Rektor UNINDRA Prof Dr H Sumaryoto : Kurikulum Pendidikan Jangan Berulang kali Dirubah !
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Rektor UNINDRA Prof Dr H Sumaryoto : Kurikulum Pendidikan Jangan Berulang kali Dirubah !

Jumat, 07 Maret 2025,

 




NUSANTARAEXPRESS, JAKARTA - Bicara tentang pendidikan di Indonesia tidak pernah habis terutama mengenai kurikulum pendidikan yang berulang-kali dirubah seperti yang dikatakan oleh Rektor Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA) Prof. Dr. H. Sumaryoto.

“Kurikulum pendidikan berulang-kali dirubah, ditambah sampai sekarang masih membingungkan dan ini salah satu penyebab proses belajar mengajar maupun hasil pembelajaran belum optimal,” katanya di kampus UNINDRA, Kamis, 6/2/2025, Jalan Nangka Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Apalagi dengan era digital ini, sambungnya, guru sering bingung dan tidak diperhatikan oleh tingkat Kementerian.
“Dengan mengubah dan mendesain kurikulum,  karena kurikulum sebaik apapun kalau memang tidak bisa dilaksanakan buat apa?? Karena yang melaksanakan adalah guru dan apabila masih ada jarak yang dalam antara kurikulum dan guru terutama mengenai kemampuan guru itu sendiri ini yang menjadi masalah dan apabila ada pergantian kurikulum harus ada sosialisasi, masa transisi dan ini yang tidak dipikirkan oleh pemerintah,” bebernya dengan tegas.

Ada banyak faktor yang sangat berpengaruh terhadap pendidikan.

“Yang mempengaruhi terhadap kualitas pendidikan mulai dari tenaga pengajar, sarana pra sarana, kurikulum tidak bisa sederhana tetapi kompleks sekali mulai dari guru harus ada perhatian dari pemerintah, kesejahteraan guru walau terlambat tetapi masih lebih baik karna dampaknya sangat besar terhadap kualitas proses belajar mengajar,” tuturnya.

Kita ketahui bahwa tenaga honorer sangat kecil sekali upahnya.

“Apalagi di daerah yang tenaga honor sebulan hanya 600 ribu, bisa dibayangkan?? Dan itu mengajar seperti guru tetap di kelas. Sekarang mulai diangkat guru tetap, kemudian ada kesejahteraan guru, semoga ke depannya bertahap tapi lebih baik lagi,” urainya.

Provinsi Jakarta kita ketahui merupakan provinsi yang mempunyai dana sangat besar.

“Mengenai sarana dan pra sarana kalau di Jakarta karena provinsi yang banyak dananya sehingga kita lihat sangat bagus untuk sarana pendidikan, tetapi untuk di daerah belum berakibat banyak terhadap peningkatan dan kemampuan masing-masing sekolah di daerah,” ungkapnya.

Jika kita bandingkan dengan negara Finlandia sangat jauh berbeda.

“Kurikulum di Finlandia sangat berbeda, apabila anak Taman Kanak kanak (TK) di Indonesia sudah dijejali dengan materi pembelajaran di sana anak TK sampai SD kelas 1 dan 2 dibekali oleh akhlak, pembinaan moral, budi pekerti seperti bersikap jujur itu sudah dibina dari awal. Sedangkan di Indonesia TK sudah diajari menulis, berhitung yang seharusnya di tingkat sekolah bukan di TK, di Indonesia salah kaprah tetapi kita tidak bisa membandingkan dengan Finlandia atau negara lain,” ujarnya.

Harapan dan saran bagi pemerintah kita sangat diperlukan dan kiranya dapat didengar dan menjadi perhatian.

“Untuk pemerintah bagaimana ke depannya dalam era digital ini bagaimana kita membuat haluan ke depan untuk pendidikan Indonesia. Jadi jangan mudah untuk mengubah kurikulum karena dampaknya di lapangan akhirnya membuat guru jadi masa bodoh, ini yang harus dipikirkan,” pungkasnya. (DVD)

TerPopuler