MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI PRESTASI DIRI MATA PELAJARAN PPKN DI KELAS IX.A SMPN 18 TANJAB TIMUR TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Oleh : ARIS HARIADI
SMP N 18 TANJAB TIMUR
Arishariadi679@gmailcom
Abstrak
:
Penelitian ini dilakukan pada semester genap di kelas
IX.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur Tahun Pelajaran 2018/2019. Peneliti menemukan
suatu permasalahan hasil belajar pada mata
pelajaran PPKn yang cenderung kurang semangat dan dianggap sebagai pelajaran
yang membosankan sehingga siswa tidak memperhatikan materi pembelajaran yang
disampaikan. Pada materi prestasi diri siswa bahkan tidak tahu pentingnya
prestasi bagi diri pribadi. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang
cenderung tidak meningkat. Terhadap permasalahan ini Peneliti menggunakan model
pembelajaran Think-Pair and Share ( TPS ) yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
Model pembelajaran merupakan cara guru dalam
menyampaikan meteri pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Model
pembelajaran Think-Pair and Share ( TPS ) merupakan model pembelajaran
berkelompok ( kooperatif )
dengan menggunakan 3 ( tiga ) langkah yaitu berpikir, berpasangan dan berbagi.
Siswa diajak untuk berpikir berkelompok dan berpasangan yang akan berbagi
pengalaman belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya di dalam kelompok. Sebelum penelitian dilakukan, ketuntasan hasil
belajar siswa Sekitar 48 % siswa ( 13 orang dari 27 orang siswa di kelas
) yang memenuhi standar ketuntasan
minimal yaitu 67. Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan teknik analisis
data kuantitatif dan kualitatif. kuantitatif untuk memberikan gambaran
peningkatan hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok. dan
teknik analisis data kualitatif melalui observasi, wawancara dan catatan
lapangan.
Hasil penelitian di kelas IX.A SMP Negeri 18
Tanjab Timur menunjukkan bahwa pada
siklus I ketuntasan hasil belajar mencapai 62 % ( 17 orang ).Pada siklus II,
hasil ketuntasan belajar siswa meningkat dan mencapai angka 70 % ( 19 orang ). Pada
Siklus III, hasil ketuntasan belajar
siswa meningkat dan mencapai 77 % ( 21
orang ). Berdasarkan hasil analisis data
, membuktikan bahwa pembelajaran dengan model Think-Pair-Share dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IX.A. Model pembelajaran ini dapat menciptakan kerjasama kelompok, mewujudkan komunikasi siswa
dengan guru dan komunikasi antar sesama siswa.karena siswa memiliki keleluasaan
berbagi pengetahuan dan pengalaman belajar melalui teman sebaya.
Kata Kunci : Think-Pair
and Share, Hasil Belajar
PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
pesat mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu
memberi dampak pada lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan dituntut untuk dapat
menyelenggarakan proses pendidikan secara optimal dan aktif sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan itu sendiri. Peningkatan kualitas dan
mutu pendidikan diharapkan mampu melahirkan lulusan-lulusan yang mempunyai daya
saing tinggi untuk menghadapi ketatnya tantangan dan persaingan dunia kerja. Perbaikan-perbaikan
di bidang pendidikan harus terus dilaksanakan guna mencapai kualitas dan mutu
pendidikan yang diharapkan.
Upaya melakukan perbaikan di bidang pendidikan menjadi
tanggung jawab semua pihak, termasuk guru. Sebagaimana dijelaskan oleh Oemar
Hamalik (1991:44) yang mengatakan bahwa “Guru bertanggung jawab melaksanakan
kegiatan pendidikan di sekolah dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran
kepada para siswa”. Guru harus dapat melakukan suatu inovasi yang menyangkut
tugasnya sebagai pendidik yang berkaitan dengan tugas mengajar siswa.
Inovasi-inovasi yang dilakukan guru dalam tugasnya sebagai pendidik diharapkan
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Mengingat bahwa guru juga memberi pengaruh terhadap
hasil belajar siswa, Sebagaimana dikemukakan oleh Hamzah B. Uno (2008:17) bahwa
“Seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dapat ditunjukkan
oleh peserta didiknya”. Guru hendaknya mempunyai kemampuan dalam mengembangkan
metode mengajarnya. Metode mengajar diartikan sebagai suatu cara
atau teknik yang dipakai oleh guru dalam menyajikan bahan ajar kepada siswa
untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan metode mengajar ini juga perlu
diperhatikan karena tidak semua materi dapat diajarkan dengan hanya satu metode
mengajar. Guru hendaknya dapat memilih metode mengajar yang dianggap sesuai
dengan materi pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar pengajaran khususnya mata
pelajaran PPKn dapat berlangsung secara efektif, efisien dan tidak membosankan.
Dalam pasal 37 Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sisdikna, PPKn merupakan mata pelajaran yang diwajibkan
untuk kurikulum di jenjang pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib
untuk kurikulum pendidikan tinggi, Berdasarkan hal tersebut PPKn tidak bisa
dianggap remeh karena merupakan mata pelajaran yang diwajibkan, sehingga
upaya-upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran PPKn di sekolah-sekolah
maupun perguruan tinggi harus terus ditingkatkan.
Pada kenyataannya pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PPKn) masih dianggap sebagai pelajaran yang sepele oleh sebagian besar siswa.
Kenyataan ini semakin diperburuk dengan metode mengajar yang dipakai oleh
sebagian besar guru PPKn masih memakai metode konvensional atau tradisional.
Metode konvensional merupakan metode dimana guru memegang peranan utama dalam
menentukan isi dan langkah-langkah dalam menyampaikan materi kepada siswa. Keaktifan
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar berkurang dan hanya bergantung
pada guru. Akibatnya dalam mempelajari materi khususnya PPKn, siswa cenderung
kurang semangat dan dianggap sebagai pelajaran tentang moral yang cenderung sepele
dan membosankan. Hal ini terjadi pula dalam proses pembelajaran di SMP Negeri
18 Tanjab Timur. Majelis guru harus berupaya mencari metode-metode belajar yang
menyenangkan bagi siswa.
Kondisi SMP Negeri 18 Tanjab Timur terdiri dari Kelas
VII sebanyak 2 rombel, kelas VIII sebanyak 2 rombel dan kelas IX sebanyak 2 rombel
pula. yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas IX.A dan kelas IX.B. Permasalahan
yang ditemukan peneliti adalah di kelas IX.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur. Kelas
tersebut memiliki permasalahan hasil belajar pada mata pelajaran PPKn yang
rendah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai hariansiswa kelas IX.A yaitu 48 % siswa, yang tuntas dengan batas
ketuntasan minimalnya (KKM) yaitu 67. Berdasar data tersebut siswa yang belum
mampu mencapai nilai ≥ 67 sebesar 48% dari jumlah siswa. Rendahnya hasil
belajar siswa tersebut antara lain disebabkan oleh kurangnya semangat siswa
dalam belajar PPKn dan metode mengajar guru yang masih berkisar pada ceramah,
tanya jawab serta penugasan.
Berdasarkan sebab-sebab tersebut
peneliti memfokuskan pada metode mengajar guru yang tidak bersifat konvensional
sebagaimana. yang dikemukakan oleh Hamzah B. Uno (2008:17) yaitu dengan
“Mengubah dari sekedar metode ceramah dengan berbagai variasi metode yang lebih
relevan dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan cara belajar peserta
yang baru merasa belajar dan puas kalau banyak mendengarkan dan menerima
informasi (diceramahi) guru, atau baru belajar kalau ada guru”.
Metode konvensional dalam pengajaran
PPKn harus diubah. Hal ini dilakukan supaya siswa tidak lagi merasa bosan dalam
mengikuti pelajaran PPKn. Sebaliknya dengan metode baru siswa diharapkan lebih
aktif tidak lagi hanya sekedar menerima informasi atau diceramahi guru, tetapi
bisa memberikan informasi kepada teman-temannya. dengan mengubah
cara belajar siswa supaya lebih aktif. Guru perlu menciptakan suasana belajar
yang memungkinkan siswa bekerjasama antara siswa satu dengan yang lainya.
Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dapat
digunakan guru untuk meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa adalah model
pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share. Keunggulan metode pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share
(TPS) adalah memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir, menjawab, merespon
dan membantu satu sama lain. Menurut Frank Lyman “bahwa Think-Pair-Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat
variasi suasana pola diskusi kelas” Arends 1997 (dalam Trianto 2007:61).
Model
Think-Pair-Share (TPS) Metode ini memberikan banyak waktu kepada siswa
untuk berpikir, merespon, dan saling membantu antara yang satu dengan yang
lain. Pada kelompok kecil siswa perlu dipupuk suasana yang saling membantu,
saling menghargai dan bukan suasana persaingan. Siswa harus diberi pengertian
bahwa orang yang memberi ilmu justru akan lebih memperkaya pengetahuannya. Ini
artinya dengan memberi penjelasan tentang hasil diskusi kepada temannya ia akan
lebih menguasai materi tersebut. Metode ini memuat prinsip yang mengutamakan
kerjasama antar anggota dalam berpasangan. Sukses suatu pasangan tidak
ditentukan satu individu, tetapi semua individu yang saling membantu dalam
mencapai hasil yang maksimal.
Dengan begitu penyajian bahan ajar tidak lagi
membosankan karena siswa diberikan waktu untuk berdiskusi menyelesaikan suatu
masalah atau soal bersama dengan pasangannya sehingga baik siswa yang pandai
maupun siswa yang kurang pandai sama-sama memperoleh manfaat melalui aktivitas
belajar ini. Melalui tahap sharing
(berbagi) siswa diajak untuk mampu membagi hasil diskusi kepada teman dalam
satu kelas.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah
dengan pembelajaran Think-Pair-Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi Prestasi Diri mata pelajaran PPKn dikelas IX.A SMP Negeri 18 Tanjab
Timur Tahun Pelajaran 2018/2019 ?
Hipotesis penelitian yang diajukan pada penelitian ini
adalah aplikasi model Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa Kelas IX.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur Tahun Pelajaran 2018/2019
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan
hasil belajar siswa di kelas IX. A pada materi Prestasi Diri di SMP Negeri 18
Tanjab Timur Tahun pelajaran 2018/2019. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa
bekerjasama dengan siswa lainnya untuk saling berbagi pengetahuan dan
pengalaman belajar mereka dengan metode Think-Pair-share. Dengan metode ini diharapkan
siswa nantinya mampu untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka
dalam belajar.
Adapun Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut :
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang mengarah pada minat dan
hasil belajar khususnya mata pelajaran PPKn.
b. Bagi Guru
Dapat memberikan masukan bagi rekan-rekan guru PPKn dan
guru mata pelajaran lain, bahwa metode Think-Pair-Share(TPS)
dapat mengatasi masalah rendahnya motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa
dikelasnya.
Penerapan metode dan media dalam penelitian ini
diharapkan dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa dan hasil belajar
siswa khususnya mata pelajaran PPKn.
d. Bagi Peneliti
Menambah wawasan yang dimiliki
peneliti dalam mengatasi minat belajar siswa dan hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas yang disebut dengan CAR (Classroom Action Research). Penelitian
ini menggunakan desain tindakan model Kemmis & McTaggart.yang terdiri dari
empat komponen, yaitu: perencanaan (
planing ), tindakan ( action ),
observasi ( observation ) dan
refleksi ( reflektion ). Keempat
komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.
1. Perencanaan :Identifikasi
masalah, Analisis penyebab adanya masalah, Pengembangan bentuk tindakan
2. Pelaksanaan tindakan :
Persiapan dan intruksi, bermain peran, siswa dilatih sebagai peserta maupun
pengamat aktif. Aksi drama dan diskusi, Penilaian
3. Observasi dan evaluasi :
dilakukan secara kontinu setiap kali pembelajaran berlangsung dalam pelaksanaan
tindakan dengan mengamati kegiatan kreatifitas siswa.
4. Refleksi : Hasil yang diperoleh
dari observasi, wawancara dan hasil belajar siswa dikumpulkan serta dianalisis,
sehingga dari hasil tersebut guru dapat merefleksi diri dengan melihat data
observasi, yaitu : identifikasi kekurangan, analisis sebab kekurangan dan
menentukan perbaikan pada siklus berikutnya.
B. Subjek Penelitian, waktu dan tempat
Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur
dengan jumlah 27orang siswa yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 13
orang siswa perempuan yang dilaksanakan pada tanggal 12 Februari sampai dengan
tanggal 12 Maret 2019.
C.
Langkah-langkah Think-Pair-Share
Menurut Richard I.
Arends (1997:122) yang menyatakan
bahwa model pembelajaran Think-Pair-Share ( TPS ) memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Thinking (berpikir)
Guru memberikan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan
pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut
secara mandiri untuk mendapatkan jawaban sementara.
2.
Pairing (berpasangan)
Guru meminta siswa saling berpasangan untuk mendiskusikan apa yang
telah dipikirkannya pada langkah pertama. Pada tahap ini diharapkan terjadi
interaksi dalam berbagi jawaban dan
saling mendiskusikan antara jawaban siswa yang satu dengan pasangannya.
3. Sharing (berbagi)
Guru meminta pasangan-pasangan yang telah terbentuk tadi
untuk berbagi hasil kerjasamanya di depan kelas dengan cara bergantian pasangan
demi pasangan paling tidak sekitar seperempat pasangan sesuai dengan waktu yang
tersedia. Pada tahap ini akan menjadi lebih efektif jika guru berkeliling kelas
dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain.
Kemudian guru membantu siswa melakukan evaluasi terhadap
hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan Teknik
Wawancara yang dilakukan dengan
berkomunikasi langsung maupun tidak langsung dengan siswa. Hal ini bertujuan
untuk mengumpulkan data peningkatan hasil belajar siswa seperti bertanya,
menjawab atau menanggapi jawaban.. Teknik Observasi yang dilakukan dengan
lembaran observasi yang bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran terhadap mata pelajaran PPKn.
E. Teknik analisis data
Setelah data terkumpul dilakukan suatu analisis data dalam bentuk analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif.
1.
Analisis Data kuantitatif
Analisis Data kuantitatif dapat diperoleh melalui tes. Tes adalah
seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud
untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. (Margono,2010:170).
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yang diperoleh
peserta didik setelah pembelajaran.
Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis analisis statistik yang
bermaksud mendeskripsikan sifat-sifat sampel atau populasi dengan persentase
rumus untuk mengolah data yang berupa deskriptif persentase.
Analisis kuantitatif digunakan untuk memberikan gambaran
tentangpeningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dihitung persentase
ketuntasan menggunakan rumus dari Zainal Aqib,(2009:41) yaitu berikut ini:
Persentase ( P )
= ∑ Siswa yang tuntas x 100
∑
Siswa seluruhnya
2.
Analisis Data Kualitatif
Analisis Data Kualitatif yaitu analisis data yang bukan bilangan dan
merupakan gambaran dari kualitas objek seperti kualitas sangaat baik, baik,
cukup, kurang atau sangat kurang. Data ini dilakukan denganmengikuti prosedur
pengamatan dalam pelaksanaan tindakan kelas dengan cara :
a.
Observasi yaitu cara menghimpun
bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena dariobjek pengamatan.(Djaali,2007:16).
b. Dokumentasi.yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.
(Arikunto,2010:274).
F.
Instrumen Penelitian
1.
Instrumen Penilaian Hasil
Belajar Siswa
No. |
Pertanyaan |
Skor |
1 |
Jelaskan pengertian prestasi !
|
20 |
2 |
Jelaskan pentingnya prestasi bagi diri pribadi !
|
20 |
3 |
Jelaskan pentingnya prestasi itu bagi bangsa atau Negara !
|
20 |
4 |
Tuliskan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi yang berasal
dari dalam diri !
|
20 |
5 |
Tuliskan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi yang berasal
dari luar diri !
|
20 |
Total Siklus I |
100 |
|
1 |
Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk berprestasi !
|
20 |
2 |
Jelaskan cara belajar yang baik agar berprestasi !
|
20 |
3 |
Jelaskan pengertian potensi !
|
20 |
4 |
Jelaskan mengapa potensi itu perlu untuk di kembangkan !
|
20 |
5 |
Tuliskan beberapa potensi diri yang kamu miliki !
|
20 |
Total Skor Siklus II |
100 |
|
1. |
Jelaskan
pengertian sikap kompetitif ! |
20 |
2. |
Jelaskan tentang
sikap kreatif ! |
20 |
3. |
Jelaskan tentang
sikap inovatif ! |
20 |
4. |
Tuliskan ciri-ciri
orang yang ingin berprestasi ! |
20 |
5. |
Tuliskan
prestasi-prestasi yang kamu miliki selama di SMP ! |
20 |
Total
Skor Siklus III |
100 |
2.
Lembar Observasi Pembelajaran
Observasi siklus I
No |
Kegiatan
Pembelajaran |
Deskripsi |
Chek |
Skor |
1. |
Kegiatan Pendahuluan |
1. Memulai Pembelajaran dengan Do’a |
4 |
18 |
2. Mengamati kondisi kerapian kelas |
3 |
|||
3. Absensi kehadiran siswa |
4 |
|||
4. Mengisi agenda pembelajaran |
4 |
|||
5. Melakukan apersepsi |
3 |
|||
2
.
|
Kegiatan Inti
Think
Pair
Share |
1. Menyampaikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar |
4 |
35
|
2.
Menyampaikan tujuan pembelajaran |
4 |
|||
3.
Menyampaikan teknis kegiatan
pembelajaran Think-Pair and Share |
3 |
|||
4. Menjelaskan materi pembelajaran tentang
prestasi diri/potensi diri
|
4 |
|||
5. Membentuk kelompok belajar secara
berpasangan membahas suatu topik |
4 |
|||
6. Tiap pasangan kelompok menceritakan topic
permasalahan |
3 |
|||
7.
Menampilkan media |
2 |
|||
8. Memberi kesempatan Tanya jawab |
4 |
|||
9.
Menaggapi pertanyaan siswa |
4 |
|||
10. Memberi kesempatan siswa untuk menanggapi pertanyaan
|
3 |
|||
3.
|
Kegiatan Penutup
|
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran |
4 3 |
17
|
2. Melakukan refleksi |
||||
3. Memberikan penguatan |
3 |
|||
4.
Member tugas pertemuan
berikutnya |
3 |
|||
5.
Mengakhiri pembelajaran
dengan salam |
4 |
|||
Skor Maksimal |
100 |
|||
Skor yang diperoleh |
70 |
|||
Kategori |
Baik |
Keterangan:
Skor tertinggi = 100
Nilai = Jumlah skor x 100
Skor max
Kategori Nilai Kategori Perolehan
Skor
1
= Sangat Kurang 0 – 20
= Sangat Kurang
2
= Kurang 21 – 40 = Kurang
3
= Cukup 41 – 59 = Cukup
4
= Baik 60 - 79 =
Baik
5
=Sangat Baik 80 – 100 =
Sangat Baik
Obsevasi Siklus II
No |
Kegiatan
Pembelajaran |
Deskripsi |
Chek |
Skor |
1. |
Kegiatan Pendahuluan |
1. Memulai Pembelajaran dengan Do’a |
4 |
20 |
2. Mengamati kondisi kerapian kelas |
4 |
|||
3. Absensi kehadiran siswa |
4 |
|||
4. Mengisi agenda pembelajaran |
4 |
|||
5. Melakukan apersepsi |
4 |
|||
2
.
|
Kegiatan Inti
Think
Pair
Share |
1. Menyampaikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar |
4 |
38
|
2.
Menyampaikan tujuan pembelajaran |
5 |
|||
6.
Menyampaikan teknis kegiatan
pembelajaran Think-Pair and Share |
4 |
|||
4. Menjelaskan materi pembelajaran tentang
prestasi diri/potensi diri
|
5 |
|||
5. Membentuk kelompok belajar secara
berpasangan membahas suatu topik |
4 |
|||
6. Tiap pasangan kelompok menceritakan topic
permasalahan |
4 |
|||
7.
Menampilkan media |
3 |
|||
8. Memberi kesempatan Tanya jawab |
4 |
|||
9.
Menaggapi pertanyaan siswa |
4 |
|||
10. Memberi kesempatan siswa untuk menanggapi pertanyaan
|
3 |
|||
3.
|
Kegiatan Penutup
|
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran |
4 3 |
17
|
2. Melakukan refleksi |
||||
3. Memberikan penguatan |
3 |
|||
7.
Member tugas pertemuan
berikutnya |
3 |
|||
8.
Mengakhiri pembelajaran
dengan salam |
4 |
|||
Skor Maksimal |
100 |
|||
Skor yang diperoleh |
75 |
|||
Kategori |
Baik |
Obsevasi Siklus III
No |
Kegiatan
Pembelajaran |
Deskripsi |
Chek |
Skor |
1. |
Kegiatan Pendahuluan |
1. Memulai Pembelajaran dengan Do’a |
4 |
21 |
2. Mengamati kondisi kerapian kelas |
4 |
|||
3. Absensi kehadiran siswa |
4 |
|||
4. Mengisi agenda pembelajaran |
4 |
|||
5. Melakukan apersepsi |
5 |
|||
2
.
|
Kegiatan Inti
Think
Pair
Share |
1. Menyampaikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar |
5 |
44
|
2.
Menyampaikan tujuan pembelajaran |
5 |
|||
9.
Menyampaikan teknis kegiatan
pembelajaran Think-Pair and Share |
4 |
|||
4. Menjelaskan materi pembelajaran tentang
prestasi diri/potensi diri
|
5 |
|||
5. Membentuk kelompok belajar secara
berpasangan membahas suatu topik |
4 |
|||
6. Tiap pasangan kelompok menceritakan topic
permasalahan |
5 |
|||
7. Menampilkan
media |
4 |
|||
8. Memberi kesempatan Tanya jawab |
4 |
|||
9.
Menaggapi pertanyaan siswa |
5 |
|||
10. Memberi kesempatan siswa untuk menanggapi pertanyaan
|
3 |
|||
3.
|
Kegiatan Penutup
|
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran |
4 4 |
20
|
2. Melakukan refleksi |
||||
3. Memberikan penguatan |
4 |
|||
4.
Memberikan tugas pada
pertemuan berikutnya |
4 |
|||
5.
Mengakhiri pembelajaran
dengan salam |
4 |
|||
Skor Maksimal |
100 |
|||
Skor yang diperoleh |
85 |
|||
Kategori |
Sangat Baik |
HASIL PENELITIAN
Sebelum
proses penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan diskusi dengan Guru
SMP Negeri 18 Tanjab Timur untuk membahas masalah yang dihadapi peneliti
sebagai guru PPKn. Peneliti sebagai guru PPKn merasakan bahwa hasil belajar
siswa dan motivasi untuk berprestasi siswa di kelas IX.A rendah meskipun guru
sudah menerapkan model pembelajaran yang bervariasi seperti ceramah. Siswa
cenderung diam dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil
belajar siswa terlihat hanya 51% saja yang tuntas. Hal ini terlihat dari data
sebagai berikut :
Tabel
4.1. Hasil Observasi Tes Awal
No. |
Nama Siswa |
Nilai |
Keterangan |
1. |
ABD |
60 |
Tidak Tuntas |
2. |
AGS |
55 |
Tidak Tuntas |
3. |
ALD |
70 |
Tuntas |
4. |
AND |
50 |
Tidak Tuntas |
5. |
ARN |
50 |
Tidak Tuntas |
6. |
BSR |
69 |
Tuntas |
7. |
DVI |
70 |
Tuntas |
8. |
DNA |
68 |
Tuntas |
9. |
FTR |
70 |
Tuntas |
10. |
FIT |
69 |
Tuntas |
11. |
IND |
60 |
Tidak Tuntas |
12. |
IRH |
70 |
Tuntas |
13. |
JUM |
69 |
Tuntas |
14. |
KHO |
80 |
Tuntas |
15. |
LID |
60 |
Tidak Tuntas |
16. |
RIZI |
50 |
Tidak Tuntas |
17. |
RON |
55 |
Tidak Tuntas |
18. |
MLD |
65 |
Tidak Tuntas |
19. |
MLY |
60 |
Tidak Tuntas |
20. |
MTR |
70 |
Tuntas |
21. |
NIR |
70 |
Tuntas |
22. |
PUT |
69 |
Tuntas |
23. |
RIK |
80 |
Tuntas |
24. |
RYH |
55 |
Tidak Tuntas |
25. |
SUL |
70 |
Tuntas |
26. |
SYH |
55 |
Tidak Tuntas |
27. |
VER |
65 |
Tidak Tuntas |
Persentase Ketuntasan Siswa ( P ) = ∑ Siswa yang tuntas
x 100 ∑ Siswa
seluruhnya |
Ketuntasan 51 %
|
Dari
hasil wawancara yang dilakukan ditemukan beberapa kesulitan siswa dalam
bertanya, menjawab atau menanggapi suatu jawaban antara lain :
1. Selaku individu, siswa tidak
tahu cita-cita dan potensi dirinya sehingga perlu diarahkan jalur pendidikannya
menuju cita-cita tersebut.
2.
Dalam berkelompok kesulitan
siswa antara lain :
a. Sulit mengungkapkan suatu
pendapat seperti bertanya, menjawab atau menanggapi padahal sudah terasa
didalam hati dan pikiran mereka.
b. Takut ditertawai jika salah
pengucapan.
c. Tidak tahu cara menyusun
kalimat yang baik dan benar dalam bertanya, menjawab atau menanggapi suatu
jawaban.
d. Malu untuk tampil ke depan.
Hasil belajar Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada tanggal
19 Februari 2019 dalam satu kali pertemuan
( 2 x 40 menit )
Kompetensi Dasar sebagai berikut :
Standar
Kompetensi 4 :
Menampilkan prestasi diri
sesuai dengan kemampuan demi keunggulan bangsa
Kompetensi Dasar 4.1
:
Menjelaskan pentingnya
prestasi diri bagi keunggulan bangsa.
.Materi : Prestasi Diri
Hasil belajar siswa sebagai berikut
:
Tabel 4.2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. |
Nama Siswa |
Nilai |
Keterangan |
1. |
ABD |
68 |
Tuntas |
2. |
AGS |
60 |
Tidak Tuntas |
3. |
ALD |
80 |
Tuntas |
4. |
AND |
60 |
Tidak Tuntas |
5. |
ARN |
55 |
Tidak Tuntas |
6. |
BSR |
75 |
Tuntas |
7. |
DVI |
70 |
Tuntas |
8. |
DNA |
70 |
Tuntas |
9. |
FTR |
75 |
Tuntas |
10. |
FIT |
70 |
Tuntas |
11. |
IND |
65 |
Tidak Tuntas |
12. |
IRH |
75 |
Tuntas |
13. |
JUM |
70 |
Tuntas |
14. |
KHO |
83 |
Tuntas |
15. |
LID |
65 |
Tidak Tuntas |
16. |
RIZI |
55 |
Tidak Tuntas |
17. |
RON |
60 |
Tidak Tuntas |
18. |
MLD |
70 |
Tuntas |
19. |
MLY |
65 |
Tidak Tuntas |
20. |
MTR |
73 |
Tuntas |
21. |
NIR |
75 |
Tuntas |
22. |
PUT |
70 |
Tuntas |
23. |
RIK |
83 |
Tuntas |
24. |
RYH |
60 |
Tidak Tuntas |
25. |
SUL |
70 |
Tuntas |
26. |
SYH |
60 |
Tidak Tuntas |
27. |
VER |
70 |
Tuntas |
Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I ( P ) = ∑ Siswa yang tuntas
x 100 ∑ Siswa
seluruhnya |
Ketuntasan 62 %
|
Hasil Refleksi Siklus I
Dalam proses pembelajaran, perhatian siswa belum
sepenuhnya terpusat pada materi pelajaran. Siswa masih malu-malu untuk
berdiskusi dengan temannya dan belum berani mempresentasikan hasil diskusi
bersama pasangannya di kelas.
Hasil belajar Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal
26 Februari 2019 dalam satu kali pertemuan
( 2 x 40 menit ) Kompetensi Dasar sebagai berikut :
Standar Kompetensi 4
:
Menampilkan prestasi diri
sesuai dengan kemampuan demi keunggulan bangsa
Kompetensi Dasar 4.1
:
Menjelaskan pentingnya
prestasi diri bagi keunggulan bangsa.
Materi
: Prestasi Diri
Hasil belajar siswa sebagai berikut
:
Tabel 4.3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. |
Nama Siswa |
Nilai |
Keterangan |
1. |
ABD |
70 |
Tuntas |
2. |
AGS |
65 |
Tidak Tuntas |
3. |
ALD |
83 |
Tuntas |
4. |
AND |
65 |
Tidak Tuntas |
5. |
ARN |
60 |
Tidak Tuntas |
6. |
BSR |
75 |
Tuntas |
7. |
DVI |
70 |
Tuntas |
8. |
DNA |
70 |
Tuntas |
9. |
FTR |
75 |
Tuntas |
10. |
FIT |
70 |
Tuntas |
11. |
IND |
69 |
Tuntas |
12. |
IRH |
75 |
Tuntas |
13. |
JUM |
73 |
Tuntas |
14. |
KHO |
83 |
Tuntas |
15. |
LID |
65 |
Tidak Tuntas |
16. |
RIZI |
60 |
Tidak Tuntas |
17. |
RON |
65 |
Tidak Tuntas |
18. |
MLD |
70 |
Tuntas |
19. |
MLY |
69 |
Tuntas |
20. |
MTR |
73 |
Tuntas |
21. |
NIR |
75 |
Tuntas |
22. |
PUT |
70 |
Tuntas |
23. |
RIK |
83 |
Tuntas |
24. |
RYH |
65 |
Tidak Tuntas |
25. |
SUL |
70 |
Tuntas |
26. |
SYH |
65 |
Tidak Tuntas |
27. |
VER |
70 |
Tuntas |
Persentase Ketuntasan Siswa Siklus II ( P ) = ∑ Siswa yang tuntas
x 100 ∑ Siswa
seluruhnya |
Ketuntasan 70 %
|
Hasil Refleksi Siklus II
Dalam proses pembelajaran, perhatian siswa sudah
terpusat pada materi pelajaran. Siswa sudah mulai berdiskusi dengan pasangannya
namun belum berani mempresentasikan hasil diskusi bersama pasangannya didepan
kelas.
Hasil belajar Siklus III
Siklus III dilaksanakan pada tanggal
5 Maret 2019 dalam satu kali pertemuan
( 2 x 40 menit ) dengan Kompetensi Dasar
sebagai berikut :
Standar Kompetensi 4
:
Menampilkan prestasi diri
sesuai dengan kemampuan demi keunggulan bangsa
Kompetensi Dasar 4.2 :
Mengenal potensi diri untuk berprestasi
sesuai kemampuan.
Materi
: Potensi Diri
Hasil belajar sebagai berikut :
Tabel 4.4. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III
No. |
Nama Siswa |
Nilai |
Keterangan |
1. |
ABD |
73 |
Tuntas |
2. |
AGS |
65 |
Tidak Tuntas |
3. |
ALD |
85 |
Tuntas |
4. |
AND |
65 |
Tidak Tuntas |
5. |
ARN |
65 |
Tidak Tuntas |
6. |
BSR |
79 |
Tuntas |
7. |
DVI |
75 |
Tuntas |
8. |
DNA |
75 |
Tuntas |
9. |
FTR |
80 |
Tuntas |
10. |
FIT |
70 |
Tuntas |
11. |
IND |
73 |
Tuntas |
12. |
IRH |
78 |
Tuntas |
13. |
JUM |
75 |
Tuntas |
14. |
KHO |
85 |
Tuntas |
15. |
LID |
75 |
Tuntas |
16. |
RIZI |
65 |
Tidak Tuntas |
17. |
RON |
65 |
Tidak Tuntas |
18. |
MLD |
70 |
Tuntas |
19. |
MLY |
73 |
Tuntas |
20. |
MTR |
73 |
Tuntas |
21. |
NIR |
77 |
Tuntas |
22. |
PUT |
75 |
Tuntas |
23. |
RIK |
85 |
Tuntas |
24. |
RYH |
70 |
Tuntas |
25. |
SUL |
75 |
Tuntas |
26. |
SYH |
65 |
Tidak Tuntas |
27. |
VER |
75 |
Tuntas |
Persentase Ketuntasan Siswa Siklus III
( P ) =
∑ Siswa yang tuntas x 100 ∑ Siswa seluruhnya |
Ketuntasan 77 %
|
Hasil Refleksi siklus III
Dalam proses pembelajaran, siswa
sudah berani berdiskusi, berani berpendapat, berani mengomentari pendapat siswa
lainnya. Siswa tidak takut lagi untuk berdiskusi berpasangan, tidak takut lagi
bertukar pikiran. Hasil belajar siswa sudah optimal atau sudah mencapai
kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Hasil belajar siswa
mencapai 77 % atau sekitar 21
orang yang mencapai atau melewati batas KKM.
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ( Siklus I sampai
Siklus III )
Berdasarkan data dari siklus I sampai siklus III terlihat bahwa
model pembelajara think-pair-share dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal
ini terbukti dari hasil rekapitulasi data berikut ini :
Tabel 4.5. Tabel Rekapitulasi hasil belajar Siswa
Ketuntasan Belajar |
Ketuntasan
Belajar Siswa |
|||
Sebelum Penelitian |
Siklus I |
Siklus II |
Siklus III |
|
Tuntas |
13 Orang ( 48 % ) |
17 Orang ( 62 % ) |
19 Orang ( 70 % ) |
21 Orang ( 77 % ) |
Tidak Tuntas |
14 Orang ( 51 % ) |
10 Orang ( 38 % ) |
8 Orang ( 30 % ) |
6 Orang ( 24 % ) |
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share ( TPS ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di
kelas IX.A pada materi prestasi diri mata pelajaran PPKn semester genap tahun
pelajaran 2018/2019 di SMP Negeri 18 Tanjab Timur. Kecamatan Sadu. Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Privinsi Jambi.
Ketuntasan
hasil belajar siswa sebelum penelitian dilakukan hanya 48% ( 13 orang ) yang mencapai atau melewati
batas KKM 67. Setelah dilakukan tindakan penelitian, peningkatan terjadi pada
setiap siklus. Pada siklus I ketuntasan belajar mencapai 62 % ( 17 Orang ).
Pada siklus II mencapai 70 % ( 19
Orang ) serta pada siklus III ketuntasan belajar 77 % ( 21 Orang).
Kelebihan
Model Pembelajaran Think-Pair-Share:
1) Lebih mengefektifkan waktu dan
memudahkan guru dalam mengarahkan jalannya diskusi.
2) danya interaksi antar siswa
dalam proses belajar mengajar melalui kegiatan diskusi dapat meningkatkan
ketrampilan sosial siswa.
3) Baik siswa yang pandai maupun
kurang pandai sama-sama memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar.
4) Siswa lebih mudah dalam
memahami konsep dan memperoleh kesimpulan.
5) Optimalisasi partisipasi siswa
lewat kegiatan bertanya, berdiskusi, dan pengembangan bakat kepemimpinan.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, 2010 ; Prosedur
Penelitian ; Jakarta ; PT Rineka Cipta.
Djaali, Muljono Pudji , 2007 ; Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan : Jakarta ;
Grasindo..
Hamzah B. Uno. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Margono.S.2010. Metode Penelitian Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.
Oemar Hamalik. . 1991.Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.
. 1991. Pendidikan
Guru Konsep dan Strategi. Bandung: Mandar
Purwanto,
2009 ; Evaluasi Hasil Belajar ; Yogyakarta ; Pustaka Pelajar.
Richard. I Arends. 1998. Learning To Teach: Fifth Edition. Boston: Mc Graw-Hill Companies, Inc.
. 1997. Classroom
Instruction and Management. United States of America: The Mc Graw-Hill
Companies, Inc.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Supardi.2012; Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksaraa.
Winkel, WS. 1991. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar.
Jakarta: Gramedia.
Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.