SEPTIAN NUGRAHA: AMRIL MUKMININ "KING MAKER OF RIAU"
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

SEPTIAN NUGRAHA: AMRIL MUKMININ "KING MAKER OF RIAU"

Rabu, 18 September 2024,



Oleh Agung Marsudi
Pengamat Geopolitik

ADA KEHEBOHAN dalam Sidang Paripurna Istimewa sempena pengucapan sumpah janji Anggota DPRD Bengkalis masa jabatan 2024-2029 di Gedung Cik Puan, Selasa (17/9) kemarin, karena Ketua Sementara DPRD Bengkalis, Septian Nugraha, dengan lantang menyebut Amril Mukminin, bupati Bengkalis ke-14, bapaknya, sebagai "King Maker of Riau".

Melalui siaran langsung, saya sebagai warga Bengkalis ikut hanyut dalam suasana kebatinan keriuhan dan keberanian politik itu.

Karena kehebohan itu pula, saya membuat catatan penting terkait peristiwa tak biasa ini, sebab di meja sidang yang mulia, duduk bupati Bengkalis Kasmarni (ibunya), Ketua Sementara (Septian), Wakil Ketua Sementara, Arsya (adiknya). Tentu ini menjadi "the big close up" potret politik Bengkalis yang sangat istimewa.

Lalu, sambil menonton siaran, saya mencari tahu, apa itu arti "King Maker".

Menurut laman Merriam Webster, kata ini pertama kali digunakan pada tahun 1595 silam yang digunakan untuk mengartikan seseorang yang memiliki pengaruh besar terhadap pilihan calon pejabat politik.

Melansir dari Cambridge Dictionary, King Maker adalah seseorang yang mempengaruhi pilihan orang untuk posisi berkuasa dalam suatu organisasi.

Secara sederhana, King Maker dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai "pembuat raja". Tentu bukan "Raja Jawa" versi Bahlil Lahadalia.

Peristiwa ini menjadi menarik karena menurut Septian Nugraha, Amril Mukminin adalah "King Maker of Riau". Sebuah teritori politik yang lebih luas "Riau". Bukan hanya di kabupaten Bengkalis.

"King Maker of Riau" adalah pernyataan Septian yang sangat politis. Beraroma politik, bernilai politik. Itulah sesungguhnya politik.

Seperti keriuhan yang dibuat oleh "kelompok balkon atas" sebelah kanan, yang ketika disebut nama; Azmi, Septian Nugraha, Arsya dan Bobby, serentak bertepuk tangan kegirangan, memberi aplaus, layaknya cheerleader, sementara mereka terlihat ada yang "pegawai negara".

"Dulu mawar, sekarang flamboyan"
"Dulu Golkar, sekarang PDI Perjuangan"


Solo, 18 September 2024

TerPopuler