ABSTRAK
Herny 2022, Upaya Peningkatan Hasil Belajar matematika pada
Materi Segiempat Melalui Model
Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) di Kelas VII SMP N 2 Tanjung Jabung Timur Tahun Ajaran 2021/2022
Kata Kunci : Hasil Belajar dan Teams Games
Tournament (TGT).
Penelitian
ini bertitik tolak dari munculnya permasalahan yang dialami langsung oleh
penulis pada saat pembelajaran, yaitu rendahnya hasil belajar pelajaran Matematika.Untuk mengatasi maka
perlu usaha peningkatan dengan memberikan variasi model pembelajaran yang
bersifat Cooperative learning yang menarik atau menyenangkan,yang melibatkan
siswa,yang dapat meningkatkan aktivitas dan tanggung jawab siswa.
Peneltian
ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada
materi Segiempat kelas VII SMP N 2Tanjung
Jabung Timur melalui model pembelajaran Teams Games
Tournament ( TGT ).Data diperoleh dengan angket dan evaluasi, kemudian di
analisis.Penelitian ini terdiri dari 3 siklus yang dilakukan dari tanggal 4 April sampai dengan 10 juni 2022
di SMP N Tanjung Jabung Timur
dengan jumlah siswa 22
orang yakni 11
laki-laki dan 11
perempuan.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran Teams Games
Tournament dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.Hal ini terbukti dari peningkatan hasil evaluasi siswa dari
setiap siklus.Pada siklus I siswa
mempunyai hasil belajar
dengan persentase ketuntasan kelas 75%. Pada siklus II hasil belajar siswa meningkat
dengan persentase ketuntasan kelas mencapai 79 %. Pada siklus III ketuntasan
kelas mencapai 86%.
Hipotesis
penelitian yang menyatakan bahwa “ Jika Model Pembelajaran Teams Games Tournament
di gunakan dalam pembelajaran, maka hasil
belajar matematika meningkat”, dapat diterima.
Penelitian
ini juga memberikan rekomendasi kepada para guru agar semakin aktif dan kreatif
dalam memilih model
pembelaaran dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Kepada Kepala Sekolah hendaknya dapat mengambil kebijakan
tentang perlunya melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi setiap guru,
agar motivasi belajar siswa juga semakin meningkat.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah
Matematika bagi
sebagian besar siswa
adalah mata pelajaran
yang tidak disukai
. Hasil survei
sederhana yang dilakukan
peneliti setiap awal
tahun, jika ada
pertanyaan mata pelajaran
apa yang disukai
siswa, maka jawabannya
hampir 90 %
siswa menjawab selain
mata pelajaran matematika.
Sebaliknya jika ditanya
mata pelajaran apa
yang tidak disukai,
maka hampir 75
% menjawab matematika.
Celakanya fakta
ini berlanjut sampai
ditingkat pendidikan dan
proses kegiatan belajar
mengajar. Hal ini
ditunjukkan oleh sikap
siswa yang sebagian
besar kurang antusias
ketika pelajaran akan
berlangsung, rendahnya respon
umpan balik dari
siswa terhadap pertanyaan
dan penjelasan guru
serta pemusatan perhatian
terhadap pelajaran yang
kurang, sebagian besar
siswa pasif, mereka
tidak berani berbicara
tentang apa yang
sudah dan belum
diketahui, konsep-konsep mereka
benar atau salah
sulit diketahui guru, meskipun
guru telah berusaha
menjelaskan materi dengan
semaksimal mungkin.
Berbagai macam
cara digunakan baik
oleh sekolah maupun
guru-guru dengan harapan
dapat meningkatkan prestasi
belajar matematika. Usaha-usaha
tersebut antara lain
dengan jam tambahan
kelas IX, materi
pengayaan kelas VII
dan VIII ,Namun
demikian ternyata hasilnya
belum optimal, ini
ditunjukan dengan ketuntasan
belajar yang masih
rendah.
Banyak model
pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam proses
belajar mengajar. Salah satunya
adalah model pembelajaran
dengan tipe “Teams
Games Tournament” atau
biasa disingkat TGT.
Dalam TGT siswa
melakukan permainan-permainan dengan
anggota-anggota tim lain
untuk memperoleh skor
bagi tim mereka
masing-masing. Dengan suasana
permainan dalam pembelajaran
maka diharapkan akan
menarik dan menimbulkan
efek rekreaktif dalam
belajar siswa. Aktivitas
belajar dengan permainan
yang dirancang dalam
model pembelajaran Cooperative Learning
dengan tipe TGT
memungkinkan siswa dapat
belajar lebih rileks
disamping menumbuhkan tanggung
jawab, kerjasama, persaingan
sehat dan keterlibatan
belajar.
Berdasarkan uraian
di atas, upaya
meningkatkan hasil belajar
siswa pada kelas
VII SMP N
2 Tanjung Jabung
Timur akan dilakukan
penelitian yang berjudul “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar
Matematika pada Materi
Segiempat Melalui Model
Pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) di
Kelas VII SMP
N 2 Tanjung
Jabung Timur Tahun
Ajaran 2021/2022”.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di
atas, selanjutnya masalah
dalam penelitian ini
diidentifikasi sebagai berikut.
1.Apakah dengan
menerapkan model Pembelajaran
TGT dapat meningkatkan
Hasil belajar
Matemetika siswa SMP N 2
Tanjung Jabung Timur
?
2..Bagaimanakah tanggapan
siswa terhadap pelaksanaan Model
pembelajaran
TGT?
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang, identifikasi, dan
pembatasan masalah di
atas, rumusan masalah
dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah
sebagai berikut.
Apakah dengan
menerapkan model PembelajaranTeams Games
Tournament (TGT) dapat
meningkatkan Hasil Belajar
Siswa SMP N
2 Tanjung Jabung
Timur ?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang
ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1.Meningkatkan Hasil belajar matematika siswa SMP N 2 Tanjung Jabung Timur melalui model pembelajaran kooperatif dengan tipe Teams Geams Tournament ( TGT ).
3.Mendeskripsikan tanggapan
siswa terhadap pelaksanaan
model pembelajaran
kooperatif dengan
tipe Teams Games
Tournament (TGT).
Manfaat Penelitian
Manfaat yang
diharapkan dari penelitian
ini adalah:
1.Bagi siswa
a. Dalam
proses pembelajaran siswa
lebih tertarik dan
lebih menyenangkan.
b.Membuat siswa
lebih terlibat dalam
proses pembelajaran dan
aktivitas siswa lebih
meningkat.
c.Melatih siswa
lebih kreatif dan
inovatif dalam pembelajaran.
2.Bagi guru
a. Dapat
memberi sumbangan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika.
b.
Sebagai informasi bagi
guru-guru matematika, khususnya
guru matematika sekolah
menengah pertama mengenai
pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran cooperative
learning dengan tipe Teams Games
Tournament (TGT).
3.Bagi sekolah
Diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam
meningkatkan kualitas sekolah,
khususnya mata pelajaran
matematika
METODE PENELITIAN
Waktu dan
Tempat Penelitian
Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan
dari tanggal 18
Oktober 2017 sampai
dengan 09Desember 2017
di kelas VII
semester ganjil pada
mata pelajaran Matematika
di SMP N
2 Tanjung Jabung
Timur tahun pembelajaran
2021/2022
Subyek penelitian
pada kelas VII
ini berjumlah 22 siswa, terdiri
dari 11 siswa
laki-laki dan 11
siswa perempuan.
Desain Penelitian
Desain penelitian
ini menggunakan model
Kemmis dan Taggart
dengan tahapan perencanaan,
tindakan, pengamatan, serta
refleksi untuk setiap
siklus. Penelitian ini
dilaksanakan melalui tiga
siklus yang ditampilkan
pada gambar berikut.
Rencana
Tindakan
Penelitian tindakan
kelas ini direncanakan
dalam 3 siklus,
yang tiap-tiap siklusnya
mencakup tahapan berikut.
1.
Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan
meliputi penyusunan rencana
pembelajaran, membuat skenario
pembelajaran dengan teknik
Teams Games Tournament
(TGT), membuat media
permainan sesuai dengan
tema dalam rencana
pembelajaran dengan Teams
Games Tournament (TGT)
yang dilengkapi dengan
petunjuk kegiatan dan
aturan permainan, serta
penyusunan alat-alat evaluasi
tindakan.
2. Tindakan (Acting)
Implementasi tindakan atau
pelaksanaan tindakan meliputi
:
a .Pembuatan kelompok-kelompok belajar
yang terdiri dari
empat orang siswa
dengan kemampuan heterogen.
b. Membagi
petunjuk kegiatan atau
aturan permainan pada
tiap kelompok
c. Siswa
melaksanakan permainan sesuai
dengan petunjuk kegiatan.
d. Masing-masing
anggota berkompetensi untuk
mendapatkan nilai.
e. Pengamatan/Observasi (Observing)
Observasi
pelaksanaan pembelajaran
dilakukan secara kolaboratif
dengan menggunakan instrument
monitoring yang telah
direncanakan. Data
tentang kondisi pembelajaran
matematika diperoleh dari
lembar observasi yang
diisi observer. Data tentang tingkat
kemajuan motivasi belajar
matematika pada siswa
diperoleh dari lembar
angket yang diedarkan
setelah kegiatan pembelajaran
pada setiap siklus
berakhir. Dan data
tentang hasil belajar
siswa diperoleh dari
hasil evaluasi yang
berupa tugas dan
ulangan harian.
3. Refleksi
(Reflecting)
Refleksi dilakukan
berdasarkan hasil wawancara
dengan siswa, hasil
lembar pengamatan dan
hasil diskusi dengan
guru . Hasil
refleksi digunakan untuk
menentukan langkah-langkah tindakan
berikutnya.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah:
1.
Observasi
(pengamatan) yaitu untuk
mengetahui situasi dan
proses pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar yang
berlangsung di kelas.
2.
Tes
yaitu untuk memperoleh
data hasil belajar
siswa.
Analisis Data
Analisis
data yang digunakan
dalam penelitian ini
menggunakan rumus:
Keterangan
:
P
= presentase
F
= frekuensi yang
sedang dicari presentasenya
N
= jumlah frekuensi
/ responden
(Sudijono, 2005:40)
Indikator Keberhasilan
Penelitian
Penelitian ini
berhasil apabila hasil
tes dari setiap
siklus pembelajaran siswa
mengalami peningkatan,begitu juga
dengan motivasi siswa
meningkat setiap siklus.hal
ini dapat dilihat
dari angket motivasi
siswa dan hasil
tes siswa dari
siklus I sampai
siklus III pada
lampiran.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian
Hasil penelitian
dalam penelitian tindakan
kelas ini dibedakan
dalam 3 kegiatan,
yaitu (1) siklus
I, (2) siklus
II, (3) siklus
III.
Siklus 1
Kegiatan
pembelajaran pada siklus
I dilaksanakan sebanyak
3 kali pertemuan
dan setiap pertemuan
berlangsung selama 2jam
pelajaran (2x40 menit).
a.
Perencanaan dan
Persiapan Tindakan
Perencanaan dan
Persiapan tindakan yang
dilakukan peneliti meliputi:
1).
Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) materi
persegi panjang
2).
Menyiapkan langkah-langkah pada
model pembelajaran TGT
3).
Menyiapkan lembar observasi
pembelajaran
4).
Menyiapkan LKPD
5).
Menyiapkan kartu soal
untuk tournament
6).
Menyiapkan Blangko nilai
pada setiap meja
kelompok dan
blangko
nilai kelompok
b.
Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Pelaksanaan pembelajaran
pada siklus 1 ini dilaksanakan
tiga kali pertemuan
dengan langkah-langkah yaitu
:
1). Guru
menjelaskan materi tentang
persegi panjang
2). Siswa
membentuk kelompok belajar
dan berdiskusi
3). Permainan
( Game Tournamen
)
4). Penghargaan
kepada kelompok
Pada
tahap ini,kegiatan pembelajaran
dimulai dengan menjelaskan
materi mengenai persegi
panjang dengan metode
demonstrasi dan Tanya
jawab. Pada akhir
penjelasan guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan kembali
materi yang kurang
dimengerti sebelum kegiatan
diskusi kelompok dilaksanakan.
Setelah pemberian
materi selesai dilaksanakan
siswa dikelompokan menjadi
5(lima ) kelompok
dengan masing-masing beranggotakan
4 (orang) siswa
dan sesuai dengan
format pembentukan kelompok
belajar siswa yang
telah ditentukan pada
pra kegiatan. Kemudian
guru membagikan LKPD
materi persegi panjang
untuk didiskusikan setiap
kelompok.
Setelah diskusi
kelompok selesai maka
dilaksanakanlah pertandingan (tournament)
dengan langkah-langkah (peraturan)
sebagai berikut :
1. Setiap anggota
kelompok memperoleh penomoran
1,2,3,4, yang dipasang
didada masing-masing. Penomoran
ini kemudian digunakan
untuk menentukan anggota
tim tersebut bermain
pada meja tournament
keberapa. Misal pada
kelompok A, salah
satu anggota yang
bernama Nanda diberi
nomor 1 oleh
guru, ini berarti
Nanda akan bermain
pada meja tournament
1, Zahra yang
diberi nomor 2,berarti
akan bermain dimeja
tournament 2,demikian seterusnya.
2. Kelompok lain
juga demikian, diberi
penomoran oleh guru,sehingga
semua anggota tim
yang memperoleh nomor
2 ,akan bermain
dimeja turnamen memperoleh
nomor 2 dan
seterusnya.
3. Setiap meja
turnamen terdiri dari 6 orang
yang merupakan wakil
dari kelompoknya masing-masing. Dalam
setiap meja permainan
diusahakan agar tidak
ada peserta yang
berasal dari kelompok
sama.
4. Setiap permainan
dalam tiap meja
menentukan dulu pembaca
soal,penulis skor dan
pemain yang pertama
yang akan menjawan
soal dengan cara
undian. Kemudian pemain
yang menang undian
mengambil kartu undian
yang berisi nomor
soal dan diberikan
kepada pembaca soal.untuk
variasi,soal dapat diacak
lebih dahulu oleh
pembaca soal. Pembaca
soal akan membacakan
soal sesuai dengan
nomor undian yang
diambil oleh para
pemain. Selanjutnya dikerjakan
secara mandiri oleh
pemain dan penantang
sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan
dalam soal.
5. Setelah waktu
untuk mengerjakan soal
selesai, maka pemain
akan membacakan hasil
pekerjaanya yang akan
ditanggapi oleh penantang
searah jarum jam.
Setelah itu pembaca
soal akan membuka
kunci jawaban dan
skor hanya diberikan
kepada pemain yang
menjawab benar atau
penantang yang pertama
kali memberikan jawaban
benar.
6. Jika semua
pemain menjawab salah
maka kartu dibiarkan
saja. Permainan dilanjutkan
pada kartu soal
berikutnya sampai semua
kartu soal habis
dibacakan, dimana posisi
pemain diputar searah
jarum jam agar
setiap peserta dalam
satu meja turnamen
dapat berperan sebagai
pembaca soal,penulis nilai
,pemain dan penantang.(Disini permaianan
dapat dilakukan berkali-kali
dengan syarat bahwa
setiap peserta harus
mempunyai kesempatan yang
sama sebagai pemain,penulis nilai,penantang dan
pembaca soal)
7. Setelah semua
kartu selesai terjawab
atau karena waktu
habis,setiap pemain dalam
satu meja menghitung
jumlah kartu yang
diperoleh dan menentukan
berapa skor yang
diperoleh berdasarkan tabel
yang telah disediakan.
8. Selanjutnya setiap
pemain kembali kepada
kelompok asalnya.
Setelah pertandingan
berakhir dilakukan penghitungan
skor penghargaan kelompok
dengan kelompok. Adapun
penghargaan kelompok dengan
criteria seperti table
berikut ini :
Tabel 2 Kriteria
pengahargaan Kelompok :
Nilai Kelompok |
Predikat |
30 sampai
40 |
Tim cukup |
50 sampai
60 |
Tim Baik |
61 keatas |
Tim Baik
Sekali |
c. Pengamatan
Pelaksanaan pengamatan
proses pembelajaran pada siklus ini,
siswa sebagian besar
antusias mengikuti pembelajaran,
hal ini terlihat
dari banyaknya siswa
yang menanggapi setiap
pertanyaan yang diajukan
oleh guru mengenai
materi yang diajarkan
yaitu materi persegi
panjang. Hal lain
yang membuat siswa
antusias, dari pemberitauan
sebelumnya bahwa nanti
dalam pembelajaran ini
ada kegiatan permainan.
Bahkan sebagian siswa
bertanya kepada peneliti
permainan bagai mana
yang membuat mereka
penasaran.
Dalam
diskusi kelompok terlihat
kurangnya kerja sama
dari setiap anggota
kelompok,meskipun kegiatan dalam
pertandingan(tournament)
siswa kelihatan aktif
dan antusias dalam
menjawab pertanyaan. Dalam
pertandingan tersebut terlihat
tertib, hal ini
karena banyaknya siswa
yang kurang memahami
langkah-langkah atau peraturan
pertandingan sehingga banyak
siswa yang bertanya
kepada guru maksud
dari langkah yang
mereka jalankan.
Hasil
evaluasi yang diperoleh
oleh siswa setelah
pelaksanakan model pembelajaran
TGT ini menunjukan
hasil persentase ketuntutan
kelas ini dapat
dilihat pada lampiran.
d.
Refleksi
Dari hasil
pengamatan mengenai diskusi
kelompok terlihat kurangnya
kerja sama dari
setiap anggota kelompok,peneliti dan
guru observer menyimpulkan
bahwa hal ini
dikarenakan ada beberapa
anggota yang kurang
bersemangat dalam belajar,hal
ini ditunjukan dengan
hasil angket motivasi
belajar sebagai berikut.
Hasil
angket motovasi belajar
siswa pada siklus
I menunjukan bahwa
motivasi siswa dengan
criteria sangat baik
sebesar 9,2%kriteria baik
sebesar 30,30% ,criteria
cukup baik sebesar
35,50% dan criteria
kurang baik 25%. Hal ini
menunjukan sebanyak 75%
siswa dikelas VII
mempunyai motivasi meskipun
motivasi yang paling
rendah hanya cukup
baik.
Dari
hasil pengamatan mengenai
kegiatan permainan,terlihat beberapa
siswa masih belum
paham peraturan-peraturan (langkah-langkah) permainan,oleh sebab
itulah pada siklus
II guru memberi
penjelasan secara terinci
mengenai langah-langkah permainannya,
dan guru lebih
berperan sebagai motivator
baik dalam diskusi,kelompok maupun
dalam kegiatan permainan.
Dari
hasil evaluasi pada
siklus I menunjukan
bahwa persentase ketuntasan
kelas mencapai 75%
dengan criteria ketuntasan
minimal ditetapkan oleh
guru mata pelajaran
sebesar 75,00.
Siklus II
Kegiatan
pembelajaran pada silklus
II dilaksanakan sebanyak
tiga kali pertemuandan
setiap pertemuan berlangsung
sebanyak 2jam pelajaran
(2x40 menit).
a.
Perencanaan dan
Persiapan Tindakan
Perencanaan dan
Persiapan Tindakan yang
dilakukan peneliti meliputi:
1).
Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran( RPP )dengan
revisi sesuai refleksi
siklus I pada
materi persegi.
2).
Menyiapkan Langkah-langkah pada
model pembelajaran TGT
3).
Menyiapkan Lembar Obsevasi
pembelajaran
4).
Menyiapkan LKPD
5).
Menyiapkan Kartu soal
untuk Tournamen
6).
Menyiapkan Blangko nilai
pada setiap meja
kelompok dan blangko
nilai kelompok.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan
pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I ini
dilaksanakan satu kali
pertemuan dengan langkah-langkah yaitu
:
1).
Guru menjelaskan materi
tentang persegi
2).
Siswa membentuk kelompok
belajar dan berdiskusi
3).
Permainan ( Game tournament
)
4). Penghargaan
kepada kelompok
Pada tahap
ini,kegiatan pembelajaran dimulai
dengan menjelaskan materi
mengenai persegi dan
demonstrasi dan metode
Tanya jawab. Pada
akhir penjelasan guru
memberikan kesempatan pada
siswa untuk menanyakan
kembali materi yang
kurang dimengerti sebelum
kegiatan diskusi kelompok
dilaksanakan.
Setelah pemberian
materi selesai dilaksanakan
siswa dikelompokan menjadi
6(enam) kelompok baru
yang dibentuk berdasarkan
tes formatif setelah
siklus I dengan
masing-masing beranggotakan 4(empat)
orang. Kemudian guru
membagikan LKPD materi
persegi untuk didiskusikan
setiap kelompok.
Setelah diskusi
kelompok selesai maka
dilaksanakanlah pertandingan (tournament) dengan
langkah-langkah (Peraturan) sebagai
berikut :
1. Setiap anggota
kelompok memperoleh penomoran
1,2,3,dan 4 yang
ditentukan oleh guru.penomoran ini
kemudian digunakan untuk
menentukan anggota Tim
tersebut bermain pada
meja tournament ke
berapa. Misal pada
kelompok A,salah satu
anggota yang bernama
Afrian diberi nomor
satu oleh guru,ini
berarti Afrian akan
bermain pada meja
tournament 1,taromi yang
di nomor 2
berarti akan bermain
pada meja tournament
2, Demikian seterusnya.
2. Kelompok lain
juga demikian, diberi
penomoran oleh guru,sehingga
semua anggota Tim
yang memperoleh nomor
1,bermain dimeja tournament
1, yang memperoleh
nomor 2 akan
bermain dimeja tournament
2, dan seterusnya.
3. Setiap meja
tournament terdiri dari 6 orang
yang merupakan wakil
dari kelompoknya masing-masing. Dalam
setiap meja permainan
diusahakan agar tidak
ada peserta yang
berasal dari kelompok
yang sama.
4. Setiap
pemain
dalam tiap meja
menentukan dulu pembaca
soal dan pemain
yang pertama dengan
cara undian. Kemudian
pemain yang menang
undian mengambil kartu
undian yang berisi
nomor soal dan
diberikan kepada pembaca
soal. untuk variasi,soal
dapat diacak lebih
dahulu oleh pembaca
soal. Pembaca soal
akan membacakan soal
sesuai dengan nomor
undian yang diambil
oleh para pemain.
Selanjutnya dikerjakan secara
mandiri oleh pemain
dan penantang sesuai
dengan waktu yang
telah ditentukan dalam
soal.
5. Setelah waktu
untuk mengerjakan soal
selesai, maka pemain
akan membacakan hasil
pekerjaanya yang akan
ditanggapi oleh penantang
searah jarum jam.
Setelah itu pembaca
soal akan membuka
kunci jawaban dan
skor hanya diberikan
kepada pemain yang
menjawab benar atau
penantang yang pertama
kali memberikan jawaban
benar.
6. Jika semua
pemain menjawab salah
maka kartu dibiarkan
saja. Permainan dilanjutkan
pada kartu soal
berikutnya sampai semua
kartu soal habis
dibacakan, dimana posisi
pemain diputar searah
jarum jam agar
setiap peserta dalam
satu meja turnamen
dapat berperan sebagai
pembaca soal ,pemain
dan penantang.(Disini permaianan
dapat dilakukan berkali-kali
dengan syarat bahwa
setiap peserta harus
mempunyai kesempatan yang
sama sebagai pemain,penantang dan
pembaca soal)
7. Setelah semua
kartu selesai terjawab
atau karena waktu habis,setiap pemain
dalam satu meja
menghitung jumlah kartu
yang diperoleh dan
menentukan berapa skor
yang diperoleh berdasarkan
tabel yang telah
disediakan.
8. Selanjutnya setiap
pemain kembali kepada
kelompok asalnya.
Setelah pertandingan
berakhir dilakukan penghitungan
skor kelompok untuk
memberikan penghargaan kelompok.
c.
Pengamatan
Pelaksanaan pengamatan
proses pembelajaran pada
siklus ini,siswa sebagian
besar antusias mengikuti
pembelajaran,hal ini terlihat
dari banyak nya
siswa yang menanggapi
setiap pertanyaan yang
diajukan oleh guru
mengenai materi yang
diajarkan yaitu materi
persegi.
Dalam diskusi
kelompok yang terlihat
lebih aktif kerja
sama dari setiap
anggota kelompok dibandingkan
dengan siklus 1.
Dalam kegiatan pertandingan
(tournament) siswa
kelihatan aktif dan
antusias dalam menjawab
pertanyaan. Setiap anggota
dari masing-masing kelompok
sudah memahami betul
dari permainan nya,hal
ini dibuktikan lancarnya
jalanya permainan tersebut.
Pada akhir
siklus guru membagikan
angket pada siswa
untuk mengungkap motivasi
belajar matematika siswa
terhadap tindakan yang
diberikan.Hasil angket menujukakan
bahwa 83 %
siswa kelas VII
mengalami peningkatan motivasi.
Hasil evaluasi
yang diperoleh oleh
siswa setelah pelaksanaan
model pembelajaran TGT
ini menunjukan presentase
ketuntasan kelas sebesar
79%.
d. Refleksi
Dari hasil
pengamatan dalam pelaksanaan
model pembelajaran TGT,waktu
yang tersedia tidak
cukup,hanya sampai pada
kegiatan permainan,pada kegiatan
pemberian penghargaan tidak
sempat dilaksanakan,hal ini
karena waktu pembelajaran
pada bulan ramadhan
dipersingkat, sehingga peneliti
dan guru pamong
menyepakati untuk terpenuhinya
waktu dalam pelaksanaan
model pembelajaran TGT
pada siklus III,
maka pelaksanaan nya
dirancang dua pertemuan,
pertemuan pertama menjelaskan
materi dan diskusi kelopmpok,
sedangkan pertemuan kedua
kegiatan permainan (tournament)
dan pemberian penghargaan.
Dari hasil
evaluasi yang menunjukan
persentase ketuntasan kelas
mencapai 79% ini
menunukkan bahwa adanya
peningkatan persentasi belajar
siswa dari siklus
I ke siklus
II.
Siklus III
Kegiatan
pada siklus III
dilaksanakan sebanyak 1
kali pertemuan selama
2 jam pelajaran
(2x40 menit).
a.
Perencanaan dan
Persiapan Tindakan
Perencanaan dan
persiapan tindakan yang
dilakukan peneliti meliputi
:
1).
Menyusun Rencana Pelaksanaan
(RPP) dengan revisi
sesuai refleksi siklus
I pada materi
jajaran genjang
2).
Menyiapkan Langkah-langkah pada
model pembelajaran TGT
3).
Menyiapkan lembar observasi
pembelajaran
4).
Menyiapkan LKPD
5).
Menyiapkan kartu soal
untuk tournament
6).
Menyiapkan blangko nilai
pada setiap meja
kelompok dan blangko
nilai kelompok.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan
Pelaksanaan Pembelajaran pada
siklus III ini
dilaksanakan tiga kali
pertemuan dengan langkah-langkah yaitu
:
1).
Guru menjelaskan materi
tentang jajar genjang
2).
Siswa membentuk kelompok
belajardan berdiskusi
3).
Permainan (Game tournament)
4).
Penghargaan kepada kelompok
Pada tahap
ini, kegiatan pembelajaran
dimulai dengan menjelaskan
materi jajargenjang dengan
metode demonstrasi dan
Tanya jawab. Pada
akhir penjelasan guru
memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan
kembali materi yang
kurang dimengerti sebelum
kegiatan diskusi kelompok
dilaksanakan.
Setelah pemberian
materi selesai dilaksanakan
siswa dikelompokan menjadi
6(enam) kelompok seperti
pada siklus II
kemudian guru membagikan
LKPD materi jajargenjang
untuk didiskusikan setiap
kelompok.
Setelah diskusi
kelompok selesai maka
dilaksanakanlah pertandingan(tournament) dengan
langkah-langkah (peraturan) yang
sama seperti pada
siklus I maupun
II.
Setelah pertandingan berakhir
dilakukan perhitungan skor
kelompok. Adapun penghargaan
kelompok dengan criteria
seperti tabel 2.
c.
Pengamatan
Pelaksanaan pengamatan
proses pembelajaran pada
siklus ini,siswa sebagian
mengalami kesulitan memahami
materi yang di
ajarkan yaitu jajargenjang,hal ini
terlihat dari banyaknya
siswa yang bertanya
cara mengerjakan soal
yang dihadapi dengan
gurunya dalam kegiatan
diskusi kelompok.
Pada
akhir siklus guru
membagikan angket kepada
siswa untuk mengungkap
motivasi belajar matematika
siswa terhadap tindakan
yang diberikan.
Hasil evaluasi
yang diperoleh oleh
siswa setelah pelaksanaan
model pembelajaran TGT
ini menunjukan hasil
persentase ketuntasan meningkat
dari siklus sebelumnya.
d. Refleksi
Hasil
angket motivasi belajar
siswa pada siklus
III menunjukan adanya
motivasi siswa dengan
criteria sangat baik
sebesar 13,10%,criteria baik
sebesar 35,40%, criteria
cukup baik sebesar
41,50%, dan criteria
kurang baik 10%.
Hal ini menunjukan
sebanyak 90% siswa
dikelas VII mempunyai
motivasi meskipun motivasi
yang paling rendah
hanya cukup baik.
Dari
hasil evaluasi yang
menunjukan hasil bahwa
persentase ketuntasan kelas
mencapai 86%, dengan
demikian terjadi peningkatan
motivasi maupun prestasi
siswa dari siklus
I sampai siklus
III.
Pembahasan
Selama Kegiatan
berlangsung peneliti mendapatkan
beberapa kajian penting
yang dianggap dapat
mempengaruhi penelitian antara
lain :
1.
Permainan
dalam TGT ini
dapat menimbulkan antusias
dan semangat bagi
siswa.
Pada saat
permainan para pemain
pada setiap meja
turnamen yang merupakan
wakil dari kelompok
terlihat bersemangat untuk
mampu menjawab pertanyaan
yang dibacakan,bahkan sebelum
pemain yang gilirannya
menjawab, ada penantang
yang segera ingin
menjawab.
2. Persentase ketuntasan
kelas dari setiap
siklus mengalami kenaikan.
Pada siklus
I dengan materi
persegi panjang persentase
ketuntasan kelas mencapai
75%. Padasiklus II
dengan materi persegi
persentase ketuntasan kelas
mencapai 79%. Sedangkan
pada siklus III
dengan materi jajar
genjang persentase ketuntasan
kelas mencapai 86%
dengan criteria ketuntasan
minimal ditetapkan oleh
guru mata pelajaran
yaitu 75,00.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang
dapat ditarik dari
hasil penelitian tindakan
kelas (PTK) ini
adalah Hasil tes
yang dilaksanakan setiap
siklus mengalami kenaikan.
Pada siklus I
persentase ketuntasan kelas
75% ini meningkat
pada siklus II
menjadi 79% demikian
juga pada siklus
III persentase ketuntasan
kelas mencapai 86%
dengan criteria ketuntasan
minimal ditetapkan oleh
guru mata pelajaran
yaitu 75,00.
Saran
Beberapa saran
yang dapat diberikan
dari hasil penelitian
tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut
:
1. Penerapan model pembelajaran
dengan tipe Team Game
Tournament sebagai salah
satu alternative model
pembelajaran bagi guru
yang dapat memotivasi
belajar matematika.
2. Tournament / permainan
dalam model pembelajaran
TGT, hendaknya dirancang
sedemikian ruma sehingga
siswa lebih tertarik
lagi dan dapat
meningkatkan motivasi pada
diri siswa yang
pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Haryono, Moh.
(2007). Penggunaan Variasi
Metode Belajar untuk Membangkitkan Motivasi
Belajar Matematika. Widyatama, Vol.
4.
Purwanto,
Ngalim. (1996). Psikologi
Pendidikan. Bandung. PT.
Remaja Rosdakarya.
Sudijono,
A. (2005). Pengantar Statistika Pendidikan. PT Raja
Grafindo. Jakarta
Suhadi. (2006).
Meningkatkan Minat dan
Motivasi Belajar Siswa
Kelas II SMPN
4 Danau Panggang
melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT
(Teams Games Tournaments). http://Suhadinet.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 15 Agustus
2008.
Suhadi. (2008).
Model
Pembelajaran Kooperatif tipe
TGT (Teams Games
Tournaments).
http://Suhadinet.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 15 Agustus
2008.
Sumanto, Wasty.
(1984).
Psikologi Pendidikan (Landasan
Kerja Pemimpin Pendidikan. Yogya.
Yayasan Paramita.
Sutikno,
Sobry. (2007). Menggagas
Pembelajaran Efektif dan
Bermakna. Bandung. NTP
Press.
Trianto,Drs. (2007). Model-model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik.
Surabaya.prestasi Pustaka.
Wardono.
(2005). Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
dan TGT (
Teams Games Tournament)
untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika pada
siswa SMP. (
Laporan PTK ).Semarang.
Winkel,W.S. (1991).Psikologi Pendidikan
dan Evaluasi Belajar.Jakarta.PT.Gramedia.