Oleh Agung Marsudi
LOGIKA akal sehat; KBS terang-benderang bakal menang. Sebab seperti film India, khusus untuk Pilkada Bengkalis, mudah ditebak, siapa aktor, siapa pemenangnya. Sesederhana itu.
Ada alas, sesuai realitas politik yang ada, KBS didukung oleh hampir seluruh partai politik peraih kursi di DPRD Bengkalis, kemudian kalah dalam perhelatan pilkada. Hanya, dan karena ada kekuatan yang luar biasa besar (suntikan kapital) pada pasangan SANDI, Syahrial Andika. Tidak masuk akal.
Jadi, jika ada pihak tertentu yang memulai melakukan pembelokan alur pikir masyarakat bahwa KBS, Kasmarni Bagus Santoso bakal kalah, justru cara berpikir itu yang tidak masuk akal. Sebab rasionalitas itu masuk akal, ketemu akal dan diterima akal.
Dalam ranah berpikir politik, "sesat pikir, gagal paham". Memahami dinamika politik Bengkalis justru lebih mudah, sebab pilkada Bengkalis 2024 sejatinya adalah "cek ombak" menjadi batu loncatan untuk Pilgubri 5 tahun mendatang (minus Bagus Santoso).
Pasangan SANDI menang itu seperti mimpi di siang bolong. Sebab berbasis 3 kader Golkar; Samda, Ibra, dan Fakhtiar Qadri (caleg terpilih yang bakal dilantik 17 September mendatang), kecil peluang mendongkrak ulang, perolehan suara, meski ketika sosialisasi bertandem dengan pasangan pilgubri sekelas SUWAI (Syamsuar Mawardi).
Mendaur ulang isu-isu populis di negeri junjungan, kurang memberi dampak elektoral. Masyarakat sudah cerdas, dan mulai lelah, dengan praktik politik zombi. Siapa makan apa, dimana, berapa.
Jika rivalitas politik selalu beradu di dua kutub; daratan dan kepulauan. Sedaplah SANDI berhenti bermimpi mengalahkan KBS di Pilkada Bengkalis 2024. Lancang Kuning tak elok berlayar malam.
Boleh jadi, "mimpi kalah, adalah mimpi bertuah". Apalagi dengan jumawa mengatakan, menjadi "penyelamat demokrasi". Emang benar di Bengkalis ada demokrasi?
Solo, 11 September 2024