Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Zat Aditif Dan Adiktif Kelas VIII A SMPN 2 Tanjab Timur Tahun Ajaran 2021/2022
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Zat Aditif Dan Adiktif Kelas VIII A SMPN 2 Tanjab Timur Tahun Ajaran 2021/2022

Senin, 01 Mei 2023,

 


ABSTRAK

 

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN  MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) PADA MATERI ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS VIII A SMPN 2 TANJAB TIMUR  TAHUN AJARAN 2021/2022

RIKA SUHARTIKA, S.Pd.I

 

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa Kelas VIII.A Semester II di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.

Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas dengan rancangan yang terdiri atas empat langkah, yakni : Perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksankan di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur dengan melibatkan siswa kelas VIII semester II sebanyak 26 Siswa sebagai Subjek penelitian data hasil belajar siswa dikumpulkan dengan metode tes tertulis. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Hasil analisa menunjukan bahwa: (1) Hasil belajar siswa kelas VIII.A semester II SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur tahun pelajaran 2021/2022 setelah diterapkan pembelajaran Problem Based Learning dalam klasifikasi baik.  Pada siklus I Belum maksimal dan perlu ditingkatkan dan Siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa.(2) Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa 10% yakni dari Nilai rata-rata 77 ke 87. Kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan pembelajaran Problem Based Learning adalah: (1) Ruang kelas kurang besar,(2) Guru harus lebih ekstra agar siswa tidak ribut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran Model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VIII.A semester II SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tahun ajaran 2021/2022. Untuk itu disarankan kepada guru IPA SMP mencoba menerapkan pembelajaran Model Problem Based Learning .

 

Kata kunci : Model Problem Based Learning, Hasil belajar siswa

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar merupakan interaksi dinamis antara faktor-faktor  pendukung pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan pembentukan karakter dan peningkatan intelektual peserta didik sesuai tuntutan kurikulum saat ini. Guru harus dapat mengintegrasikan semua faktor tersebut sehingga diperoleh hasil pembelajaran yang baik. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru juga diharapkan dapat memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan bermakna bagi diri peserta didik.

Pembelajaran merupakan proses hubungan antara beberapa komponen yaitu siswa, guru, dan bahan ajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan pembelajaran. Sehingga terjadi interaksi yang mengakibatkan siswa mendapatkan pengetahuan yang belum pernah diketahui atau pengetahuan dasar siswa yang berkembang. Tujuan pembelajaran adalah hasil yang dapat dicapai siswa dalam mengikuti pelajaran, seperti sikap, keterampilan, serta pemahaman konsep yang semakin mendalam dan bermanfaat.

Mengajar adalah bukan suatu kegiatan yang statis, tetapi merupakan interaksi dinamis antara kondisi sosial, tujuan pengembangan berpikir, teori-teori belajar, dan teknologi pendukung terutama dengan aspek personal dan intelektual siswa. Guru harus bisa mengintegrasikan semua faktor tersebut sehingga diperoleh hasil pembelajaran sebaik mungkin, artinya bahwa model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dapat memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya dan bermakna bagi diri siswa.

Cara mengajar atau lebih dikenal dengan model pembelajaran menyangkut pada permasalahan kegiatan fisik apa yang harus diberikan kepada siswa sehingga kemampuan intelektualnya dapat berkembang, dan belajar dapat berjalan secara efisien serta bermakna  (Mulyati Arifin, 2000:118).

Berdasarkan perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan masyarakat berubah menjadi sangat kompleks, serta semakin maju pesat. Sekarang ini kita dapati sekolah-sekolah formal, di samping pendidikan dalam keluarga, yang isi maupun cara pelaksanaan pendidikannya sudah jauh berbeda. Terlebih pada saat ini, kita hidup dalam perubahan-perubahan yang sangat cepat dan secara radikal berkenaan dengan dunia pendidikan, baik mengenai isi, cara pelaksanaan ataupun penyelenggaraan. Pendidikan dewasa ini harus dilaksanakan dengan teratur dan sistematis, agar mendapatkan hasil  yang sebaik-baiknya.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 ayat 3 menyebutkan bahwa, pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Implikasi dari konsep pendidikan sepanjang hayat telah mengubah paradigma pendidikan, bahwa tidak ada istilah terlambat, terlalu tua, ataupun terlalu dini untuk belajar, sebab pengalaman belajar tidak pernah berhenti selama manusia itu sadar dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Pentingnya pendidikan menuntut pemerintah dan guru lebih kerja ekstra dalam mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran maupun kurikulum guna meningkatkan mutu pendidikan.  Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa, karena siswa adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkontruksi, dan menggunakan pengetahuan. 

Pemberlakuan kurikulum 2013 ditujukan  untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif, inovatif, kreatif, kolaboratif serta berkarakter. Sehingga pendidikan bukan hanya dilakukan untuk  mengembangkan pengetahuan berdasarkan subjek inti pembelajaran melainkan juga harus diorientasikan agar siswa memiliki kemampuan kreatif, kritis, komunikatif sekaligus berkarakter. Sehingga peranan Guru tidak hanya sebatas pengajar, tetapi dapat juga harus mampu menemukan metode dan teknik yang dapat mendukung perannya tersebut supaya kegiatan pembelajaran dapat diselenggarakan dengan efektif, efisien dan sesuai dengan tuntutan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ada di dalam kurikulum.

Siswa pada umumnya memiliki ketertarikan pada sesuatu yang baru. Pola pikir siswa yang cendrung polos lebih menyukai sesuatu yang menyenangkan. Tetapi pada kenyataanya proses pembelajaran yang hakikatnya memberi sesuatu yang baru menjadi sesuatu yang sangat membosankan. Terlebih pada  pelajaran ilmu pasti seperti Matematika dan IPA. Mata pelajaran IPA selalu menjadi sesuatu yang menakutkan bagi siswa. Sehingga siswa kurang berminat dan cendrung pasif pada proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru IPA dituntut untuk lebih aktif mencari cara agar siswa lebih berminat untuk mengikuti proses pembelajaran IPA sehingga dapat memperoleh hasil yang diharapkan.

Dalam kegiatan pembelajaran IPA sehari-hari, penulis melihat bagaimana peran aktif, minat, dan motivasi belajar siswa masih sangat rendah sehingga hasil belajar yang diperolehpun sangat rendah. Siswa kurang bergairah dalam belajar. Hal ini disebabkan oleh model yang kurang menarik dan cendrung monoton seperti ceramah yang membuat siswa bosan, mengantuk, dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Karena itu guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menggunakan model yang lebih variarif.

Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembelajaranpun sudah terbilang mencukupi untuk menunjang proses pembelajaran. Tetapi pada kenyataannya guru kurang bisa memaksimalkan pemanfaatan fasilitas yang ada dikarenakan masih sering menggunakan Model konvensional seperti ceramah. Dari keadaan yang ada, diperlukan variasi dalam menggunakan model-model yang lebih menarik.

Materi pelajaran yang berbeda-beda menuntut adanya variasi pembelajaran. Model pembelajaran yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan dan sebaliknya model pembelajaran yag kurang tepat akan membuat siswa kurang termotivasi dan dampak selanjutnya bagi siswa adalah menurunnya prestasi belajar.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas pada materi  Zat Aditif Dan Adiktif di Kelas VIII A SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur. Adapun alasan, mengapa peneliti memandang perlu dilaksanakannya penelitian tindakan kelas  ini, yaitu ketuntasan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur secara klasikal pada mata pelajaran IPA untuk Materi Sistem Peredaran Darah manusia masih kurang dari 75%.

Rendahnya  pencapaian  nilai  ketuntasan  siswa   tersebut   diduga disebabkan beberapa hal, yaitu : (1) kurangnya minat belajar siswa, terutama minat untuk membaca materi. (2) kurangnya motivasi belajar siswa. (3) model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang memotivasi siswa untuk terlibat  secara aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru yaitu ceramah dan diskusi secara klasikal. (4) kurangnya aktivitas belajar siswa selama proses belajar-mengajar berlangsung. Salah satu langkah yang dapat dipilih untuk  mengatasi  masalah  tersebut yaitu dengan memvariasikan model, metode dan strategi pembelajaran yang diharapkan mampu  meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan       hal tersebut,     peneliti menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai  dengan  Model  Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau dalam bahasa Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang akan diterapkan dalam pelaksanaan penelitian dalam siklus 1 dan siklus 2. Diharapkan  dengan  pembelajaran tersebut siswa mampu menguasai materi yang dipelajari, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian tindakan  kelas  yang  mengangkat  permasalahan  tersebut dalam  bentuk  Penelitian Tindakan Kelas dengan  judulUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL  PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI  ZAT ADITIF DAN ADIKTIF DI KELAS VIII A SMP NEGERI 2 TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN AJARAN 2021/2022

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VIII A pada materi Bioteknologi di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VIII A pada materi Zat Aditif dan Adiktif  di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian :

a.         Bagi siswa

1)      Dengan adanya penelitian ini siswa mampu lebih kreatif dan memahami materi Zat Aditif Dan Adiktif dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) serta lebih semangat dalam proses pembelajaran di kelas khususnya mata pelajaran IPA.

2)      Siswa lebih tertarik pada pelajaran IPA.

b.        Bagi guru

1)      Dengan adanya penelitian ini guru menjadi lebih mudah menyampaikan materi Bioteknologi dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan memotivasi diri untuk menggunakan media pembelajaran yang lebih bervariasi.

2)      Meningkatkan profesionalitas guru dalam proses pembelajaran.

c.         Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam penyusunan program sekolah.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1.        Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan hasil belajar siswa.

2.        Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas VIII C

3.        Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.

4.        Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Semester 2 tahun pelajaran 2021/2022.

5.        Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada materi “Zat Aditif Dan Adiktif

 

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Penelitian Tindakan Kelas PTK (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran. PTK dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki dan/atau meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi professional pendidikan yang diemban oleh guru. Prinsip pelaksanaan PTK, meliputi empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Menurut Riyanto:2000, PTK yaitu suatu kegaitan menguji cobakan suatu ide ke dalam  praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang berjumlah 26 orang

Tempat dan Waktu Penelitian

a.      Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang beralamat di Jl. Jend Sudirman, Sk. 12 Bandar Jaya, Kec. Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Sampai bulan Mei 2022 

b.      Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan pada Semester 2 tahun pelajaran 2021/2022 selama proses belajar mengajar berlangsung.

Jadwal Penelitian

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

No

Kegiatan

Bulan

Maret

April

Mei

1

2

3

4

1

2

3

4

5

1

2

3

4

 1.

Persiapan Penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

a.     Identifikasi Masalah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

b.     Diskusi Penentuan Masalah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

c.     Pembuatan Proposal Kegiatan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

d.     Studi Awal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 2.

Pelaksanaan Penelitian Siklus I

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

a.     Perencanaan Tindakan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

b.     Pelaksanaan Tindakan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

c.     Observasi dan Evaluasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

d.     Refleksi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 3.

Pelaksanaan Penelitian Siklus II

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

a.     Perencanaan Tindakan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

b.     Pelaksanaan Tindakan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

c.     Observasi dan Evaluasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

d.     Refleksi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 4.

Pengolahan Data

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 5.

Penyusunan Laporan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

a.     Penyusunan Draf Penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

b.     Penyempurnaan Draf

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

c.     Finishing

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang dalam dua siklus. Masing-masing siklus akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Alokasi waktu setiap siklus adalah empat jam pelajaran.

Tabel 3.2. Rancangan Siklus

Siklus

Pertemuan

Tanggal

Materi

I

1

7 Maret 2022

Zat Aditif pada makanan

2

10 Maret 2022

Test siklus 1

II

1

14 Maret 2022

Zat Adiktif dan Psikotropika

2

21 Maret 2022

Test siklus 2

 

Deskripsi Persiklus

Siklus 1

a.              Perencanaan tindakan

Perencanaan dilaksanakan berdasarkan keadaan siswa sebelum penelitian dimulai. Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini adalah:

·         Penyusunan RPP dengan Model Problem Based Learning (PBL) sesuai dengan judul PTK.

·         Penyusunan soal untuk test.

·         Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan Model yang akan dilaksanakan.

b.              Pelaksanaan tindakan

Tahap ini akan dilaksanakan kegiatan yang telah disusun berdasarkan RPP yang dibuat pada tahap perencanaan.

c.               Pelaksanaan observasi dan evaluasi

Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dilakukan pemantauan proses pembelajaran, Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan penulis dengan menggunakan lembar penilaian unjuk kerja yang dilaksanakan selama proses pembelajaran.

 

d.              Pelaksanaan refleksi

Refleksi dilakukan dengan memperhatikan hasil percobaan serta evaluasi proses pembelajaran setelah siklus berakhir untuk menemukan kelebihan dan kekurangan yang terjadi. Selanjutnya mencari alternatif tindakan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan sehingga dapat diaplikasikan pada siklus berikutnya.

Siklus 2

Kegiatan pada siklus 2 pada dasarnya sama dengan siklus 1, hanya saja perencanaan kegiatan berdasarkan refleksi siklus 1.

Instrumen Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik test yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa yang dilaksanakan  pada akhir siklus.

Teknik Analisis Data

Hasil belajar pada aspek kognitif dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar.

Pada setiap siklus, penulis melakukan tes. Data yang diperoleh pada test inilah yang akan dianalisis. Hasil test berupa data kuantitatif ketuntasan belajar siswa dengan kriteria ketuntasan minimal 75

Untuk memperoleh hasil belajar individu siswa digunakan rumus:

 

Untuk memperoleh presentase ketuntasan hasil belajar siswa per rombongan belajar digunakan rumus:

 

Indikator Keberhasil

Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan adanya perubahan ke arah perbaikan yaitu hasil belajar siswa meningkat dari kondisi awal ke Siklus 1 dan Siklus 2.

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Siklus 1

Hasil belajar siswa kelas VIII A pada studi awal hanya 34,62% siswa tuntas dalam pembelajaran dan sebanyak 65,38% siswa tidak tuntas dalam pembelajaran. Pada siklus 1, test yang dilaksanakan di pertemuan kedua terjadi peningkatan hasil belajar yakni sebanyak 57,69% siswa tuntas dan 42,31% siswa tidak tuntas dalam pembelajaran. Data hasil belajar tertuang dalam tabel berikut:

Table 4.1 Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A pada Siklus 1

No

Nama Siswa

Nilai

Kriteria

1.       

AW

30

Tidak Tuntas

2.       

AG

50

Tidak Tuntas

3.       

AM

90

Tuntas

4.       

DA

80

Tuntas

5.       

AMS

60

Tidak Tuntas

6.       

AC

80

Tuntas

7.       

AS

40

Tidak Tuntas

8.       

DS

90

Tuntas

9.       

MA

80

Tuntas

10.   

DG

80

Tuntas

11.   

EM

90

Tuntas

12.   

IS

50

Tidak Tuntas

13.   

IDS

80

Tuntas

14.   

JF

80

Tuntas

15.   

KS

50

Tidak Tuntas

16.   

PK

80

Tuntas

17.   

RA

30

Tidak Tuntas

18.   

SP

40

Tidak Tuntas

19.   

SY

60

Tidak Tuntas

20.   

RS

90

Tuntas

21.   

EK

50

Tidak Tuntas

22.   

GE

50

Tidak Tuntas

23.   

TM

80

Tuntas

24.   

TK

80

Tuntas

25.   

YK

90

Tuntas

26.   

YE

80

Tuntas

 

Siklus 2

Hasil belajar pada siklus 2 didapatkan dari hasil test dan terjadi peningkatan hasil belajar dibandingkan pada siklus 1 yakni sebanyak 80,77% siswa tuntas dalam pembelajaran. Berikut ini adalah data hasil belajar siklus 2:

Table 4.2 Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A pada Siklus 2

No

Nama Siswa

Nilai

Kriteria

1.       

AW

80

Tuntas

2.       

AG

80

Tuntas

3.       

AM

90

Tuntas

4.       

DA

80

Tuntas

5.       

AMS

60

Tidak Tuntas

6.       

AC

80

Tuntas

7.       

AS

30

Tidak Tuntas

8.       

DS

80

Tuntas

9.       

MA

80

Tuntas

10.   

DG

80

Tuntas

11.   

EM

80

Tuntas

12.   

IS

50

Tidak Tuntas

13.   

IDS

80

Tuntas

14.   

JF

80

Tuntas

15.   

KS

80

Tuntas

16.   

PK

80

Tuntas

17.   

RA

50

Tidak Tuntas

18.   

SP

90

Tuntas

19.   

SY

60

Tidak Tuntas

20.   

RS

90

Tuntas

21.   

EK

80

 Tuntas

22.   

GE

90

Tuntas

23.   

TM

80

Tuntas

24.   

TK

90

Tuntas

25.   

YK

80

Tuntas

26.   

YE

80

Tuntas

 

Pembahasan

Siklus 1

a.             Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus 1 ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 Maret 2022 mulai pukul 07.30 WIB sampai 09.30 WIB. Materi yang diajarkan adalah Bioteknologi Pangan. Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang dilaksana pada pertemuan ini adalah sebagai berikut:

1)             Kegiatan Awal

Pada tahap awal pembelajaran penulis menyampaikan salam pembuka dan berdoa  untuk  memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran sebagai sikap disiplin. Memberitahukan tentang tujuan pembelajaran, materi, indikator, dan KKM pada pertemuan yang  sedang berlangsung. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik terhadap materi sebelumnya,  mengingatkan kembali materi dengan bertanya. Kemudian penulis memberitahukan bahwa pembelajaran pada hari ini dan pertemuan-pertemuan berikutnya akan dilaksanakan menggunakan model PBL seperti yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

2)             Kegiatan Inti

Penulis memberikan stimulus berupa masalah untuk diamati dan disimak siswa melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar, dan lain-lain. Penulis menyajikan berbagai permasalahan dalam bentuk teks/cerita, dan tabel berkaitan dengan materi. Siswa bersama kelompoknya melakukan pengamatan dari permasalahan yang ada di LPPD siswa berkaitan dengan materi Zat Aditif pada makanan. Siswa diminta untuk mengamati video yutu tube yang di sediakan. Selanjutnya mendiskusikan hasil pengamatannya dan mencatat fakta-fakta yang ditemukan, serta menjawab pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan yang ada pada buku paket.

Penulis memberikan kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan, yang berkaitan dengan materi/gambar yang terdapat pada buku siswa atau yang disajikan oleh guru  dan dijawab melalui kegiatan pembelajaran, serta mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan terhadap masalah yang dikaji tentang  Zat Aditif , misalnya: Apakah dampak Zat Aditif? Satu di antara siswa dari wakil kelompok diminta menuliskan rumusan pertanyaan di papan tulis

Secara berkelompok siswa mengumpulkan berbagai informasi baik dari buku paket maupun sumber lain seperti internet. Siswa bersama kelompoknya diminta untukmengerjakan fitur ”Ayo, Kita Cari Tahu” tentang Bakso mengandung Boraks. Kemudian, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

Siswa mengasosiasi data yang ditemukan dari berbagai sumber, mengembangkan hasil dan menyajikannya dalam bentuk presentasi yang ditanggapi langsung oleh kelompok lain. Siswa diminta mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dan menuliskan penjelasan tentang   Zat Aditif

Setelah 30 menit penulis menanyakan kepada siswa apakah sudah menyesaikan tugasnya dan siswa menjawab sudah. Kemudian penulis meminta kelompok yang bersedia untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Kelompok 2 bersedia untuk mempresentasikan diskusi mereka. Ketua kelompok menjelaskan hasil diskusi kelompok. Setelah kelompok 2 selesai presentasi, penulis bertanya pada siswa yang lain apakah ada yang hendak di tanyakan atau dilengkapi dari presentasi kelompok 2. Salah satu siswa dari kelompok 1 mengatakan bahwa presentasi kelompok 2 ada yang kurang, yaitu tidak dijelaskan secara rinci tentang proses pembuatan tempe yang ada pada gambar. Kelompok 2 menyadari kekurangan presentasi  mereka. Setelah tidak ada lagi siswa yang bertanya, penulis meminta kelompok 2 untuk kembali ke tempatnya semula. Kelompok yang lain juga mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

3)             Penutup

Setelah semua kelompok mendapat giliran presentasi, penulis bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan. Penulis mengingatkan bahwa pertemuan berikutnya akan dilakukan test, jadi diharapkan seluruh siswa mempersiapkan diri masing-masing. Pembelajaran diakhiri dengan salam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4.1 Presentasi kelompok pada Siklus 1

 

b.             Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senen tanggal 14 Januari 2021 pukul 09.30 WIB sampai 11.20 WIB. Pada pertemuan kedua dilaksanakan test.

Siklus 2

a.             Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada Siklus 2 ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Maret 2022 mulai pukul 07.30 WIB sampai 09.30 WIB. Materi yang diajarkan adalah Zat Adiktif dan Psikotropika. Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang terlaksana pada pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut:

1)             Kegiatan Awal

Pada tahap awal pembelajaran penulis mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran siswa dan  menyampaikan secara lisan materi yang akan dipelajari dan tujuan yang akan dicapai.  Penulis menjelaskan bahwa model yang digunakan pada pertemuan untuk materi Zat Adiktif dan Psikotropika. masih menggunakan model PBL. Penulis menyampaikan pada seluruh siswa untuk lebih siap dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas dalam kelompok diskusinya, karena setelah diskusi selesai penulis akan menunjuk secara acak salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.

2)             Kegiatan Inti

Penulis memberikan stimulus berupa masalah untuk diamati dan disimak siswa melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat you tube, dan lain-lain. Penulis menyajikan berbagai permasalahan dalam bentuk teks/cerita, dan tabel berkaitan dengan materi. Siswa bersama kelompoknya melakukan pengamatan dari permasalahan yang ada di buku paket berkaitan dengan materi Zat Adiktif dan Psikotropika. Siswa diminta untuk mengamati tayang you tube yang di sediakan, kemudian mendiskusikan hasil pengamatannya dan mencatat fakta-fakta yang ditemukan, serta menjawab pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan yang ada pada buku paket. Penulis memberikan kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan, yang berkaitan dengan materi yang terdapat pada buku siswa atau yang disajikan oleh penulis  dan dijawab melalui kegiatan pembelajaran, Siswa  mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan terhadap masalah yang dikaji tentang  Zat Adiktif dan Psikotropika..

Secara berkelompok siswa mengumpulkan berbagai informasi baik dari buku paket maupun sumber lain seperti internet. Penulis membantu siswa di dalam kelompok yang mengalami masalah di dalam diskusi kelompok nya seperti dapat di lihat pada Gambar 4.2.

 

 

 

 

Gambar 4.2 Membimbing siswa dalam diskusi kelompok

Siswa mengasosiasi data yang ditemukan dari berbagai sumber, mengembangkan hasil dan menyajikannya dalam bentuk presentasi  yang ditanggapi langsung oleh kelompok lain. Siswa diminta mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dan menuliskan penjelasan tentang Zat Adiktif dan Psikotropika..

Setelah 30 menit, penulis bertanya kepada siswa apakah sudah menyelesaikan tugasnya.  Siswa menjawab sudah. Kemudian penulis meminta kelompok yang bersedia untuk mempresentasikan hasil percobaan dan pengamatan  yang mereka buat di depan kelas. Kelompok 5 bersedia untuk mempresentasikannya. Ketua kelompok menjelaskan hasil pekerjaan yang telah mereka buat dari hasil diskusi kelompok. Setelah kelompok 5 selesai presentasi, penulis bertanya pada siswa yang lain apakah ada yang hendak di tanyakan atau dilengkapi dari hasil diskusi kelompok 5. Salah satu siswa dari kelompok 4 bertanya mengapa kelompok 5 tidak memberikan contoh kongkrit tentang Zat Adiktif dan Psikotropika., sehingga kurang dapat dimengerti. Kelompok 5 membela diri dengan mengatakan bahwa contoh-contoh telah diberikan, kelompok 4 hanya kurang memperhatikan presentasi dan penjabaran yang sudah kelompok mereka lakukan. Setelah tidak ada lagi siswa yang bertanya, penulis meminta kelompok 5 untuk kembali ke tempatnya semula. Kelompok yang lain juga mempresentasikan hasil diskusi mereka.

3)             Penutup

Setelah seluruh kelompok mendapat giliran presentasi, penulis bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan. Penulis mengingatkan bahwa pertemuan berikutnya akan dilakukan test, jadi

 diharapkan seluruh siswa mempersiapkan diri masing-masing.

 

 

Gambar 4.3 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan

 

b.             Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Maret 2022  pukul 09.30 WIB sampai 11.20 WIB. Pada pertemuan kedua dilaksanakan test

Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan

Hasil  Belajar  Siswa

Data peningkatan hasil belajar adalah data yang diperoleh dari hasil evaluasi dari setiap siklus. Dimana data tersebut diperoleh dengan cara memberikan serangkaian soal yang telah tersusun dari materi yang telah disampaikan kepada siswa. Soal yang telah dibuat kemudian diberikan kepada siswa untuk mengetahui Pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan oleh penulis. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi sebanyak dua kali, yang pertama pada akhir siklus I, yang kedua dilakukan pada akhir siklus 2. Berikut ini adalah hasil dari evaluasi yang dilakukan selama siklus I dan siklus 2.

Tabel 4.3 Peningkatan hasil belajar siswa

Peningkatan Hasil belajar

Ketuntasan Belajar (jumlah / persentase)

Studi awal

 9 siswa / 34,62 %

Siklus I

15 siswa / 57,69 %

Siklus II

21 siswa / 80,77 %

 

Gambar 4.4 Grafik peningkatan hasil belajar

Berdasarkan hasil belajar pada siklus 1 dan 2, maka hipotesis penelitian diterima yaitu penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A pada mata pelajaran IPA materi Zat Adiktif di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.

Dengan demikian model Problem Based Learning (PBL) dapat digunakan dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi Zat Adiktif. Dan pemahaman siswa setelah proses pembelajaran lebih terlihat dibandingkan pembelajaran yang masih menggunakan model konvensional

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan  hasil penelitian yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa tentang materi Bioteknologi setelah pembelajaran menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkat. Ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pada siklus 1 jumlah siswa tuntas dalam belajar 57,69% (15 orang siswa dari 26 siswa) dan pada siklus 2 sebesar 80,77% (21 orang siswa dari 26 siswa) dibandingkan dengan  hasil evaluasi pada studi awal siswa yang tuntas dalam belajar hanya 34,62% (9 orang siswa dari 26 siswa)

Saran

a.       Bagi Guru

1.    Guru dapat menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran IPA khususnya materi Zat Aditif dan Zat Adiktif dan Psikotropika.

2.    Guru diharapkan lebih kreatif dalam menyusun strategi pembelajaran untuk menggunakan model dan metode pembelajaran yang sesuai pada materi pelajaran IPA.

b.      Bagi Sekolah

1.    Diharapkan kepada rekan-rekan guru untuk dapat melaksanakan penelitian di sekolahnya masing-masing.

2.    Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas yang memadai agar PBM berjalan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Budiyanto, Moch. Agus Krisno, Lud Waluyo dan Ali Mokhtar. 2016. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran di Pendidikan Dasar di Malang. Proceeding Biology Education Conference, Volume 13 No 1, hal 46-51

Deviyanti, Siska dan Hasruddin. 2016. Analisis Pengetahuan Dan Sikap Siswa Terhadap Teori Evolusi Pada Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 16 Medan. Jurnal Pelita Pendidikan, Volume 4 Nomor 3, Agustus 2016, hal 141-145

Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Atas Direktorat Pendidikan Dasar dan menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jakarta

Gunarti, Winda. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Usia Dini.

Jakarta: Universitas Terbuka

Ine, Maria Emanuela. 2015. Penerapan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Pasar. Prosending Seminar Nasional, Mei 2015 hal 269-285

Kurniawan, Agus Hudi. 2012. Pengaruh Kemampuan Kognitif Terhadap Kemampuan Psikomotorik Mata Pelajaran Produktif Alat Ukur Siswa Kelas X Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah Prambanan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Musfiqon, HM., dan Nurdyansyah. 2015. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia Learning Center

Sufairoh. 2016. Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran K-13. Jurnal Pendidikan Profesional, Volume 5 Nomor 3, Desember 2016 hal 116-125

Susilo, Amin. 2008. Usaha Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa Melalui Sistem Tutorial dalam Proses pembelajaran Matematika. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Tim Penyusun. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Yuliani Nurani dan Sujiono. 2004. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka

 

TerPopuler