberi motivasi kepada siswa.
(8) Melakukan interaksi dengan siswa menggunakan bahasa yang komunikatif berjumlah 5 Guru dengan persentasi 83 %. Ada satu guru yang masih menggunakan bahasa yang sulit dipahami siswa. Hal itu terjadi pada guru yunior.
(9) Memberikan pertanyaan dan umpan balik, untuk mengetahui penerimaan siswa dalam proses belajar berjumlah 4 guru dengan persentasi 66,4 %. Guru masih jarang memberi umpan balik pada siswa. Rata-rata hanya mengerjakan soal-soal di LKS sampai waktunya habis. Untuk mengatasi hal tersebut, guru disuruh merencanakan penyajian materi dengan memperhatikan waktu yang digunakan.
(10) Menyimpulkan pembelajaran berjumlah 4 Guru dengan persentasi 66,4 %. Guru masih banyak yang belum menyimpulkan pembelajaran. Hal ini terjadi karena waktunya habis digunakan mengerjakan LKS saja. Untuk itu perlu disesuaikan soal-soal yang dikerjakan dalam LKS itu.
(11) Menggunakan waktu secara efektif dan efisien berjumlah 4 guru dengan persentasi 66,4 %. Guru kurang efektif dalam menggunakan waktu pembelajaran jika dikaitkan dengan langkah-langkah yang ada dalam indikator tersebut karena waktunya hanya tersita pada mengerjakan LKS saja. Untuk itu, perlu direncanakan dengan baik
Refleksi Penilaian Supervisi Siklus I
Hasil refleksi pada bagian penilaian supervisi dan setelah diadakan diskusi dengan guru sebagai berikut.
(1) Menyusun soal/perangkat penilaian sesuai dengan indikator/kriteria unjuk kerja yang telah ditentukan berjumlah 5 Guru dengan persentasi 83 %. Masih ada satu guru yang belum mampu menyusun soal penilaian karena masih tidak sesuai dengan indikatornya. Berdasarkan pengamatan/analisis ternyata guru tersebut belum paham betul pada kata kerja yang ada dalam indikator tersebut. Oleh sebab itu, guru itu masih perlu belajar bersama tentang indikator tersebut.
(2) Melaksanakan penilaian berjumlah 5 Guru dengan persentasi 83 %. Masih ada guru yang membiarkan siswanya membuka buka dalam ulangan tersebut. Hal seperti ini akan merugikan anak. Bahkan penilaian itu tidak bisa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Guru seperti ini perlu diberi bimbingan secara khusus tentang pentingnya penilaian.
(3) Memeriksa jawaban/ memberikan skor tes hasil belajar berdasarkan indikator/kriteria unjuk kerja yang telah ditentukan berjumlah 4 Guru dengan persentasi 66,4 %. Guru yang belum mampu memberikan skor ialah guru yang belum pernah mengikuti pelatihan. Skor dianggap sama dengan bobot. Untuk mengatasi seperti itu, guru-guru tersebut diikutkan MGMP kabupaten atau diberi bimbingan secara khusus.
(4) Menilai hasil belajar siswa berjumlah 6 Guru dengan persentasi 100 %. Karena semua guru sudah mampu pada indikator ini dipertahankan.
(5) Mengolah hasil penilaian berjumlah 4 guru dengan persentasi 66,4 %. Guru yang belum mampu mengolah nilai sebagian besar sama dengan guru yang tidak paham terhadap penyekoran pembobotan nilai.
(6) Menganalisis hasil penilaian (berdasarkan tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reabilitas) berjumlah 4 Guru dengan persentasi 66,4 %. Guru yang tidak bisa menganalisis soal rata-rata guru yang enggan menganalisis atau tidak mau menganalisis sehingga lupa cara menganalisis. Untuk mengatasi hal itu, guru tersebut diajak diskusi atau diajak mengikuti workshop di sekolah.
(7) Menyimpulkan hasil penilaian secara jelas dan logis (misalnya: interpretasi kecenderungan hasil penilaian, tingkat pencapaian siswa, dll.) berjumlah 4 Guru dengan persentasi 66,4 %. Karena tidak bisa menganalisis butir soal akibatnya guru tersebut tidak bisa menyimpulkan penilaian secara logis dan jelas. Untuk mengatasi hal itu, guru tersebut diajak diskusi atau diajak mengikuti workshop di sekolah.
(8) Menyusun laporan hasil penilaian berjumlah 6 Guru dengan persentasi 100 %. Karena semua guru sudah mampu pada indikator ini dipertahankan.
(9) Memperbaiki soal/perangkat penilaian berjumlah 6 Guru dengan persentasi 100 %. Karena semua guru sudah mampu pada indikator ini dipertahankan.
Refleksi Pelaksanaan Tindak Lanjut Penilaian Siklus I
Refleksi pada bagian tindak lanjut ini dilakukan berdasarkan pada data yang dikumpulkan oleh Peneliti dan dianalisis lalu dicarikan solusinya. Hasil refleksinya sebagai berikut.
(1) Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian berjumlah 4 guru, dengan persentasi 66,4 %. Pada bagian ini masih banyak guru yang belum mampu mengidentifikasikan kebutuhan tindak lanjut. Oleh sebab itu, pada siklus berikutnya guru tersebut diajak berdiskusi betapa pentingnya pelaksanaan tindak lanjut tersebut.
(2) Menyusun program tindak lanjut hasil penilaian berjumlah 5 Guru, dengan persentasi 83 %. Guru yang belum mampu menyusun program tindak lanjut perlu melaksanakan workshop sekolah atau dengan dibimbing oleh peneliti, guru tersebut menyusun program tindak lanjut.
(3) Melaksanakan tindak lanjut berjumlah 3 Guru, dengan persentasi 49,8 %. Karena guru banyak yang belum menyusun program, maka pelaksanaannya masih sedikit. Untuk mengatasi itu, peneliti memotivasi kepada guru tersebut supaya melaksanakan tindak lanjut.
(4) Mengevaluasi hasil tindak lanjut hasil penilaian berjumlah 3 Guru, dengan persentasi 49,8 %. Pelaksanaan ini belum dilakukan guru karena belum bisa membuat program makanya perlu motivasi pada guru tersebut.
(5) Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian berjumlah 3 guru, dengan persentasi 49,8 %. Hasil analisis yang dilakukan guru masih sedikit. Untuk meningkatkan guru SD Negeri 1 Gunungtumpeng Kecamatan Karangrayung agar mau menganalisis maka peneliti selalu memotivasi guru tersebut.
Refleksi Tindakan Peneliti
Hasil refleksi pada bagian pelaksanaan supervisi dan setelah diadakan diskusi dengan guru sebagai berikut.
(1) Peneliti memberikan indikator yang harus dicapai pada saat persiapan, pelaksanaan, dan penilaian seminggu sebelum pelaksanaan supervisi,
(2) Peneliti menyuruh guru mengisi format penilaian yang ingin dicapai, satu minggu sebelum pelaksanaan supervisi,
(3) Peneliti mendiskusikan persiapan dengan guru yang akan disupervisi,
(4) Peneliti mengamati guru pada saat supervisi,
(5) Peneliti berdiskusi dengan guru setelah melaksanakan supervisi,
(6) Guru dan Peneliti membuat perencanaan kembali kegiatan berikutnya yang akan disupervisi
Hasil Pelaksanaan Siklus I
Tabel 4.1: Hasil Penentuan Perencanaan Siklus I
No. |
Indikator |
Jumlah Guru |
JML Guru Berhasil (Skor > 75 |
% Keber-hasilan |
1 |
Mendeskripsikan Tujuan Pembelajaran |
6 |
5 |
83 |
2 |
Menentukan materi sesuai dengan kompetensi |
6 |
5 |
83 |
3 |
Mengorganisasikan materi berdasarkan urutan atau kelompok |
6 |
4 |
66,4 |
4 |
Mengalokasikan waktu |
6 |
6 |
100 |
5 |
Menentukan metode pembelajaran |
6 |
3 |
49,8 |
6 |
Merancang prosedur pembelajaran |
6 |
4 |
66,4 |
7 |
Menentukan media pembelajaran |
6 |
4 |
66,4 |
8 |
Menentukan sumber belajar yang sesuai (berupa buku, modul, program komputer dan sejenisnya) |
6 |
5 |
83 |
9 |
Menentukan teknik penilaian yang sesuai |
6 |
3 |
49,8 |
|
Rata - Rata Keberhasilan |
71,98 % |
Tabel 4.2: Hasil Melaksanakan Pembelajaran Tindakan Siklus I
No |
Indikator |
Jum-lah Guru |
JML Guru Berhasil (Skor > 75 |
% Keber-hasilan |
1 |
Membuka pelajaran dengan metode yang tepat |
6 |
5 |
83 |
2 |
Menyajikan materi pelajaran secara sistematis |
6 |
4 |
66,4 |
3 |
Menerapkan metode dan prosedur pembelajaran yang telah ditentukan |
6 |
4 |
66,4 |
4 |
Mengatur kegiatan siswa di kelas |
6 |
5 |
83 |
5 |
Menentukan media pembelajaran |
6 |
4 |
66,4 |
6 |
Menggunakan sumber belajar |
6 |
4 |
66,4 |
7 |
Memotivasi siswa dengan berbagai cara yang positif |
6 |
5 |
83 |
8 |
Melakukan interaksi dengan siswa menggunakan bahasa yang komunikatif |
6 |
5 |
83 |
9 |
Memberikan pertanyaan dan umpan balik |
6 |
4 |
66,4 |
10 |
Menyimpulkan pembelajaran |
6 |
4 |
66,4 |
11 |
Menggunakan waktu secara efektif |
6 |
4 |
66,4 |
|
Rata - Rata Keberhasilan |
72,44 % |
Tabel 4.3: Hasil Menilai Prestasi Belajar Siklus I
No. |
Indikator |
Jumlah Guru |
JML Guru Berhasil (Skor > 75 |
% Keber-hasilan |
1 |
Menyusun soal/perangkat penilaian |
6 |
5 |
83 |
2 |
Melaksanakan penilaian |
6 |
5 |
83 |
3 |
Memeriksa jawaban/memberi skor |
6 |
4 |
66,4 |
4 |
Menilai hasil belajar |
6 |
6 |
100 |
5 |
Mengolah hasil belajar |
6 |
4 |
66,4 |
6 |
Menganalisis hasil belajar |
6 |
4 |
66,4 |
7 |
Menyimpulkan hasil belajar |
6 |
4 |
66,4 |
8 |
Menyusun laporan hasil belajar |
6 |
6 |
100 |
9 |
Memperbaiki soal/perangkat penilaian |
6 |
6 |
100 |
|
Rata - Rata Keberhasilan |
81,3 % |
Tabel 4.4: Hasil Melaksnakan Tindak Lanjut Hasil Penilaian Siklus I
No. |
Indikator |
Jumlah Guru |
JML Guru Berhasil (Skor > 75 |
% Keber-hasilan |
1 |
Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian |
6 |
4 |
66,4 |
2 |
Menyusun program tindak lanjut |
6 |
5 |
83 |
3 |
Melaksanakan tindak lanjut |
6 |
3 |
49,8 |
4 |
Mengevaluasi hasil tindak lanjut hasil penilaian |
6 |
3 |
49,8 |
5 |
Menganalisis hasil evaluasi progr.tindak lanjut hasil penilaian |
6 |
3 |
49,8 |
|
Rata-rata Keberhasilan |
59,76 % |
Pelaksanaan Tindak Lanjut Siklus I
Berdasarkan deskripsi dan refleksi di atas, peneliti, guru dan Peneliti melakukan tindak lanjut yang berkaitan dengan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan pada siklus kedua, baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian.
a. Tindak Lanjut Perencanaan Supervisi Siklus I
Guru yang disupervisi dibantu oleh Peneliti membuat perencanaan pembelajaran yang kriterianya berdasarkan pada indikator yang telah dibuat oleh Dirjen Dikmenum dengan memperhatikan:
(1) Memperjelas tujuan pembelajaran yang ada dalam GBPP/ Kurikulum yang berlaku dengan membuat tujuan khusus pembelajaran
(2) Materi pembelajaran dibuat sesederhana mungkin dan urut dari yang sederhana ke yang sulit. Materi itu ditulis di RPP guru.
(3) Menentukan pembagian alokasi waktu secara spisifik dan berdasarkan pada langkah-langkah pembelajaran dan metodenya.
(4) Menentukan media pembelajaran secara kontekstual dan berdasarkan pada materi yang dipelajari siswa.
(5) Teknik penilaian didasarkan pada keterampilan atau materi yang diberikan.
b. Tindak Lanjut Pelaksanaan Supervisi Siklus I
Pada siklus I pelaksanaan supervisi difokuskan pada kerja sama dalam pembelajaran di kelas. Guru senior atau guru yang sudah mampu membantu pada guru yunior atau guru yang belum mampu dalam pelaksanaan pembelajaran. Contoh-contoh pembelajaran perlu diperhatikan oleh guru yang belum mampu tersebut, terutama melakukan hal-hal berikut.
(1) Guru senior atau yang sudah mampu melaksanakan pembelajaran memberi contoh pada guru yunior (guru yang belum mampu) dalam membuka pelajaran dengan cara apersepsi dan menggali skemata siswa yang berkaitan dengan materi sebelumnya.
(2) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang dibuat bersama dengan memperhatikan langkah-langkah yang ada dalam RPP.
(3) Penggunaan media difokuskan pada benda-benda yang ada di lingkungan sekolah. Tentu saja disesuaikan dengan materi yang dipelajari siswa.
(4) Guru membagi papan tulis menjadi tiga bagian, yakni bagian pertama digunakan untuk menulis tujuan yang ingin dicapai. Bagian kedua untuk tanya jawab atau tulisan yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Bagian ketiga digunakan untuk kesimpulan.
c. Tindak Lanjut Penilaian Pembelajaran Siklus I
Pada bagian penilaian ini guru berdiskusi dengan guru lain untuk menentukan penilaian yang cocok untuk pokok bahasan atau KD yang akan disampaikan pada siswa. Hal yang perlu dilaksanakan sebagai perbaikan siklus I adalah:
(1) Pembuatan kisi-kisi ulangan dititikberatkan pada ulangan uraian objektif dan satu uraian non objektif.
(2) Pelaksanaan penilaian dikelompokkan menjadi dua, yakni dalam proses, yang soalnya berupa pertanyaan yang dijawab secara langsung oleh siswa, kedua soal-soal yang dibuat untuk dikerjakan setelah proses pembelajaran.
(3) Guru selalu mendiskusikan dengan teman guru atau dengan Peneliti untuk menentukan skor, bobot, analisis butir soal, dan perbaikan soal, menyimpulkan hasil dan melaporkan hasil penilaian.
d. Pelaksanaan Tindak Lanjut Penilaian Siklus I
Pada bagian penilaian ini guru berdiskusi dengan guru lain untuk menentukan tindak lanjut penilaian karena banyak bagian yang belum dipahami oleh guru-guru SDN 118/X Pangkal Kemang. Untuk itu, ada beberapa rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti pada siklus II yaitu:
1) Para guru SDN 118/X Pangkal Kemang perlu work shop tentang tindak lanjut penilaian, untuk membicarakan: (a) identifikasi tindak lanjut hasil penilaian, (b) menyusun program tindak lanjut, (c) Melaksanakan tindak lanjut, (d) mengevaluasi hasil tindak lanjut, (e) menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penila
HASIL DAN BAHASAN
Hasil
Siklus II dilaksanakan berdasarkan temuan siklus I. Bagian yang sudah baik dipertahankan, sedangkan bagian yang persentasi keberhasilannya kecil diperbaiki pada siklus II ini. Berdasarkan refleksi dan pelaksanaan tindak lanjut siklus I, maka gambaran hasil dan temuan yang perlu ditindaklanjuti sebagai berikut
Guru berdiskusi dengan peneliti sekolah untuk merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Tujuan itu bersumber pada KD / indikator atau pokok bahasan dan indikator kompetensi guru yang telah dirumuskan Dirjen Dikmenum. Hasil pembuatan perangkat tersebut dipahami bersama sebelum diberikan pada siswa.
Pembuatan format penilaian pra-KBM sebagai berikut.
· Mendeskripsikan tujuan pembelajaran yang dimulai dari penentuan KD / Pokok Bahasan, Indikator sampai pada tujuan khusus pembelajaran
· Menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan dengan cara mengelompokkan materi yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
· Mengorganisasikan materi berdasarkan urutan dan kelompok
· Mengalokasikan waktu
· Menentukan metode pembelajaran yang sesuai
· Merancang prosedur pembelajaran
· Menentukan media pembelajaran.
· Menentukan sumber belajar yang sesuai
· Menentukan teknik penilaian
Berdasarkan hasil yang dicapai ternyata hampir semua guru dapat membuat perencanaan seperti terlihat pada tabel 5.
Pelaksanaan Supervisi Siklus II
Instrumen penelitian pada siklus II tetap menggunakan instrumen yang dibuat oleh pemerintah. Menurut Dirjen (2004:8) instrumen tersebut berisi indikator sebagai berikut.
· Membuka pelajaran dengan metode yang sesuai
· Menyajikan materi pelajaran secara otomatis
· Menerapkan metode dan prosedur pembelajaran yang telah ditentukan
· Mengatur kegiatan siswa di kelas
· Menggunakan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan) yang telah ditentukan
· Menggunakan sumber belajar yang telah dipilih (berupa buku, modul, program komputer dan sejenisnya)
· Memotivasi siswa dengan berbagai cara yang positif
· Melakukan interaksi dengan siswa menggunakan bahasa yang komunikatif
· Memberikan pertanyaan dan umpan balik, untuk mengetahui dan memperkuan penerimaan siswa dalam proses belajar
· Menyimpulkan pembelajaran
· Menggunakan waktu secara efektif dan efisien
Berdasarkan hasil pengumpulan data secara langsung pada saat supervisi guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel 6.
Penilaian Supervisi Siklus II
Pada siklus II instrumen yang digunakan berdasarkan Dirjen (2004:11) yaitu:
· Menyusun soal/perangkan penilaian sesuai dengan indikator/kriteria unjuk kerja yang telah ditentukan
· Melaksanakan penilaian
· Memeriksa jawaban/memberikan skor tes hasil belajar berdasarkan indikator/kriteria unjuk kerja yang telah ditentukan
· Mengolah hasil penilaian
· Menganalisis hasil penilaian (berdasarkan tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reabilitas)
· Menyimpulkan hasil penilaian secara jelas dan logis (misalnya: interpretasi kecenderungan hasil penilaian, tingkat pencapaian siswa, dll.)
· Menyusun laporan hasil penilaian
· Memperbaiki soal/perangkat penilaian
Hasil yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat pada tabel 7.
Tindak Lanjut Hasil Penilaian Siklus II
Kegiatan ini dilaksanakan oleh guru pada bagian terakhir setelah melaksanakan penilaian dengan tujuan menganalisis program penilaian dan perbaikan hasil penilaian. Adapun instrumen yang digunakan Dirjen Dikmenum (2004:12) yaitu:
· Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian
· Menyusun program tindak lanjut hasil penilaian
· Melaksanakan tindak lanjut
· Mengevaluasi hasil tindak lanjut hasil penilaian
· Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian
Berdasarkan data yang dikumpulkan Peneliti, guru SD Negeri 1 Gunungtumpeng Kecamatan Karangrayung dalam melaksanakan tindak lanjut penilaian seperti terlihat pada tabel 7.
Tindakan Peneliti Siklus II
Tindakan Peneliti pada pelaksanaan supervisi siklus pertama sebagai berikut. (1) Peneliti memeberikan indikator yang harus dicapai pada saat persiapan, pelaksanaan, dan penilaian seminggu sebelum pelaksanaan supervisi. Guru yang disupervisi diajak diskusi tentang format tersebut, (2) Peneliti menyuruh guru mengisi format penilaian yang ingin dicapai, satu minggu sebelum pelaksanaan supervisi, (3) Peneliti mendiskusikan persiapan dengan guru yang akan disupervisi, (4) Peneliti mengamati guru pada saat supervisi dengan cara berkolaborasi secara langsung dalam PBM, (5) Peneliti berdiskusi dengan guru setelah melaksanakan supervisi, (6) Guru dan Peneliti menganalis hasil belajar siswa dan membuat laporan bersama tentang pembelajaran. (7) Guru dan Peneliti menganalisis program yang telah dibuat untuk diperbaiki jika kurang sesuasi.
Refleksi Siklus II
Setelah dilaksanakan diskusi dengan guru dan Peneliti maka peneliti menulis hasil refleksi sebagai berikut.
(1) Mendeskripsikan tujuan pembelajaran 6 Guru dengan presentasi 100%, berdasarkan data tersebut sudah mampu mendeskripsikan tujuan pembelajaran. Untuk itu, model seperti ini tetap dipertahankan.
(2) Menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan sebanyak 6 Guru dengan presentasi 100 %. Ternyata guru sudah mampu menentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensinya. Guru lebih mudah menjalankan tugasnya jika supervisi edukatif dilakukan secara kolaboratif dengan Peneliti.
(3) Mengorganisasikan materi berdasarkan urutan dan kelompok sebanyak 5 Guru dengan presentasi 83 %. Pada bagian ini guru yang mampu mengorganisasikan materi baik yang berupa materi konsep, perinsip, prosedur, maupun fakta.
(4) Mengalokasikan waktu sebanyak 6 Guru dengan presentasi 100 %. Kegiatan pada bagian ini dipertahankan yakni menentukan alokasi waktu melalui workshop guru di sekolah dengan dipandu peneliti.
(5) Menentukan metode pembelajaran yang sesuai sebanyak 5 Guru dengan presentasi 83 %. Guru sudah banyak yang melaksanakan metode pembelajaran yang mengarah student center. Hal seperti ini perlu dipertahankan. Guru dan peneliti perlu berkolaborasi dalam mengajarnya lalu membahasnya melalui diskusi di MGMP sekolah.
(6) Merancang prosedur pembelajaran sebanyak 5 Guru dengan presentasi 83 %. Pada penentuan prosedur sangat berkaitan dengan metode pembelajaran. Oleh sebab itu, perlu ada perbaikan di bidang ini. Ada 1 guru masih terpancang dengan prosedur-prosedur yang sifatnya mengancam siswa jika kurang mampu atau melanggar pembelajaran.
(7) Menentukan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan) yang akan digunakan sebanyak 5 Guru dengan presentasi 83 %. Ternyata pada bagian ini sudah banyak guru yang menggunakan media yang ada di sekitar kelas. Hal ini bisa dilihat pada hasil di atas.
(8) Menentukan sumber belajar yang sesuai (berupa buku, modul, program komputer dan sejenisnya) sebanyak 6 Guru dengan presentasi 100 %. Dalam menentukan sumber belajar, guru sudah bervariatif. Itu pun sudah bisa menyesuaikan dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
(9) Menentukan teknik penilaian sebanyak 6 Guru dengan presentasi 100 %. Teknik-teknik yang dibuat guru dalam menyusun penilaian sudah beragam. Ada yang menggunakan portofolio, kinerja, proyek, kuis, psikomotorik.
Refleksi Pelaksanaan Supervisi Siklus II
Hasil refleksi pada bagian pelaksanaan supervisi dan setelah diadakan diskusi dengan guru sebagai berikut.
(1) Membuka pelajaran dengan metode yang sesuai. Guru rata-rata sudah mampu membuka pelajaran dengan metode yang tepat. Guru yang dianggap mampu membuka pekajaran dengan tepat sebanyak 6 orang atau dengan persentasi 100 %. Berdasarkan persentasi di atas, guru perlu mempertahankan cara tersebut.
(2) Menyajikan materi pelajaran. Dalam menyajikan materi pelajaran, guru rata-rata sudah baik dan berdasarkan pengamatan ada 5 Guru yang dikategorikan baik. Jika hal itu dipersentasi maka sudah mencapai 83 %. Pada siklus II ini guru banyak yang sudah mampu menyajikan materi dengan urutan yang tepat. Untuk itu, model penguasaan materi dalam supervisi edukatif kolaboratif perlu dipertahankan.
(3) Menerapkan metode dan prosedur pembelajaran yang telah ditentukan berjumlah 5 Guru dengan persentasi 83 %.
(4) Mengatur kegiatan siswa di kelas berjumlah 6 Guru dengan persentasi 100 %. Berdasarkan data tersebut guru sudah mampu mengelola kelas. Kepala sekolah harus terus memotivasi guru-guru tersebut.
(5) Menggunakan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan) yang telah ditentukan berjumlah 5 Guru dengan persentasi 83 %. Guru banyak yang menggunakan alat-alat yang bisa menguatkan pembelajaran.
(6) Menggunakan sumber belajar yang telah dipilih (berupa buku, modul, program komputer dan sejenisnya) berjumlah 6 Guru dengan persentasi 100 %. Pada bagian ini guru sudah tidak masalah lagi. Tetapi, kepala sekolah harus terus memotivasi guru-guru tersebut.
(7) Memotivasi siswa dengan berbagai cara yang positif, berjumlah 6 Guru dengan persentasi 100 %. Guru sudah banyak yang memotivasi siswa. Kegiatan seperti ini perlu dipertahankan
(8) Melakukan interaksi dengan siswa menggunakan bahasa yang komunikatif berjumlah 6 Guru dengan persentasi 100 %. Kegiatan seperti ini perlu dipertahankan
(9) Memberikan pertanyaan dan umpan balik, untuk mengetahui dan memperkuan penerimaan siswa dalam proses belajar berjumlah 5 Guru dengan persentasi 83 %. Guru yang memberikan pertanyaan-pertanyaan sebagai umpan balik ternyata sudah banyak. Hal ini dikarenakan ada kerja sama antara guru yang disupervisi dengan Penelitinya.
(10) Menyimpulkan pembelajaran berjumlah 6 Guru dengan persentasi 100 %. Setelah siklus I dilaksanakan, kemudian guru dan Peneliti berdiskusi tentang cara menyimpulkan pembelajaran ternyata membawa hasil yang memuaskan. Ternyata semua guru sudah mempu menyimpulkan pembelajaran.
(11) Menggunakan waktu secara efektif dan efisien berjumlah 6 Guru dengan persentasi 100 %. Pada siklus II ternyata sudah semua guru dapat memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien. Cara seperti ini perlu dipertahankan.
Refleksi Penilaian Supervisi Siklus II
Hasil refleksi pada bagian penilaian supervisi dan setelah diadakan diskusi dengan guru sebagai berikut.
(1) Menyusun soal/perangkat penilaian sesuai dengan indikator/kriteria unjuk kerja yang telah ditentukan berjumlah 5 Guru dengan persentasi 83 %. Masih ada satu guru yang belum mampu menyusun soal penilaian karena masih tidak sesuai dengan indikatornya. Berdasarkan pengamatan/analisis ternyata guru tersebut pada pertemuan dengan Peneliti tidak masuk karena sakit. Karena demikian, guru yang belum berhasil perlu belajar sendiri dengan guru yang sudah mampu.
(2) Melaksanakan penilaian berjumlah 5 Guru dengan persentasi 83 %. Hampir semua guru sudah melaksanakan penilaian sesuai dengan aturan. Siswa tidak boleh membuka, bertanya kepada siswa lain. Hal seperti ini perlu dilakukan karena peneilaian itu untuk mengukur anak yang sudah mampu atau yang belum mampu.
(3) Memeriksa jawaban/memberikan skor tes hasil belajar berdasarkan indikator/kriteria unjuk kerja yang telah ditentukan berjumlah 5 Guru dengan persentasi 83 %. Guru sudah mampu memberikan skor soal. Cara seperti yang sudah dilakukan perlu dipertahankan.
(4) Menilai hasil belajar siswa berjumlah 6 Guru dengan persentasi 100 %. Karena semua guru sudah mampu pada indikator ini dipertahankan.
(5) Mengolah hasil penilaian berjumlah 6 Guru dengan persentasi 100 %. Guru sudah mampu mengolah nilai mulai dari penskoran pembobotan sampai pada memberi nilai siswa.
(6) Menganalisis hasil penilaian (berdasarkan tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reabilitas) berjumlah 5 Guru dengan persentasi 83 %. Guru yang tidak bisa menganalisis soal berjumlah 1 orang dan guru yang enggan menganalisis atau tidak mau menganalisis sehingga lupa cara menganalisis. Untuk menghadapi seperti itu, sekolah perlu mengadakan diskusi dengan guru yang belum mampu tersebut dengan mendatangkan nara sumber.
(7) Menyimpulkan hasil penilaian secara jelas dan logis (misalnya: interpretasi kecenderungan hasil penilaian, tingkat pencapaian siswa, dll.) berjumlah 5 Guru dengan persentasi 83 %
(8) Menyusun laporan hasil penilaian berjumlah 6 Guru dengan persentasi 100 %. Pada bagian ini perlu dipertahankan karena 100 persen berhasil dalam pembelajaran.
(9) Memperbaiki soal/perangkat penilaian berjumlah 6 Guru dengan persentasi 100 %. Semua guru pada siklus II ini sudah bisa memperbaiki soal yang kurang valid. Makanya guru tetap mempertahankan cara memperbaiki soal tersebut.
Refleksi Pelaksanaan Tindak Lanjut Penilaian Siklus II
Refleksi pada bagian tindak lanjut ini dilakukan berdasarkan pada data yang dikumpulkan oleh Peneliti dan dianalisis lalu dicarikan solosinya. Hasil refleksinya sebagai berikut.
(1) Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian berjumlah 5 guru, dengan persentasi 83 %. Pada siklus II perkembangan guru pesat sekali karena tinggal 1guru saja yang belum mencapai skor 70. Untuk itu, guru perlu mempertahankan model mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut.
(2) Menyusun program tindak lanjut hasil penilaian berjumlah 5 Guru, dengan persentasi 83 %. Dengan adanya supervisi edukatif berkolaboratif ternyata banyak guru yang sebelumnya tidak bisa menyusun program tindak lanjut ternyata pada siklus II ini berhasil menyusun dengan skor lebih dari 80. Berarti model ini perlu dipertahankan oleh sekolah.
(3) Melaksanakan tindak lanjut berjumlah 5 Guru, dengan persentasi 83 %. Guru SDN 118/X Pangkal Kemang sudah banyak melaksankan tindak lanjut penilaian. Ini terbukti 5 Guru telah melaksanakan dengan baik, sedangkan 1 guru sudah melaksanakan tindak lanjut tetapi skor yang dicapai masih di bawah 80.
(4) Mengevaluasi hasil tindak lanjut hasil penilaian berjumlah 5 Guru, dengan persentasi 83 %. Karena siklus II ini guru sudah mampu mengevaluasi hasil tindak lanjut maka tindakan guru tersebut perlu dipertahankan.
(5) Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian berjumlah 5 guru, dengan persentasi 83 %. Semua guru sudah menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut penilaian walaupun masih ada dua guru yang hasil analisisnya kurang memadai.
Refleksi Tindakan Peneliti Siklus II
Hasil refleksi pada bagian pelaksanaan supervisi dan setelah diadakan diskusi dengan guru sebagai berikut.
(1) Peneliti memeberikan indikator yang harus dicapai pada saat persiapan, pelaksanaan, dan penilaian seminggu sebelum pelaksanaan supervisi. Guru yang sudah diberi format penilaian perlu diisi dan dipahami.
(2) Peneliti menyuruh guru mengisi format penilaian yang ingin dicapai, satu minggu sebelum pelaksanaan supervisi.
(3) Peneliti mendiskusikan persiapan dengan guru yang akan disupervisi,
(4) Peneliti mengamati guru pada saat supervisi,
(5) Peneliti berdiskusi dengan guru setelah melaksanakan supervisi,
(6) Guru dan Peneliti membuat tindak lanjut program penilaian
Tabel 4.5: Hasil Penentuan Perencanaan Siklus II
No. |
Indikator |
Jumlah Guru |
JML Guru Berhasil (Skor > 75 |
% Keber-hasilan |
1 |
Mendeskripsikan Tujuan Pembelajaran |
6 |
6 |
100 |
2 |
Menentukan materi sesuai dengan kompetensi |
6 |
6 |
100 |
3 |
Mengorganisasikan materi berdasarkan urutan atau kelompok |
6 |
5 |
83 |
4 |
Mengalokasikan waktu |
6 |
6 |
100 |
5 |
Menentukan metode pembelajaran |
6 |
5 |
83 |
6 |
Merancang prosedur pembelajaran |
6 |
5 |
83 |
7 |
Menentukan media pembelajaran |
6 |
5 |
83 |
8 |
Menentukan sumber belajar yang sesuai (berupa buku, dan sejenisnya) |
6 |
6 |
100 |
9 |
Menentukan teknik penilaian yang sesuai |
6 |
6 |
100 |
|
Rata - Rata Keberhasilan |
92,44 % |
Tabel 4.6: Hasil Melaksanakan Pembelajaran Tindakan Siklus II
No. |
Indikator |
Jumlah Guru |
JML Guru Berhasil (Skor > 75) |
% Keber-hasilan |
1 |
Membuka pelajaran dengan metode yang tepat |
6 |
6 |
100 |
2 |
Menyajikan materi pelajaran secara sistematis |
6 |
5 |
83 |
3 |
Menerapkan metode dan prosedur pembelajaran yang telah ditentukan |
6 |
5 |
83 |
4 |
Mengatur kegiatan siswa di kelas |
6 |
6 |
100 |
5 |
Menentukan media pembelajaran |
6 |
5 |
83 |
6 |
Menggunakan sumber belajar |
6 |
6 |
100 |
7 |
Memotivasi siswa dengan berbagai cara yang positif |
6 |
6 |
100 |
8 |
Melakukan interaksi dengan siswa menggunakan bahasa yang komunikatif |
6 |
6 |
100 |
9 |
Memberikan pertanyaan dan umpan balik |
6 |
5 |
83 |
10 |
Menyimpulkan pembelajaran |
6 |
6 |
100 |
11 |
Menggunakan waktu secara efektif |
6 |
6 |
100 |
|
Rata - Rata Keberhasilan |
93,81 % |
tabel 4.7: Hasil Menilai Prestasi Belajar Siklus II
No. |
Indikator |
Jumlah Guru |
JML Guru Berhasil (Skor > 75) |
% Keber-hasilan |
1 |
Menyusun soal/perangkat penilaian |
6 |
5 |
83 |
2 |
Melaksanakan penilaian |
6 |
5 |
83 |
3 |
Memeriksa jawaban/memberi skor |
6 |
5 |
83 |
4 |
Menilai hasil belajar |
6 |
6 |
100 |
5 |
Mengolah hasil belajar |
6 |
6 |
100 |
6 |
Menganalisis hasil belajar |
6 |
5 |
83 |
7 |
Menyimpulkan hasil belajar |
6 |
5 |
83 |
8 |
Menyusun laporan hasil belajar |
6 |
6 |
100 |
9 |
Memperbaiki soal/perangkat penilaian |
6 |
6 |
100 |
|
Rata - Rata Keberhasilan |
90.56 % |
Tabel 4.8: Hasil Melaksnakan Tindak Lanjut Hasil Penilaian Siklus II
No. |
Indikator |
Jumlah Guru |
JML Guru Berhasil (Skor > 75) |
% Keber-hasilan |
1 |
Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian |
6 |
5 |
83 |
2 |
Menyusun program tindak lanjut |
6 |
5 |
83 |
3 |
Melaksanakan tindak lanjut |
6 |
5 |
83 |
4 |
Mengevaluasi hasil tindak lanjut hasil penilaian |
6 |
5 |
83 |
5 |
Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian |
6 |
5 |
83 |
|
Rata-rata Keberhasilan |
83 % |
Grafik 4.2
Grafik 4.3
Berdasarkan deskripsi dan refleksi di atas, peneliti, guru dan Peneliti menghentikan penelitian tindakan ini karena hasil yang diperoleh setelah tindakan, baik yang dilakukan oleh peneliti maupun guru sudah memuaskan. Tindakan-tindakan guru yang dapat meningkatkan hasil supervisi guru sebagai berikut.
Perencanaan Supervisi
Tindakan guru dan Peneliti pada perencanaan supervisi edukatif kolaboratif yang dapat meningkatkan kinerja guru adalah:
1) Guru dan Peneliti selalu bekerja sama dalam membuat persiapan supervisi. Bekerja sama tersebut termasuk menentukan instrumen penilaian, pelaksanaan, dan penilaian hasil siswa.
2) Setelah instrumen supervisi selesai, guru diberi format penilaian seminggu sebelum pelaksanaan supervisi dan Peneliti selalu menanyakan kekurangmampuan dan kekurang jelasan format penilaian tersebut.
3) Peneliti menanyakan perangkat pembelajaran seminggu sebelum pelaksanaan baik yang berkaitan dengan pembelajaran maupun penilaian.
Pelaksanaan Supervisi
4) Guru dan Peneliti selalu bekerja sama melaksanakan pembelajaran. Peneliti membuka pelajaran dengan apersepsi dan menggunakan skemata siswa, kemudian dilanjutkan oleh guru yang disupervisi.
5) Dalam pelaksanaan supervisi, guru merasa nyaman pada saat mengajarnya karena Peneliti dalam mensupervisi seperti rekanan guru yang mengajar bersama di kelas.
6) Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar dengan catatan-catatan khusus tentang kejadian positif dan negatif pada pembelajaran tersebut.
7) Guru memberi penilaian proses dengan berdasarkan persiapan yang dikerjakan dengan peneliti.
8) Peneliti dan guru mendiskusikan kelebihan dan kekurangan pembelajaran. Bagain yang kurang langsung dicarikan solosinya.
Penilaian Supervisi
9) Guru melaksanakan penilaian berdasarkan program yang sudah dibuat.
10) Penilaian difokuskan pada bentuk uraian objektif dan uraian non-objektif.
11) Penyusunan soal dilaksanakan secara koaboratif dengan peneliti.
12) Pengoreksian hasil evaluasi dilakukan secara langsung oleh guru setelah pembelajaran. Hal seperti itu dilakukan dengan peneliti.
13) Guru menyimpulkan hasil belajar siswa dan melaporkan hasilnya kepada kepala sekolah.
Tindak Lanjut Hasil Penelitian
14) Guru dan Peneliti menindak lanjuti hasil penilaian dengan langkah-langkah:
· Guru mengumpulkan hasil penilaian
· Guru mendiskusikan tindak lanjut penilaian
· Guru merencanakan tindak lanjut hasil penilaian
· Guru bersama Peneliti mengevaluasi hasil tindak lanjut penilaian kemudian menganalisisnya .
Hasil Tindakan Peneliti
Hasil refleksi pada bagian pelaksanaan supervisi dan setelah diadakan diskusi dengan guru sebagai berikut.
(1) Peneliti memeberikan indikator yang harus dicapai pada saat persiapan, pelaksanaan, dan penilaian seminggu sebelum pelaksanaan supervisi,
(2) Peneliti menyuruh guru mengisi format penilaian yang ingin dicapai, satu minggu sebelum pelaksanaan supervisi,
(3) Peneliti mendiskusikan persiapan dengan guru yang akan disupervisi,
(4) Peneliti mengamati guru pada saat supervisi,
(5) Peneliti berdiskusi dengan guru setelah melaksanakan supervisi,
(6) Guru dan Peneliti membuat perencanaan kembali kegiatan berikutnya yang akan disupervisi
Pembahasan
Temuan pertama, kinerja guru meningkat dalam membuat perencanaan pembelajaran. Hal ini terjadi karena adanya kerja sama antara guru kelas yang satu dengan lainnya serta diberi pengarahan oleh peneliti. Langkah-langkah yang dapat meningkatkan kinerja guru dalam membuat persiapan pembelajaran adalah: (1) Peneliti memberikan format supervisi dan jadwal supervisi pada awal tahun pelajaran atau awal semester. Pelaksanaan supervisi tidak hanya dilakukan sekali, (2) Peneliti selalu menanyakan perkembangan pembuatan perangkat pembelajaran (mengingatkan betapa pentingnya perangkat pembelajaran), (3) satu minggu sebelum pelaksanaan supervisi perangkat pembelajaran, Peneliti menanyakan format penilaian, jika format yang diberikan pada awal tahun pelajaran tersebut hilang, maka guru yang bersangkutan disuruh memfotokopi arsip sekolah. Jika di sekolah masih banyak format seperti itu maka guru tersebut diberi kembali. Bersamaan dengan memberi/menanyakan format, Peneliti meminta pengumpulan perangkat pembelajaran yang sudah dibuatnya untuk untuk diteliti kelebihan dan kekurangannya, (4) Peneliti memberikan catatan-catatan khusus pada lembaran untuk diberikan kepada guru yang akan disupervisi tersebut. (5) Peneliti dalam menilai perangkat pembelajaran penuh perhatian dan tidak mencerminkan sebagai penilai. Peneliti bertindak sebagai kolaborasi. Peneliti membimbing, mengarahkan guru yang belum bisa, tetapi Peneliti juga menerima argumen guru yang positif. Dengan adanya itu, terciptalah hubungan yang akrap antara guru dan Peneliti. Tentu saja ini akan membawa nilai positif dalam pelaksanaan pembelajaran.
Temuan kedua, kinerja guru meningkat dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam penelitian tindakan ini ternyata dari 6 guru hampir semuanya mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil supervisi. Langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan penelitian tindakan ini adalah: (1) Peneliti yang mengamati guru mengajar tidak sebagai penilai tetapi sebagai rekan bekerja yang siap membantu guru tersebut, (2) Selama pelaksaaan supervisi di di kelas guru tidak menganggap Peneliti sebagai penilai karena sebelum pelaksanaan supervisi guru dan Peneliti telah berdiskusi permasalahan-permasalahan yang ada dalam pembelajaran tersebut, (3) Peneliti mencatat semua peristiwa yang terjadi di dalam pembelajaran baik yang positif maupun yang negatif, (4) Peneliti selalu memberi contoh pembelajaran yang berorientasi pada Modern Learning. (5) Jika ada guru yang pembelajarannya kurang jelas tujuan, penyajian, umpan balik, Peneliti memberikan contoh bagaimana menjelaskan tujuan, menyajikan, memberi umpan balik kepada guru tersebut, (6) Setelah guru diberi contoh pembelajaran modern, Peneliti setiap dua atau tiga minggu mengunjungi atau mengikuti guru tersebut dalam proses pembelajaran.
Temuan ketiga, kinerja guru meningkat dalam menilai prestasi belajar siswa. Pada penelitian tindakan yang dilakukan di SD Negeri 1 Gunungtumpeng Kecamatan Karangrayung ini ternyata pelaksanaan supervisi edukatif kolaboratif secara periodik memberikan dampak positif terhadap guru dalam menyusun soal/perangkat penilaian, melaksanakan, memeriksa, menilai, mengolah, menganalisis, menyimpulkan, menyusun laporan dan memperbaiki soal. Sebelum diadakan supervisi edukatif secara kolaboratif, guru banyak yang mengalami kesulitan dalam melaksankan penilaian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam supervisi edukatif kolaboratif secara periodik yang dapat meningkatkan kinerja guru adalah: (1) Peneliti berdiskusi dengan guru dalam pembuatan perangkat penilaian sebelum dilaksanakan supervisi, (2) Guru melaksanakan penilaian sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan bersama Peneliti yang sebagai kolaboratif dalam pembelajaran, (3) Guru membuat kriteria penilaian yang berkaitan dengan penskoran, pembobotan, dan pengolahan nilai, yang sebelum pelaksanaan supervisi didiskusikan dengan peneliti, (4) Guru menganalisis hasil penilaian dan melaorkannya kepada urusan kurikulum.
Temuan keempat, Kinerja guru meningkat dalam melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik. Langkah-langkah yang dapat meningkatkan kinerja guru dalam supervisi edukatif kolaboratif adalah: (1) Peneliti dan guru bersama-sama membuat program tindak lanjut hasil penilaian, (2) Peneliti memberi contoh pelaksanaan tindak lanjut, yang akhirnya dilanjutkan oleh guru dalam pelaksanaan yang sebenarnya, (3) Peneliti mengajak diskusi pada guru yang telah membuat, melaksanakan, dan menganalis program tindak lanjut.
Temuan kelima, Kinerja guru meningkat dalam menyusun program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai prestasi belajar, dan melaksanakan tindak lanjut hasil prestasi belajar siswa.
Simpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dapat disimpulkan sebagai berikut.
Bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kinerja melalui supervise Akademik dalam menyusun administrasi mengajar dengan lengkap dan perencanaan mengajar melalui supervisi akademik sehingga menghasilkan pembelajaran yang lebih bermutu. Guru menunjukkan keseriusan dalam memahami dan menyusun administrasi mengajar apalagi setelah mendapatkan bimbingan pengembangan administrasi mengajar/ RPP dari peneliti sehingga terjadinya peningkatan rata-rata dalam penyusunan administrasi mengajar sebesar 27,91%
Kegiatan supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyiapkan perencanaan pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan mutu pembelajaran. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi /pengamatan yang memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mengajar dari siklus ke siklus sehingga terjadinya peningkatan rata-rata dalam perencanaan pembelajaran sebesar 17,91%
Saran
1. Melalui Supervisi Akademik dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyusun administrasi mengajar dan perencanaan pembelajaran.
2. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal kepala sekolah harus lebih sering melaksanakan supervisi Akademik terhadap guru-guru dan berkelanjutan secara terus menerus.
3. Kepala sekolah sebaiknya lebih sering bermusyawarah dengan guru-guru,tenaga administrasi,komite sekolah dan warga sekolah lainya secara formal maupun non formal dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dilapangan demi kemajuan dan kebaikan bersama disekolah tempat kita bertugas.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Moch. Idochi. 2004. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Depdiknas. 1997. Petunjuk Pengelolaan Adminstrasi Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2010. Supervisi Akademik; Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah; Jakarta: Depdiknas.
Harahap, Baharuddin. 1983. Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru, Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya
Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhaimin (2004). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E., 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Sapari, Achmad. 2002. Pemahaman Guru Terhadap Inovasi Pendidikan. Artikel. Jakarta: Kompas (16 Agustus 2002).
Supandi. 1996. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama Universitas Terbuka.
Suprihatin, MD. 1989. Administrasi Pendidikan, Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor Sekolah. Semarang: IKIP Semarang Press.
Surya, Muhammad. 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya
Suryasubrata.1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wahidin; 13 Faktor untuk menjadi Kepala Sekolah Yang Efektif, 2008
Wardani, IGK. 1996. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Jakarta: Dirjen Dikti.