DI AMBANG CAWE NAN SERU
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

DI AMBANG CAWE NAN SERU

Rabu, 14 Juni 2023,


DI AMBANG CAWE NAN SERU


Oleh Agung Marsudi


POTONGAN lirik tembang Melayu, di ambang sore nan lalu itu saya plesetkan menjadi, "Di ambang cawe nan seru".


Tiada bisikkan kata tenang, sebelum semua di bawah kendali Jokowi. 


Politik benar-benar telah menjadi komoditas. Diperjualbelikan. Dilobilobikan. Diinstastorikan. Sehingga cita-cita luhur para pendiri bangsa, yang agung, menyangkut masa depan Indonesia. Dinomorsekiankan. 


Rebutan capres 2024 menguras energi bangsa, meski persiapan pesta belum paripurna. Masih banyak kemungkinan-kemungkinan, yang dimungkinkan (pengkhianatan).


Antara Ganjar, Anies, Prabowo (GAP), memang ada gap. Ruang kosong yang oleh para oligarki dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ceruk yang kosong itu kini telah berisi sedimentasi investasi politik yang terang-terangan. Karenanya pilihan cawapres menjadi penentu, dan berharga.


Karena tarik-menarik itulah sejatinya cawe-cawe dinantikan, di simpang tiga titian. Titian nasionalis, kapitalis, liberalis.


Kepalanya ngaku nasionalis, tapi leher ke perut kapitalis, bawah perut maunya liberalis. Ketika politik menjadi panglima, selalu saja ada prahara. 


"Semar Mesem, Semar Mendem!"


Istana bukan milik partai politik. Presiden bukan dewa. Indonesia bukan kerajaan. Ironi, kisah kasih demokrasi dan politik negeri ini, yang dibanjiri air bah informasi. Tapi semakin tak mengerti, apa yang seharusnya dimengerti.


Di ambang cawe nan seru, harus Jokowi malu.



Solo, 14 Juni 2023

TerPopuler