Oleh Agung Marsudi
"Tak perlu kamu menjelaskan siapa dirimu, sebab yang membencimu tak percaya itu, yang mencintaimu tak butuh itu" (Ali bin Abi Thalib)
JADI Pak Rocky Gerung tak perlu klarifikasi apa-apa tentang pertemuan "Sayur Lodeh" itu. Semua sudah terang benderang.
Menurut publik, sepertinya Pak Rocky sudah menjadi semacam "silent partner". Itulah kenapa lahir singkatan, "Kawan Politik Dasco (Kapolda). Anak Didik Dasco (Adidas), dan Kawan Binaan Dasco (Kabinda)".
Pertemuan, meski hanya berkelas sayur lodeh, pasti ada yang diundang, dan ada yang buka pintu gerbang. Tak penting Rocky menyebut Dasco sebagai rekan diskusi politik, yang punya niat baik untuk bangsa.
Lalu menjadi dungu ketika Rocky menyebut hanya berdiskusi dengan Dasco mengenai isu-isu politik, bukan bagian dari manuver kekuasaan. Sebab, menurutnya, pertemuan yang digelar di kawasan Senayan itu menunjukkan kematangan politik dari Dasco.
“Sebagai politisi Dasco tentu paham cara-cara makan bubur dari pinggir atau langsung,” sanjung Rocky Gerung.
Blur.
Begitulah fragmen pendek tentang pertemuan Wakil Ketua DPR yang juga Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, Rocky Gerung, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Ferry Juliantono, Senin (7/4) lalu.
Narasi Syahganda Nainggolan, yang dimuat di FNN, Selasa (8/4/2025) berjudul, "Rocky Gerung dan Patriotisme Sufmi Dasco Ahmad, Catatan Pertemuan Sayur Lodeh" dengan terang menjelaskan:
Presiden Akal Sehat, Rocky Gerung dan Professor Sufmi Dasco Ahmad begitu lahap menyantap sayur lodeh di kawasan Senayan Park Jakarta, Senin (7/4) siang tadi. Sayur lodeh ini mengkombinasikan pedas yang terukur dengan rasa asam yang juga terukur. Keenakannya lebih enak daripada Tom Yam Thailand. Jagung, kacang panjang, melinjo dalam sayuran begitu lembut untuk dilahap.
Rocky sama sekali tidak memakan nasi. Sedangkan Dasco menikmati enaknya nasi merah. Sebagai minuman pengantar makan, Rocky memesan bir. Sementara Dasco hanya minum air mineral. Meja makanan penuh dengan tahu, tempe, ayam, ikan asin sedikit pedas dan ikan gurame goreng kering.
Pertemuan ini sudah dirancang seminggu sebelum lebaran. Saya, Jumhur Hidayat (pemimpin sejuta buruh) dan Ferry Juliantono (tokoh Koperasi) yang merancang pertemuan ini ikut asyik menyantap makanan. Berlima kami menghabiskan waktu 2,5 jam. Kami mendiskusikan nasib Bangsa Indonesia ke depan, di bawah naungan pemimpin revolusioner Prabowo Subianto.
Seperti iklan, "pertemuan pertama begitu dungu, selanjutnya terserah kamu".
Solo, 11 April 2025