Metode pembelajaran daring yaitu program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam
jaringan untuk menjangkau kelompok target yang luas dan massif. Dengan menggunakan
jaringan, pembelajaran bisa dilaksanakan secara massif dengan peserta didik yang tidak terbatas.
Pembelajaran Daring bisa saja dilaksanakan dan diikuti secara berbayar bahkan gratis. Penelitian
ini bersifat deskriptif, sebab penelitian ini berupaya menghimpun fakta. Penelitian
deskriptif yang di maksud memiliki tujuan mengetahui Penerapan metode pembelajaran daring
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SD Negeri 63/X Nibung Putih.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran, pendidik membuat perencanaan pembelajaran.
WhatsApp group, kemudian peserta didik menirukan membaca seperti yang
diajarkan oleh pendidik lalu peserta didik mengirimkan kembali hasil tugas membaca kepada
pendidik yang bersangkutan.
Dalam keadaan saat ini, karena adanya Covid 19 maka pembelajaran sangat tidak
efisien dan tidak efektif untuk peserta didik dalam pembelajaran secara bertatap muka dengan
pendidik dan teman-teman oleh karena itu adanya Covid 19 ini peserta didik diminta belajar
dirumah dengan menggunakan daring media sosial. Kemajuan di era teknologi saat ini
memungkinkan peserta didik untuk belajar sepenuhnya secara daring. Sementara itu ada
sebagian orang yang menganggap pembelajaran daring membutuhkan tingkat motivasi diri
lebih tinggi, lembaga menganggap dukungan pendidikan sama pentingnya dengan umpan
balik pendidik, dan sangat berhati-hati dalam memastikan peserta didik mereka menerima
tingkat dukungan yang sama dengan yang akan mereka terima di sekolah.
Pada masa New Normal ini pelaksanaan pembelajaran masih dilakukan secara
daring, ada juga yang mengumpulkan tugas langsung kesekolah tetapi tidak semua peserta
didik hanya sebagian saja, peserta didik kebanyakan masih menggunakan aplikasi WhatsApp
group untuk melakukan pembelajarannya.
Pembelajaran daring menggunakan aplikasi Whatsapp di anggap sedikit sulit karena
ketika guru menerangkan materi pelajaran ada beberapa siswa yang tidak bisa mengikuti
proses kegiatan pembelajaran daring di karenakan ada beberapa para siswa yang orang tuanya
tidak memiliki smartphone yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar pesereta didik dan
kurangnya kemaksimalan dalam proses pembelajaran.
Seorang pendidik dituntut untuk menguasai metode apalagi pada masa new normal
ini karena bisa membantu pendidik mempermudah tugasnya ketika penyampaian materi yang
dimaksud, apalagi pada saat new normal ini masih kebanyakan menggunakan aplikasi
whatsApp group hanya beberapa saja yang mengantarkan tugasnya melalui tatap muka dengan
pendidik dan masalah pembelajaran masih dilakukan dengan secara daring, pendidik pun
mengirimkan materi lewat video, pesan suara dan file. Seorang pendidik harus memilih
metode yang tepat supaya peserta didik mampu berperan aktif saat proses belajar di aplikasi
whatsApp.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan di kelas III SD
Negeri 63/X Nibung Putih, adanya himbauan dari pemerintah dalam rangka
menghentikannya penyebaran pandemic Covid-19 ini diberlakukan untuk seluruh lembaga
termasuk salah satunya lembaga pendidikan. Bagi lembaga pendidikan, proses pembelajaran
daring ini artinya proses KBM yang biasanya dilaksanakan di ruangan kelas secara langsung
sekarang dihentikan sementara dan dialihkan ke proses belajar mengajar memakai sistem
daring.
Peserta didik dan pendidik tetap melakukan KBM seperti biasanya, hanya saja
dilakukan di rumah masing-masing. sederhananya pekerjaan ini mudah dilaksanakan melalui
fasilitas diantaranya handphone, kuota dan jaringan yang mendukung, oleh sebab itu aktivitas
ini pasti mudah dilaksanakan.
Kebanyakan didunia pendidikan saat ini hanya bisa melakukan kegiatan
pembelajaran secara daring walaupun sudah sebagian yang melakukan pembelajaran dengan
tatap muka, karena sudah diputuskan oleh pemerintah untuk New Normal. Maraknya pada saat
ini dunia pendidikan khususnya di sekolah dasar menggunakan aplikasi melalui whatsapp
mulai dari absensi kehadiran peserta didik selanjutnya memberi penugasan untuk peserta didik
khususnya di kelas III serta mengirimkan bukti autentik belajar mereka, jika benar-benar
sudah melakukan pembelajaran daring dirumah dengan di dampingi oleh orangtua mereka.
Pembelajaran daring dianggap sedikit sulit, karena ketika guru menerangkan materi
pelajaran ada beberapa siswa yang tidak mampu mengikuti proses kegiatan pembelajaran
daring dikarenakan ada beberapa para siswa yang orang tuanya tidak memiliki smartphone
yang mengakibatkan rendahnya hasil ulangan harian yang belum memenuhi standar KKM
yang ditentukan di SD Negeri 63/X Nibung Putih yaitu 75.
Berdasarkan pra-survei yang peneliti lakukan pada peserta didik kelas III SD
Negeri 63/X Nibung Putih di peroleh data tentang ketuntasan belajar sebagai berikut.
Melihat permasalahan-permasalahan diatas maka metode pembelajaran daring
menggunakan aplikasi whatsapp dipandang relevan dalam rangka untuk meminimalisir
permasalahan dari pandemic COVID-19 menuju masa New Normal. Saat ini model pembelajaran
daring mampu membawa siswa pada situasi yang nyaman, dengan demikian peserta didik mampu
berperan aktif pada proses pembelajaran dan adanya peningkatan pada hasil belajar siswa.
Berdasarkan hal tersebut, sehingga penulis terdorong melakukan penelitian kualitatif
lapangan yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Daring oleh Guru Kelas III di Masa
Pandemi di SD Negeri 63/X Nibung Putih Tahun 2021/2022”
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Menurut Iwan Gunawan, (2013) “Penelitian ialah cara yang dipakai sebagai
pengumpulan dan analisis informasi untuk peningkatan pemahaman terhadap topik tertentu.”
Metode penelitian ialah strategi umum yang dianut ketika pengumpulan dan melakukan
analsis data yang dipakai untuk menjawab permasalahan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research).
Penelitian ini mengambil bentuk penelitian tindakan sekolah (PTS) yaitu kemampuan kepala
sekolah dalam menyusun administrasi sekolah melalui pelaksanaan supervisi manajerial yang
dilaksanakan dalam 2 siklus dan masing masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu : (1) tahap
perencanaan program tindakan, (2) pelaksanaan program tindakan, (3) pengamatan program,
(4) refleksi.
Untuk lebih jelas tentang proses pelaksanaan penelitian tindakan sekolah melalui
pelaksanaan supervisi manajerial dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 1. Langkah-langkah PTS
Tempat Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Sekolah Dasar Negeri 63/X Nibung Putih.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2021/2022 pada bulan Agustus sampai dengan
Oktober tahun 2021.
Sumber Data
Menurut Suharsimi (2013) “Sumber data menjelaskan mengenai sumber perolehan
data, data apa saja dikumpulkan, cara informan atau suatu subjek, dan dengan cara
bagaimana data peneliti diperoleh dari observasi, dokumentasi dan wawancara.” Ciri-ciri
subjek dan informan itu sehingga kredibilitas dapat dijamin. Pengelompokan sumber data
penelitian ini yaitu:
Data Primer
Sugiono (2016) mengemukakan “Data primer yaitu sumber data yang langsung
memberi data kepada pengumpul data atau peneliti atau observer.” Peneliti mendapatkan
berbagai sumber yang berhubungan dengan pembelajaran, di dapatkan secara langsung
dari hasil wawancara di SD Negeri 63/X Nibung Putih. Informan yang dipilih oleh
peneliti adalah Wali Kelas III.
Data Sekunder
Kemudian Sugiono (2016) mengemukakan “Sumber data sekunder ialah sumber
yang tidak langsung memberi data kepada pengumpulan data, misalnya dari orang lain
atau lewat dokumen.” Data sekunder ialah data yang didapatkan dari bahan pustaka.
Sehingga data ini akan didapatkan peneliti dari library research terhadap buku-buku
tentang penerapan pembelajaran keterampilan membaca secara umum, jurnal, buku-
buku Model Pembelajaran, dan buku-buku penunjang lain. Peneliti bisa langsung mencari
bahan penelitian mengenai penerapan metode pembelajaran daring melalui whatsApp
group pada masa New Normal.
Teknik Pengumpulan Data
Observasi
Menurut Sugiono (2016) “Observasi yaitu mengamati langsung kelapangan,
peneliti bisa mendapatkan hal-hal yang tidak akan terungkap oleh responden pada
wawancara sehingga memperoleh kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi
sosial yang diteliti.” Observasi sebagai proses pengambilan data dalam penelitian
dimana peneliti melihat situasi. Metode atau cara tersebut secara umum ditandai dari
pengamatan mengenai apa yang benar- benar dilakukan oleh individu, dan membuat
catatan secara objektif tentang apa yang diamati. Cara melakukan observasi yaitu
dengan 7 tahapan: Pemilihan, pengubahan, pencatatan, pengkodean, rangkaian
perilaku dan suasana, dan tujuan empiris.
Observasi di bagi menjadi tiga macam yaitu observasi partisipatif, observasi
terus terang dan tersamar, dan observasi tak terstruktur.
a. Observasi partisipatif, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
b. Observasi terus terang dan tersamar, peneliti dalam melakukan pengumpulan
data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang
melakukan penelitian.
c. Observasi tak terstruktur, adalah observasi yang tidak di persiapkan
sisitematis tentang apa yang akan di observasi. Observasi yang penulis
lakukan pada saat Pra survey untuk mendapatkan data awal adalah observasi
tersamar dengan jenis non partisipan yang digunakan untuk memperoleh data
tentang segala aktivitas yang dilakukan wali kelas dalam pembelajaran kelas
III SD Negeri 63/X Nibung Putih melalui daring. Kisi Kisi observasi
aktivitas guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas III melalui
daring, lembar observasi aktivitas belajar.
Wawancara
Sugiono (2016) mengemukakan “Interview ialah pertemuan dua orang untuk
saling tukar ide dan informasi melalui tanya jawab, sehingga bisa dikonsentrasikan
makna pada suatu topik. Interview memiliki ciri utama kontak langsung dengan
saling tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi
(interviewer).” Wawancara (interview) yaitu salah satu kaedah mengumpulkan data
yang paling bias dipakai dalam penelitian sosial. MitaRosaliza mengemukakan
“Wawancara dipakai untuk mendapatkan informasi bagi keperluan data primer,
dengan fakta, perasaan, kepercayaan, keinginan dan yang diperlukan untuk
memenuhi tujuan penelitian.” Bentuk memperoleh informasi yang objektif dan tepat,
masing- masing interviewer harus bisa menciptakan hubungan baik dengan
interviewer. Di wawancara ini peneliti melaksanakan tanya jawab langsung kepada
kepala sekolah, dan wali kelas.
Menurut Sugiyono “Dokumentasi ialah mencari data mengenai
variable yang berupa catatan, buku, majalah, surat kabar, agenda, prasasti, transkip
dan notulen rapat lengger. Dibandingkan dengan metode lain, metode ini begitu
mudah, dalam arti apabila terdapat kesalahan sumber datanya masih tetap atau
belum berubah.” Dokumen bisa berbentuk gambar, tulisan ataupun karya-karya
monumental dari seseorang. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila
didukung oleh karya tulis akademik dan seni yang sudah ada.
Triangulasi
Triangulasi merupakan pemeriksaan ulang. Pada bahasa sehari-hari sama seperti
cek ricek. Dengan teknik memeriksa data melalui 3 cara antara lain:
a. Triangulasi sumber yaitu mewajibkan peneliti untuk pencarian lebih dari satu sumber
dalam memahami data. Peneliti bukan hanya melaksanakan wawancara kepada orang
tua sang anak saja, namun juga terhadap guru serta teman temannya supaya
memperoleh informasi dan data yang akurat.
b. Triangulasi metode,pengujian ini dijalankan melalui pengecekan data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda, seperti melakukan wawancara, observasi,
atau dokumentasi. Jika ada hasil yang berbeda sehingga peneliti mengkonfirmasi
kepada sumber data supaya memperoleh data yang dianggap benar.
c. Triangulasi waktu digunakan dalam pengujian kredibilitas data melalui pengujian dan
pengecekan data yang bias dilakukan dengan menggunakan waktu tertentu melalui
observasi, wawancara atau teknik lainnya pada perbedaan situasi atau waktu.
Sugiyono mengemukakan “Jika hasil uji menghasilkan perbedaan data, maka
dilakukan secara berulang-ulang hingga ditemukan kepastian data.”
Teknik Analisa Data
Menurut Sugiyono (2016) “Analisis yaitu proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi.”
Sedangkan Sukardi (2016) mengemukakan “Laporan data melalui penyusunan dan
pengelompokan data, sehingga memberi gambaran nyata terhadap responden.” Sesuai tujuan
penelitian yang akan dicapai, menurut Sugiyono “diawali penelaahan seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber yakni observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi
dengan mengadakan areduksi data, yaitu data-data yang didapatkan dilapangan dirangkum
dengan memilih hal- hal yang pokok serta disusun lebih sistematis sehingga mudah dalam
pengendalian.”
Bogdan & Biklen sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong, mengemukakan
“analisis data kualitatif ialah upaya bekerja melalui data, mengorganisasikan data, memilah
data menjadi satuan yang bisa dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, memutuskan apa yang bisa dijelaskan
kepada Orang lain.”
Langkah-langkah penulis untuk menganalisis data ialah melalui cara berikut ini:
1. Reduksi Data yang di dapat dilapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga di butuhkan
catatan dengan rinci dan teliti. Mereduksi data artinya memilih hal inti, merangkum,
menfokuskan pada suatu hal yang penting, dicarikan tema dan pola.
2. Penyajian Data sesudah data reduksi, langkah berikutnya yakni penyajian data.
Menyajikan data yang berbentuk uraian singkat, hubungan antar kategori, bagan, dan
sejenisnya. Sugiyono mengemukakan “penyajian data selain dengan teks yang naratif,
juga bisa berupa grafik, jejaring kerja dan matrik.”
3. Conclusion Drawing/Verification. Langkah ketiga yaitu analisis data menurut Sugiyono
ialah “penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal masih sementara, dan
berubah apabila tidak ditemukan data-data yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data selanjutnya. Namun jika kesimpulan yang diawal, di dukung dengan
bukti-bukti yang validdan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan, sehingga
kesimpulan yang di dapatkan adalah kesimpulan yang kredibel.”
A. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dalam dua siklus, di mana
uraian tiap siklusnya adalah sebagai berikut :
1. Siklus I
Secara terperinci prosedur penelitian tindakan sekolah sebagai upaya peningkatan
kompetensi pedagogik kepala sekolah yang mendapat tugas tambahan sebagai guru mata
pelajaran pada siklus pertama diuraikan sebagai berikut.
a. Siklus 1
1) Perencanaan
a) Menyiapkan perlengkapan administrasi penelitian (Form Observasi, dan lain-
lainnya)
b) Menetapkan waktu pelaksanaan pertemuan dengan guru kelas III SD Negeri
63/X Nibung Putih
c) Menyiapkan tempat dan perlengkapan pertemuan bekerjasama dengan Guru
kelas III SD Negeri 63/X Nibung Putih .
2) Pelaksanaan
a) Pada awal pertemuan siklus 1 (pertama) ini peneliti menyampaikan tujuan
dilaksanakannya penelitian tindakan sekolah ini.
b) Menyampaikan kepada guru kelas administrasi yang mesti disiapkan yang
sebelumnya sudah diinformasikan, dan dilakukan penilaian.
c) Meminta guru kelas untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam
kelas.
d) Peneliti/supervisor mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan
melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran menggunakan instrumen
yang telah dipersiapkan.
e) Setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dalam kelas selesai, peneliti
bersama-sama dengan guru kelas mengadakan diskusi tentang permasalahan-
permasalahan yang muncul.
f) Membuat kesimpulan akhir pelaksanaan supervisi klinis pada siklus pertama
untuk dijadikan bahan refleksi pada pelaksanaan supervisi pembelajaran siklus
kedua.
g) Menutup kegiatan supervisi klinis.
3) Observasi
Selama pelaksanaan kegiatan supervisi klinis dilakukan kegiatan observasi:
1. Aktivitas guru kelas dalam mengikuti kegiatan supervisi klinis.
2. Hasil kerja guru kelas dalam kegiatan pembelajaran berupa bukti fisik
perlengkapan pembelajaran (prota, promes, Silabus, RPP, bahan ajar, analisis
hasil belajar siswa).
3. Mengisi formulir isian sesuai tagihan yang diperlukan.
Refleksi
Berdasarkan analisis data hasil pengamatan pada siklus I ini, akan diadakan
perbaikan-perbaikan baik cara maupun kelengkapan instrumen yang masih kurang di
siklus I ini akan diperbaiki dan dilengkapi pada siklus berikutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SD Negeri 63/X Nibung Putih
SD Negeri 63/X Nibung Putih adalah salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan
Muara Sabak Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. SD Negeri 63/X Nibung Putih
berdiri pada tahun 1977. Sekolah ini telah berakreditas B. Letak geografis sekolah ini
sangat strategis sebab letaknya di pinggir jalan sehingga mudah dijangkau dengan
kendaraan apa saja.
1. Data-Data SD Negeri 63/X Nibung Putih
SD Negeri 63/X Nibung Putih memiliki data-data sekolah seperti pada sebagai
berikut:
b. Keadaan Pendidik
Keadaan guru di SD Negeri 63/X Nibung Putih memiliki tugas yang
dirangkap dalam mengajar maupun menjadi anggota kelembagaan manajemen sekolah tersebut seperti pada Tabel 4.3 Data Guru di SD Negeri 63/X Nibung Putih Tahun Pelajaran 2021/2022, sebagai berikut:
B. Hasil Penelitian
Pembelajaran daring saat ini sangatlah penting dan membantu pendidik pada proses pembelajaran, Pendidik harus terbiasa mengajar dengan pemanfaatan media daring kompleks yang harus dikemas secara efektif, mudah diakses,dan dipahami oleh peserta didik. Sehingga, pendidik dituntut mampu mendesain dan merancang pembelajaran yang efektif dan ringan melalui pemanfaatan media atau perangkat menggunakan whatsApp berdasarkan materi yang akan diajarkan.
Peran pendidik professional dalam pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar peserta didik. Menurut Dyah Putri Safitri, dkk, “Pendidik professional ialah pendidik yang kompeten melaksanakan proses pembelajaran yang baik sehingga bisa menghasilkan pendidikan yang berkualitas apa lagi pada saat masa New Normal ini.”
Keberhasilan pendidik ketika melaksanakan pembelajaran daring dikondisi saat ini merupakan kemampuan pendidik untuk merancang, berinovasi, dan meramu materi, aplikasi dan metode pembelajaran berdasarkan Metode dan materi. Kreatifitas adalah kunci sukses seorang pendidik dalam memotivasi peserta didiknya supaya terus semangat dalam belajar melalui daring dengan aplikasi whatsApp dan tidak merasakan beban psikis.
I. Siklus 1
1. Perencanaan
Sebelum pelaksanaan pembelajaran, pendidik membuat perencanaan pembelajaran. Pembelajaran yang dibuat pada pendidik kini menggunakan pembelajaran daring. Selaku guru kelas III sebelum melakukan proses pembelajaran terlebih dahulu membuat perencanaan pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum K13 dan silabus, RPP yang saya gunakan saat ini yaitu RPP daring, tetapi dibagian metode dan medianya diganti sesuai dengan kurikulum pembelajaran saat ini. Karena metode pembelajaran ini merupakan hal yang baru maka guru kelas terlihat sedikit kesulitan dalam menyusun perencanaan pembelajaran. Tetapi guru kelas berupaya agar siswa dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik walaupun lewat jarak jauh.
2. Pelaksanaan
Kelas yang digunakan oleh peneliti adalah kelas III yang berjumlah 17 orang siswa dengan 10 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan, merupakan kelas kecil. Sehingga pelaksanaan proses pembelajaran lebih terkontrol dan efesien sebab pendidik mampu untuk mengondisikan kelas karena cangkupan jumlah siswanya yang sedikit. Kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran yang berbeda, ada yang mempunyai kemampuan cerdas dan ada yang low tetapi tidak adanya perbedaan perlakuan terhadap keduanya dalam penerapan metode daring pada pelajaran Bahasa Indonesia seperti hasil
wawancara guru kelas III yaitu pembelajaran dilakukan dengan whatsApp, kemudian tugas dan materi di kirim melalui whatsApp, dengan cara peserta didik mengirim video, pesan suara atau foto.
Pada tahap ini guru kelas terlihat belum menguasai sepenuhnya tahapan demi tahapan proses pelaksanaan pembelajaran namun guru kelas mampu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum.
Pendidik menjelaskan materi yang ada di buku tema 1 pertumbuhan dan perkembangan mahkluk hidup sub tema 1 tentang ciri-ciri makhluk hidup dengan menggunakan Kompetensi Dasar dengan cara memberikan materi tersebut dalam group whatsapp:
1. Mencermati kosa kata dalam teks tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat hidup), pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup yang ada di lingkungan setempat yang disajikan dalam bentullisan, tulis, visual, daneksplorasi.
2. Menyajikan laporan tentang konsep-konsep ciri-ciri kebutuhan (makanan dan tempat hidup), pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat secara tertulis menggunakan kosa kata baku dalam kalimat efektif. Dan menggunakan indicator sebagai berikut:
a. Memahami ciri-ciri makhluk hidup pada sebuah teks bacaan.
b. Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup pada sebuah bacaan.
c. Menyebutkan ciri-ciri makhluk hidup yang terdapat pada sebuah teks bacaan dengan tepat.
d. Membuat kesimpulan tentang ciri-ciri makhluk hidup yang berdasarkan teks bacaan.
Pendidik mengakhiri pembelajaran dan peserta didik
diberikan motivasi. Guru kelas menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran
Bahasa Indonesia melalui daring sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat
dilihat dari pengetahuan dan pemahaman guru kelas III mengenai pembelajaran melalui
daring serta seringnya endidik dalam melakukan aktivitas pada whatsApp, seperti
memosting materi pembelajaran Bahasa Indonesia dan pemberian Tugas yang
dilakukan secara daring.
Hal ini menunjukkan bahwa guru kelas III telah berupaya
menggunakan metode pembelajaran daring dalam arti yang luas yaitu dengan
memanfaatkan whatsapp dalam kegiatan pembelajaran. Dari pengamatan pembelajaran yang
dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar Bahasa
Indonesia melalui daring dilaksanakan secara penuh melalui daring, pendidik juga
telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013. Adapun
aktivitas pembelajaran melalui daring dikaitkan dalam kegiatan pembelajaran dikelas.
3. Penilaian dan Evaluasi
Penilaian yang dipakai pada penerapan daring ini yakni
melalui penggunaan penilaian pada saat kesiapan peserta didik, proses
pembelajaran, dan hasil belajar peserta didik secara utuh. Dalam hal ini penilaian pembelajaran
daring mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 3 SD Negeri 63/X Nibung Putih
Kecamatan Muara Sabak dilakukan pada saat proses pembelajaran dan pemberian tugas, dalam
pembelajaran daring mata pelajaran Bahasa Indonesia ini wali kelas tidak hanya
menggunakan materi yang ada di buku tema 1 melihat kosa kata pada teks mengenai konsep
kebutuhan dan ciri-ciri makhluk hidup yang ada disekitar lingkungan setempat sub
tema 1ciri-ciri makhluk hidup dalam pembelajaran ke 2 juga memanfaatkan youtube dalam
link https://youtu.be/9Tzf7xsBV0U agar peserta didik dapat
mengamati penjelasan video tersebut dengan mudah dan mengerjakan tugas yang
diberikan oleh pendidik yang berkaitan dengan materi. Dari tugas tersebut pendidikan
memberikan nilai sesuai jawaban peserta didik.
Pendidik kemudian menyiapkan penilaian untuk menilai
keaktifan peserta didik. Data hasil aktivitas peserta didik dilaporankan sesuai
aspek- aspek aktivitas belajar yang diamati sebagai berikut: Kesiapan peserta didik secara
fisik dapat diamati ketika mengisi absebsi di whatsApp, kemudian mengenakan pakaian rapi,
menyiapkan buku-buku diatas meja yang dibuktikan dengan foto lalu di kirimkan kepada
pendidik.
Hasil nilai belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat
pada table berikut ini.
Dilihatdari table di atas beberapa siswa meningkat nilai ulangan hariannya namun dari
total keseluruhan hanya 7 siswa yang mencapainilai KKM 75 yaitu 41 % dan
sisanya yaitu 10 siswa belum mencapai nilai KKM (59%)
1.
Refleksi
SD Negeri63/X Nibung Putih Kecamatan Muara Sabak melakukan penetapan ketentuan belajar. Sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimumatau
KKM di awal melaksanakan penilaian
proses pembelajarandan penilaian hasil belajar melalui pertimbangan tingkat kompleksitas, daya dukung, dan
tingkat kemampuan awal pesertadidik. Bila
siswa belum mencapai KKM, pendidik melaksanakan kegiatan remidial,
kegiatan pengayaan dilaksanakan pendidik dalam bentuk pemberian tugas.
Setelah memperhatikan seluruh rangkaian pelaksanaan
tindakan pada siklus 1,
terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian,
yaitu:
1) Tujuan pembelajaran yang tercantum dalam RPP tidak
semuanya tercapai oleh guru. Guru perlu dibekali untuk menyusun RPP yang benar agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan efektif dan efisien
2) Secara umum guru hanya menggunakan media bacaan
sebagai media pembelajaran. Gambar-gambar yang ada dalam buku paket pada umumnya
dijadikan sebagai media. Media kreasi guru tidak ada ditemukan selama pelaksanaan
tindakan siklus 1.
3) Tidak semua guru menyediakan instrumen penilaian untuk
materi pembelajaran yang diajarkannya. Sebaiknya guru mempersiapkannya sejalan
dengan pembuatan RPP. Dilakukan evaluasi supaya mengetahui program yang
terlaksana dengan baik atau tidak, dengan evaluasi ditemukan berbagai hambatan
pelaksanaan program yang berlangsung sehingga sebagai acuan pelaksanaan program
pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya, melakukan evaluasi proses
pembelajaran ketika proses pembelajaran dan pada akhir satuan pelajaran melalui: tes
perbuatan atau lisan, dan tes secara tertulis. Hasil akhir dari evaluasi didapatkan
dari semua evaluasi proses pembelajaran peserta didik selama mengikuti pembelajaran
daring seperti mengerjakan tugas.
II. Siklus 2
1. Perencanaan
Melihat hasil belajar siswa yang masih banyak belum
mencapai nilai KKM maka Guru Kelas terlihat menyusun perencanaan dengan
beroptimal memanfaatkan medode daring seefektif mungkin.
Dalam pembelajaran metode daring saat ini sebenarnya
memberikan tantangan bagi pendidik, Guru Kelas menyampaikan beberapa tantangan
positif tersebut yaitu: untuk menunjukan kemampuan pendidik dalam memanfaatkan
media teknologi, pendidik mutlak harus dilakukan untuk mentrasfer
pengetahuan kepada peserta didik dengan menarik dan efektif.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini guru terlihat lebih dapat menguasai metode
pembelajaran daring. Adapun tata cara dalam pembelajaran daring antara lain:
Managemen kelas, mata pelajaran, materi, pemberian tugas dan nilai. Sesuai
penelitian yang peneliti lihat melalui whatsApp group kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru kelas yaitu:
a. Berdoa terlebih dahulu sebelum pembelajaran dilakukan.
b. Pendidik kemudian memberikan motivasi untuk peserta
didik dan orang tua supaya
tetap semangat ketika mengikuti pembelajaran daring ini.
c. Pendidik menjelaskan materi yang ada di buku tema 1
pertumbuhan dan perkembangan mahkluk hidup sub tema 1 tentang ciri-ciri
makhluk hidup dengan menggunakan RPP yang telah disusun.
d. Pendidik memberi tugas kepada peserta didik untuk
membuat video membaca tentang ciri-ciri makhluk hidup dan mencatat kembali
materi tentang ciri-ciri makhluk hidup.
e. Setiap peserta didik mengirimkan tugas kepada Guru
kelas.
f. Pendidik mengakhiri pembelajaran dan peserta didik
diberikan motivasi. Peneliti ingin mengetahui mengenai penerapan pembelajaran
daring dalam Bahasa Indonesia, wawancara dan dokumentasi menunjukan
bahwa pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui daring sudah
dilaksanakan dengan baik oleh guru kelas III, hal ini dapat dilihat dari pengetahuan
dan pemahaman guru kelas III
mengenai pembelajaran melalui daring serta seringnya
pendidik dalam melakukan aktivitas pada whatsApp, seperti memosting materi
pembelajaran Bahasa Indonesia dan pemberian Tugas yang dilakukan secara daring.
Sementara itu dari hasil dokumentasi menunjukan bahwa untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas III pembelajaran melalui daring telah aktif digunakan untuk
program unggah materi pelajaran, penugasan yang diadakan secara daring dan
pengelolaan nilai secara keseluruhan pendidik sudah memaksimalkan penggunaan
daring dengan fasilitas yang ada di aplikasi whatsApp.
Maka dari itu tidak mungkin pembelajaran Bahasa Indonesia
pada Kurikulum 2013 ini dilaksanakan tidak secara daring penuh karena
anjuran pemerintah untuk mengurangi kerumunan guna memutus rantai penyebaran Covid
19. Sebagai pengganti dan pendukung pembelajaran, daring dalam
Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia mampu menciptakan pelajaran,
yaitu:
a. Belajar bertanggung jawab secara online, peserta didik
mengikuti proses pembelajaran yang disampaikan secara online melalui grup
WhatsApp dengan pendampingan orangtua.
b. Pemanfaatan teknologi dan komunikasi untuk mengurangi
dampak negative yang ditimbulkan covid 19 kususnya dalam pendidikan,
penyelenggaraan daring yang sifatnya sebagai pengganti terhadap pembelajaran regular
didalam kelas.
c. Di pembelajaran tatap muka dikelas, daring menghendaki
wali kelas dan orangtua dapat bekerjasama dalam setiap tahap pembelajaran. Menurut Ahmad Yani dalam bukunya yang berjudul Mindset
Kurikulum 2013, proses belajar pada pembelajaran saintifik K13 adalah
mengacu pada tahap-tahap
pembelajaran seperti: mengamati, menanya, mengeksperimen,
mengasosiasikan dan mengkomunikasikan.
Dari respon yang diberikan siswa mengenai penerapan
pembelajaran daring, dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar di kelas
dilakukan menggunakan aplikasi whatsapp. Wali kelas selalu mengupload materi pelajaran
dan memberikan intruksi untuk pada saat kegiatan belajar mengajar secara daring di
mulai.
Hal ini menunjukkan bahwa guru kelas III telah berupaya
menggunakan metode pembelajaran daring dalam arti yang luas yaitu dengan
memanfaatkan whatsapp dalam kegiatan pembelajaran. Dari pengamatan pembelajaran yang
dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar Bahasa
Indonesia melalui daring dilaksanakan secara penuh melalui daring, pendidik juga
telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013, adapun
aktivitas pembelajaran melalui
daring dikaitkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Dapat dipahami bahwa dalam masa new normal seperti ini
daring fungsinya adalah sebagai pengganti dalam kegiatan pelajaran Bahasa
Indonesia, artinya Wali murid dan pendidik mempunyai kewajiban memanfaatkan materi yang
diunggah pada grub whatsapp. Dalam hal ini, kewajiban atau keharusan bagi
orang tua untuk mengakses materi daring, sekalipun sifatnya sebagai pilihan,
orangtua yang memanfaatkannya tentu akan memiliki kemudahan dalam pendampingan belajar anak
dan tambahan pengetahuan atau wawasan.
Adapun kemudahan dalam pembelajaran yang bisa digunakan
yakni pembelajaran melalui daring. Seperti yang telah diketahui
bahwa pembelajaran melalui daring di SD Negeri 63/X Nibung Putih dimanfaatkan
berdasarkan kebutuhan sekolah akan pelayanan pendidikan yang ditujukan kepada peserta
didik, maka dari itu guru kelas III SD Negeri 63/X Nibung Putih menyebutkan bahwa
pembelajaran melalui daring adalah suatu kewajiban bagi seluruh pendidik dan
seluruh mata pelajaran untuk
menggunakan daring dalam pembelajaran tanpa terkecuali
walaupun terdapat kesulitan dan belum terbiasa.
Dalam hal ini dapat diketahui bahwa guru kelas telah
mengupayakan pembelajaran daring dalam arti luas, artinya guru kelas
telah mengupayakan pembelajaran daring sesuai kurikulum yang berlaku dengan memanfaatkan
fitur-fitur yang dimiliki oleh whatsapp dalam menunjang pembelajaran.
Guru kelas III menuturkan mengenai persiapan pelaksanaan
pembelajaran melalui daring menurut beliau, "Persiapan
pertama dimulai dengan menganalisis materi yang akan diunggah ke grup whatsapp, kedua menyiapkan
perangkat handphone serta memastikan jaringan internet memadai, upload materi
pelajaran, kemudian sampaikan materi pelajaran yang sudah diupload ke whatsapp grup,
dan minta orang tua untuk menyampaikan penjelasan materi dari pendidik Kepada
peserta didik."
Bisa dipahami guru kelas sudah memakai metode
pembelajaran daring, hal ini bisa terlihat dari sudut pandang wali kelas, pemahaman
dan pengetahuan wali kelas mengenai daring serta seringnya pendidik dalam melakukan
aktivitas pada pembelajaran daring, seperti memosting materi bahasa indonesia dan
penugasan yang diadakan secara daring, selain itu wali kelas sangat terbantu dengan
adanya fasilitas dari fitur whatsapp grub meskipun ada beberapa problem yang belum terpecahkan
mengenai dampak
negative dari daring yaitu kejujuran dalam mengenakan
soal dan penugasan bagi peserta
didik belum dapat terdeteksi dari daring.
3. Evaluasi
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran
berpedoman kepada kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajran daring
dan evaluasi kahirnya adalah peningkatan hasil belajar siswa. Evaluasi
dilakukan setelah proses pembelajaran selesai dengan menjumlahkan skor perolehan nilai siswa
yang sesuai dengan nilai KKM 75. Hasil kegiatan pada siklus kedua dapat dijelaskan
pada tabel di bawah ini :
Dilihat dari table di atas beberapa siswa meningkat hasil
nilai ulangan dari total keseluruhan terdapat 17 siswa yang mencapai nilai KKM
75 yaitu 100 % dan tidak ada siswa belum mencapai nilai KKM.
4. Refleksi
Setelah memperhatikan seluruh rangkaian pelaksanaan tindakan
pada siklus 2, hal-hal yang menjadi perhatian utama, yakni :
a. Tujuan pembelajaran yang tercantum dalam RPP sudah
tercapai oleh guru kelas
karena guru kelas sudah dapat menyusun RPP yang efektif
dan efisien.
b. Media kreasi sudah ada pada saat guru kelas selama
pelaksanaan tindakan siklus 2.
c. Guru kelas telah menyediakan instrumen penilaian untuk
materi pembelajaran yang
diajarkannya.
d. Media pembelajaran telah lebih kreatif dan tersusun
dengan lebih menarik
dilengkapi dengan baik dan benar.
C. PEMBAHASAN
Dari pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilaksanakan
dalam 3 tahap yaitu;
perencanaan dengan melaksanakan kegiatan penilaian
keterampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran digital pada masa pandemic dan
penerapan pembelajaran tematik kepada Guru kelas melalui pelaksanaan supervisi klinis di
SD Negeri 63/X Nibung Putih dapat dapat dirangkum di bawah ini.
1. Kendala Peserta Didik Dalam Menerapkan Metode
Pembelajaran Daring Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di SD Negeri 63/X Nibung Putih
Kecamatan Muara Sabak Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dengan
pendidik rata-rata kendala yang dihadapi oleh pendidik dalam menerapkan
metode daring antara lain:
a) Pembelajaran di SD Negeri 63/X Nibung Putih kelas III
memiliki kendala pada HP, karena tidak semua peserta didik mempunyai HP
b) Hambatan yang dialami ketika proses pembelajaranya itu
kurang efektifnya proses pembelajaran karena kurangnya pengawasan dari orang tua.
c) Peserta didik mengalami kejenuhan pada saat proses
pembelajaran.
d) Tugas yang diberikan Pendidik kebanyakan dikerjakan
oleh orang tua.
2. Solusi dari kendala Menerapkan Metode Pembelajaran
Daring Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Di SD Negeri 63/X Nibung Putih Kecamatan
Muara Sabak
a) Upaya pendidik kepada peserta didik yang Orangtuanya
tidak memiliki HP, dengan
cara menumpang HP kepada orang tua peserta didik lainnya.
b) Upaya sekolah dan pendidik agar proses pembelajaran
berjalan efektif dengan didamping orang tua yaitu pada saat awal pembelajaran
orang tua dan peserta didik harus mengirim foto atau video untuk absen. Terkadang ada
juga orang tua yang tidak mau mendampingi anaknya belajar karena sibuk dengan
pekerjaanya.
c) Upaya pendidik untuk menghilangkan kejenuhan peserta
didik yaitu dengan cara guru mengirimkan video supaya peserta didik tidak merasa jenuh
dan memberikan tugas pun tidak banyak agar peserta didik tidak merasa terbebani.
3. Adapun Manfaat Dari Penerapan Metode Daring yang
didapat selama penelitian
ini adalah :
a) Anak dapat mendalami teknologi sejak usia dini
b) Pembelajaran lebih fleksibel dapat dilakukan dimana
saja dengan menggunakan sistem daring
c) Dapat menghemat pengeluaran transportasi
d) Materi dapat disave dan diputar ulang jika kurang
dipahami
e) Anak dapat menggali pengetahuan dan sumber informasi
secara luas.
f) Guru lebih banyak waktu untuk mengerjakan pekerjaan
lain.
PENUTUP
Kesimpulan
Sesuai dengan keterangan yang sudah diuraikan dalam
bab-bab sebelumnya, dapat penulis jelaskan penelitian ini merupakan hasil dari
menganalisa berbagai data yang berhasil penulis kumpulkan dalam penelitian di SD Negeri 63/X
Nibung Putih. Penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Model pembelajaran daring ini adalah program
pembelajaran dalam jaringan internet untuk menjangkau kelompok target yang luas
b. Dalam metode pembelajaran daring ini maka seorang
pendidik harus memakai metode yang tepat dan inovatif supaya peserta didik tidak mudah
jenuh saat proses pembelajaran menggunakan WhatsApp dengan cara mengirimkan video,
gambar, atau tidak membebani peserta didik dengan penugasan yang banyak.
c. Pelaksanaan supervisi klinis dalam upaya meningkatkan
kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran melalui whatsapp dalam
pembelajaran daring selama masa pandemic terbukti dapat meningkatkan nilai hasil
belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya nilai ulangan harian siswa
dari yang semula pada siklus 1 hanya 7 siswa yang mencapai nilai KKM 75 yaitu 41 % dan
sisanya yaitu 10 siswa belum mencapai nilai KKM (59%) , dan pada siklus 2
meningkat menjadi 100 % yang artinya tindakan yang dilakukan guru dapat membawa hasil
yang positif.
Saran
Saran penulis bagi sekolah dan peseta didik untuk lebih
meningkatkan metode, model pembelajaran dan kreativitas pada saat proses
pembelajaran supaya peserta didik tidak mudah jenuh, apalagi sekarang pembelajaran menggunakan metode
daring. Tidak membebani peserta didiknya dengan memberikan tugas yang berlebihan agar
peserta didik tidak terbebani misalnya dengan cara pendidik memberikan pertanyaan untuk
peserta didik supaya mengajukan pertanyaan mengenai materi di WhatsApp, jadi
peserta didik Yang bertanya bukan pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Achmadi dan Cholid Narbuko, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan
Praktik) Jakarta: Rineka Cipta 2013)
Afreni Hamidah dan Ali Sadikin ,” Pembelajaran Daring di
Tengah Wabah
Covid-19”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi,Vol.6, No.2
Tahun 2020
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta 2013
Gunawan Imam, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan
Praktek, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013).
Joko dan Ahmad, Model Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka
Setia, 2013).
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasidan
Komunikasi (Bandung: Alfabeta, 2010).
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D,
Jakarta: CV, Alvabeta, 2016.
Sujarweni V Wiratna Metodologi Penelitian ( Yogyakarta:
PT Pustaka Baru, 2014),hlm19.
Sukardi, Metodologi Penelitian pendidikan: Kompetensi dan
Praktiknya, (Bandung, cet 26, 2012