MIslam Samasi, S.H. - Ketua Komisariat Wilayah (KOMWIL) Prov. Riau-Lembaga Missi Reclasseering Republik Indonesia Badan Peserta Hukum Untuk Negara dan Masyarakat |
"HRD Disingkirkan Demi Nafsu Dinasti Kong: Perdebatan Etika dan Dampak Organisasi"
Oleh: Mislam Samasi, S.H.
Ketua Komisariat Wilayah (KOMWIL) Riau-Lembaga Missi
Reclasseering Republik Indonesia Badan Peserta Hukum Untuk Negara dan Masyarakat
Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, peran Human
Resources Development (HRD) memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga
kesejahteraan karyawan dan kemajuan organisasi. Namun, terkadang, keputusan
yang kontroversial diambil demi kepentingan pribadi atau dinasti tertentu.
Artikel ini akan membahas situasi di mana seorang HRD ditinggalkan demi
memuaskan nafsu atau kepentingan dinasti, dan akan mengulas dampak etika dan
organisasional dari tindakan tersebut.
Pengantar Dinasti Kong
Dinasti Kong adalah istilah yang merujuk pada situasi di
mana satu keluarga atau grup individu memiliki pengaruh besar dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Ini sering kali terjadi ketika pemilik atau
pemimpin organisasi mempromosikan anggota keluarga atau rekan mereka ke
posisi-posisi kunci tanpa mempertimbangkan kualifikasi atau kemampuan sejati.
HRD dalam Konteks Organisasi
Bagian HRD memiliki tanggung jawab yang sangat penting dalam
mengelola sumber daya manusia dan memastikan bahwa organisasi memiliki karyawan
yang kompeten, terampil, dan termotivasi. Mereka bertanggung jawab atas
perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan manajemen kinerja karyawan.
HRD Disingkirkan untuk Kepentingan Dinasti
Dalam beberapa kasus, HRD dapat ditinggalkan atau digantikan
oleh anggota dinasti yang memiliki hubungan dekat dengan pemilik atau pemimpin
organisasi. Hal ini dapat terjadi karena pemilik atau pemimpin ingin
mempromosikan anggota keluarga atau rekan mereka ke posisi strategis, bahkan
jika mereka tidak memiliki kualifikasi atau pengalaman yang sesuai.
Dampak Etika
Keputusan untuk menggantikan HRD demi dinasti atau nafsu
pribadi dapat menciptakan dilema etika dalam organisasi. Ini dapat merusak
kepercayaan karyawan terhadap manajemen dan mengganggu budaya organisasi yang
adil dan berintegritas.
Dampak Organisasi
Perubahan kepemimpinan di bagian HRD yang tidak didasarkan
pada kompetensi dapat berdampak buruk pada organisasi. Kualitas rekrutmen dan
pelatihan karyawan dapat menurun, karyawan mungkin merasa tidak dihargai, dan
produktivitas dapat terganggu. Selain itu, organisasi mungkin mengalami masalah
hukum jika keputusan ini melanggar aturan perusahaan atau hukum tenaga kerja.
Kesimpulan
HRD yang ditinggalkan demi nafsu atau kepentingan dinasti
adalah contoh yang mencolok dari bagaimana prinsip-prinsip etika dalam bisnis
dapat diabaikan. Dalam jangka panjang, keputusan semacam ini dapat merusak
kesehatan organisasi dan reputasi perusahaan. Oleh karena itu, sangat penting
bagi pemilik dan pemimpin organisasi untuk selalu menjalankan praktik-praktik
yang adil dan berintegritas dalam pengelolaan sumber daya manusia. Hal ini akan
membantu memastikan kelangsungan dan kesuksesan jangka panjang perusahaan
mereka.
Riau, 4 Oktober 2023