DEMOKRASI NAIK TURUN HARGA SESUAI SELERA
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

DEMOKRASI NAIK TURUN HARGA SESUAI SELERA

Senin, 25 November 2024,


 

Oleh Agung Marsudi
DURI INSTITUTE

KAMPANYE telah usai, pesta akan dimulai. Hiruk-pikuk dan orasi para calon selama bersosialisasi, bersilaturahmi di berbagai titik dan simpul di seantero negeri, tentu menyisakan banyak cerita yang mestinya dituliskan.

Episode akhirnya, KBS bergoyang, SANDI sholawatan.

Kini, Pilkada Bengkalis 2024 memasuki hari tenang. Meski hati tak "tenang", apalagi bagi mereka yang dihantui target, dan intimidasi hingga semua lini.

Setiap bertemu konstituen atau warga pemilih, banyak aspirasi, keluhan dan harapan warga yang harus ditunaikan. Mau "mendengar" menjadi kunci sekaligus tugas mulia para calon bupati dan wakil bupati.

Meski dalam konteks bermain politik, memang mendengar, tapi pura-pura tuli. Orasi, tapi pura-pura bisu, seperti pemeo, "anjing menggonggong kafilah berlalu".

Sehingga dengan jumawa, merasa perlu berteriak, “Malaikat selalu benar, setan tak pernah benar. Jangan mudah percaya dengan berita yang beredar di luaran sana. Banyak berita hoaks saat ini".

Katanya, suara rakyat bisa ditukar dengan uang. Apalagi sebelumnya telah diedarkan minyak goreng, beras, telur, dan gula kemana-mana, merata-rata.

Politik seperti telur mata sapi. Lembu punya susu, sapi punya nama. "Suara" sudah tak berharga, karena sudah dihargai. Suara tokoh, suara ormas, suara paguyuban, suara persatuan, suara punguhan, suara IKA-IKA, suara "UKA-UKA".

Demokrasi yang universal, berubah menjadi gelombang polarisasi primordial. Demokrasi seperti cabe merah di pasar, naik turun harga, sesuai selera.

Alamak! Otak udang, otak tenggiri. Pantunnya lanjutkan sendiri.


24 November 2024

TerPopuler