"Rakyat Mau Dibegitukan!"
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

"Rakyat Mau Dibegitukan!"

Kamis, 11 Januari 2024,


"Rakyat Mau Dibegitukan!"


Agung Marsudi

Duri Institute


Begitu pidato Mega. Rakyat yang mana, Bu? Sebab begitu-begitu. Presiden juga dibegituin. "Negara kok begitu, begitu kok negara!"


CERITA politik berakhir di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Suara yang dipungut dari rakyat. Tapi cerita rakyat tak ada habisnya. Penderitaannya, harapannya.


25,9 juta jumlah penduduk miskin Indonesia, hampir setara dengan perolehan 128 kursi PDIP di DPR RI pada pileg 2019, yang mencapai 27,5 juta suara. Ngaku, partai wong cilik, tapi kecut menjawab urusan perut.


Siapa rakyat yang mau 'dibegitukan'? Oleh siapa? Dimana, kapan? Apanya yang dibegitukan?


Rakyat yang mana yang mau dibegitukan? Rakyat PDIP, rakyat Golkar, rakyat Gerindra, rakyat Nasdem, rakyat Demokrat, rakyat PKB, rakyat PKS, rakyat PAN, rakyat PPP. Bagaimana pula dengan suara rakyat yang hangus ditelan 'parliamentary threshold'.


Tak ada rakyat tak ada negara. Partai politik tanpa rakyat tak ada guna.


Mungkin yang dimaksud rakyat itu anggota partai politik atau mereka yang nyoblos ketika pemilu. Lalu mereka yang tidak nyoblos dan bukan anggota partai politik bukan rakyat?


"Begitu, ya, Bu Mega?"

"Isn't that right, Madam?"


Pasal, kedaulatan di tangan rakyat dibegitukan. Kehendak rakyat dibegitukan. Suara rakyat dibegitukan. Hidup rakyat dibegitukan. Harapan rakyat dibegitukan. Penderitaan rakyat dibegitukan.


Begitu-begitu. Presiden juga dibegituin. Presiden, bukan petugas partai. "Negara kok begitu, begitu kok negara!"



Jakarta, 11 Januari 2024

TerPopuler