HARI RAYA DI LAPANGAN BHIRAWA YUDHA
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

HARI RAYA DI LAPANGAN BHIRAWA YUDHA

Senin, 31 Maret 2025,


Oleh Agung Marsudi


PERJALANAN "Jangan pernah berhenti mencintai Indonesia" berakhir di lapangan Bhirawa Yudha Grup 2 Kopassus/Sandi Yudha, Kartasura. Perintah dari pengeras suara, pengibaran bendera, semua aktifitas dihentikan, semua sikap sempurna menghadap ke arah bendera, termasuk para warga yang baru saja turun ke lapangan.


Setelah puluhan tahun, akhirnya tahun ini saya bisa kembali bergabung sholat Idul Fitri di lapangan Bhirawa Yudha, di markas komando "Naga Terbang".


Sholat Id 1 Syawal 1446 Hijriyah kali ini istimewa karena dihadiri langsung oleh Komandan Grup 2 Kopassus/Sandi Yudha, sekaligus Ajudan Presiden, Kolonel Inf Wahyo Yuniartoto. Keluarga Besar Grup 2, warga di sekitar asrama terutama warga Widorosari, dan Krapyak, Pucangan.


Panitia Sholat Id 1 Syawal 1446 Hijriyah di lapangan Bhirawa Yudha, Group 2 Kopassus, Kartasura, mengambil tema "Kuatkan aqidah, mantapkan ibadah, perbanyak sedekah serta tingkatkan iman dan taqwa di hari yang suci'.


Dalam laporan singkat kegiatan ramadhan dan zakat fitrah, di lingkup masjid asrama, yang dibacakan pembawa acara, panitia berhasil mengumpulkan 321 paket zakat fitrah beras, berupa uang senilai Rp.31.800.000. Dan telah didistribusi ke desa binaan 700 bungkus, 87 bungkus bantuan, 144 bungkus untuk PRT, 300 masjid, mushola dan ponpes. Dengan total paket/bungkus sebesar 1.231 buah.


Panitia juga menyiapkan terpal biru berlapis, untuk shaf laki-laki sebanyak 8 dan perempuan sebanyak 6, melebar hampir sepanjang lapangan bola. 


Senarai acara berlangsung tertib, rapi, singkat, tepat dan jelas. Tidak ada sambutan-sambutan. Dimulai jam 06.30 WIB berakhir jam 07.15 WIB sudah termasuk sholat Id dan khutbah. Khatib sholat Id, Senin (31/3/2025) adalah KH. Ali Mashuri dari Universitas NU Surakarta.


Dalam khutbahnya, khatib mengajak hadirin untuk terus bersyukur, atas nikmat Tuhan yang telah dilimpahkan kepada hambaNya. Dalam konteks hikmah puasa, Ali Mashuri mengajak pentingnya bersedekah. 


"Puasa mengajarkan kita untuk berbagi kepada sesama. Terutama bagi mereka yang hingga hari ini, masih terus memeras keringat, membanting tulang, hanya untuk bertahan hidup. Kita harus memiliki kepedulian yang ikhlas, tanpa menyengsarakan. Memberi dengan cara-cara elegan, tidak mengurangi harga diri sesama," ujarnya.


"Puasa momen tepat, untuk mengoreksi kepedulian kita. Apalagi menyembunyikannya, sebab dengan puasa, kita sedang menaiki tangga kemanusiaan insan Kamil," tambah Ali Mashuri.


Di akhir khutbah, khatib berdoa semoga Indonesia, menjadi negara yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur, berdiri sejajar dengan negara-negara lain di dunia, dan kondisi masyarakat yang damai, makmur sejahtera.


Usai sholat Id, jamaah bersalaman, saling memaafkan. Melintas di depan saya, beberapa orang mengenakan sarung bercorak "darah mengalir", khas Kopassus, saya pernah memakai sarung serupa dulu, dan sudah kuhadiahkan kepada seorang sahabat, Santun Sihombing, tokoh Batak di provinsi Riau, yang saat itu sedang menggaungkan gerakan sosial "makuling mudar". ***



Solo, 31 Maret 2025

TerPopuler