Kopi Pandan Arum, Nasi Liwet Bu Wongso Lemu. Jokowi (Ter)baik. Hidup Persis!
Oleh Agung Marsudi
JUDUL catatan ini seenaknya, tugas anda abaikan saja, atau pilih salah satunya. Biar sama-sama enak. Enaknya apa, maunya siapa. Di antara Bu Wongso dan Persis, ada Jokowi.
Hujan tersisa menjelang asar. Solo diguyur hujan lagi. Langit masih tertutup mendung. Hawa anyes, bertemu lampu-lampu malam, di sudut kota. Di Suwasana saya pesan kopi pandan arum. Diiringi musik blues.
Kopi perlu diramu dengan akustik. Politik perlu diracik biar asik. Untuk maju, gak usah malu. Kopi yang diramu dengan politik, melahirkan branding, bukan klenik.
Pernak-pernik kearifan lokal, butuh sentuhan politisi profesional, yang mengakar. Indonesia Raya kaya.
Tidak berhenti di kopi, mobil metalik plat B mengantar kami ke nasi liwet Bu Wongso Lemu, Keprabon Kulon. Nasi liwet dengan suwiran ayam, ndog utuh. Gurihnya ngangeni. Siteran mbok-mbok di pojok, seperti mengantarkan mantra masa depan, dari masa lalu. Rindu rupa, rindu rasa.
Katanya, nasi liwet Bu Wongso berdiri sejak 1950. Tiga generasi telah berlalu. Tetapi rasanya tetap di situ. "Jo, mbejujo!"
Sederhananya, di antara rakyat dan nasi, ada Jokowi. Terkait ekonomi Jeng Sri. Urusan segala urusan, ada Opung. Soal Persis, biarlah Pasopati.
Urusanku menikmati serabi, di pinggir trotoar Slamet Riyadi. Cita rasa ekonomi ankringan yang sering dilupakan.
Solo, 29 Maret 2022