Ditakut-takuti Oknum, Usaha Bibit Sawit Bersertifikat di Desa Temeran
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Ditakut-takuti Oknum, Usaha Bibit Sawit Bersertifikat di Desa Temeran

Jumat, 13 Oktober 2023,

 

Para pekerja pembibitan sawit bersertifikat di desa Temeran sedang lakukan aktifitas


NUSANTARAEXPRESS, BENGKALIS - Dalam beberapa hari terakhir ini, para pekerja pembibitan sawit berjumlah sekitar 30 orang di desa Temeran, kecamatan Bengkalis, merasa resah atas datangnya sejumlah oknum mengaku penegak hukum dari Riau di lokasi kerja desa Temeran.


Keresahan mereka bukan tanpa alasan, karena tempat kerjanya di bawah naungan Kelompok Tani Tunas Unggul hasil binaan anggota DPRD Riau Hj. Farida, yang sudah berjalan sejak 2021 lalu itu, merasa telah terancam tempat mencari nafkah, akibat kedatangan oknum tersebut yang diduga tanpa kantongi surat perintah tugas. 


Terkait hal itu, Juanda yang merupakan Ketua Kelompok Tani Tunas Unggul mengatakan, bahwa kegiatan usaha pembibitan sawit itu sejak didirikan sudah melalui proses izin pihak-pihak terkait.


"Bahkan, retribusi pajak kita bayarkan ke pemerintah sesuai aturan yang berlaku. Jadi apa yang mau diperiksa, "ujar Juanda kepada sejumlah wartawan di lokasi pembibitan desa Temeran, Jum'at (13/10/23).

Bibit sawit yang akan di kirim ke pemesan di Kecamatan Bukit Batu


Kemudian, pihaknya juga tidak pernah menjual sawit yang tidak bersertifikat yang dikeluarkan dari Dinas Perkebunan Riau. Dan dengan usaha pembibitan ini banyak masyarakat setempat bisa terbantu sebagai lapangan kerja. 


"Apa iya kami harus tutup kegiatan usaha ini akibat adanya tekanan-tekanan seperti ini. Dan lucunya dengan adanya usaha mandiri ini bukan malah disupport, tapi malah  banyak pihak yang sengaja ingin mengintimidasi, "keluh Juanda. 


Ia jelaskan, kemarin ada orang dari Dinas Peternakan Bengkalis datang ke lokasi, karena masih banyak lahan kosong dinilai sangat bagus untuk ternak sapi, sebagai penunjang kesejahteraan masyarakat. 


Tapi, setelah adanya tekanan dan intervensi dari pihak yang mengaku penegak hukum, langsung kami tolak. Karena takut nantinya persoalan semakin tak menentu.


"Usaha ini merupakan murni binaan ibu Hj. Farida DPRD Provinsi Riau, beliaulah yang membina dan membimbing kami selama ini hingga support segala hal, "bebernya lagi. 

Para pekerja sedang memindahkan bibit sawit


Namun, lanjut Juanda, kini pihaknya mulai risau dan ketakutan, karena banyak pihak-pihak yang datang ke lokasi pembibitan dengan nada yang menakut-nakuti.


Dengan kedatangan oknum dari Riau itu, Juanda mengaku pihaknya sekarang tidak berani membuka usaha ini lagi, dan mungkin akan ditutup. Tapi siapa yang akan bertanggung jawab puluhan karyawan hilang pekerjaan.


"Kita jual barang resmi membayar retribusi, tapi seperti menjual barang terlarang. Sedangkan usaha ini dibentuk dan dikelola oleh kelompok tani, tapi kenapa sampai terjadi seperti ini ?, "ungkapnya lagi bertanya.**

TerPopuler