Dua Tahun MOOC Pintar, Komitmen Membangun Digital Awareness dan Digital Mindset Insan Kemenag Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Dua Tahun MOOC Pintar, Komitmen Membangun Digital Awareness dan Digital Mindset Insan Kemenag

Jumat, 12 Juli 2024,



NUSANTARAEXPRESS, CIPUTAT - Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Balitbang Diklat diberikan amanah oleh Kemenag untuk membangun digital awareness dan digital mindset. Dalam mengemban tugas tersebut terdapat beberapa tantangan internal maupun eksternal yang dihadapi.

Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Mastuki mengatakan setiap orang dengan berbagai jabatan dan jenjang sedang menjalankan digital leadership atau kepemimpinan digital. Hal tersebut dipantik melalui salah satu program prioritas Kementerian Agama yaitu transformasi digital.

“Dengan adanya program prioritas tersebut, seluruh insan Kementerian Agama harus berada pada resonansi yang sama. Menjadikan transformasi digital sebagai budaya kerja bersama,” ujarnya  saat memberikan sambutan pada selebrasi 2nd Anniversary MOOC Pintar di Ciputat, Kamis (11/7/2024).

Menurut Mastuki, digital mindset perlu dibangun, dilakukan, dan disosialisasikan secara masif sekaligus diinstitusionalisasi. Sebab jika tidak dilembagakan, maka digital mindset hanya sebatas angan-angan.

“Pelembagaan digitalisasi dimulai sejak peluncuran Digital Learning Center oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tahun 2023. Momen ini menandakan Pusdiklat Tenaga Teknis menjadi lembaga yang berkomitmen untuk terus belajar membangun pembelajaran digital,” katanya.

MOOC Pintar yang dikembangkan sejak 2022 berhasil mencetak 30.168 peserta di tahun pertamanya. Jumlah tersebut mengalami fluktuasi dengan jangkauan hingga 1.332.907 peserta sepanjang tahun 2022-2024.

“Selain jumlah peserta yang banyak, MOOC Pintar juga terbukti mampu mengefisienkan anggaran pelatihan sebesar 7,4 triliun rupiah. Jika dikonversi dengan jumlah peserta pelatihan tatap muka, ini setara dengan 33.622 kelas,” urai Mastuki.

“Kini MOOC Pintar telah memiliki 41 jenis pelatihan, yang terdiri dari 30 jenis pelatihan pendidikan dan 11 pelatihan keagamaan,” imbuhnya.

Ke depan, lanjut Mastuki, pengembangan kompetensi di MOOC Pintar akan diperluas melalui fitur baru yang hadir secara kolaboratif. Jenis layanan tidak hanya pelatihan, tapi juga pengembangan kompetensi lainnya yang berbentuk klinik pengetahuan dan knowledge sharing.

 “Inovasi kelembagaan perlu kolaborasi dari berbagai pihak, sebab saat ini bukan lagi zamannya ego sektoral. Selain digital leadership, perlu juga membangun collaborative leadership untuk kemajuan lembaga,” pungkasnya.

Ada sejumlah tantangan baik  internal maupun eksternal dalam upaya membangun  digital awareness dan digital mindset.   

Tantangan internal : 1) ego sektoral unit kerja atau satuan kerja, dan 2) comfort zone dari pegawai, widyaiswara yg merasa "cukup" dg kondisi yg ada, menganggap digitalisasi akan membatasi gerak dan aktivitas mereka, atau keterlibatan mereka. Belum lagi soal skills yang membutuhkan waktu belajar lagi, adaptasi dg perubahan.

Dari sisi eksternal, tantangannya jumlah layanan pelatihan keagamaan dan pendidikan yang jutaan. Pemangku kepentingan pelatihan juga sangat variatif.  Sasaran unsur masyarakat yg bersentuhan dg tugas fungsi Kemenag seperti lembaga- lembaga agama, ormas keagamaan, pengelola rumah ibadah, pelaku zakat dan wakaf, industri halal, umrah dan haji dll. Desain, pola dan platform layanan digital harus sesuai kebutuhan (user/stakeholders based training). Mindset dan awareness spt ini tak mudah dijalankan semua atau para pihak.

Hadir pada kesempatan tersebut, Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kemenag Arskal Salim GP, Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Arfi Hatim, Kepala Bagian Tata Usaha Pusdiklat Tenaga Teknis Muhtadin, tim MOOC Pintar, serta pejabat fungsional di lingkungan Balitbang Diklat. (Msdna)

TerPopuler