NUSANTARAEXPRESS, BANYUWANGI – Putri Indonesia 2017 Bunga Jelita Ibrani yang hadir mengawali rangkaian peragaan busana Banyuwangi Batik Festival (BBF) mengaku terkesan dengan konsep fashion saat digelar fashion Batik on Pedestrian, Jumat (28/7/17).
Batik on pedestrian ini digelar Jumat sore di area pedestrian taman kota – Taman Blambangan. Sebanyak 70 model dari kategori anak hingga dewasa melenggang cantik di trotoar sebagai catwalknya. Para model ini membawakan busana batik hasil desain sendiri maupun hasil kolaborasi dengan desainer lokal. Ada yang membawakan tema busana kasual, busana pesta, hingga busana kerja.
“Kami mempertahankan even fashion on pedestrian untuk memotivasi anak anak mudah daerah agar terus berkarya dan bisa menyalurkan bakat kreatifnya. Sekaligus juga untuk mengkampanyekan trotoar yang nyaman dan aman bagi pejalan kaki ” kata Anas.
Para model ini mengenakan batik motif “Kopi Pecah”, menyesuaikan tema tahun ini. Setiap tahun, Banyuwangi mengangkat motif yang berbeda sebagai tema besar BBF.
“Ini adalah cara Banyuwangi untuk terus mendukung industri batik daerah sekaligus mensupport karya-karya anak bangsa. Motif terus kita perkaya lewat lomba cipta motif batik Banyuwangi,” kata Anas.
Selain dihadiri Putri Indonesia 2017 Bunga Jelita Ibrani, juga hadir istri Wakil Gubernur Jawa Timur Fatma Saifullah Yusuf. Bunga pun merasa bangga bisa ikut hadir menyaksikan anak-anak daerah menampilkan bakat dan potensinya di bidang desain dan modelling.
“Batik Banyuwangi sangat beragam, desainnya juga variatif, warnanya juga cerah. Masih bisa untuk terus dikembangkan lagi. Saya berharap Batik Banyuwangi bisa dikenal ke mancanegara,” ujar Bunga.
Sementara itu, Fatma mengaku juga terkesan dengan fashion ala Banyuwangi ini.
“Ini pertama kalinya saya hadir di even fashion yang sangat unik. Ini tidak lepas dari kepemimpinan Bupati yang inovatif yang terus memberikan wadah bagi anak anak muda daerah untuk menyalurkan bakat dan kreatifitasnya. Batik Banyuwangi memang sangat keren,” ujar istri wakil gubernur Jatim, Gus Ipul tersebut.
BBF tahun ini melibatkan para perancang yang tergabung dalam Indonesia Fashion Chamber (IFC). Para desainer nasional ini “turun gunung” memperkaya khazanah fashion batik di Banywuangi. Selain berkolaborasi dengan pembatik lokal, para desainer juga menjadi juri dalam peragaan trotoar ini. Seperti Yunita Kosasih, Taruna Kusmayadi, dan Sufi. Mereka turun langsung menilai desain baju dan penampilan para model. Hal ini membuat peserta menjadi lebih termotivasi. Seperti yang dituturkan Paramita, siswa SMPN 1 Banyuwangi.
“Jurinya tahun ini lebih detail. Mereka melihat setiap jahitan baju, kesesuaian dengan tema, hingga cerita di balik busana yang saya bawakan. Saya cukup gemetaran, tapi ini jadi pelajaran buat saya ke depan. Mendesain baju itu tidak sembarangan asal bagus, harus ada temanya,” kata Paramita.
Peserta lainnya Clarissa (17) mengaku juga antusias mengikuti event Banyuwangi on Pelestarian. Apalagi di sini dia tidak hanya menjadi model tapi juga ikut berkolaborasi bersama desainer lokal dalam merancang busana yang akan dibawakannya.
“Saya ikut urun rembug dalam pembuatan busana yang saya pakai ini. Prosesnya dari eksplorasi ide, mendesain sampai busana jadi. Saat dinilai juri, saya juga tahu harus bagaimana membuat baju itu,” kata Clarissa.
Puncak perhelatan BBF akan digelar Sabtu malam, 29 Juli 2017 mendatang di Taman Blambangan, Banyuwangi. Pelaku batik lokal akan berkolaborasi dengan 10 desainer internasional dan nasional menampilkan beragam busana batik yang menarik. Di antaranya Philip Iswardono, Priscilla saputro, Aldre, Andy Sugix, hingga Yunita Kosasih. Ada pula desainer internasional, Milo Miliavica asal Italia. Penyanyi Isyana Sarasvati juga akan tampil mengiringi para model di panggung BBF besok malam. [MH. Said][MediaNetword-BN][*red]
Caption : Putri Indonesia 2017 Bunga Jelita Ibrani yang hadir mengawali rangkaian peragaan busana Banyuwangi Batik Festival (BBF)