Agung Marsudi
DURI INSTITUTE
RUPANYA di luar, di bawah lampu-lampu temaram, di tiang-tiang listrik lampu penerangan jalan, laron-laron beterbangan, penanda pergantian musim.
Laron-laronpun seperti ingin menjadi saksi, pergantian bupati di kabupaten Bengkalis. Suasana malam ini, auranya memang berbeda. Aura politik yang memunculkan vibrasi dan energi warna merah, aura yang didominasi semangat kuasa dan kebanggaan.
Sebelum jam 22.00 WIB, Duri kembali diguyur hujan, kerlap-kerlip lampu malam, menyisakan harapan, meski sebagian menahan kantuk hingga pagi, menunggu kotak suara, berisi surat suara dan dokumen-dokumen negara.
Di posko-posko, orang-orang begadang, persiapan penerjunan saksi pagi hari. Di tempat lain para peneraju, pemangku kepentingan, para elit, berdiskusi, melakukan rapat evaluasi tertutup dan merancang strategi ulang.
Dua kubu, berseteru, "mengundi nasib dengan anak panah". Merebut takdir politik di negeri bertuah.
Semua berharap, perjuangannya berbuah. Siapa menanam menuai. Siapa menabur angin, menuai badai.
"8 jam menjelang pencoblosan, nasib rakyat dipertaruhkan".
26 November 2024