[caption id="attachment_228" align="aligncenter" width="562"] Pemulihan listrik pasca banjir di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar (Foto: dokumentasi PLN)[/caption]
NUSANTARAEXPRESS, JAKARTA - Kerugian akibat bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat diperkirakan mencapai Rp 252,9 miliar. Kerugian ini meliputi dalam bidang pendidikan, pertanian, pekerjaan umum, perikanan, kesehatan dan perdagangan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kerugian ini hanya mencakup kerugian ekonomi. Hal ini tidak termasuk dengan adanya korban jiwa sebanyak 8 orang yang tewas dan 3 orang yang mengalami luka berat.
[caption id="attachment_227" align="aligncenter" width="562"] Foto: Dampak Banjir di Sumbar (Dok: BNPB)[/caption]
"Saat ini seluruh korban meninggal telah dikembalikan kepada keluarganya. Untuk korban luka berat yang dirawat di RSUD Adnaan WD Payakumbuh telah kembali ke rumahnya masing-masing," kata Sutopo, Senin (13/3/2017).
Ia mengatakan dampak kerusakan akibat banjir dan longsor cukup luas meliputi 3.482 rumah terendam di 11 kecamatan yang meliputi 40 Nagari. Masa tanggap darurat masih berlangsung hingga Kamis (16/3).Demi meningkatkan ekonomi lokal masyarakat yang belum dapat bekerja, pemerintah melalui BNPB memberikan bantuan berupa uang tunai. Total bantuan tersebut mencapai Rp 1,74 miliar.
"Mengingat selama bencana masyarakat tidak dapat bekerja sehingga tidak memiliki penghasilan, maka pemerintah memberikan bantuan cash for work. BNPB memberikan bantuan Rp 50 ribu per hari selama 10 hari kepada 3.482 KK yang rumahnya terdampak langsung banjir dan longsor. Total bantuan cash for work sebesar Rp 1,74 milyar," ucapnya.
Kegiatan cash for work ini meliputi kerja bakti lingkungan dan permukiman, perbaikan darurat sarana prasarana lingkungan dan lainnya. Saat ini jalur distribusi untuk ekonomi pun sudah bisa berjalan karena jalan nasional yang putus di Km 187 sudah dapat dilalui kendaraan besar.
"Mengingat selama bencana masyarakat tidak dapat bekerja sehingga tidak memiliki penghasilan, maka pemerintah memberikan bantuan cash for work. BNPB memberikan bantuan Rp 50 ribu per hari selama 10 hari kepada 3.482 KK yang rumahnya terdampak langsung banjir dan longsor. Total bantuan cash for work sebesar Rp 1,74 milyar," ucapnya.
Kegiatan cash for work ini meliputi kerja bakti lingkungan dan permukiman, perbaikan darurat sarana prasarana lingkungan dan lainnya. Saat ini jalur distribusi untuk ekonomi pun sudah bisa berjalan karena jalan nasional yang putus di Km 187 sudah dapat dilalui kendaraan besar.
Foto: Dok. PLN Sumbar |
Sutopo mengatakan, aktivitas masyarakat telah berjalan normal termasuk kegiatan belajar mengajar di sekolah yang terkena banjir. Tetapi beberapa anak yang rumahnya terdampak belum kembali bersekolah. Perbaikan sarana fasilitas umum dan fasilitas sosial pun masih terus diperbaiki.
"Komunikasi lewat sinyal seluler di Kecamatan Pangkalan dan di Kecamatan Kapur IX sudah aktif kembali, tinggal di Nagari Koto Lamo yang masih terganggu. Perbaikan pipa PDAM masih terus dilakukan. Instalasi air bersih di Kecamatan Pangkalan 90 persen sudah terpenuhi. Listrik sudah kembali teralir di 99 persen wilayah yang terdampak banjir dan longsor di Lima Puluh," ujarnya.
Hingga saat ini, bantuan dan partisipasi publik cukup besar dan terus berdatangan. Sebanyak 68 objek fasilitas umum telah selesai dibersihkan. BNPB tidak akan meninggalkan pemerintah daerah ketika terjadi darurat bencana. (jbr/bpn)[detik.com][MEG]