NUSANTARAEXPRESS, PAPUA - Selain dengan kondisi geografis dan medan yang sulit, faktor lain yang diakui menjadi kendala pasukan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi dalam melakukan tindakan terhadap Kelompok Teroris OPM adalah dijadikannya masyarakat sebagai tameng hidup.
Hal ini menurut Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes Polisi M. Iqbal Alqudusy, membuat pihaknya kesulitan dalam melakukan penindakan, karena tidak menginginkan adanya jatuh korban dari masyarakat.
Iqbal tidak menampik jika di lapangan kelompok teroris OPM lebih menguasai medan, karena kelompok ini lebih mengenal kondisi geografis Papua. “Ini adalah daerah tempat main nya mereka sejak kecil. Medan dan kondisi geografisnya luar biasa. Soal penguasaan medan, mereka (kelompok teroris OPM) lebih menguasai daripada kami,” kata Iqbal, Minggu (23/5/).
Selain itu, faktor lainnya adalah masih adanya oknum-oknum masyarakat yang diduga memberikan informasi dan perlindungan kepada kelompok teroris OPM saat dilakukan pengejaran dari pasukan TNI-Polri. “Simpatisan ini berada di tengah-tengah masyarakat, dan selalu memberikan informasi kepada mereka (kelompok teroris OPM),” ujar Iqbal.
Meskipun dengan kondisi geografis dan medan yang sulit, serta kendala yang dihadapi itu tidak menyurutkan Satgas Nemangkawi dalam upaya penegakan hukum secara tegas dan terukur terhadap kelompok teroris OPM tersebut.
Disampaikannya, meski faktor geografis lebih dikuasai oleh kelompok teroris OPM, namun kemampuan bertempurnya tidak sebanding dengan kehebatan pasukan TNI-Polri. Dan IT serta peralatan yang dimiliki Satgas cukup canggih untuk mengetahui dan memisahkan kelompok teroris OPM atau masyarakat. “Ini yang kita lakukan sekarang, melakukan pemisahaan antara kelompok teroris dengan masyarakat,” ujarnya.
Terbukti, dalam beberapa pekan penegakan hukum terhadap kelompok teroris OPM di Kabupaten Puncak tidak terdapat korban dari masyarakat sipil, seluruhnya terindetifikasi baik melalui olah TKP maupun identifikasi Drone IT. “Korban tewas, semuanya merupakan anggota kelompok teroris OPM pimpinan Lekagak Talenggeng,” ucapnya. *
Hal ini menurut Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes Polisi M. Iqbal Alqudusy, membuat pihaknya kesulitan dalam melakukan penindakan, karena tidak menginginkan adanya jatuh korban dari masyarakat.
Iqbal tidak menampik jika di lapangan kelompok teroris OPM lebih menguasai medan, karena kelompok ini lebih mengenal kondisi geografis Papua. “Ini adalah daerah tempat main nya mereka sejak kecil. Medan dan kondisi geografisnya luar biasa. Soal penguasaan medan, mereka (kelompok teroris OPM) lebih menguasai daripada kami,” kata Iqbal, Minggu (23/5/).
Selain itu, faktor lainnya adalah masih adanya oknum-oknum masyarakat yang diduga memberikan informasi dan perlindungan kepada kelompok teroris OPM saat dilakukan pengejaran dari pasukan TNI-Polri. “Simpatisan ini berada di tengah-tengah masyarakat, dan selalu memberikan informasi kepada mereka (kelompok teroris OPM),” ujar Iqbal.
Meskipun dengan kondisi geografis dan medan yang sulit, serta kendala yang dihadapi itu tidak menyurutkan Satgas Nemangkawi dalam upaya penegakan hukum secara tegas dan terukur terhadap kelompok teroris OPM tersebut.
Disampaikannya, meski faktor geografis lebih dikuasai oleh kelompok teroris OPM, namun kemampuan bertempurnya tidak sebanding dengan kehebatan pasukan TNI-Polri. Dan IT serta peralatan yang dimiliki Satgas cukup canggih untuk mengetahui dan memisahkan kelompok teroris OPM atau masyarakat. “Ini yang kita lakukan sekarang, melakukan pemisahaan antara kelompok teroris dengan masyarakat,” ujarnya.
Terbukti, dalam beberapa pekan penegakan hukum terhadap kelompok teroris OPM di Kabupaten Puncak tidak terdapat korban dari masyarakat sipil, seluruhnya terindetifikasi baik melalui olah TKP maupun identifikasi Drone IT. “Korban tewas, semuanya merupakan anggota kelompok teroris OPM pimpinan Lekagak Talenggeng,” ucapnya. *