Negara Kok Begini, Begini Kok Negara!
Oleh Agung Marsudi
SARAPAN pagi dibumbui dusta, tidak ada makan siang yang gratis, politik tapi keras kepala, setiap hari adalah citra. Baliho manis dimana-mana, mata rakyat sakit melihatnya. Janji kesejahteraan dibayar dengan utang.
Negara bukan ladang oligarki. Benarkah rakyat butuh investasi. Ngatur uang, cari utang, ngurusi ekonomi, sana-sini, tapi hanya ahli kontraksi.
Negara
Kok Begini
Begini
Kok Negara
Di meja-meja sidang, pasal dijual, ayat diganti dan dibeli. Konstitusi asli diganti imitasi. Banalitas korupsi, jangan ditanya lagi. Besaran APBN seperti kitab proyeksi korupsi. Besaran APBD seperti buku turunan komisi.
Hanya "raja singa" kekuasaan yang hidup di hutan. Hutan tropis Nusantara, segera dibuka. Kisahnya akan diabadikan nanti, Agustus 2024. Kitab "Babat Alas" Nusantara. Legacy untuk siapa?
Perpres, permen, perda. Per, singkatan dari pertalian. Silakan dilanjutkan sendiri. Rakyat tidak pernah berganti. Hafal dan mengerti. Kekuasaan itu ada betisnya. Mahal maharnya, dan harus ada pesta. Olala!
Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh. Indonesia maju, Indonesia hebat. Buktinya apa?
Di Brak jajan, mbak Marsi, jagongan, "ngetuprus" soal negara. Padahal sudah tahu, untuk bahagia gak perlu negara, untuk sejahtera gak perlu pilkada.
"Gitu aja, kok repot!"
Solo, 29 Maret 2022