NUSANTARAEXPRESS, JAKARTA - Seiring lonjakan kasus Covid-19, limbah infeksius juga semakin meningkat. Terutama, limbah dari para penderita Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri. Limbah infeksius yang dibuang sembarangan sangat berpotensi menyebarkan virus. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat jumlah limbah medis meningkat 30 persen sejak pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattaliti, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling mengingatkan dan membuang limbah infeksius secara benar.
“Pembuangan limbah medis yang aman dan efisien ini merupakan komponen penting dari upaya respons yang komprehensif dalam mengurangi penyebaran virus. Karena itu, limbah infeksius harus dikelola dengan baik,” kata LaNyalla, Senin (5/7/2021).
Sebagaimana dijelaskan United Nations Children’s Fund (UNICEF), sampah yang dihasilkan dari rumah dengan suspek Covid-19 atau pasien positif, berpotensi menularkan virus corona kepada orang lain yang kontak dengan sampah tersebut. Misalnya sampah seperti masker medis, sisa makanan, tisu bekas, plastik bekas minuman dan makanan, kertas bekas makanan dan minuman dan lain-lain.
Dengan alasan tersebut, LaNyalla meminta masyarakat mengikuti buku panduan pengelolaan sampah infeksius yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Seperti membuang sampah infeksius secara terpisah dengan sampah lain, yakni dengan memasukkan dalam kantong sampah dan tutup rapat. Bila perlu, plastik tersebut diberi keterangan ‘limbah infeksi’.
Kemudian, sampah tisu dan sampah masker disemprot terlebih dahulu dengan disenfektan atau alkohol 70 persen sebelum dibuang ke tempat sampah.
“Agar tidak membahayakan orang lain, masyarakat yang sedang isolasi mandiri harus memusnahkan limbah medis yang digunakan. Jika tidak memiliki alatnya, lebih baik langsung dibakar daripada dibuang ke tempat sampah,” tutur LaNyalla.
Selain warga yang sedang menjalani isolasi mandiri untuk mengelola sampah infeksius secara benar, Senator asal Jawa Timur ini juga mengimbau para petugas pengumpul sampah lebih waspada saat mengambil dan mengangkut sampah agar tidak terinfeksi.
“Para petugas pengambil sampah harus berhati-hati. Perlu kiranya menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan sarung tangan, masker dan menyiapkan kantong sampah tersendiri untuk memisahkan sampah infeksius,” tandasnya.
Mantan Ketua Umum PSSI itu juga meminta agar Satgas Covid pusat dan daerah, dinas kesehatan, aparat pemerintahan dari tingkat tertinggi dan RT/RW untuk memberikan edukasi terkait pengelolaan limbah medis.
“Jadi yang diperlukan tidak hanya mendata pasien dan memantau kesehatannya, tapi perlu juga memberikan edukasi secara komprehensif mengenai pengelolaan limbah medis ini supaya tidak menyebarkan virus ke sekelilingnya lagi,” ujar dia. (*)
Oleh karena itu, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattaliti, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling mengingatkan dan membuang limbah infeksius secara benar.
“Pembuangan limbah medis yang aman dan efisien ini merupakan komponen penting dari upaya respons yang komprehensif dalam mengurangi penyebaran virus. Karena itu, limbah infeksius harus dikelola dengan baik,” kata LaNyalla, Senin (5/7/2021).
Sebagaimana dijelaskan United Nations Children’s Fund (UNICEF), sampah yang dihasilkan dari rumah dengan suspek Covid-19 atau pasien positif, berpotensi menularkan virus corona kepada orang lain yang kontak dengan sampah tersebut. Misalnya sampah seperti masker medis, sisa makanan, tisu bekas, plastik bekas minuman dan makanan, kertas bekas makanan dan minuman dan lain-lain.
Dengan alasan tersebut, LaNyalla meminta masyarakat mengikuti buku panduan pengelolaan sampah infeksius yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Seperti membuang sampah infeksius secara terpisah dengan sampah lain, yakni dengan memasukkan dalam kantong sampah dan tutup rapat. Bila perlu, plastik tersebut diberi keterangan ‘limbah infeksi’.
Kemudian, sampah tisu dan sampah masker disemprot terlebih dahulu dengan disenfektan atau alkohol 70 persen sebelum dibuang ke tempat sampah.
“Agar tidak membahayakan orang lain, masyarakat yang sedang isolasi mandiri harus memusnahkan limbah medis yang digunakan. Jika tidak memiliki alatnya, lebih baik langsung dibakar daripada dibuang ke tempat sampah,” tutur LaNyalla.
Selain warga yang sedang menjalani isolasi mandiri untuk mengelola sampah infeksius secara benar, Senator asal Jawa Timur ini juga mengimbau para petugas pengumpul sampah lebih waspada saat mengambil dan mengangkut sampah agar tidak terinfeksi.
“Para petugas pengambil sampah harus berhati-hati. Perlu kiranya menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan sarung tangan, masker dan menyiapkan kantong sampah tersendiri untuk memisahkan sampah infeksius,” tandasnya.
Mantan Ketua Umum PSSI itu juga meminta agar Satgas Covid pusat dan daerah, dinas kesehatan, aparat pemerintahan dari tingkat tertinggi dan RT/RW untuk memberikan edukasi terkait pengelolaan limbah medis.
“Jadi yang diperlukan tidak hanya mendata pasien dan memantau kesehatannya, tapi perlu juga memberikan edukasi secara komprehensif mengenai pengelolaan limbah medis ini supaya tidak menyebarkan virus ke sekelilingnya lagi,” ujar dia. (*)