ABSTRAK
UPAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) PADA
MATERI ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS VIII A SMPN 2 TANJAB TIMUR TAHUN AJARAN 2021/2022
RIKA SUHARTIKA, S.Pd.I
Penelitian
ini bertujuan untuk : (1) untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model Problem
Based Learning dapat meningkatkan
hasil belajar IPA siswa Kelas VIII.A Semester II di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung
Timur.
Penelitian
ini tergolong penelitian tindakan kelas dengan rancangan yang terdiri atas
empat langkah, yakni : Perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Penelitian ini dilaksankan di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur dengan
melibatkan siswa kelas VIII semester II sebanyak 26 Siswa sebagai Subjek
penelitian data hasil belajar siswa dikumpulkan dengan metode tes tertulis.
Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil
analisa menunjukan bahwa: (1) Hasil belajar siswa kelas VIII.A semester II SMP
Negeri 2 Tanjung Jabung Timur tahun pelajaran 2021/2022 setelah diterapkan
pembelajaran Problem Based Learning dalam klasifikasi baik. Pada siklus I Belum maksimal dan perlu
ditingkatkan dan Siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa.(2) Terjadi
peningkatan rata-rata hasil belajar siswa 10% yakni dari Nilai rata-rata 77 ke
87. Kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan pembelajaran Problem
Based Learning adalah: (1) Ruang kelas kurang besar,(2) Guru harus lebih
ekstra agar siswa tidak ribut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui
pembelajaran Model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas VIII.A semester II SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur
Tahun ajaran 2021/2022. Untuk itu disarankan kepada guru IPA SMP mencoba
menerapkan pembelajaran Model Problem Based Learning .
Kata kunci : Model Problem
Based Learning, Hasil belajar siswa
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Proses
belajar mengajar merupakan interaksi dinamis antara faktor-faktor pendukung pembelajaran, khususnya yang
berkaitan dengan pembentukan karakter dan peningkatan intelektual peserta didik
sesuai tuntutan kurikulum saat ini. Guru harus dapat mengintegrasikan semua
faktor tersebut sehingga diperoleh hasil pembelajaran yang baik. Strategi
pembelajaran yang diterapkan guru juga diharapkan dapat memberikan peluang
kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan bermakna
bagi diri peserta didik.
Pembelajaran merupakan proses
hubungan antara beberapa komponen yaitu siswa, guru, dan bahan ajar yang
berlangsung dalam suatu lingkungan pembelajaran. Sehingga terjadi interaksi
yang mengakibatkan siswa mendapatkan pengetahuan yang belum pernah diketahui
atau pengetahuan dasar siswa yang berkembang. Tujuan pembelajaran adalah hasil
yang dapat dicapai siswa dalam mengikuti pelajaran, seperti sikap,
keterampilan, serta pemahaman konsep yang semakin mendalam dan bermanfaat.
Mengajar adalah bukan suatu
kegiatan yang statis, tetapi merupakan interaksi dinamis antara kondisi sosial,
tujuan pengembangan berpikir, teori-teori belajar, dan teknologi pendukung
terutama dengan aspek personal dan intelektual siswa. Guru harus bisa
mengintegrasikan semua faktor tersebut sehingga diperoleh hasil pembelajaran
sebaik mungkin, artinya bahwa model pembelajaran yang diterapkan oleh guru
dapat memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan
intelektualnya dan bermakna bagi diri siswa.
Cara mengajar atau lebih
dikenal dengan model pembelajaran menyangkut pada permasalahan kegiatan fisik
apa yang harus diberikan kepada siswa sehingga kemampuan intelektualnya dapat
berkembang, dan belajar dapat berjalan secara efisien serta bermakna (Mulyati Arifin, 2000:118).
Berdasarkan perkembangan
zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan masyarakat berubah
menjadi sangat kompleks, serta semakin maju pesat. Sekarang ini kita dapati
sekolah-sekolah formal, di samping pendidikan dalam keluarga, yang isi maupun
cara pelaksanaan pendidikannya sudah jauh berbeda. Terlebih pada saat ini, kita
hidup dalam perubahan-perubahan yang sangat cepat dan secara radikal berkenaan
dengan dunia pendidikan, baik mengenai isi, cara pelaksanaan ataupun penyelenggaraan.
Pendidikan dewasa ini harus dilaksanakan dengan teratur dan sistematis, agar
mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 ayat 3 menyebutkan bahwa,
pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan
siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Implikasi dari konsep pendidikan
sepanjang hayat telah mengubah paradigma pendidikan, bahwa tidak ada istilah
terlambat, terlalu tua, ataupun terlalu dini untuk belajar, sebab pengalaman
belajar tidak pernah berhenti selama manusia itu sadar dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
Pentingnya pendidikan
menuntut pemerintah dan guru lebih kerja ekstra dalam mengembangkan berbagai
inovasi pembelajaran maupun kurikulum guna meningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa
pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa, karena
siswa adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari,
mengolah, mengkontruksi, dan menggunakan pengetahuan.
Pemberlakuan kurikulum 2013
ditujukan untuk menghasilkan lulusan
yang kompetitif, inovatif, kreatif, kolaboratif serta berkarakter. Sehingga
pendidikan bukan hanya dilakukan untuk
mengembangkan pengetahuan berdasarkan subjek inti pembelajaran melainkan
juga harus diorientasikan agar siswa memiliki kemampuan kreatif, kritis,
komunikatif sekaligus berkarakter. Sehingga peranan Guru tidak hanya sebatas
pengajar, tetapi dapat juga harus mampu menemukan metode dan teknik yang dapat
mendukung perannya tersebut supaya kegiatan pembelajaran dapat diselenggarakan
dengan efektif, efisien dan sesuai dengan tuntutan kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang ada di dalam kurikulum.
Siswa pada umumnya memiliki
ketertarikan pada sesuatu yang baru. Pola pikir siswa yang cendrung polos lebih
menyukai sesuatu yang menyenangkan. Tetapi pada kenyataanya proses pembelajaran
yang hakikatnya memberi sesuatu yang baru menjadi sesuatu yang sangat
membosankan. Terlebih pada pelajaran
ilmu pasti seperti Matematika dan IPA. Mata pelajaran IPA selalu menjadi
sesuatu yang menakutkan bagi siswa. Sehingga siswa kurang berminat dan cendrung
pasif pada proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru IPA dituntut untuk lebih
aktif mencari cara agar siswa lebih berminat untuk mengikuti proses
pembelajaran IPA sehingga dapat memperoleh hasil yang diharapkan.
Dalam kegiatan pembelajaran IPA sehari-hari, penulis melihat bagaimana
peran aktif, minat, dan motivasi belajar siswa masih sangat rendah sehingga
hasil belajar yang diperolehpun sangat rendah. Siswa kurang bergairah dalam
belajar. Hal ini disebabkan oleh model yang kurang menarik dan cendrung monoton
seperti ceramah yang membuat siswa bosan, mengantuk, dan tidak memperhatikan
penjelasan dari guru. Karena itu guru dituntut untuk lebih kreatif dalam
menggunakan model yang lebih variarif.
Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembelajaranpun sudah terbilang
mencukupi untuk menunjang proses pembelajaran. Tetapi pada kenyataannya guru
kurang bisa memaksimalkan pemanfaatan fasilitas yang ada dikarenakan masih
sering menggunakan Model konvensional seperti ceramah. Dari keadaan yang ada,
diperlukan variasi dalam menggunakan model-model yang lebih menarik.
Materi pelajaran yang
berbeda-beda menuntut adanya variasi pembelajaran. Model pembelajaran yang baik
akan menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan dan sebaliknya model
pembelajaran yag kurang tepat akan membuat siswa kurang termotivasi dan dampak
selanjutnya bagi siswa adalah menurunnya prestasi belajar.
Berdasarkan hal
tersebut, maka peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran IPA melalui penelitian
tindakan kelas pada materi Zat Aditif Dan Adiktif di Kelas VIII A SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur. Adapun alasan, mengapa peneliti
memandang perlu dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, yaitu ketuntasan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Tanjung
Jabung Timur secara klasikal pada mata pelajaran IPA untuk Materi Sistem
Peredaran Darah manusia masih kurang dari 75%.
Rendahnya pencapaian nilai ketuntasan siswa tersebut diduga
disebabkan beberapa hal,
yaitu : (1) kurangnya minat belajar
siswa, terutama minat untuk
membaca materi. (2) kurangnya motivasi belajar siswa. (3) model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang
memotivasi siswa untuk
terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran. Model
pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru yaitu ceramah dan diskusi secara klasikal. (4) kurangnya aktivitas belajar siswa
selama proses belajar-mengajar berlangsung. Salah satu langkah
yang dapat dipilih untuk mengatasi
masalah tersebut yaitu
dengan memvariasikan model, metode
dan strategi pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau dalam bahasa
Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang akan diterapkan dalam pelaksanaan penelitian dalam siklus 1 dan siklus 2. Diharapkan dengan pembelajaran tersebut siswa mampu menguasai
materi yang dipelajari,
sehingga hasil belajar
siswa dapat ditingkatkan. Untuk itu, peneliti melakukan
penelitian tindakan kelas yang mengangkat permasalahan
tersebut dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR
SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI ZAT ADITIF DAN ADIKTIF
DI KELAS VIII A SMP NEGERI 2 TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN AJARAN 2021/2022”
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
hasil belajar IPA
siswa kelas VIII A pada materi
Bioteknologi di SMP Negeri
2 Tanjung Jabung Timur?”
Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar IPA
siswa kelas VIII A pada materi
Zat
Aditif dan Adiktif di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.
Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian :
a.
Bagi siswa
1)
Dengan adanya penelitian ini siswa mampu
lebih kreatif dan memahami materi
Zat
Aditif Dan Adiktif dengan menggunakan model Problem
Based Learning (PBL) serta lebih semangat dalam proses pembelajaran di
kelas khususnya mata pelajaran IPA.
2)
Siswa
lebih tertarik pada pelajaran IPA.
b.
Bagi guru
1)
Dengan adanya penelitian ini guru menjadi
lebih mudah menyampaikan materi Bioteknologi
dengan menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) dan memotivasi diri untuk menggunakan media pembelajaran yang lebih bervariasi.
2)
Meningkatkan
profesionalitas guru dalam proses pembelajaran.
c.
Bagi sekolah
Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam penyusunan program
sekolah.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang
lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.
Permasalahan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah masalah peningkatan hasil belajar siswa.
2.
Penelitian tindakan kelas ini dikenakan
pada siswa kelas VIII C
3.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
di SMP Negeri
2 Tanjung Jabung Timur.
4.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
pada Semester 2 tahun pelajaran 2021/2022.
5.
Penelitian tindakan kelas ini dibatasi
pada materi “Zat
Aditif Dan Adiktif
METODE
PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan
Kelas PTK (Classroom Action Research). Penelitian
tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau
sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan
proses dan praksis pembelajaran. PTK dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki dan/atau
meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan yang pada dasarnya
melekat pada terlaksananya misi professional pendidikan yang diemban oleh guru.
Prinsip pelaksanaan PTK, meliputi empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi.
Menurut Riyanto:2000,
PTK
yaitu suatu kegaitan menguji cobakan suatu ide ke
dalam praktik atau situasi nyata dalam
harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A
di SMP Negeri
2 Tanjung Jabung Timur yang berjumlah 26
orang
Tempat
dan Waktu Penelitian
a. Tempat
Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini di laksanakan di SMP
Negeri
2 Tanjung Jabung Timur yang beralamat di Jl. Jend Sudirman, Sk. 12 Bandar Jaya, Kec. Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Provinsi Jambi.
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Sampai bulan Mei 2022
b.
Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan selama tiga
bulan pada Semester 2 tahun pelajaran 2021/2022 selama proses belajar mengajar
berlangsung.
Jadwal
Penelitian
Tabel 3.1.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No |
Kegiatan |
Bulan |
||||||||||||
Maret |
April |
Mei |
||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
2 |
3 |
4 |
||
1. |
Persiapan Penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a.
Identifikasi
Masalah |
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
b.
Diskusi
Penentuan Masalah |
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
c.
Pembuatan
Proposal Kegiatan |
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
d.
Studi
Awal |
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Pelaksanaan Penelitian Siklus I |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a.
Perencanaan
Tindakan |
|
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
b.
Pelaksanaan
Tindakan |
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
c.
Observasi
dan Evaluasi |
|
|
|
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
|
d.
Refleksi |
|
|
|
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
3. |
Pelaksanaan Penelitian Siklus
II |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a.
Perencanaan
Tindakan |
|
|
|
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
|
b.
Pelaksanaan
Tindakan |
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
c.
Observasi
dan Evaluasi |
|
|
|
|
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
|
d.
Refleksi |
|
|
|
|
|
|
|
√ |
|
|
|
|
|
4. |
Pengolahan Data |
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
5. |
Penyusunan Laporan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a.
Penyusunan
Draf Penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
|
|
|
b.
Penyempurnaan
Draf |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
|
|
c.
Finishing |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
Rancangan Penelitian
Penelitian
ini dirancang dalam dua siklus. Masing-masing siklus akan dilaksanakan dalam
dua kali pertemuan. Alokasi waktu setiap siklus adalah empat jam pelajaran.
Tabel 3.2. Rancangan
Siklus
Siklus |
Pertemuan |
Tanggal |
Materi |
I |
1 |
7
Maret 2022 |
Zat Aditif pada makanan |
2 |
10
Maret 2022 |
Test siklus 1 |
|
II |
1 |
14 Maret 2022 |
Zat Adiktif dan Psikotropika |
2 |
21 Maret 2022 |
Test siklus 2 |
Deskripsi Persiklus
Siklus 1
a.
Perencanaan tindakan
Perencanaan
dilaksanakan berdasarkan keadaan siswa sebelum penelitian dimulai. Sebelum
melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini
adalah:
·
Penyusunan RPP dengan Model Problem Based Learning (PBL) sesuai
dengan judul PTK.
·
Penyusunan soal untuk test.
·
Memberikan penjelasan pada siswa mengenai
teknik pelaksanaan Model yang akan dilaksanakan.
b.
Pelaksanaan tindakan
Tahap
ini akan dilaksanakan kegiatan yang telah disusun berdasarkan RPP yang dibuat
pada tahap perencanaan.
c.
Pelaksanaan observasi dan evaluasi
Bersamaan
dengan pelaksanaan pembelajaran dilakukan pemantauan proses pembelajaran,
Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan penulis dengan menggunakan lembar
penilaian unjuk kerja yang dilaksanakan selama proses pembelajaran.
d.
Pelaksanaan refleksi
Refleksi
dilakukan dengan memperhatikan hasil percobaan serta evaluasi proses
pembelajaran setelah siklus berakhir untuk menemukan kelebihan dan kekurangan yang terjadi. Selanjutnya mencari alternatif
tindakan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan sehingga dapat diaplikasikan
pada siklus berikutnya.
Siklus 2
Kegiatan pada
siklus 2 pada dasarnya sama dengan siklus 1, hanya saja perencanaan kegiatan
berdasarkan refleksi siklus 1.
Instrumen Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik test yang dilakukan
untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa yang dilaksanakan pada akhir siklus.
Teknik Analisis Data
Hasil
belajar pada aspek kognitif
dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui
ketuntasan belajar siswa. Caranya adalah dengan menganalisis hasil test
formatif dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar.
Pada
setiap siklus, penulis
melakukan tes.
Data yang diperoleh pada test inilah yang akan dianalisis. Hasil test berupa data kuantitatif ketuntasan belajar siswa dengan kriteria ketuntasan
minimal 75
Untuk
memperoleh hasil belajar individu siswa digunakan rumus:
Untuk memperoleh presentase ketuntasan hasil belajar
siswa per rombongan belajar digunakan rumus:
Indikator
Keberhasil
Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini
ditandai dengan adanya perubahan ke arah perbaikan yaitu hasil belajar siswa
meningkat dari kondisi awal ke Siklus 1 dan Siklus 2.
HASIL
PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian
Siklus
1
Hasil belajar
siswa kelas VIII A pada studi awal hanya 34,62% siswa tuntas dalam pembelajaran dan
sebanyak 65,38% siswa tidak tuntas dalam pembelajaran. Pada
siklus 1, test yang
dilaksanakan di pertemuan kedua
terjadi peningkatan hasil belajar
yakni sebanyak 57,69% siswa tuntas dan 42,31%
siswa tidak tuntas dalam pembelajaran. Data hasil belajar tertuang dalam tabel berikut:
Table 4.1 Hasil Belajar
Siswa Kelas VIII A pada Siklus 1
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Kriteria |
1. |
AW |
30 |
Tidak
Tuntas |
2. |
AG |
50 |
Tidak
Tuntas |
3. |
AM |
90 |
Tuntas
|
4. |
DA |
80 |
Tuntas |
5. |
AMS |
60 |
Tidak
Tuntas |
6. |
AC |
80 |
Tuntas
|
7. |
AS |
40 |
Tidak
Tuntas |
8. |
DS |
90 |
Tuntas |
9. |
MA |
80 |
Tuntas |
10. |
DG |
80 |
Tuntas |
11. |
EM |
90 |
Tuntas |
12. |
IS |
50 |
Tidak
Tuntas |
13. |
IDS |
80 |
Tuntas |
14. |
JF |
80 |
Tuntas |
15. |
KS |
50 |
Tidak
Tuntas |
16. |
PK |
80 |
Tuntas |
17. |
RA |
30 |
Tidak
Tuntas |
18. |
SP |
40 |
Tidak
Tuntas |
19. |
SY |
60 |
Tidak
Tuntas |
20. |
RS |
90 |
Tuntas |
21. |
EK |
50 |
Tidak
Tuntas |
22. |
GE |
50 |
Tidak
Tuntas |
23. |
TM |
80 |
Tuntas |
24. |
TK |
80 |
Tuntas |
25. |
YK |
90 |
Tuntas |
26. |
YE |
80 |
Tuntas |
Siklus 2
Hasil belajar pada siklus 2
didapatkan dari hasil test dan
terjadi peningkatan hasil belajar
dibandingkan pada siklus 1 yakni sebanyak 80,77% siswa tuntas dalam
pembelajaran. Berikut ini
adalah data hasil belajar siklus 2:
Table
4.2 Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A pada Siklus 2
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Kriteria |
1. |
AW |
80 |
Tuntas |
2. |
AG |
80 |
Tuntas
|
3. |
AM |
90 |
Tuntas
|
4. |
DA |
80 |
Tuntas |
5. |
AMS |
60 |
Tidak
Tuntas |
6. |
AC |
80 |
Tuntas
|
7. |
AS |
30 |
Tidak
Tuntas |
8. |
DS |
80 |
Tuntas |
9. |
MA |
80 |
Tuntas |
10. |
DG |
80 |
Tuntas |
11. |
EM |
80 |
Tuntas |
12. |
IS |
50 |
Tidak
Tuntas |
13. |
IDS |
80 |
Tuntas |
14. |
JF |
80 |
Tuntas |
15. |
KS |
80 |
Tuntas |
16. |
PK |
80 |
Tuntas |
17. |
RA |
50 |
Tidak
Tuntas |
18. |
SP |
90 |
Tuntas |
19. |
SY |
60 |
Tidak
Tuntas |
20. |
RS |
90 |
Tuntas |
21. |
EK |
80 |
Tuntas |
22. |
GE |
90 |
Tuntas |
23. |
TM |
80 |
Tuntas |
24. |
TK |
90 |
Tuntas |
25. |
YK |
80 |
Tuntas |
26. |
YE |
80 |
Tuntas |
Pembahasan
Siklus 1
a.
Pertemuan Pertama
Pertemuan
pertama pada siklus 1 ini dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 7
Maret 2022 mulai pukul 07.30 WIB
sampai 09.30 WIB. Materi yang diajarkan adalah Bioteknologi Pangan. Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang dilaksana pada
pertemuan ini adalah sebagai berikut:
1)
Kegiatan
Awal
Pada
tahap awal pembelajaran penulis menyampaikan salam pembuka dan berdoa
untuk memulai pembelajaran,
memeriksa kehadiran sebagai sikap disiplin. Memberitahukan
tentang tujuan pembelajaran, materi, indikator, dan KKM pada pertemuan
yang sedang berlangsung. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik terhadap materi sebelumnya, mengingatkan kembali materi dengan bertanya. Kemudian penulis memberitahukan bahwa pembelajaran pada
hari ini dan pertemuan-pertemuan berikutnya akan dilaksanakan menggunakan model PBL
seperti yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
2)
Kegiatan
Inti
Penulis
memberikan stimulus berupa masalah untuk diamati dan disimak siswa melalui
kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar, dan lain-lain. Penulis
menyajikan berbagai permasalahan dalam bentuk teks/cerita, dan tabel berkaitan
dengan materi. Siswa bersama kelompoknya melakukan
pengamatan dari permasalahan yang ada di LPPD siswa berkaitan dengan materi
Zat Aditif pada makanan. Siswa diminta untuk mengamati video yutu tube yang di
sediakan. Selanjutnya mendiskusikan hasil pengamatannya dan mencatat
fakta-fakta yang ditemukan, serta menjawab pertanyaan berdasarkan hasil
pengamatan yang ada pada buku paket.
Penulis
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan, yang berkaitan dengan materi/gambar yang terdapat pada buku siswa
atau yang disajikan oleh guru dan
dijawab melalui kegiatan pembelajaran, serta mengajukan pertanyaan berdasarkan
hasil pengamatan terhadap masalah yang dikaji tentang Zat Aditif , misalnya: Apakah dampak Zat
Aditif? Satu di antara siswa dari wakil kelompok diminta menuliskan rumusan
pertanyaan di papan tulis
Secara
berkelompok siswa mengumpulkan berbagai informasi baik dari buku paket maupun
sumber lain seperti internet. Siswa bersama kelompoknya diminta
untukmengerjakan fitur ”Ayo, Kita Cari Tahu” tentang Bakso mengandung Boraks. Kemudian, siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
Siswa
mengasosiasi data yang ditemukan dari berbagai sumber, mengembangkan hasil dan
menyajikannya dalam bentuk presentasi yang ditanggapi langsung oleh kelompok
lain. Siswa diminta mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah
dikumpulkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah
dirumuskan dan menuliskan penjelasan tentang
Zat Aditif
Setelah
30 menit penulis menanyakan kepada siswa apakah sudah menyesaikan tugasnya dan
siswa menjawab sudah. Kemudian penulis
meminta kelompok yang bersedia untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka
di depan kelas. Kelompok 2 bersedia untuk mempresentasikan diskusi mereka.
Ketua kelompok menjelaskan hasil diskusi kelompok. Setelah kelompok 2 selesai
presentasi, penulis bertanya pada siswa yang lain apakah ada yang hendak di
tanyakan atau dilengkapi dari presentasi
kelompok 2. Salah satu siswa dari kelompok 1 mengatakan
bahwa presentasi kelompok 2 ada yang kurang, yaitu tidak dijelaskan secara rinci tentang proses pembuatan tempe
yang ada pada gambar. Kelompok 2
menyadari kekurangan presentasi mereka. Setelah tidak ada lagi siswa yang bertanya,
penulis meminta kelompok 2 untuk kembali ke tempatnya semula. Kelompok yang
lain juga mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya.
3)
Penutup
Setelah semua kelompok mendapat giliran presentasi,
penulis bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan. Penulis mengingatkan
bahwa pertemuan berikutnya akan dilakukan test, jadi diharapkan seluruh siswa
mempersiapkan diri masing-masing. Pembelajaran diakhiri dengan salam.
Gambar 4.1 Presentasi kelompok pada Siklus 1
b.
Pertemuan Kedua
Pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari Senen tanggal 14 Januari 2021 pukul
09.30 WIB sampai 11.20 WIB. Pada pertemuan
kedua dilaksanakan test.
Siklus
2
a.
Pertemuan Pertama
Pertemuan
pertama pada Siklus 2 ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal
14
Maret 2022 mulai pukul 07.30 WIB
sampai 09.30 WIB. Materi yang diajarkan adalah Zat Adiktif dan Psikotropika. Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang terlaksana pada
pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut:
1)
Kegiatan
Awal
Pada
tahap awal pembelajaran penulis
mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran siswa dan menyampaikan
secara lisan materi yang akan dipelajari dan tujuan yang akan dicapai. Penulis menjelaskan bahwa model
yang digunakan pada pertemuan untuk materi Zat Adiktif dan Psikotropika. masih menggunakan model PBL. Penulis menyampaikan pada seluruh siswa untuk lebih
siap dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas dalam kelompok diskusinya,
karena setelah diskusi selesai penulis akan menunjuk secara acak salah satu
kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.
2)
Kegiatan
Inti
Penulis
memberikan stimulus berupa masalah untuk diamati dan disimak siswa melalui
kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat you tube, dan lain-lain.
Penulis menyajikan berbagai permasalahan dalam bentuk teks/cerita, dan tabel
berkaitan dengan materi. Siswa bersama kelompoknya melakukan pengamatan dari permasalahan yang ada di buku paket
berkaitan dengan materi Zat
Adiktif dan Psikotropika. Siswa diminta untuk mengamati tayang you tube yang di sediakan, kemudian mendiskusikan hasil pengamatannya
dan mencatat fakta-fakta yang ditemukan, serta menjawab pertanyaan berdasarkan
hasil pengamatan yang ada pada buku paket. Penulis memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan, yang berkaitan dengan
materi yang terdapat pada buku siswa atau yang disajikan oleh penulis dan dijawab melalui kegiatan pembelajaran,
Siswa mengajukan pertanyaan berdasarkan
hasil pengamatan terhadap masalah yang dikaji tentang Zat Adiktif dan Psikotropika..
Secara
berkelompok siswa mengumpulkan berbagai informasi baik dari buku paket maupun
sumber lain seperti internet. Penulis membantu siswa di dalam kelompok yang mengalami
masalah di dalam diskusi kelompok nya seperti dapat di lihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Membimbing
siswa dalam diskusi kelompok
Siswa
mengasosiasi data yang ditemukan dari berbagai sumber, mengembangkan hasil dan
menyajikannya dalam bentuk presentasi
yang ditanggapi langsung oleh kelompok lain. Siswa diminta mengolah dan
menganalisis data atau informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber
untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dan menuliskan penjelasan
tentang Zat Adiktif dan
Psikotropika..
Setelah
30 menit, penulis bertanya kepada siswa apakah sudah menyelesaikan
tugasnya. Siswa menjawab sudah. Kemudian
penulis meminta kelompok yang bersedia untuk mempresentasikan hasil percobaan dan pengamatan yang mereka buat
di depan kelas. Kelompok 5 bersedia untuk mempresentasikannya.
Ketua kelompok menjelaskan hasil
pekerjaan yang telah mereka
buat dari hasil diskusi kelompok. Setelah kelompok 5 selesai presentasi,
penulis bertanya pada siswa yang lain apakah ada yang hendak di tanyakan atau
dilengkapi dari hasil diskusi kelompok 5. Salah satu siswa dari kelompok 4 bertanya mengapa kelompok 5 tidak memberikan contoh
kongkrit tentang Zat Adiktif dan Psikotropika.,
sehingga kurang dapat dimengerti.
Kelompok 5 membela diri dengan mengatakan bahwa contoh-contoh telah diberikan, kelompok 4 hanya kurang
memperhatikan presentasi dan penjabaran yang sudah kelompok mereka lakukan. Setelah tidak ada lagi siswa yang bertanya, penulis
meminta kelompok 5 untuk kembali ke tempatnya semula. Kelompok yang lain juga
mempresentasikan hasil diskusi
mereka.
3)
Penutup
Setelah
seluruh kelompok mendapat giliran presentasi, penulis bersama-sama dengan siswa
membuat kesimpulan. Penulis mengingatkan bahwa pertemuan berikutnya akan
dilakukan test, jadi
diharapkan seluruh
siswa mempersiapkan diri masing-masing.
Gambar 4.3 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan
b.
Pertemuan
Kedua
Pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Maret 2022 pukul 09.30 WIB
sampai 11.20 WIB. Pada pertemuan kedua
dilaksanakan test
Penggunaan
Model Problem Based Learning (PBL)
Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar
Siswa
Data peningkatan hasil belajar adalah data yang
diperoleh dari hasil evaluasi dari setiap siklus. Dimana data tersebut
diperoleh dengan cara memberikan serangkaian soal yang telah tersusun dari
materi yang telah disampaikan kepada siswa. Soal yang telah dibuat kemudian
diberikan kepada siswa untuk mengetahui Pemahaman siswa tentang materi yang
disampaikan oleh penulis. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi sebanyak dua
kali, yang pertama pada akhir siklus I, yang kedua dilakukan pada akhir siklus 2. Berikut ini adalah hasil
dari evaluasi yang dilakukan selama siklus I dan siklus 2.
Tabel
4.3 Peningkatan hasil belajar siswa
Peningkatan Hasil belajar |
Ketuntasan Belajar (jumlah / persentase) |
Studi awal |
9 siswa / 34,62 % |
Siklus I |
15 siswa / 57,69 % |
Siklus II |
21 siswa / 80,77 % |
Gambar 4.4 Grafik peningkatan hasil
belajar
Berdasarkan hasil belajar pada siklus 1 dan 2, maka hipotesis penelitian
diterima yaitu penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VIII A pada mata pelajaran IPA materi Zat Adiktif di SMP Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.
Dengan
demikian model Problem Based Learning
(PBL) dapat digunakan dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi Zat Adiktif. Dan pemahaman siswa
setelah proses pembelajaran lebih terlihat dibandingkan pembelajaran yang masih
menggunakan model konvensional
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa pemahaman
siswa tentang materi Bioteknologi setelah pembelajaran menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkat. Ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pada siklus 1
jumlah siswa tuntas dalam belajar 57,69% (15 orang siswa
dari 26 siswa) dan pada siklus 2 sebesar
80,77% (21 orang siswa dari 26 siswa) dibandingkan dengan hasil evaluasi pada studi awal siswa yang
tuntas dalam belajar hanya 34,62% (9 orang siswa dari 26 siswa)
Saran
a. Bagi Guru
1. Guru dapat menggunakan Model Problem Based
Learning (PBL) dalam
pembelajaran IPA khususnya materi Zat Aditif dan Zat Adiktif dan Psikotropika.
2. Guru diharapkan lebih kreatif dalam menyusun strategi
pembelajaran untuk menggunakan model dan metode pembelajaran yang sesuai pada
materi pelajaran IPA.
b. Bagi Sekolah
1. Diharapkan kepada rekan-rekan guru untuk dapat
melaksanakan penelitian di sekolahnya masing-masing.
2. Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas yang memadai agar
PBM berjalan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Budiyanto, Moch. Agus Krisno, Lud Waluyo dan Ali Mokhtar.
2016. Implementasi Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran di Pendidikan Dasar di Malang. Proceeding Biology
Education Conference, Volume 13 No 1, hal 46-51
Deviyanti, Siska dan Hasruddin. 2016. Analisis
Pengetahuan Dan Sikap Siswa Terhadap
Teori Evolusi Pada Siswa
Kelas XII IPA SMA Negeri 16 Medan. Jurnal Pelita Pendidikan, Volume 4 Nomor 3, Agustus 2016, hal 141-145
Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Atas Direktorat
Pendidikan Dasar dan menengah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Modul Penyusunan
Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jakarta
Gunarti, Winda.
2008. Metode Pengembangan Perilaku
dan Kemampuan Dasar Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka
Ine,
Maria Emanuela. 2015. Penerapan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi
Pokok Bahasan Pasar. Prosending Seminar
Nasional, Mei 2015 hal 269-285
Kurniawan, Agus Hudi. 2012. Pengaruh Kemampuan
Kognitif Terhadap Kemampuan
Psikomotorik Mata Pelajaran Produktif Alat Ukur Siswa Kelas X Jurusan
Teknik Kendaraan Ringan di SMK
Muhammadiyah Prambanan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Musfiqon, HM., dan Nurdyansyah. 2015. Pendekatan
Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo:
Nizamia Learning Center
Sufairoh. 2016. Pendekatan Saintifik
dan Model Pembelajaran K-13. Jurnal Pendidikan Profesional, Volume 5 Nomor 3, Desember 2016 hal 116-125
Susilo, Amin. 2008. Usaha Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa Melalui Sistem Tutorial dalam Proses pembelajaran Matematika. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tim Penyusun. 1989.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Yuliani Nurani dan
Sujiono. 2004. Metode Pengembangan
Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka