ABSTRAK
Ameliza, ,2022. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mengungkapkan Monolog Descriptive Lisan Sederhana yang Berterima Siswa Kelas VII.D menggunakan Sistim ICARE Tahun Ajaran 2021/2022 SMP Negeri 2 Tanjab Timur.
Kata-kata kunci : Monolog
Descriptive Lisan Sederhana yang
Berterima, Sistim ICARE
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini merupakan suatu upaya untuk meningkatkan keterampilan
mengungkapkan monolog Descriptive sederhana yang berterima (literary) bagi siswa kelas VII.D SMP
Negeri 2 Tanjab Timur. Penelitian ini sebagai jawaban dari kesulitan guru
bahasa Inggris ketika membelajarkan siswa pada siklus lisan. Pelaksanaan (PTK)
ini menggunakan tiga siklus dengan sistim ICARE
yang melalui lima tahapan yaitu, Introduce
(Kenalkan), Connect (Hubungkan), Apply (Terapkan), Reflect (Refleksikan) dan
Extend (Perluaslah) pada bahasan Personal
Descriptive (Diskripsi Orang) yang terdiri dari sub topik: (1) deskripsi
wajah dengan memperkenalkan Possessive
Pronoun, (Kata Ganti Milik) “his
dan her”, (2) deskripsi postur tubuh
dengan mengkaitkan Pronoun as Subject,
(Kata Ganti Subyek) “He dan She” dan kata kerja “wears” yang diikuti dengan kata benda
yang merujuk pada pakaian (clothes),
(3) melaksanakan penilaian individu lanjutan dan melakukan kegiatan remediasi
dengan tutor sebaya. Agar pembelajaran bermakna dan menarik bagi siswa, maka
pada bahasan Personal Description
dikemas untuk mendiskripsikan orang-orang terkenal dengan kriteria penilaian
meliputi permahaman kosa kata, pengucapan, kelancaran dan ketepatan menggunakan
struktur kalimat.
Hasil analisis data yang diperoleh dari
hasil pengamatan dan angket siswa secara kualitatif dan secara kuantitatif
diperoleh dari dokumen penilaian proses pembelajaran dan secara individu
menunjukkan bahwa dengan menggunakan sistim ICARE,
dapat meningkatkan keterampilan siswa mengungkapkan monolog descriptive lisan sederhana yang
berterima terdapat peningkatan sebagai berikut: (1) meningkatnya keterampilan siswa
mengungkapkan monolog descriptive
sederhana, (2) meningkatnya kemampuan siswa didalam menggunakan bahasa Inggris
lisan yang beterima dengan pengucapan yang relatif tepat, pada umumnya lancar
dan menggunakan struktur kalimat yang tepat, (3) meningkatnya keberanian siswa
dalam mengungkapkan monolog descriptive
sederhana,
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan upaya untuk
menjawab kesulitan yang penulis alami ketika membelajarkan siswa bahasa Inggris
yaitu bagaimana cara membelajarkan siswa mengungkapkan bahasa Inggris tersebut
secara lisan dan berterima. Pada umumnya siswa kurang mampu untuk mengungkapkan
bahasa lisan walaupun mereka telah mengalami pembelajaran dalam beberapa
bahasan pada siklus lisan siswa diberi
tugas untuk belajar menggunakan bahasa lisan di sekolah atau di rumah baik
secara individu ataupun secara
berkelompok tetapi hasilnya masih kurang memuaskan karena masih 40% siswa belum terampil
mengungkapkan bahasa Inggris secara lisan. Sedangkan 60% lainnya hanya mampu mengungkapkan dengan frekuensi rata-rata
dua sampai dengan tiga kalimat saja dan dengan cara menghafalkan tulisan.
Inilah fenomena kesulitan yang dialami oleh penulis di dalam membelajarkan
siswa di sekolah.
Setelah penulis membaca dan
memahami beberapa strategi atau cara-cara bagaimana membelajarkan siswa yang
aktif dan interaktif maka, penulis memilih salah satu strategi pembelajaran
yang diperkirakan akan membuat siswa
aktif dan interaktif mengungkapkan bahasa Inggris secara lisan yang berterima
adalah sistem ICARE. Dengan sistem ICARE siswa akan menerapkan langsung
komunikasi berdasarkan ide atau pengalaman belajar yang dimiliki, dengan
demikian keterampilan siswa akan meningkat sebab seluruh siswa akan
mempraktikkan bahasa lisan yang berterima selama proses pembelajaran.
Fenomena lain yang terkait di
dalam membelajarkan siswa adalah guru belum terbiasa melakukan pembelajaran
secara kreatif dan inovatif dengan menggunakan sistem ICARE.
Di dalam standar kompetensi bahasa Inggris SMP
memiliki beberapa wacana, salah satu wacana
untuk kelas VII adalah monolog descriptive sederhana. Berikut ini
adalah salah satu standar kompetensi keterampilan berbicara yaitu: “Mengungkapkan
makna dalam monolog pendek sangat sederhana dengan menggunakan ragam bahasa
lisan secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan
terdekat dalam teks berbentuk descriptive dan procedure.”
(Standar isi, 2006; 4). Terdapat dua monolog dalam standar kompetensi pada
keterampilan berbicara di atas, yaitu monolog descriptive dan procedure,
wacana yang dipilih oleh penulis adalah monolog descriptive karena
monolog descriptive struktur tatabahasa yang digunakan wacana ini lebih
sederhana. Karena penelitian ini dilaksanakan pada semester genap maka dipilih
bahasan monolog descriptive dengan
menggunakan model pembelajaran ICARE.
Rumusan Masalah
Permasalahan
yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini berdasarkan uraian pada
pendahuluan di atas adalah :
Apakah dengan menggunakan sistem ICARE dapat meningkatkan hasil belajar mengungkapkan monolog descriptive
lisan berbahasa Inggris sederhana yang berterima siswa kelas VII.D SMP Negeri 2
Tanjab Timur?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan
peneliti yang diharapkan adalah penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan
siswa dalam meningkatkan hasil belajar.
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan hasil belajar mengungkapkan monolog descriptive
sederhana menggunakan bahasa Inggris lisan
yang berterima siswa kelas VII.D SMP Negeri 2 Tanjab Timur dengan sistem ICARE.
2. Meningkatnya
kemampuan siswa didalam menggunakan bahasa Inggris lisan sederhana yang
beterima dengan pengucapan yang
relatif tepat, lancar dan menggunakan struktur kalimat yang tepat.
3. Meningkatkan
rasa percaya diri siswa kelas VII.D SMP Negeri 2 Tanjab Timur dalam
mengungkapkan bahasa Inggris lisan sederhana yang berterima.
4. Meningkatkan keterampilan guru
dalam membelajarkan siswa untuk mengungkapkan bahasa Inggris lisan sederhana
yang berterima khususnya monolog descriptive
sederhana.
5. Meningkatkan keterampilan guru
di dalam membelajarkan siswa menggunakan sistem ICARE.
Lingkup
Penelitian
Dalam penelitian ini membahas tentang
monolog descriptive lisan sederhana yang berterima dengan pokok bahasan
Personal Description dan sub bahasan Human’s Face yang terkait dengan Possessive
Pronoun, “his dan her”, Human’s Body yang terkait dengan Pronoun as Subject, “He dan She”, dan kata kerja “wears” yang diikuti dengan kata benda
tentang pakaian, di kelas VII.D SMP Negeri 2 Tanjab Timur. Sebagai fungsi
sosial (Lifeskills) dalam
pembelajaran ini maka monolog descriptive
dipergunakan untuk mendiskripsikan orang-orang terkenal. Monolog descriptive
lisan yang berterima adalah wacana
lisan yang dipergunakan untuk mendiskripsikan ciri-ciri seseorang, binatang,
tumbuhan, benda atau tempat
Manfaat Penelitian
Bagi Sekolah
1. Sebagai literatur bagi sekolah SMP Negeri 2
Tanjab Timur untuk pengembangan salah satu model pembelajaran yang
terkait dengan terapan Kurikulum tahun 2013 (K13).
2. Memberikan
sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran
Bahasa Inggris Khususnya dan sekolah lain pada umumnya
3. Dijadikan
sebagai acuan bagi pembelajaran Bahasa Inggris dan mata pelajaran lainnya.
Bagi Guru
1.
Para guru yang ingin mengembangkan
teknik pembelajaran menggunakan sistem ICARE
2.
Para guru yang ingin meningkatkan
keterampilan siswa mengungkapkan
monolog descriptive bahasa
Inggris sederhana secara lisan dan berterima.
3.
Sebagai bahan kajian di Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris Kabupaten Tebo sebagai pembaruan model
pembelajaran Bahasa Inggris.
Bagi Siswa
1.
Meningkatkan keterampilan
mengungkapkan monolog descriptive lisan sederhana yang berterima siswa
kelas VII.D SMP Negeri 2 Tanjab Timur menggunakan sistim ICARE.
2. Meningkatnya
kemampuan siswa didalam menggunakan bahasa Inggris lisan yang beterima dengan
pengucapan yang relatif tepat, lancar dan menggunakan struktur kalimat yang
tepat.
3. Meningkatkan
rasa percaya diri siswa kelas VII.D SMP Negeri 2 Tanjab Timur dalam
mengungkapkan bahasa Inggris lisan.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang
dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pendekatan kualitatif,
sebab penelitian ini dilakukan karena terjadi permasalahan pembelajaran di
kelas. Permasalahan ini ditindak lanjuti dengan cara menerapkan sebuah model
pembelajaran yang diamati kemudian dianalisis dan direfleksi. Hasil revisi
kemudian diterapkan kembali pada siklus-siklus berikutnya.
Model Penelitian
Penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas, model Stephen Kemmis dan Mc. Taggart (1998) yang
diadopsi oleh Suranto (2000; 49). Model ini menggunakan sistem spiral refleksi
diri yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan
kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah.
Peneliti menggunakan model ini karena dianggap paling praktis dan aktual.
Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan
kelas ini menggunakan tiga siklus, siklus I, siklus II dan siklus III,
masing-masing siklus menggunakan empat tahapan, yaitu (1) menyusun rencana tindakan, (2)
melaksanakan tindakan, (3) melakukan observasi, (4) membuat analisis
dilanjutkan dengan melakukan refleksi. Masing-masing siklus menggunakan
waktu 2 x 40 menit. Dalam penelitian
ini yang melakukan kegiatan pembelajaran adalah guru yang sekaligus berperan
sebagai peneliti dan dibantu oleh dua orang selaku pengamat yang bertugas
mengamati proses pembelajaran dan memberi masukan bagi guru atau peneliti untuk
perbaikan tindakan berikutnya. Secara rinci masing masing siklus dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Siklus I
a. Penyusunan Rencana Tindakan
I
Peneliti menyusun
rencanaan pembelajaran bahasa Inggris pada siklus lisan dengan bahasan
mengungkapkan monol descriptive sederhana menggunakan sistim ICARE. Rencana
Pembelajaran ini mengacu pada silabus pembelajaran yang telah dibuat guru.
Untuk kelancaran proses pembelajaran maka rencana pembelajaran tersebut
dilengkapi dengan bahan ajar, media pembelajaran berupa gambar-gambar wajah
orang dan alat penilaian. Untuk kepentingan perolehan hasil penelitian
dipersiapkan juga alat observasi untuk siswa dan guru dan angket untuk siswa.
b. Rencana Pelaksanaan Tindakan
I
Pada tahap ini akan
dilakukan pembelajaran di kelas berdasarkan perencanaan yang telah disusun
dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: Pertama, pada tahap
Introduce (Kenalkan) guru menjelaskan
tujuan pembelajaran monolog descriptive dengan melakukan permainan pembentukan
sikap siswa dengan menyapa “Hello” kepada siswa dan siswa merespon “Hai”
kemudian siswa mendengarkan informasi guru. Kemudian menghubungkan (Connect)
pembelajaran dengan Bertukar pendapat tentang warna dan melakukan klarifikasi
pengetahuan siswa tentang warna rambut, kulit dan mata. Guru melakukan pemodelan pada tahap Penerapan
(Apply) dengan mengkaitkan Possessive Pronoun “his and her” dan menyebutkan
macam dan jenis rambut, kulit dan mata berdasarkan siswa yang dideskripsikan,
dilanjutkan dengan beberapa siswa meniru pemodelan guru yaitu mengkaitkan
Possessive Pronoun “his and her” dengan menyebutkan macam dan jenis rambut,
kulit dan mata berdasarkan teman-temannya yang dideskripsikan. Langkah
berikutnya, guru melakukan refleksi (Reflect) tentang macam-macam dan jenis
warna rambut, kulit, mata dan wajah orang dengan cara meminta siswa
menyebutkannya dan menulis di buku catatan siswa. Agar pembelajaran bermakna
bagi siswa maka guru memodelkan seseorang yang dicari berdasarkan gambar. Untuk
mempermudah siswa mendiskripsikan seseorang maka guru mengajak siswa
menyebutkan kembali hal-hal esensi untuk didiskripsikan dan ditulis dalam
clue-clue atau berupa peta konsep. Langkah berikutnya guru memperluas
pengetahuan siswa (Extend) dengan cara siswa belajar bersosial dalam kelompok
empat orang , setiap kelompok diberi gambar orang yang harus dideskripsikan dan
diberi alat penilaian proses pembelajaran dengan kriteria untuk mengetahui
sejauh mana keterampilan siswa mengungkapkan monolog descriptive untuk
mendeskripsikan orang selama proses pembelajaran. Pada langkah ini guru
melakukan penilaian individu yaitu secara individu siswa mendeskripsikan wajah
orang-orang terkenal/favorit.
c. Observasi
Aktivitas observasi
dilakukan ketika peneliti melakukan pembelajaran, pengamat melaksanakan
observasi untuk meliha seberapa jauh keefektifan perencanaan pembelajaran
ketika diterapkan dengan membuat catatan-catatan kekurangan atau kelebihan yang
nantinya akan dipergunakan untuk pengambilan keputusan, apakah pembelajaran
bahasa Inggris siklus lisan mengungkapkan monolog descriptive menggunakan
sistim ICARE ini, keterampilan siswa
mengungkapkan monolog descriptive sangat meningkat, cukup meningkat atau tidak
meningkat.
d. Analisis dan Refleksi
Data yang diperoleh
dari observasi dikumpulkan, berdasarkan hasil ini peneliti melakukan analisis
tentang pembelajaran yang telah dilakukan kemudian melakukan refleksi.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi tersebut peneliti akan tahu kekurangan
dan kelebihan dari aktivitas pembelajaran yang telah direncanakan.Setelah
mengevaluasi program pembelajaran peneliti merencanakan aktivitas pembelajaran
pada siklus berikutnya sebagai perbaikan dari siklus pertama dan begitu juga
pada siklus-siklus berikutnya sampai peneliti merasa puas dengan hasil yang
direncanakan.
Siklus II
a. Penyusunan Rencana Tindakan
II
Rencana tindakan II ini
disusun berdasarkan hasil analisis temuan dan refleksi selama aktivitas pada
siklus I, untuk mendapatkan perbaikan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
meningkatkan keterampilan siswa mengungkapkan monolog descriptive sederhana.
b. Rencana Pelaksanaan Tindakan
II
Pelaksanaan tindakan II
ini dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berdasarkan hasil
observasi. Diharapkan pada siklus II ini permasalah yang timbul pada siklus I
dapat diatasi.
c. Observasi
Ketika guru melakukan
pembelajaran, pengamat selaku anggota peneliti melakukan pengamatan, mencatat
temuan-temuan kekurangan atau kelebihan dan hal-hal lain yang dianggap esensi
selama proses pembelajaran pada siklus II.
d. Analisis dan Refleksi
Hasil pengamatan dari
pengamat yang berupa catatan-catatan temuan selama proses pembelajaran
dianalisis dan dilakukan refleksi untuk diperbaiki dan dibuat rencana
pembelajaran pada siklus III.
Siklus III
a. Penyusunan Rencana Tindakan
III
Berdasarkan hasil
analisis dan refleksi selama aktivitas pada siklus II, maka disusun rencana
pembelajaran sebagai rencana tindakan III yang bertujuan untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada tindakan siklus II.
b. Rencana Pelaksanaan Tindakan
III
Pelaksanaan Tindakan
III ini dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berdasarkan hasil
observasi. Dengan menggunakan rencana tindakan III, diharapkan pada siklus III
ini permasalah yang timbul pada siklus II dapat diatasi dan mencapai hasil yang
optimal.
c. Observasi
Pada saat proses
pembelajaran, pengamat selaku anggota peneliti melakukan pengamatan terhadap
guru dan siswa dan mencatat temuan-temuan penting selama proses pembelajaran
pada siklus III.
d. Analisis dan Refleksi
Pada aktivitas ini guru
selaku peneliti dan pengamat selaku anggota bersama-sama menganalisa hasil
pengamatan yang berupa catatan-catatan temuan selama proses pembelajaran
kemudian dilakukan refleksi berupa saran dan simpulan.
Data dan Sumber Data
1. Fasilitas pembelajaran
Fasilitas yang
dipersiapkan untuk membelajarkan siswa adalah standar isi, Silabus
Pembelajaran, Rencana Pembelajaran, bahan ajar, media pembelajaran berupa
gambar orang atau poster, instrumen penilaian atau alat penilaian.
Alat pengumpul data
Untuk mengumpulkan data selama proses penelitian disetiap siklus
dipergunakan beberapa instrument antara lain:
a. Alat observasi aktivitas
siswa
Instrumen ini
dipergunakan untuk memantau seberapa jauh peningkatan keterampilan siswa
mengungkapkan monolog descriptive sederhana dalam bahasa Inggris, yang
dilengkapi dengan notefield (temuan lapangan) yang bermanfaat untuk mencatat
kejadian-kejadian di luar target penelitian.
b. Alat observasi aktivitas guru
Instrumen ini berfungsi
untuk mengamati bagaimana cara guru membelajarkan siswa dalam upaya untuk
meningkatkan keterampilan mengungkapkan monolog descriptive sederhana dalam
bahasa Inggris yang berterima menggunaka sistim ICARE yang juga dilengkapi
dengan notefield (temuan lapangan) yang bermanfaat untuk mencatat
kejadian-kejadian diluar target penelitian.
c. Angket untuk siswa
Angket ini dipergunakan
sebagai bahan cross check hasil pengamatan pengamat yang dipadukan dengan
pendapat siswa selama mengalami proses pembelajaran.
d. Dokumen Nilai Keterampilan Berbicara Siswa secara
Individu
Dokumen nilai ini
dipergunakan untuk mengetahui atau mengukur keterampilan siswa sebagai hasil
pembelajaran secara individu.
Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui hasil
penelitian maka diperlukan data. Untuk mengumpulkan data dibutuhkan alat pengumpul data. Dalam
penelitian ini dibutuhkan alat pengumpul data yaitu lembar observasi yang
dipergunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru, dan angket untuk
melakukan klarifikasi antara hasil observasi oleh pengamat dengan responden
selaku obyek yang diteliti dalam upaya meminimalkan kesenjangan hasil
penelitian yang diperoleh dari pengolahan data. Teknik analisis data yang
dilakukan adalah analisis kualitatif dan kuantitaif. Analisis kualitatif
dipergunakan untuk mengelolah data hasil pengamatan selama proses pembelajaran,
sedangkan analisis kuantitatif dipergunakan untuk mengolah data hasil belajar
untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa mengungkapkan monolog
descriptive sederhana lisan yang berterima.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tanjab Timur dengan subjek yang
diteliti siswa kelas VII.D. Karena saya
mengajar di kelas ini dipandang cukup representatif untuk penelitian tindakan
kelas karena di kelas ini jumlah
siswanya 26 orang, sehingga dirasa cukup ideal.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Februari 2022
sampai dengan bulan April 2022.
Personalia Peneliti
1. Ketua peneliti :
a. Nama Lengkap dan Gelar :
Ameliza,S.Pd
b. Golongan / pangkat / NIP
: III/C/Penata/197810232009032002
c. Jabatan Fungsional : Guru Dewasa
d. Instansi Induk : Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
e. Bidang Keahlian : Pendidikan Bahasa Inggris
f. Waktu untuk penelitian ini:
12 minggu
Tugas :
a. Bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan kegiatan
b. Menyusun perencanaan PBM
berbasis multi media
c. Terlibat dalam semua jenis
kegiatan
d. Menyusun Laporan
3. Anggota Peneliti 1 (teman
sejawat).
a. Nama lengkap dan gelar
Imeldaroza,S.Pd
b. Golongan/pangkat/NIP :
III/C/Penata/196808132006042005
c. Jabatan Fungsional :Guru di
SMP Negeri 2 Tanjab Timur
4. Sekolah : SMP Negeri 2
Tanjab Timur
a. Kabupaten : Tanjung Jabung
Timur
b. Bidang keahlian : Pendidikan
Bahasa Inggris
5. Waktu untuk penelitian ini :
12 minggu
6. Tugas :
a. Menganalisis konsep yang ada
di GBPP
b. Menyusun perencanaan PBM
berbasis multi media
c. Menyusun instrument
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan
kelas ini berangkat dari kesulitan yang dialami guru atau penulis ketika
membelajarkan siswa berbahasa Inggris lisan khususnya untuk mengungkapkan
bahasa Inggris secara lisan dan berterima. Pada umumnya siswa kelas VII.D SMP
Negeri 2 Tanjab Timur kurang mampu mengungkapkan bahasa lisan walaupun mereka
telah mengalami pembelajaran dalam beberapa bahasan pada siklus lisan. Masih
terdapat 40% siswa belum terampil mengungkapkan bahasa Inggris secara lisan.
Sedangkan 60% lainnya mampu mengungkapkan dengan frekuensi rata-rata dua sampai
dengan tiga kalimat saja dan dengan cara menghafalkan tulisan.Data ini diambil
dari data empiris dokumen siswa kelas VII tahun yang lalu dan data dokumen guru
penilaian berbicara bahasa Inggris siswa pada semester gasal tahun ini. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas dan
disusunlah suatu rencana pembelajaran yang menggunakan sistim ICARE yang
dirancang dalam tiga siklus pembelajaran.
Aktivitas pembelajaran
pada siklus I
1. Persiapan Tindakan
Sebelum melaksanakan
tindakan guru menyusun rencana pembelajaran berdasarkan silabus yang telah
disusun. Secara bersama-sama tim peneliti yang terdiri dari peneliti dan satu
orang pengamat selaku anggota menyusun rencana pembelajaran bahasa Inggris
lisan monolog descriptive lisan sederhana yang berterima menggunakan sistim ICARE untuk siswa kelas
VII.D SMP Negeri 2 Tanjab Timur. Untuk kelancaran proses pembelajaran maka
rencana pembelajaran tersebut dilengkapi dengan bahan ajar, media pembelajaran
berupa gambar-gambar wajah orang dan alat penilaian. Untuk kepentingan
perolehan hasil penelitian dipersiapkan juga alat observasi untuk siswa dan guru dan angket untuk siswa.
Pada tahap awal guru melakukan observasi kelas mengenai jumlah dan tatanan
ruang atau susunan bangku siswa, melakukan pengecekan kehadiran siswa dan
memberi semangat belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam waktu 2 kali 40 menit dengan
langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
a. Di awal pembelajaran guru
memperkenalkan (Introduce) Tujuan Pembelajaran dan melakukan permainan
pembentukan sikap siswa “ Hello dan Hai”.
b. Guru melakukan curah
pendapat tentang warna dengan cara menanyakan macam-macam warna melalui benda
yang ditunjuk, hal ini merupakan upaya guru untuk mengkaitkan (Connect) tujuan
pembelajaran dengan kehidupan nyata kemudia melakukan klarifikasi pengentahuan
siswa tentang warna tersebut dengan cara bertanya kepada beberapa siswa secara
acak. Kemudian melakukan curah pendapat tentang warna rambut, kulit dan mata.
c. Guru melakukan pemodelan
dan mengkaitkan Possessive Pronoun “his and her” dengan menyebutkan macam dan
jenis rambut, kulit dan mata berdasarkan siswa yang dideskripsikan. Dilanjutkan
dengan beberapa siswa menerapkan (Apply) pemodelan yang telah dilakukan guru
yaitu mengkaitkan Possessive Pronoun “his and her” dengan menyebutkan macam dan
jenis rambut, kulit dan mata didalam mendiskripsikan teman-temannya.
d. Guru melakukan refleksi
(Reflect) pembelajaran dengan curah pendapat tentang macam-macam dan jenis
warna rambut, kulit, mata dan wajah orang dengan cara meminta siswa menyebutkan
dan mencatat di buku pribadinya.
e. Untuk mempermudah siswa
mendiskripsikan seseorang maka guru mengajak siswa menyebutkan kembali hal-hal
esensi untuk dideskripsikan dan ditulis dalam clue-clue atau berupa peta
konsep.
f. Untuk memperluas (Extend)
pengetahuan atau pengalaman siswa maka siswa belajar bersosial dalam kelompok
empat orang, setiap kelompok diberi gambar orang yang harus dideskripsikan dan
diberi alat penilaian proses pembelajaran dengan kriteria untuk mengetahui
seberapa jauh siswa sudah terampil mengungkapkan monolog descriptive untuk
mendeskripsikan orang selama proses pembelajaran, bagi siswa yang belum
mencapai kompetensi dalam penilaian proses ini mereka harus mengikuti
pembelajaran remidial dengan tutor sebaya.
g. Kegiatan paling akhir, guru
melakukan penilaian individu, hal ini dilakukan dengan cara setiap siswa secara
individu mendeskripsikan salah satu dari wajah orang-orang terkenal/favorit
siswa yang telah dipersiapkan guru, sehingga siswa dapat memilih siapa orang
terkenal atau favorit yang mereka suka dan harus dideskripsikan.
Observasi
a. Pada awal pembelajaran
(Introduce) siswa terlihat sangat senang dan antusias mendengarkan guru
menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaat pembelajaran monolog descriptive
yang dapat dipergunakan untuk mendiskripsikan orang-orang yang dicari atau
orang-orang terkenal. Begitu juga ketika guru mengkaitkan pembelajaran dengan
melakukan curah pendapat dan tanya jawab secara berpasangan, kompetensi sikap
siswa pada umumnya mulai terbentuk, hanya ketika siswa belajar dalam kelompok
empat orang ada beberapa siswa yang belum mampu mengelolah diri sehingga
melakukan penyimpangan belajar terlihat seperti tidak mempunyai keinginan untuk
berlatih mendiskripsikan gambar yang dimiliki dengan teman-teman dalam
kelompoknya atau mungkin gaya belajar siswa, hanya saja gaya belajar ini tidak
menjadi target penelitian.
b. Pada saat menerapkan monolog
descriptive lisan yang berterima ini, pada umumnya siswa mampu mengungkapkan 5
(lima) bagian wajah yang dideskripsikan tetapi
sebagian siswa masih sering melakukan kesalahan pada Kompetensi
linguistik khususnya pada penggunaan “to be are” yang dipergunakan untuk
mendiskripsikan mata yang dalam bahasa Inggris berbentuk jamak. Kelihatannya
siswa pada umumnya terkecoh penggunaan “to be is” yang dipergunakan untuk
mendiskripsikan 4 (Empat) dari 5 (lima) bagian wajah yang dideskripsikan.
Kesalahan juga sering dilakukan siswa pada saat mengucapkan warna yang semu
misalnya kemerah-merahan seharusnya dikatakan [redist] tetapi siswa sering
mengucapkan sepenggal-sepenggal berdasarkan asal kata jadiannya yaitu
“red-ist”.
c. Kesalahan pengucapan
(Pronunciation) pada Kompetensi Tindak tutur sebagai pembuka pembicaraan yaitu
kata “describe” [di’skraib] sering diucapkan [di’skrib].
d. Gambar yang dideskripsikan guru
kurang besar, sehingga kurang jelas untuk diamati bagi siswa yang duduk
dibangku belakang.
e. Pada penilaian individu
beberapa siswa, cenderung melihat peta konsep.
4. Analisis dan refleksi
a. Bila dilihat dari aktivitas
siswa pada perkenalan (Introduce) dan hubungkan (Connect) yang pada umumnya
sangat antusias dan merasa senang selama proses pembelajaran monolog
descriptive menggunakan sistim ICARE, menunjukan bahwa sistim ini dengan
langkah-langkah Introduction, Connect, Apply, Reflect dan Extend (ICARE), mampu
menciptakan situasi yang kondusif dan menyenangkan, karena siswa merasa bebas
untuk mengungkapkan pendapatnya sehingga muncul rasa percaya diri. Hal ini juga
terlihat ketika waktu istirahat, ternyata semua siswa lebih cenderung ingin
melanjutkan pembelajaran dari pada istirahat.
b. Pada umumnya siswa mampu
mengungkapkan 5 (lima) kalimat yang ditargetkan dalam pembelajaran secara lisan
yang berterima, untuk mendiskripsikan wajah seseorang. Untuk itu monolog
descriptive pada pertemuan berikutnya dapat ditingkatkan jumlah kosakatanya.
c. Untuk mencapai Discourse
Competence yaitu menggunakan bahasa Inggris yang berterima perlu pembelajaran
ulang yang diprogramkan pada siklus ke 2 (dua) sebagai berikut:
• Penekanan pada penggunaan
to be untuk benda jamak yaitu “are” agar siswa tidak terkecoh dengan penggunaan
to be “is”.
• Perbaikan pengucapan kata
“describe” [di’skraib] yang sering diucapkan [di’skrib]. Pada kalimat pembuka
pembicaraan.
• Perbaikan pengucapan kata
jadian tentang warna semu, agar diucapkan utuh, tidak terpenggal antara kata
dasar dengan afiknya.
• Monitoring guru ketika
siswa belajar kelompok perlu ditingkatkan agar siswa dapat memanfaatkan waktu
untuk berlatih dalam kelompoknya atau dibentuk kelompok yang lebih besar agar
guru lebih mudah untuk memantau.
Hasil analisis angket siswa
Dari hasil angket yang
dipergunakan sebagai informasi klarifikasi antara pengamat dengan siswa yang
mengalami pembelajaran, dijelaskan sebagai bahwa selama proses pembelajaran
sampai dengan penilaian, langkah-langkah yang dilakukan guru sesuai dengan
rencana pembelajaran. Hal ini dapat diperoleh dari 26 siswa memberi centangan
“ya” pada urutan proses pembelajaran sampai dengan penilaian. Pada hasil
pembelajaran seluruh siswa menyatakan pembelajaran tersebut menyenangkan,
membuat mereka percaya diri, mereka lebih sering mengungkapkan dengan bahasa
mereka sendiri dan siswa merasa keterampilan mengungkapkan bahasa Inggris lisan
meningkat.
Tabel 4.1
Penilaian Individu Siswa Siklus I
Mengungkapkan Monolog Descriptive lisan sederhana yang berterima
No Nama Aspek Yang Dinilai Nilai
Komentar
A B C D
1 Student 1 34 20 20 12 86
2 Student 2 34 16 16 12 78
3 Student 3 27 12 12 12 63
4 Student 4 20 12 12 4 46
5 Student 5 27 16 12 12 67
6 Student 6 27 16 20 12 75
7 Student 7 34 16 12 12 74
8 Student 8 27 16 20 4 67
9 Student 9 34 20 20 12 86
10 Student 10 27 16 16 4 63
11 Student 11 34 16 20 12 82
12 Student 12 34 20 20 12 86
13 Student 13 27 20 20 12 79
14 Student 14 27 20 12 12 69
15 Student 15 27 20 20 12 79
16 Student 16 34 20 30 12 96
17 Student 17 34 20 20 12 86
18 Student 18 20 12 20 4 56
19 Student 19 34 18 16 12 80
20 Student 20 34 18 20 12 84
21 Student 21 27 18 20 12 79
22 Student 22 34 18 16 12 80
23 Student 23 27 16 20 12 75
24 Student 24 27 18 20 12 79
25 Student 25 27 18 16 12 73
26 Student 26 27 20 16 12 75
Jumlah 772 452 466 288 1963
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan
bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
D=Struktur (Structure)
Dari data penilaian guru
(Penilaian Individu) dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Rata-rata skor pemahaman :
772 : 26 = 29,69
• Rata-rata skor pengucapan :
452 : 26 = 17,38 siswa cukup sering melakukan kesalahan pengucapan, untuk itu
perlu perbaikan pada aktivitas pembelajaran yang akan datang.
• Rata-rata skor kelancaran :
466 : 26 = 17,92 Hasil penilaian pada aspek kelancaran menurut data penilaian
siswa diperoleh rata-rata nilai 16 bila dikonversikan dengan kriteria nilai
artinya siswa pada umumnya cukup lancar didalam mengungkapkan monolog
descriptive lisan. Setelah didiskusikan dengan tim pengamat dimungkinkan
peningkatan kelancaran siswa ini terjadi karena terdapat waktu untuk melatih
diri secara individu ketika siswa menunggu giliran saat penilaian individu.
Walaupun demikian untuk mencapai hasil yang optimal perlu latihan lebih
intensif sebelum siswa mendapat giliran penilaian individu.
• Rata-rata skor struktur
kalimat : 288 : 26 = 11,07. Data ini bila dikonversi dengan tabel kriteria
penilaian individu monolog descriptive yang dilakukan guru pada siklus I,
menunjukkan bahwa pada umumnya siswa kadang salah menggunakan struktur kalimat
yang benar dalam mengungkapkan monolog descriptive ini.
Aktivitas pembelajaran pada siklus II
1. Persiapan Tindakan
Seperti yang telah
dilakukan pada persiapan tidakan pada siklus I sebelum melakukan tindakan guru
dan anggota penelitian secara berkolaborasi menyusun rencana pembelajaran
berdasarkan silabus yang telah disusun. Pada siklus II ini rencana pembelajaran
bahasa Inggris lisan monolog descriptive lisan sederhana yang berterima menggunakan sistim ICARE untuk siswa kelas
VII.D SMP Negeri 2 Tanjab Timur dirancang dengan aktivitas lanjutan dari siklus
I antara lain: Topik bahasan tentang Human’s body description. Target kosakata/
kalimat yang harus diungkapkan dalam monolog descriptive kali ini sejumlah 5
kalimat dan perbaikan pengucapan pada kata “describe”, kata jadian warna semu,
penggunaan “to be are”, dan penambahan kriteria penilaian pada kompetensi
linguistik. Untuk kelancaran proses pembelajaran maka rencana pembelajaran
tersebut dilengkapi dengan bahan ajar, media pembelajaran berupa gambar-gambar
wajah orang dan alat penilaian. Untuk kepentingan perolehan hasil penelitian
yang optimal dipersiapkan juga alat observasi
untuk siswa dan guru dan angket untuk siswa. Awal guru melakukan
observasi kelas mengenai jumlah dan tatanan ruang atau susunan bangku, pada
siklus II ini siswa dibagi dalam kelompok sepuluh agar mudah untuk dipantau selama
proses pembelajaran. Peneliti juga mengajak siswa berdo’a, melakukan pengecekan
kehadiran siswa dan memberi semangat belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan di siklus II ini guru melakukan pembelajaran
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengawali aktivitas
tindakan, guru memperkenalkan (Introduce) Tujuan Pembelajaran dan melakukan
review pembelajaran berkaitan dengan deskripsi wajah seseorang, agar siswa
dapat merecall atau mengkaitkan kembali pengetahuan atau keterampilan yang
sudah didapatkan pada siklus I, dengan menggunakan poster/gambar yang cukup
besar dan dapat diamati siswa yang duduk dibagian bangku belakang. Beberapa
siswa diminta untuk mendemonstrasikan kembali keterampilan mengungkapkan
monolog descriptive lisan dengan cara mendiskripsikan gambar wajah seseorang
yang terkenal. Pada aktivitas tersebut guru juga mengklarifikasi pengucapan
kata jadian yang menunjukkan warna semu agar tidak diucapkan terpenggal antara
kata dasar dan afiknya atau diucapkan langsung dalam satu kata.
b. Berikutnya guru
menghubungkan (Connect) topik bahasan dengan melakukan curah pendapat tentang
kata sifat yang dipergunakan untuk menghubungkan topik bahasan dengan diskripsi
tubuh manusia misalnya, short, tall, fat, thin.
c. Guru melakukan klarifikasi
pengetahuan siswa tentang kata sifat yang dipergunakan untuk mendiskripsikan
tubuh manusia, melalui permainan tanya jawab, arti kata atau lawan kata.
d. Guru sebagai model,
menerapkan (Apply) kata ganti subyek “He dan She” dengan mengkaitkan beberapa
kata sifat dan kata kerja “wears” berdasarkan siswa yang dideskripsikan.
e. Beberapa siswa ikut
menerapkan model guru satu sama lain saling mendiskripsikan postur tubuh
mereka.
f. Guru melakukan refleksi
(Reflect) melaui curah pendapat tentang hal-hal yang harus dideskripsikan
dengan cara menambahkan clues pada peta konsep, sehingga jumlah clue dari 5
(deskripsi wajah) ditambah 3 (deskripsi postur tubuh) dan 2 kalimat yang
menggunakan kata kerja ”wears” yang diikuti dengan kata benda berhubungan
dengan pakaian sehingga jumlah Iclue menjadi 10. Kemudian siswa menyalin dalam
buku pribadi siswa.
g. Untuk memperluas pengetahuan
siswa maka guru mengkondisikan siswa untuk berlatih dalam kelompok untuk
mendiskripsikan orang berdasarkan gambar dengan menggunakan 10 clues dan memberi penjelasan ulang tentang kriteria
penilaian kemudian melakukan penilaian proses dengan memilih ketua kelompok
sebagai koordinator penilai.
h. Guru melakukan pendampingan
dan mengingatkan pada siswa tentang pengucapan “describe” dan penggunaan “to be
are” yang sering salah.
i. Guru memberi kesempatan
siswa untuk berlatih mendiskripsikan orang-orang terkenal berdasarkan gambar
secara acak sebelum melakukan penilaian individu. Agar siswa lebih bersemangat
maka aktivitas ini dilakukan di luar kelas dengan diberi motivasi diperbolehkan
duduk bagi siswa yang sudah siap diuji secara individu.
j. Guru melakukan penilaian
individu bagi siswa yang sudah siap diuji.
. Observasi
a. Berdasarkan pengamatan,
aktivitas pembelajaran pada siklus II ini siswa lebih bersemangat dan lebih
percaya diri dibandingkan dengan proses pembelajaran pada siklus I.
b. Pada umumnya siswa terampil
mengungkapkan monolog descriptive walaupun jumlah kosakata/kalimat ditingkatkan
100%, dengan pengucapan yang relatif
benar dan lancar.
c. Masih ada beberapa siswa
yang masih menggunakan “to be is” untuk mendiskripsikan mata, tetapi sebagian
besar sudah benar. Begitu juga pada pengucapan“describe” dan mengungkapkan kata
jadian untuk warna semu pada umumnya sudah benar.
Analisis dan refleksi
1) Model pembelajaran monolog
descriptive lisan sederhana yang berterima menggunakan ICARE yang diterapkan
pada siklus II ini mampu membangkitkan semangat siswa dalam belajar di kelas
dan membuat siswa lebih percaya diri dibandingkan dengan proses pembelajaran
pada siklus I, karena siswa sudah terbiasa (familiar) dengan model pembelajaran
ini.
2) Hasil analisis angket siswa
juga menunjukkan hal yang sama yaitu selama proses pembelajaran sampai dengan
penilaian, langkah-langkah yang dilakukan guru sesuai dengan rencana
pembelajaran. Hal ini dapat diperoleh dari 26 siswa yang hadir memberi
centangan pada kolom “ya” pada angket proses pembelajaran sesuai yang dialami
siswa. Seluruh siswa juga menyatakan bahwa selama pembelajaran melalui aktivitas curah pendapat
ini menyenangkan, membuat mereka percaya diri, siswa lebih sering mengungkapkan
dengan bahasa mereka sendiri dan siswa merasa keterampilan mengungkapkan bahasa
Inggris lisan mereka meningkat.
Tabel 4.2
Penilaian Individu Siswa Siklus II
Mengungkapkan Monolog Descriptive lisan sederhana yang berterima
No Nama Aspek Yang Dinilai Nilai
Komentar
A B C D
1 Student 1 34 20 20 12 86
2 Student 2 34 20 16 12 82
3 Student 3 27 16 12 12 67
4 Student 4 27 16 12 12 67
5 Student 5 27 16 12 12 67
6 Student 6 27 16 20 12 77
7 Student 7 34 16 16 12 78
8 Student 8 27 16 20 12 67
9 Student 9 34 20 20 12 86
10 Student 10 27 16 16 12 71
11 Student 11 34 16 20 12 82
12 Student 12 34 20 20 12 86
13 Student 13 27 20 20 12 79
14 Student 14 27 20 16 12 75
15 Student 15 27 20 20 12 79
16 Student 16 34 20 30 12 96
17 Student 17 34 20 20 12 96
18 Student 18 27 16 20 4 56 Belum
siap
19 Student 19 34 18 20 12 84
20 Student 20 34 20 20 12 86
21 Student 21 27 18 20 12 77
22 Student 22 34 20 20 12 86
23 Student 23 27 16 20 12 75
24 Student 24 27 18 20 12 77
25 Student 25 27 18 16 12 73
26 Student 26 27 20 16 12 75
Jumlah 786 472 482 304 2109
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan
bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
D=Struktur (Structure)
Data yang diperoleh guru ketika melakukan penilaian individu siswa
sejumlah 26 (dua puluh delapan ), karena 1 siswa menyatakan belum siap
sedangkan waktu pembelajaran sudah usai,
dipaparkan sebagai berikut:
• Rata-rata skor pemahaman :
786 : 26 = 30,23. Terdapat selisih 0,75 dengan penilaian siswa tetapi hal ini
tidak menimbulkan kesenjangan karena bila dikonversikan dengan kriteria nilai
maka kemampuan siswa mengungkapkan rata-rata berkisar lebih dari 5 kalimat atau
mendekati 6 kalimat. Sehingga pada pembelajaran yang akan datang perlu
ditingkatkan jumlah kosa kata/ kalimatnya.
• Rata-rata skor pengucapan :
472 : 26 = 18,15, terdapat selisih 0,83. Bila dikonversikan dengan kriteria
nilai artinya siswa cukup sering melakukan kesalahan pengucapan, untuk itu
perlu perbaikan pada aktivitas pembelajaran yang akan datang dan selisih angka
ini tidak menimbulkan perbedaan antara data siswa dibandingkan data guru.
• Rata-rata skor kelancaran :
482 : 26 = 18,53 terdapat selisih 0,44. Hasil penilaian pada aspek kelancaran
terdapat perbedaan antara hasil penilaian siswa disbanding penilaian guru.
Menurut data penilaian siswa diperoleh rata-rata nilai 20 bila dikonversikan
dengan kriteria nilai artinya siswa pada umumnya cukup lancar didalam
mengungkapkan monolog descriptive lisan, tetapi berdasarkan data penilaian guru
diperoleh rata-rata nilai 20,44 artinya siswa pada umumnya lancar didalam
mengungkapkan monolog descriptive lisan. Setelah didiskusikan dengan tim
pengamat dimungkinkan peningkatan kelancaran siswa ini terjadi karena terdapat
waktu untuk melatih diri secara individu ketika siswa menunggu giliran saat
penilaian individu atau siswa lebih serius bila dinilai guru. Walaupun demikian
untuk mencapai hasil yang optimal perlu latihan lebih intensif sebelum siswa
mendapat giliran penilaian individu.
• Rata-rata skor struktur
kalimat : 304 : 26 = 11,69. Data ini bila dikonversi dengan tabel kriteria
penilaian individu monolog descriptive yang dilakukan guru pada siklus II,
menunjukkan bahwa pada umumnya siswa mampu menggunakan struktur kalimat yang
benar dalam mengungkapkan monolog descriptive ini.
Aktivitas pembelajaran pada siklus III
a. Persiapan Tindakan
1) Berdasarkan hasil paparan analisis
dan refleksi pada siklus II bahwa pada umumnya siswa telah mencapai Discourse
Competence untuk aktivitas pembelajaran bahasa Inggris lisan, dan menunjukkan
kemampuan mengungkapkan monolog descriptive sederhana yang berterima meningkat,
dimana unsur-unsur kompetensi pendukungnya juga pada umumnya telah dikuasai siswa, maka tim penelitian
sepakat pada siklus III, merancang untuk membelajarkan siswa 2 siswa yang tidak
hadir dan 1 siswa yang belum siap diuji lisan secara individu pada siklus II.
2) Agar seluruh siswa ikut
belajar maka pembelajaran monolog descriptive melalui sistim ICARE ini
dilakukan menggunakan tutor sebaya.
3) Seperti pada siklus-siklus
yang lalu, sebelum guru melaksanakan tindakan guru dengan tim penelitian
menyusun rencana pembelajaran berdasarkan silabus yang telah disusun. Untuk
proses pembelajaran maka rencana pembelajaran dilengkapi dengan bahan ajar,
media pembelajaran berupa gambar/poster orang dan alat penilaian. Untuk
kepentingan perolehan hasil penelitian dipersiapkan juga alat observasi untuk siswa dan guru juga angket untuk siswa.
Pada tahap awal guru melakukan observasi kelas mengenai jumlah dan tatanan
ruang atau susunan bangku siswa, mengajak siswa berdo’a kemudian melakukan
pengecekan kehadiran siswa, melakukan pembelajaran sikap dan memberi semangat
belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Mengawali aktivitas
tindakan, membagi kelas menjadi empat kelompok dengan mengkondisikan 2 siswa
yang tidak hadir dan 1 siswa yang belum siap diuji pada siklus II dibagi rata
pada masing-masing kelompok, dan menentukan ketua kelompok dan beberapa tutor
sebaya yang bertanggung jawab tentang keberhasilan siswa yang tidak hadir pada
siklus II.
2) Pada awal pembelajaran guru
memperkenalkan (Introduce) Tujuan Pembelajaran dan fungsi sosialnya
(Lifeskills) dan menjelaskan bahwa pembelajaran ini masih berkaitan dengan
monolog descriptive dengan topik lanjutan The Human’s Body description.
3) Guru melakukan review
pembelajaran berkaitan dengan aktivitas tindakan pada siklus I yaitu dengan melakukan
permainan kuis mendeskripsikan wajah seseorang, dengan menggunakan
poster/gambar yang cukup besar dan dapat diamati siswa yang duduk dibagian
bangku belakang.
4) Beberapa siswa diminta
mendemonstrasikan kembali mengungkapkan monolog descriptive dengan
mendiskripsikan gambar wajah beberapa orang terkenal seperti artis, pahlawan,
pemimpin negara dan sebagainya.
5) Melalui tutor sebaya guru
melakukan klarifikasi pengetahuan siswa tentang kata sifat yang dipergunakan
untuk mendiskripsikan tubuh manusia, melalui permainan tanya jawab, arti kata
atau lawan kata.
6) Pada tahap terapan (Apply),
guru memodelkan kata ganti subyek “He dan She” dengan mengkaitkan beberapa kata
sifat berdasarkan siswa yang dideskripsikan. Kemudian berapa siswa melakukan
model guru satu sama lain saling mendiskripsikan postur tubuh mereka.
7) Guru melakukan refleksi
(Reflect) melalui permainan curah pendapat tentang hal-hal yang harus
dideskripsikan dengan cara menulis clues pada peta konsep, sehingga jumlah clue
dari 5 (deskripsi wajah) ditambah 3 (deskripsi postur tubuh) dan 2 kalimat
lainnya menggunakan kata kerja “wears” yang diikuti dengan kata benda yang
berhubungan dengan pakaian untuk dua kalimat yang lain, sehingga jumlah kosa
kata menjadi 10 kalimat dan jumlah clue juga menjadi 10.
8) Guru mengkondisikan siswa
untuk berlatih dalam kelompok yang dipandu oleh tutor sebaya, untuk
mendiskripsikan orang berdasarkan gambar dengan menggunakan 10 clues, disamping
itu tutor sebaya memberi penjelasan ulang kriteria penilaian.
9) Aktivitas dilanjutkan dengan
melakukan penilaian proses pembelajaran. Ketua kelompok sebagai koordinator
penilai dan melaporkan kepada guru tentang keberhasilan siswa dalam kelompok.
10) Guru memberi kesempatan siswa
untuk berlatih mendiskripsikan orang-orang terkenal berdasarkan gambar secara
acak sebelum melakukan penilaian individu. Agar siswa lebih bersemangat maka
aktivitas ini dilakukan di luar kelas dengan diberi motivasi diperbolehkan
duduk bagi siswa yang sudah siap diuji secara individu.
Observasi
a. Selama pembelajaran seluruh
siswa terlihat tetap bersemangat dan sangat percaya diri khususnya siswa yang
terpilih menjadi tutor sebaya sedangkan siswa yang lain terlihat sangat
konsentrasi.
b. Proses pembelajaran terkesan
lebih cepat dan efektif karena para tutor sebaya mendominasi pertanyaan guru
ketika melakukan aktivitas curah pendapat, dan muncul kosa kata baru seperi
barcellet, earings, neclacke, veil.
c. Terdapat 1 orang yang belum
mencapai KKM pada saat penilaian proses pembelajaran. Proses penilaian individu
untuk 12 siswa terlihat lancar dan beberapa siswa yang sudah diuji pada siklus
II mengajukan ujian perbaikan. Begitu juga para tutor sebaya terlihat juga
ingin melakukan ujian perbaikan atau ujian ulangan.
Analisis dan refleksi
a. Secara kualitatif selama
proses pembelajaran disiklus III ini, seluruh siswa terlihat bersemangat dan
sangat percaya diri khususnya para tutor sebaya. Hal ini menunjukkan bahwa
keterampilan para tutor sebaya ini bukan hanya sekedar hafalan, tetapi
merupakan keterampilan yang dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Selama proses pembelajaran
terkesan lebih cepat dan efektif karena sebagian besar siswa mendapatkan
pembelajaran ulang karena itu utamanya para tutor sebaya selalu mendominasi
pertanyaan guru pada tahap menghubungkan (Connect). Munculnya kosa kata baru
seperti barcellet, earings, neclacke, veil, berasal dari kreativitas siswa
setelah memperhatikan beberapa gambar yang lain.
c. Hasil analisis data dari
angket siswa pada siklus III ini menunjukkan hal yang sama dengan siklus-siklus
sebelumnya yaitu seluruh siswa menyatakan bahwa selama pembelajaran menggunakan sistim ICARE ini
menyenangkan, membuat mereka percaya diri, siswa lebih sering mengungkapkan dengan
bahasa mereka sendiri dan siswa merasa keterampilan mengungkapkan bahasa
Inggris lisan mereka meningkat.
d. 1 siswa yang belum mencapai
kompetensi saat penilaian proses pembelajaran pada umumnya mereka kurang lancar
dalam mengungkapkan monolog descriptive, sehingga guru meminta tutor sebaya
untuk melakukan pembelajaran remidiasi berdasarkan saran-saran dari guru.
Tabel 4.3
Penilaian Individu Siswa Siklus III
Mengungkapkan Monolog Descriptive lisan sederhana yang berterima
No Nama Aspek Yang Dinilai Nilai Komentar
A B C D
1 Siswa 1 40 20 20 12 92
2 Siswa 2 34 20 20 16 90
3 Siswa 3 40 20 20 12 92
4 Siswa 4 30 20 20 20 90
5 Siswa 5 40 20 20 20 100
6 Siswa 6 40 20 20 20 100
7 Siswa 7 34 20 20 20 64
8 Siswa 8 40 20 20 20 100
9 Siswa 9 40 16 16 20 92
10 Siswa 10 40 20 16 20 96
11 Siswa 11 34 20 20 20 64
12 Siswa 12 40 20 20 20 100
13 Siswa 13 40 20 20 20 100
14 Siswa 14 34 20 20 20 64
15 Siswa 15 34 20 20 20 64
16 Siswa 16 40 20 20 20 100
17 Siswa 17 40 20 20 20 100
18 Siswa 18 40 20 20 20 100
19 Siswa 19 40 20 20 20 100
20 Siswa 20 40 20 20 20 100
21 Siswa 21 40 20 20 20 100
22 Siswa 22 34 20 20 20 64
23 Siswa 23 40 20 20 20 100
24 Siswa 24 40 20 20 20 100
25 Siswa 25 40 20 20 20 100
26 Siswa 26 34 20 20 20 64
Jumlah 988 516 512 500 2336
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan
bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
D=Struktur (Structure)
Pada penilaian individu siswa sejumlah 26 orang, dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Rata-rata skor pemahaman :
988 : 26 = 38. Rata-rata nilai ini bila dikonversikan dengan kriteria penilaian
monolog descriptive secara individu pada siklus III (Kriteria penilaian
terlampir) , maka ke 32 siswa yang dibelajarkan telah terampil mengungkapkan
monolog descriptive dengan rata-rata 10 kalimat. Untuk mencapai Discourse
Competence hasil penilaian dapat paparkan berikut ini.
b. Rata-rata skor pengucapan :
516 : 26 = 19,84. Pada aspek pengucapan rata-rata nilai ini bila dikonversikan
dengan kriteria penilaian monolog descriptive penilaian individu pada siklus
III menunjukkan bahwa pada umumnya siswa telah mampu mengucapkan
kalimat-kalimat monolog descriptive dengan benar dan jelas walaupun sebagian
kecil siswa masih kadang-kadang melakukan kesalahan pengucapan tetapi masih dalam
batas kewajaran.
c. Rata-rata skor kelancaran :
512 : 26 = 19,69. Angka ini bila dikonversikan dengan kriteria penilaian
individu monolog descriptive yang dilakukan guru pada siklus III,
mengindikasikan bahwa ke 32 siswa di kelas VII.6 pada umumnya didalam
mengungkapkan monolog descriptive lisan mereka lancar sampai dengan sangat
lancar.
d. Rata-rata skor struktur
kalimat : 500 : 26 = 19,23 Data ini bila dikonversi dengan kriteria penilaian
individu monolog descriptive yang dilakukan guru pada siklus III, menunjukkan
bahwa pada umumnya siswa mampu menggunakan struktur kalimat yang benar dalam
mengungkapkan monolog descriptive menggunakan bahasa Inggris lisan.
Pembahasan
1. Pada awal pembelajaran
siklus I terlihat semua siswa tertarik dengan penjelasan guru pada tahap
pengenalan tujuan pembelajara
(Introduce) karena guru memberi penjelasan tentang fungsi sosial
(lifeskills) yang akan mereka dapatkan dalam pembelajaran monolog descriptive,
yaitu sebagai keterampilan yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk
mendiskripsikan orang hilang, orang yang dicari atau orang terkenal / favorit
siswa. Tujuan pembelajaran ini sesuai dengan konsep Kurikulum 2004, Penjelasan
ini menunjukkan bahwa kurikulum ini berorientasi pada pengembangan kompetensi
wacana sebagai lifeskills, yakni kemampuan berkomunikasi untuk membantu siswa
menjalani kehidupan sehari-hari (Depdiknas 2004:7)
2. Menurut Decentralized Basic
Education (DBE) 2006;23 menyatakan bahwa:”Tujuan dari pendidikan kecakapan
hidup adalah untuk memberdayakan anak-anak agar dapat melanjutkan mengembangkan
pengetahuan dan kecakapan sehingga mereka dapat hidup dimanapun dan mampu
menggunakan sarana-prasarana di sekitar mereka untuk mendukung mengembangkan
kualitas hidup mereka”, oleh karena itu desain pembelajaran bahasa Inggris
lisan monolog descriptive menggunakan sistim ICARE ini mampu memberdayakan
siswa untuk mengungkapkan sesuatu berdasarkan pengalaman belajarnya, sehingga
pengetahuan mereka menjadi bermakna, siswa akhirnya senang belajar untuk
mengembangkan kualitas hidup mereka.
3. Terapan aktivitas lifeskills
khususnya pada aspek social skill terlihat ketika siswa belajar dalam kelompok,
siswa saling menunjukkan keterampilannya mengungkapkan monolog descriptive
berdasarkan gambar-gambar, mereka saling memberitahu kekurangan atau kesalahan
yang dilakukan temannya. Satu lagi terlihat ketika siswa melakukan pembelajaran
remedial dengan tutor sebaya atau pelaksanaan pembelajaran pada siklus III,
terlihat para tutor sebaya mampu membimbing teamn-temannya didalam
pembelajaran.
4. Pada tahapan Connect siswa
mendapat kesempatan mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya berdasarkan
pengalaman belajar mereka, didalam aktivitas ini membentuk rasa percaya diri
siswa, rasa senang, minat belajar dan kebermaknaan pembelajaran. Hal ini
terlihat ketika mereka mengungkapkan pendapatnya mereka menyampaikannya dengan
ceria, penuh harapan bahwa idenya akan bermanfaat atau terpakai. Aktivitas ini
mengubah paradigma konvensional yaitu belajar berpusat pada guru (teaching)
menjadi belajar berpusat pada siswa (learning). Ternyata aktivitas ini seperti
yang diharapkan dari Kurikulum Tahun 2013 atau K13.
5. Hasil belajar yang diperoleh
siswa adalah bukan hasil pemindahan pengetahuan guru kesiswa (Tranfer of
Learning) atau hafalan, tetapi merupakan hasil kreativitas siswa mengkonstruksi
pengetahuan mereka. Ini dapat dibuktikan pada saat pembelajaran siklus III,
para tutor sebaya ataupun siswa yang lain lebih mampu mengungkapkan monolog
descriptive dan mereka minta ujian ulang karena mereka ingin menunjukkan
keterampilannya secara optimal. Artinya pengetahuan atau keterampilan yang
dimiliki siswa tahan lama. Hal ini sesuai dengan trend dunia pendidikan abad 21
seperti apa yang disebut Brainware Management yang berasumsi bahwa manusia jika
mampu menggunakan potensi nalar dan emosinya secara jitu mampu membuat loncatan
prestasi yang tidak bisa diduga sebelumnya.
6. Pada saat siswa melakukan
penilaian individu menunjukkan bahwa mereka harus mengikuti kriteria penilaian
yang merujuk pada pencapaian Discourse Competence dengan kompetensi
pendukungnya Actional Competence, Linguistic Competence, Sociocultural
Competence dan Strategic Competence. Kompetensi inilah yang akan membawa siswa
mampu bersaing di dunia internasional, sebab mereka memiliki kompetensi
berbahasa Inggris yang berterima.
7. Berdasarkan paparan di atas
menunjukan bahwa aktivitas curah pendapat dapat meningkatkan keterampilan siswa
di dalam menggunakan bahasa Inggris lisan yang berterima khususnya untuk
mengungkapkan monolog descriptive. Terbukti dari analisis data secara
kuantitatif menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa pada umumnya diatas
Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Inggris yaitu 75. Di samping
itu terbentuk sikap percaya diri siswa, sikap bersosial, toleransi, dan minat
belajar untuk aktualisasi diri.
8. Adapun gambaran peningkatan
keterampilan mengungkapkan monolog descriptive sederhana siswa kelas VII.D SMP
Negeri 2 Tanjab Timur secara lisan dapat dipaparkan sebagai berikut. (a) 100%
siswa telah mencapai Standar Ketentuan Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditunjukkan dari hasil penilain individu dengan kondisi beberapa siswa
melakukan pembelajaran remidial dengan tutor sebaya. (b) Begitu juga pada
penilaian Individu diperoleh data semua siswa yang berjumlah 26 mencapai KKM
dengan nilai yang variatif. (c) Secara
kualitatif terlihat rasa percaya diri siswa meningkat dan siswa senang
mendapatkan pembelajaran model ini. (d) Hasil analisis angket siswa juga
menunjukkan bahwa dari 26 siswa memberi centangan pada kolom “ya” pada angket
proses pembelajaran sesuai yang dialami siswa. Seluruh siswa juga menyatakan
bahwa selama pembelajaran melalui
aktivitas curah pendapat ini menyenangkan, membuat mereka percaya diri, siswa lebih
sering mengungkapkan dengan bahasa mereka sendiri dan siswa merasa keterampilan
mengungkapkan bahasa Inggris lisan mereka meningkat.
Rekapitulasi Hasil Penilaian Siswa Selama Tiga Siklus
No Siklus Penilaian Individu
A B C D
1 I 37.03 21.53 20 18.8
2 II 37.78 22.37 20.44 19.85
3 III 38.65 24.18 22.03 21.12
Rata-rata 37.82 22.69 20.82 19.92
Rekapitulasi Hasil Penilaian Siswa Selama Tiga Siklus
Berdasarkan Kriteria Penilaian
PENILAIAN INDIVIDU
Aspek Nilai Diskripsi
A 37.82 Mampu mengungkapkan 9 s.d. 10 kalimat
B 22.69 Kadang-kadang s.d. tidak pernah salah dan pengucapannya
jelas
C 20.82 Lancar s.d. sangat lancar
D 19.92 Kadang-kadang s.d. tidak pernah salah
Catatan:
A= aspek pemahaman(Kosa kata)
B= aspek Pengucapan
C= aspek Kelancaran
D= aspek Struktur
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pembelajaran bahasa
Inggris mengungkapkan monolog descriptive lisan sederhana yang berterima
menggunakan sistim ICARE, dilakukan melalui lima tahapan pembelajaran yaitu (1) Introduce (Perkenalkan), pada tahap
ini guru memperkenalkan tujuan pembelajaran dan fungsi-fungsi sosial
(lifeskills) yang terkait dalam proses pembelajaran. Guru memberikan permainan
sederhana yang bertujuan untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar. (2)
Tahap kedua, Connect (Hubungkan), guru berupaya untuk menghubungkan tujuan dan topik
bahasan dengan sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Pada pembelajaran
monolog descriptive ini guru melakukan dengan cara bertanya langsung kepada
siswa tentang sifat, warna, keadaan, bentuk dan sebagainya yang mendukung untuk
mendiskripsikan sesuatu berkaitan dengan topik bahasan. (3) Pada tahap Apply
(Terapkan), siswa mencoba untuk menerapan pengetahuannya seperti
mengungkapkan bagian-bagian wajah, bagian tubuh dan sebagainya melalui tanya
jawab, atau bermain kuis. Pada aktivitas ini guru dapat memodelkan satu atau
dua contoh wacana descriptive. (4)Tahap berikutnya adalah Reflect (Refleksikan), langkah ini guru membantu
siswa menentukan hal-hal esensi yang diungkapkan seperti berupa clue-clue yang menjadi bahan catatan atau dokumen
siswa. (5) Melatih siswa mendiskripsikan sesuatu dalam kelompok dan melakukan
penilaian proses pembelajaran merupakan tahapan Extend (Perluaskan), dalam
tahapan ini memungkinkan siswa mengelaborasi pengetahuannya dengan hal-hal yang
bermakna dalam kehidupan, tahap ini sering memunculkan ide-ide kreatif siswa
Pembelajaran
menggunakan sistem ICARE mengkondisikan siswa belajar berpendapat dan
mengungkapkan pengetahuannya, mengaplikasi- kan, merefleksi dan memperluas
pengalaman belajar mereka maka akan membentuk sikap percaya diri siswa karena
siswa terlibat langsung mengaplikasikan pengetahuannya. Dengan model
pembelajaran bahasa Inggris mengungkapkan monolog descriptive lisan menggunakan
sistim ICARE ini siswa merasa senang, membuat mereka percaya diri, siswa mampu menerapkan
dengan bahasa mereka sendiri dan siswa merasa keterampilan mengungkapkan bahasa
Inggris lisan mereka meningkat.
Untuk mengetahui
keterampilan siswa dalam belajar maka dilakukan penilaian proses dan penilaian
individu. Pembelajaran kompetensi linguistik seperti struktur kalimat,
pengucapan, intonasi bisa dikaitkan atau disisipkan selama proses pembelajaran.
Sedangkan penilaian proses pembelajaran ataupun penilaian individu mengacu pada
bahasa Inggris yang berterima yaitu pencapaian Discourse Competence, dengan
kompetensi pendukungnya Actional Competence, Linguistic Competence,
Sociocultural Competence dan Strategic Competence sedangkan kompetensi tambahan
yaitu Affective Competence dipergunakan selama aktivitas pembelajaran.
Saran-saran
Dari pengalaman melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini bagi yang akan
menerapkan pembelajaran sistem ICARE disarankan:
1. Sebelum pembelajaran dimulai
guru perlu memotivasi siswa terlebih dahulu agar timbul rasa percaya diri
mereka, motivasi ini dapat berupa permainan games sederhana, kuis, lagu-lagu
dan sebagainya, karena siswa akan mengungkapkan bahasa mereka sendiri
berdasarkan pengalamannya sehingga membutuhkan situasi kelas yang kondusif .
2. Penilaian proses
pembelajaran dilakukan seefektif mungkin agar dapat menghemat waktu.
3. Penjelasan tentang Kriteria
Penilaian, perlu dijelaskan dan dilatihkan kepada siswa, agar siswa memiliki
sikap untuk mencapai skor maksimal dan mampu menilai orang lain.
4. Peta konsep tentang hal-hal
esensi yang perlu di diskripsikan akan membantu siswa didalam belajar dan
berlatih untuk mencapai kompetensi.
5. Siswa diusahakan belajar
dalam kelompok, karena dengan berkelompok siswa akan belajar bersosial, saling
memberi, mengasah dan mengasuh antar teman.
DAFTAR PUSTAKA
Azies,FS & Alwasilah CA. 1996. Penagajaran Bahasa Komunikatif Teori
dan Praktik. Bandung, Remaja
Rosdakarya
Decentralized Based Education (DBE),2006. Integrasi Kecakapan Hidup dalam
Pembelajaran. USAID Indonesia.
Dirjendikdasmen. 2005. Landasan Filosofi Teoritis Pendidikan Bahasa
Inggris. Jakarta.
Mills,GE,2000. Action Research A Guide For The Teacher Researcher. Ohio,
Shoutern Oregon University.
Permen 22. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta.
Puskur. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP.
Jakarta.
Sudjana,s. 2001. Metoda dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung.
Falah Production.
Suranto, Basowi, Sukidin,2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan
Cendekia.
Surya,M. 2003. Percikan Perjuangan Guru. Semarang, Aneka Ilmu.
Suryadi,A, 1983. Membuat Siswa Aktif Belajar.Bandung, Binacipta.