NUSANTARAEXPRESS, GARUT - Tak semua bocah bisa bermain dan hidup laiknya kebanyakan anak pada umumnya. Di Garut ada anak usia tujuh tahun yang harus jualan bakso tahu keliling kampung demi dapat uang jajan.
Dia adalah Erwin Utama. Bocah yang kini duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar asal Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut.
Erwin terpaksa berjualan bakso tahu agar punya bekal untuk bersekolah. Bocah yang bersekolah di Madrasah Iftidaiyyah (MI) Al-Muttaqien ini sudah tiga bulan terakhir berjualan.
Dia mulai berdagang setelah ditinggal orang tuanya Uyu dan Imas yang merantau ke luar kota. Di Garut, ia tinggal bersama bibinya, Kokom.
Erwin biasa berjualan mulai pukul 7 pagi setiap harinya. Sembari menuju ke sekolah yang terletak sekitar 200 meter dari rumahnya, Erwin menyusuri kampung-kampung sekitar untuk menggaet pembeli.
"Dagang ti tonggoh (atas) ka Lebak (bawah). Uangnya buat jajan," kata Erwin saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (4/5).
Tubuh mungilnya memikul beban tanggungan yang beratnya sekitar 8-10 kilogram. Erwin terlihat mahir saat menyajikan bakso tahu racikannya kepada para pembeli. Mulai dari memasukan bakso hingga bumbu ke dalam plastik dilakukannya dengan cekatan.
Dagangan itu bukanlah milik Erwin, melainkan milik tetangganya. Erwin hanya mendapat upah dari sang pemilik. Rata-rata, per harinya Erwin hanya mendapat upah Rp 5 ribu.
"Diburuhan (diberi upah) Rp 5-6 ribu," ucap dia.
Erwin mengaku berdagang adalah keinginannya agar tak merepotkan sang bibi. Semua itu dilakukan Erwin dengan ikhlas. Erwin mengaku tetap bersemangat jualan meskipun terkadang teman-teman menertawakannya.
"Henteu isin (enggak malu)," ujar Erwin.
Kisah Erwin bocah penjual bakso tahu ini jadi perbincangan masyarakat belakangan ini. Aksi-aksinya saat berdagang tersebar di media sosial.
Erwin mengaku ingin tetap berjualan. Suatu saat, ia bercita-cita menjadi pengusaha sukses dan ingin berguna bagi orang lain.
[mud/mud]
Dia adalah Erwin Utama. Bocah yang kini duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar asal Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut.
Erwin terpaksa berjualan bakso tahu agar punya bekal untuk bersekolah. Bocah yang bersekolah di Madrasah Iftidaiyyah (MI) Al-Muttaqien ini sudah tiga bulan terakhir berjualan.
Erwin biasa berjualan mulai pukul 7 pagi setiap harinya. Sembari menuju ke sekolah yang terletak sekitar 200 meter dari rumahnya, Erwin menyusuri kampung-kampung sekitar untuk menggaet pembeli.
"Dagang ti tonggoh (atas) ka Lebak (bawah). Uangnya buat jajan," kata Erwin saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (4/5).
Tubuh mungilnya memikul beban tanggungan yang beratnya sekitar 8-10 kilogram. Erwin terlihat mahir saat menyajikan bakso tahu racikannya kepada para pembeli. Mulai dari memasukan bakso hingga bumbu ke dalam plastik dilakukannya dengan cekatan.
Dagangan itu bukanlah milik Erwin, melainkan milik tetangganya. Erwin hanya mendapat upah dari sang pemilik. Rata-rata, per harinya Erwin hanya mendapat upah Rp 5 ribu.
"Diburuhan (diberi upah) Rp 5-6 ribu," ucap dia.
Erwin mengaku berdagang adalah keinginannya agar tak merepotkan sang bibi. Semua itu dilakukan Erwin dengan ikhlas. Erwin mengaku tetap bersemangat jualan meskipun terkadang teman-teman menertawakannya.
"Henteu isin (enggak malu)," ujar Erwin.
Kisah Erwin bocah penjual bakso tahu ini jadi perbincangan masyarakat belakangan ini. Aksi-aksinya saat berdagang tersebar di media sosial.
Erwin mengaku ingin tetap berjualan. Suatu saat, ia bercita-cita menjadi pengusaha sukses dan ingin berguna bagi orang lain.
[mud/mud]
Sumber: Detik.com