Belajar
itu Merajut, Bukan Menghasut
Oleh Mislam Samasi, S.H.
Ketua LMR-RI.BPH.NMS Komwil Riau
Pendidikan adalah landasan penting dalam kehidupan manusia.
Hal ini memungkinkan kita untuk memahami dunia, berkembang secara pribadi, dan
berkontribusi pada masyarakat. Namun, pendidikan tidak hanya tentang penumpukan
pengetahuan atau keterampilan; itu juga tentang bagaimana kita merajut hubungan
dan pemahaman dalam masyarakat. Dalam era informasi dan teknologi saat ini,
penting untuk mengingat bahwa belajar seharusnya merajut, bukan menghasut. Mari
kita telusuri lebih dalam makna dari ungkapan ini.
Menghasut adalah tindakan memicu, mendorong, atau
memprovokasi dengan tujuan memicu perasaan atau reaksi negatif. Ini seringkali
terjadi di dunia yang terhubung secara digital, di mana sumber informasi
bertebaran dan terkadang membingungkan. Jika pendidikan hanya bertujuan untuk
menghasut, itu dapat menghasilkan polarisasi, kebencian, dan ketidaksetaraan.
Banyak platform media sosial dan kelompok ekstrem menggunakan strategi ini
untuk memanipulasi informasi dan memecah belah masyarakat.
Di sisi lain, merajut melibatkan proses menghubungkan
berbagai benang informasi, pengalaman, dan perspektif untuk membentuk pemahaman
yang lebih utuh. Ini melibatkan dialog, kerja sama, dan empati. Ketika
pendidikan menjadi alat merajut, ia dapat mempromosikan pemahaman yang lebih
dalam antara kelompok yang berbeda, mengurangi konflik, dan membangun
masyarakat yang lebih inklusif.
Untuk menerapkan gagasan ini dalam pendidikan, ada beberapa
aspek penting yang perlu diperhatikan:
Pendidikan yang Berpusat pada Kemampuan Berpikir Kritis:
Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah kunci untuk
merajut pemahaman. Mereka perlu diajarkan untuk menganalisis, menilai, dan
memahami informasi secara kritis daripada menerima begitu saja.
Pembelajaran Kolaboratif: Kolaborasi adalah kunci untuk
merajut pemahaman. Melibatkan siswa dalam proyek kolaboratif, diskusi, dan
kerja tim dapat membantu mereka belajar dari berbagai perspektif.
Pendidikan Inklusif: Pendidikan harus menjadi alat untuk
merajut hubungan antara kelompok yang berbeda. Membangun lingkungan inklusif di
sekolah dan universitas adalah langkah awal yang penting.
Mengajarkan Toleransi dan Empati: Siswa perlu diajarkan
tentang nilai toleransi dan empati terhadap individu yang berbeda. Ini membantu
mereka memahami perspektif orang lain dan merajut hubungan yang lebih baik.
Kritis terhadap Sumber Informasi: Siswa harus diajarkan
keterampilan kritis dalam menilai sumber informasi. Ini adalah kunci untuk
menghindari penghasutan yang merugikan.
Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, pendidikan yang
merajut adalah kunci untuk membentuk masyarakat yang lebih berempati, inklusif,
dan berdikari. Ketika kita memahami bahwa belajar itu merajut, kita dapat
membantu menciptakan dunia yang lebih baik, di mana pemahaman dan kerja sama
menggantikan ketidaksetujuan dan konflik.
Riau, 4 Nopember 2023