ABSTRAK
Marninelli, 2022 : UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN METODE BELAJAR
AKTIF TIPE KEKUATAN BERDUA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS VII.E SMP N 2 TANJAB TIMUR TAHUN AJARAN 2021/2022
Kata kunci : Hasil Belajar, Belajar
Aktif Tipe Kekuatan Berdua, Pencemaran Lingkungan
Kurangnya keterlibatan peserta didik di dalam
pembelajaran IPA di kelas VII. E SMP N 2 Tanjab Timur di sebabkan karena
penyajian materi monoton
dan kurangnya kegiatan pembelajaran yang memancing siswa aktif dalam
pembelajaran, sehingga hasil belajar yang di peroleh pun rendah.
Untuk
mengatasi permasalahan di atas, maka terapkanlah metode belajar aktif tipe
kekuatan berdua dengan tujuan meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik
kelas VII. E SMP N 2 Tanjab Timur
pada semester II tahun ajaran 2021/2022 pada materi Pencemaran Lingkungan.
Jenis penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas yang di laksanakan dalam 2 siklus. Setiap
siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Pengumpulan data dalam penelitian ini di lakukan melalui ulangan formatif serta
pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa melalui lembar observasi. Penelitian
ini bertujuan mengetahui apakah melalui belajar aktif tipe kekuatan berdua
dapat meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik kelas VII. E SMPN
2 Tanjab Timur.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar yang di dapatsiswa tiap akhir
siklusnya, dimana siklus I nilai rata - rata yang didapatkan yaitu 6,89 dengan
jumlah siswa yang berhasil 12 orang dan pada siklus II nilai rata - rata yang
didapat mencapai 8,11 dengan siswa yang berhasil sebanyak 23 orang.
Berdasarkan hasil yang
diperoleh dalam penelitian, dapat di simpulkan bahwa pembelajaran IPA khususnya
materi pencemaran lingkungan melalui belajar aktif tipe kekuatan berdua dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan usaha sadar untuk menyiapkan Peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang. Pendidikan wajib bagi setiap individu, karena dengan adanya pendidikan,
setiap individu dapat mengembangkan potensi, karakter dan jenjang hidupnya
menjadi lebih baik.
Salah satu komponen penting dari pendidikan adalah proses belajar
mengajar di sekolah. Pada kegiatan belajar dan mengajar ditemukan dua subjek
yaitu guru dan peserta didik. Mengajar bagi seorang guru bukanlah sekedar
menyampaikan pengetahuan kepada Peserta didik, tetapi guru dapat memotivasi
Peserta didik agar suasana pembelajaran tetap menyenangkan. Hal ini akan
berhasil apabila antara guru dan Peserta
didik dapat bekerja sama. Menurut Mahpudz (2012: 5) “Guru berperan aktif
sebagai fasilitator yang membantu memudahkan Peserta didik dalam pembelajaran
dan Peserta didikpun dapat mengembangkan pemahaman pengetahuan dan keterampilan
sehingga Peserta didik mampu belajar mandiri”. Keberhasilan Peserta didik di
sekolah merupakan harapan bagi setiap orang tua, pemerintah dan masyarakat pada
umumnya. Keberhasilan pendidikan Peserta didik sangat diharapkan mengingat
Peserta didik merupakan generasi yang akan meneruskan pembangunan bangsa di
masa yang akan datang. Proses pendidikan yang di laksanakan di sekolah pada intinya
adalah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Melalui proses kegiatan belajar
mengajar Peserta didik diharapkan dapat memperoleh prestasi yang
setinggi-tingginya sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat membuat Peserta didik menjadi tertarik dan
termotivasi sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi sangat menyenangkan,
yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar Peserta didik itu
sendiri. Mata pelajaran IPA di SMP merupakan dasar untuk mempelajari IPA pada
tingkat berikutnya. Untuk mempelajarinya dengan baik diperlukan adanya
aktivitas. Aktivitas tersebut dapat berupa perhatian dalam proses belajar
mengajar, mengemukakan pendapat, bekerja dalam kelompok dan lain sebagainya.
Karena tanpa ada aktivitas yang lengkap, hasil pembelajaran yang diperoleh
tidak akan maksimal.
Berdasarkan pengalaman beberapa tahun mengajar di SMPN 2 Tanjab Timur,
selama proses belajar IPA, aktivitas Peserta didik dalam belajar sangat kurang
sehingga hasil belajar kurang optimal khususnya di kelas VII.E, hal ini
terlihat dari kurangnya keterlibatan Peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar. Kurangnya aktivitas yang dimaksud adalah keaktifan Peserta didik
dalam memperhatikan pelajaran, mengemukakan pendapat dalam rangka menumbuhkan
keberanian dan keterampilan Peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan dan
kurangnya variasi dalam kegiatan pembelajaran.
Ketepatan metode mengajar dengan
prinsip-prinsip belajar akan dapat membangkitkan gairah belajar Peserta didik
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Membagi kelas menjadi pasangan-pasangan dan
membentuk mitra belajar merupakan salah satu cara untuk menuju kegiatan belajar
aktif. Dengan berpasang-pasangan secara tidak langsung setiap Peserta didik akan aktif, karena sulit
untuk menyembunyikan diri atau tidak aktif bersama
pasangan. Selain itu, dengan mitra belajar dapat melakukan tugas dengan cepat
dan tidak memakan banyak waktu. Misalnya dengan berdiskusi, menganalisa, dan
menjawab latihan soal-soal yang diberikan secara bersama-sama. Dengan bekerja
sama dengan Peserta didik lain akan memberi banyak manfaat bagi Peserta didik, karena dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan cara
berbagai strategi dengan Peserta didik lain dalam belajar (Silberman, 2006).
Keberhasilan
Peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar
yang dicapai dalam kegiatan penilaian. Kegiatan penilaian adalah suatu tindakan
atau kegiatan untuk melihat sejauh mana
tujuan pembelajaran
IPA telah dapat dicapai oleh
Peserta didik dalam bentuk hasil belajar (Sudjana, 1992).
Guru
memiliki peranan penting dalam menentukan mutu pendidikan. Oleh karena itu,
guru harus memikirkan dan membuat perencanaan pengajaran secara cermat dalam meningkatkan
kesempatan belajar bagi Peserta didiknya dan memperbaiki mutu mengajarnya.
Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar Peserta didik sehingga Peserta
didik mau belajar. Dengan demikian, aktifitas Peserta didik sangat diperlukan
dalam kegiatan belajar mengajar sehingga Peserta didik yang seharusnya banyak
aktif, sebab Peserta didik sebagai pelaku yang melaksanakan belajar (Djamarah,
2005).
Metode
belajar aktif (active learning) adalah
salah satu metode mengajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas
belajar Peserta didik. Dengan aktifitas kolaboratif dalam kelompok kecil
sehingga apa yang peserta didik diskusikan dengan yang lain dan apa yang Peserta didik ajarkan
pada yang lain menyebabkan pemahaman dan menguasai pelajaran dengan baik
(Silberman, 2002). Cara ini cukup
efektif untuk kelas dengan Peserta didik yang berjumlah cukup besar, karena
biasanya kelas dengan kondisi seperti ini sulit dijaga dinamikanya. Jika guru
tidak memperhatikan kondisi Peserta didik dengan seksama maka dapat terjadi
kelas yang berlangsung secara monoton, membosankan, dan banyak Peserta didik yang tidakdapat memahami
inti materi yang ingin disampaikan.
Pada saat kegiatan belajar aktif, peserta
didik melakukan sebagian besar pekerjaannya yang harus dilakukan. Peserta didik
menggunakan pikirannya untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai
masalah dan menerapkan apa yang Peserta didik pelajari (Ruseffendi, 1998).
Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan secara
pribadi menarik hati. Metode belajar aktif terdiri atas beberapa tipe, satu
diantaranya adalah tipe kekuatan berdua.
Metode belajar aktif tipe kekuatan berdua
merupakan salah satu metode belajar aktif dalam bentuk diskusi berpasangan
untuk menyelesaikan soal-soal materi pelajaran. Sehingga dengan metode belajar
aktif tipe ini diharapkan untuk meningkatkan pembelajaran dan menekankan bahwa
belajar dengan berpasangan lebih baik dari pada sendiri-sendiri (Silberman, 2002).
Dengan berpasang-pasangan dalam menyelesaikan soal-soal materi pelajaran,
Peserta didik diharapkan dapat lebih memahami materi yang diajarkan, karena
Peserta didik saling berdiskusi mengenai kesulitan - kesulitan yang dihadapi dan berusaha menyelesaikan
secara bersama - sama.
Metode tersebut dimungkinkan untuk
diterapkan dalam proses belajar mengajar dalam usaha meningkatkan hasil belajar
Peserta didik khususnya pada bidang studi IPA. Maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul:
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta didik Melalui Penerapan
Metode Belajar Aktif Tipe Kekuatan Berdua Pada Materi Pencemaran Lingkungan di Kelas
VII.E SMP N 2 Tanjab Timur Tahun Ajaran
2021/2022.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini : “Bagaimana meningkatkan hasil belajar IPA
Peserta didik kelas VII.E SMP N 2
Tanjab Timur pada materi Pencemaran Lingkungan melalui Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe
Kekuatan Berdua.
Pembatasan
Masalah
Hasil belajar yang dianalisis dalam penelitian ini adalah hasil belajar
pada aspek kognitif dengan menggunakan tes objektif.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang
dikemukakan diatas, penetian ini bertujuan : Meningkatkan hasil belajar IPA
Peserta didik melalui Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe
Kekuatan Berdua pada materi Pencemaran Lingkungan dikelas VII.E SMP N 2
Tanjab Timur.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
bagi Peserta didik, guru, dan sekolah. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
:
1.
Meningkatkan kualitas belajar Peserta didik yang
bermuara kepada peningkatan prestasi belajar khususnya mata pelajaran IPA.
2.
Sebagai bahan masukan
bagi guru untuk menciptakan variasi-variasi dalam melaksanakan metode mengajar
dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar Peserta didik.
3.
Sebagai bahan
pertimbangan bagi sekolah dalam memilih metode pembelajaran yang tepat bagi
Peserta didik dalam usaha meningkatkan hasil belajar Peserta didik.
METODE
PENELITIAN
Jenis
Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
yang direncanakan sebanyak dua siklus dengan tahapan-tahapan pelaksanaan
meliputi : Perencanaan, Pelaksanaan tindakan, Observasi dan Refleksi.
Jadwal
Penelitian
Tempat
Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas
VII.E semester II
SMP N 2 Tanjab Timur tahun ajaran 2021/2022.
Waktu
Penelitian.
Jadwal penelitian tindakan kelas
NO |
Kegiatan |
B U
L A N |
|||||||||||
Pebruari |
Maret |
April |
|||||||||||
1 |
Perencanaan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan RPP |
v |
v |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan
Instrumen |
|
|
v |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan
Bahan Ajar |
|
|
|
v |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan
Alat evalusai |
|
|
|
|
v |
|
|
|
|
|
|
|
2 |
Pelaksanaan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pelaksanaan Siklus I |
|
|
|
|
|
v |
|
|
|
|
|
|
|
Pelaksanaan
Siklus II |
|
|
|
|
|
|
v |
|
|
|
|
|
3 |
Penyusunan
laporan |
|
|
|
|
|
|
|
v |
v |
v |
v |
v |
Subyek
Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Peserta didik kelas VII.E semester II SMP Negeri 2 Tanjab
Timur tahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 28 Peserta didik yang terdiri dari
13 Peserta didik laki-laki dan 15 Peserta didik perempuan.
Data dan Cara
Pengambilan Data
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini berupa :
1.
Data kuantitatif yaitu data tentang hasil belajar
Peserta didik setiap akhir siklus. Data tentang hasil Peserta didik belajar
diambil melalui tes ulangan (formatif) yang dilakukan setiap akhir siklus
pelajaran.
2.
Data kualitatif yaitu data tentang aktivitas Peserta
didik dan aktivitas guru dalam belajar mengajar. Pengambilan data kualitatif
dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas Peserta didik dan
lembar pengamatan aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Prosedur
penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari siklus I
dan siklus II. Pada setiap siklus
memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas
yang dikemukakan oleh Arikunto (2012:12). Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah
: 1). Perencanaan, 2). Pelaksanaan, 3). Observasi (pengamatan), 4). Refleksi.
a.
Perencanaan
Sebelum melakukan tindakan perlu melaksanakan perencanaan terlebih dahulu.
Bentuk
kegiatan yang termasuk perencanaan adalah :
1.
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
2.
Mempersiapkan alat-alat pendukung yang diperlukan
dikelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
3.
Membuat lembar observasi aktivitas Peserta didik dan
guru.
4.
Mempersiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
5.
Mendesain alat evaluasi berupa soal tes dan kunci
jawaban.
b.
Pelaksanaan
Setelah semua persiapan tindakan selesai maka langkah selanjutnya adalah
pelaksanaan tindakan. Dalam pelaksanaan ini pembelajaran dilaksanakan sesuai
dengan rencana pembelajaran yang di buat pada persiapan tindakan. Secara umum
tahapan dalam pelaksanaan tindakan ini antara lain adalah:
1.
Memotivasi Peserta didik untuk belajar.
2.
Melaksanakan kegiatan inti sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah di persiapkan pada perencanaan
tindakan.
3.
Melakukan evaluasi.
4.
Menganalisis hasil evaluasi.
5.
Merefleksikan pelaksanaan tindakan untuk menentukan
perbaikan kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya.
c.
Observasi (Pengamatan).
Observasi adalah cara yang digunakan untuk mengadakan penilaian dengan jalan
mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. Pemantauan terhadap pembelajaran
menggunakan lembar pengamatan yang berupa alat bantu catatan – catatan yang
hasilnya di gunakan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada siklus
berikutnya.
d.
Refleksi
Kegiatan yang
dilakukan pada tahap refleksi yaitu melakukan analisis terhadap hasil
observasi. Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang di lakukan
dapat mengatasi masalah. Jika hasilnya belum seperti yang di harapkan, atau masalah
yang ada belum terselesaikan maka di lakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Jika setelah dilakukan tindakan melalui siklus berikutnya telah menyelesaikan
permasalahan, dan hasilnya telah mencapai harapan, maka tidak perlu di lakukan
siklus berikutnya.
Penelitian terhadap hasil observasi mengenai aktivitas belajar Peserta
didik di hitung menggunakan rumus:
Sedangkan proses perhitungan data hasil belajar Peserta didik di peroleh
dari hasil pemberian tes pada tahap evaluasi.
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah:
1.
Meningkatnya nilai hasil belajar Peserta didik pada
kategori tuntas di atas KKM (7,5) minimal 70%.
2.
Aktivitas pelaksanaan skenario pembelajaran oleh guru
mencapai minimal 70 % dan meningkatnya aktivitas Peserta didik setiap indikator
pengamatan.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi
Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan tanggal 7, 11
dan 14 Maret 2022. Siklus II dilaksanakan tanggal 18, 21 dan 25 Maret 2022.
Siklus I
Perencanaan
Pada tahap
perencanaan, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti : RPP,
LKPD, Lembar Observasi serta Soal Tes Siklus I.
Pelaksanaan
Tindakan
Pelaksanaan
tindakan pada siklus 1 dibagi dalam 3 kali pertemuan, pertemuan pertama
mengenai sub materi Pencemaran Lingkungan dan pertemuan kedua mengenai
Pencemaran Air. Langkah-langkah tindakan pada siklus 1 ini sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran 1 dan rencana pelaksanaan pembelajaran 2.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode belajar aktif tipe kekuatan
berdua lebih ditekankan dengan kerjasama bersama pasangan. Diawal pelajaran,
pengenalan dilakukan dengan menjelaskan tata cara belajar dengan menggunakan
metode tipe kekuatan berdua dan materi pencemaran lingkungan serta menyampaikan
tujuan pembelajaran kepada peserta didik.
Pada pertemuan terakhir pada siklus
1, Peserta didik diberikan tes yang akan diadakan dalam bentuk tes formatif 1.
Hal ini untuk mengetahui penguasaan Peserta didik pada materi yang telah
diajarkan. Tes ini terdiri dari 10 soal pilihan ganda.
Hasil Belajar
Setelah
pelaksanaan tindakan pada siklus 1 berlangsung, maka diadakan ulangan formatif
1. Hasil yang diperoleh Peserta didik dari tes formatif 1 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2. Hasil Belajar Siklus 1 yang
Diikuti oleh 28 Orang Peserta didik.
No |
Variabel
yang diamati |
Jumlah /
Persentase |
1 2 |
Nilai rata-rata Peserta didik Jumlah Peserta didik yang berhasil |
6,89
(68,9%) 12 Orang |
Dari tabel
diketahui bahwa nilai rata-rata Peserta didik masih rendah. Hal ini terlihat
dari rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh Peserta didik pada siklus I yaitu
6,89. Dan jumlah Peserta didik memperoleh nilai ≥ 7,5 hanya 12 orang atau 42,9
% dari jumlah Peserta didik secara keseluruhan, artinya tindakan yang diberikan
pada siklus I belum dapat meningkatkan hasil belajar Peserta didik.
Hasil
Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang merupakan gambaran aktivitas Peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan aktivitas Peserta
didik berdiskusi secara berpasangan belum berlangsung secara optimal tampak
seperti tabel dibawah ini :
Tabel 3. Data aktivitas Peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran siklus I
Aktivitas
yang diamati |
Jumlah |
% |
Pendahuluan 1.
Peserta didik masuk kelas tepat pada waktunya 2.
Peserta didik siap untuk belajar 3.
Peserta didik termotivasi untuk belajar 4.
Peserta didik memperhatikan sewaktu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan
inti 5.
Peserta didik memperhatikan sewaktu guru
menyampaikan materi pelajaran 6.
Peserta didik antusias terhadap permasalahan yang
diberikan oleh guru di dalam LKPD 7.
Peserta didik mengerjakan tugas individu 8.
Peserta didik berinteraksi bersama pasangannya 9.
Peserta didik bekerjasama mengerjakan tugas bersama
pasangannya 10. Peserta
didik menyampaikan jawaban bersama pasangannya. 11. Peserta
didik menanggapi jawaban pasangan lain 12. Peserta
didik bertanya tentang hal yang belum dimengerti Penutup 13. Peserta
didik ikut serta dalam merangkum materi pelajaran 14. Peserta
didik mengerjakan latihan yang diberikan sesuai dengan waktu yang diberikan |
23 20 19 19 17 21 23 20 20 12 7 2 4 14 |
82,1 71,4 67,9 67,9 60,7 75 82,1 71,4 71,4 42,9 25 7,14 14,3 50 |
Dari tabel dapat diketahui bahwa proses belajar belum terlaksana dengan
baik. Aktivitas Peserta didik yang diamati belum sesuai dengan yang diharapkan,
masih ada kategori nilai cukup dan kurang untuk beberapa aktivitas. Hal ini
menunjukkan beberapa kekurangan antara lain :
1.
Perhatian Peserta didik waktu guru menjelaskan materi
pelajaran kurang.
2.
Peserta didik kurang antusias terhadap permasalahan
yang diberikan oleh guru.
3.
Peserta didik kurang aktif berinteraksi bersama
pasangannya.
4.
Peserta didik masih belum memahami kerjasama bersama
pasangan, sehingga membuat suasana kelas menjadi ribut.
5.
Peserta didik kurang terlatih menanggapi/ menjawab
pertanyaan dan menyampaikan pendapat.
6.
Peserta didik jarang sekali mengajukan pertanyaan
terhadap guru (Peserta didik cenderung pasif ).
7.
Adapun hasil
observasi terhadap aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung pada siklus I
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Hasil observasi terhadap aktivitas guru siklus I
Aktivitas yang diamati |
Tingkat pengamatan |
||||
0 |
1 |
2 |
3 |
4 |
|
Pendahuluan 1.
Guru memasuki kelas tepat pada waktunya 2.
Guru mengkondisikan Peserta didik agar siap
mengikuti pelajaran 3.
Guru memotivasi Peserta didik untuk belajar 4.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan
inti 5.
Guru menyampaikan materi pelajaran 6.
Guru mengajukan permasalahan sesuai dengan materi
yang diajarkan dengan memberikan LKPD 7.
Guru memberikan tugas untuk setiap peserta didik 8.
Guru meminta peserta didik untuk berpasangan
menjawab LKPD 9.
Guru membimbing tiap pasangan peserta didik dalam
mengerjakan tugasnya. 10.
Guru mengevaluasi tugas yang dikerjakan tiap-tiap
pasangan. 11.
Guru membantu Peserta didik untuk menarik
kesimpulan. 12.
Guru memberikan waktu kepada Peserta didik untuk
bertanya. 13.
Guru memberikan penghargaan kepada pasangan yang
mampu bekerjasama dengan baik. 14.
Guru memberikan latihan soal Penutup 15.
Guru memberikan penguatan pada poin-poin terpenting 16.
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) 17.
Guru menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan
selanjutnya |
|
√ √ √ √ √ √ √ |
√ √ √ √ √ √ √ √ √ |
√ |
|
Dari tabel observasi guru di atas dapat kita ketahui gambaran aktivitas
guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Secara keseluruhan aktivitas
guru masih terdapat kekurangan-kekurangan atau guru mengajar belum optimal.
Adapun kekurangan-kekurangan yang
dilakukan oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung adalah :
1.
Guru belum optimal dalam menjelaskan tentang kerjasama
menjawab LKPD bersama pasangan sehingga membuat Peserta didik agak bingung.
2.
Guru kurang membimbing dan mengontrol kegiatan Peserta
didik berdiskusi bersama pasangan dan dalam mendiskusikan jawaban pertanyaan
sehingga waktu diskusi Peserta didik banyak yang ribut.
3.
Guru kurang mengalokasikan waktu dalam setiap kegiatan
sehingga semua kegiatan dalam proses KBM yang direncanakan belum dapat
terlaksana dengan baik.
Refleksi I
Berdasarkan hasil belajar Peserta didik serta lembar observasi Peserta
didik maupun guru, pelaksanaan siklus I dikatakan belum berhasil dan perlu
ditingkatkan pada siklus II. Ketidak berhasilan ini dapat dilihat dari
rendahnya nilai Peserta didik dan keaktifan. Selain itu perolehan hasil belajar
Peserta didik yang telah berhasil dalam belajar secara klasikal juga rendah.
Ini disebabkan kerena kendala yang dihadapi oleh guru dan Peserta didik dalam
proses belajar mengajar.
Berdasarkan observasi pembelajaran IPA dengan menggunakan Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe
Kekuatan Berdua, memperlihatkan adanya kekurangan-kekurangan dalam
kegiatan belajar mengajar, diantaranya:
1.
Kemampuan
berpasangan menyelesaikan tugas tepat waktu sangat rendah karena pada umumnya
Peserta didik masih bingung dengan metode pembelajaran yang sedang berlangsung.
2. Guru kurang
mengontrol dan membimbing Peserta didik pada saat diskusi berpasangan sehingga
keaktifan Peserta didik untuk berdiskusi belum berjalan dengan baik sehingga
Peserta didik banyak yang ribut.
3. Peserta didik tidak berani mempersentasikan hasil
diskusinya.
4. Peserta didik tidak mampu menjawab pertanyaan dari
pasangan lain dengan benar.
5. Masih ada Peserta didik yang tidak peduli terhadap soal
yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga teman pasangannya marah-marah dan mengakibatkan
suasana belajar tidak kondusif.
6.
Guru kurang mengalokasikan waktu dalam setiap kegiatan
sehingga semua kegiatan yang direncanakan belum dapat terlaksana dengan baik.
Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dan untuk
meningkatkan hasil belajar Peserta didik pada siklus II, maka perlu diperbaiki
pada kegiatan pengajaran selanjutnya antara lain :
1.
Mempertahankan hal-hal yang baik pada siklus I
2.
Guru hendaknya lebih jelas dalam menjelaskan tentang
bagaimana caranya mereka berdiskusi secara berpasangan dalam kelompok sehingga
Peserta didik dapat tertarik dan terlibat dalam pembelajaran yang dilaksanakan.
3.
Guru sebaiknya mengontrol kegiatan Peserta didik
berdiskusi dalam kelompok dan memberikan teguran pada Peserta didik yang ribut
serta membimbing Peserta didik dalam diskusi bersama pasangannya secara merata,
sehingga waktu pelaksanaan diskusi terjadi interaksi antara Peserta didik
dengan Peserta didik dan interaksi Peserta didik dengan guru.
4.
Guru lebih menekankan kembali tugas individu nya di
kerjakan dahulu, barulah di diskusikan bersama pasangannya.
5.
Guru sebaiknya memancing Peserta didik untuk bertanya
dan melatih Peserta didik untuk menanggapi / menjawab pertanyaan dan
menyampaikan pendapat dengan memberikan umpan pertanyaan dan umpan menjawab.
6.
Sebelum pembelajaran IPA, sebaiknya guru
mengalokasikan waktu untuk setiap kegiatan, agar semua kegiatan dalam proses
KBM yang direncanakan dapat terlaksana semua.
Siklus II
Perencanaan
Pada tahap
perencanaan, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti : RPP,
LKPD, Lembar Observasi serta Soal Tes Siklus II.
Pelaksanaan
tindakan
Siklus II ini terdiri dari 2 rencana pembelajaran dengan materi Pencemaran
udara dan pencemaran tanah. Siklus II merupakan lanjutan dan perbaikan siklus
sebelumnya. Proses pembelajaran yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi
tindakan pada siklus I, dimana masih terdapat beberapa kegiatan yang belum
terlaksana dengan baik.
Adapun perbaikan yang harus dilakukan pada siklus II ini adalah Guru
hendaknya lebih jelas dalam menjelaskan tentang bagaimana caranya mereka
berdiskusi secara berpasangan dalam kelompok sehingga Peserta didik dapat
tertarik dan terlibat dalam pembelajaran yang dilaksanakan dan lebih menekankan
kembali tugas individu nya di kerjakan dahulu, barulah di diskusikan bersama
pasangannya. Sebelum pembelajaran IPA, sebaiknya guru mengalokasikan waktu
untuk setiap kegiatan, agar semua kegiatan dalam proses KBM yang direncanakan
dapat terlaksana semua.
Untuk mengetahui tingkat penguasaan
materi pada siklus II, maka dilakukan tes formatif 2 dengan jumlah soal 10 soal
pilihan ganda. Materi yang diujikan adalah materi yang diajarkan pada siklus
II.
Hasil Belajar
Hasil yang diperoleh peserta didik dari tes formatif II dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5. Hasil belajar siklus II yang
diikuti oleh 28 orang peserta didik
No |
Variable yang diamati |
Jumlah/persentase |
1 2 |
Nilai rata-rata peserta
didik Jumlah peserta didik yng
berhasil |
8,11 (81,1 %) 23 orang |
Dari tabel diketahui bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah
mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terlihar dari
hasil belajar siklus II yang diikuti oleh 28 orang peserta didik. Nilai
rata-rata yang diperoleh meningkat dari 6,89 pada siklus I menjadi 8,11 pada
siklus II. Dan jumlah peserta didik memperoleh nilai ≥ 7,5 sebanyak 23 orang,
ini berarti keberhasilan klasikal telah mencapai 82,1 %.
Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang merupakan gambaran aktivitas peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan aktivitas peserta
didik dalam menggunakan metode tipe kekuatan berdua sudah mengalami peningkatan
dari siklus I, seperti tabel dibawah ini :
Tabel 6. Data aktivitas peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran siklus II
Aktivitas
yang diamati |
Jumlah |
% |
Pendahuluan 1.
Peserta didik masuk kelas tepat pada waktunya 2.
Peserta didik siap untuk belajar 3.
Peserta didik termotivasi untuk belajar 4.
Peserta didik memperhatikan sewaktu guru menyampaikan
tujuan pembelajaran Kegiatan
inti 5.
Peserta didik memperhatikan sewaktu guru
menyampaikan materi pelajaran 6.
Peserta didik antusias terhadap permasalahan yang
diberikan oleh guru di dalam LKPD 7.
Peserta didik mengerjakan tugas individu 8.
Peserta didik berinteraksi bersama pasangannya 9.
Peserta didik bekerjasama mengerjakan tugas bersama
pasangannya 10. Peserta
didik menyampaikan jawaban bersama pasangannya. 11. Peserta
didik menanggapi jawaban pasangan lain 12. Peserta
didik bertanya tentang hal yang belum dimengerti Penutup 13. Peserta
didik ikut serta dalam merangkum materi pelajaran 14. Peserta
didik mengerjakan latihan yang diberikan sesuai dengan waktu yang diberikan |
26 28 23 23 22 25 28 24 24 20 10 4 8 24 |
92,9 100 82,1 82,1 78,6 89,3 100 85,7 85,7 71,4 35,7 14,3 28,6 85,7 |
Dari tabel dapat diketahui bahwa aktivitas peserta didik dalam proses
belajar sudah mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan aktivitas pada
siklus I. Peserta didik sudah berani dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan,
persentase keaktifan peserta didik dalam pelaksanaan KBM meningkat dari siklus
sebelumnya. Sebagian besar peserta didik telah mengikuti jalannya pelaksanaan
KBM secara tertib. Peserta didik antusias berdiskusi bersama pasangannya.
Adapun hasil observasi terhadap aktivitas guru selama pembelajaran
berlangsung pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. Hasil observasi terhadap
aktivitas guru siklus II
Aktivitas yang diamati |
Tingkat pengamatan |
||||
0 |
1 |
2 |
3 |
4 |
|
Pendahuluan 1.
Guru memasuki kelas tepat pada waktunya 2.
Guru mengkondisikan Peserta didik agar siap
mengikuti pelajaran 3.
Guru memotivasi Peserta didik untuk belajar 4.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan
inti 5.
Guru menyampaikan materi pelajaran 6.
Guru mengajukan permasalahan sesuai dengan materi
yang diajarkan dengan memberikan LKPD 7.
Guru memberikan tugas untuk setiap peserta didik 8.
Guru meminta peserta didik untuk berpasangan
menjawab LKPD 9.
Guru membimbing tiap pasangan peserta didik dalam
mengerjakan tugasnya. 10.
Guru mengevaluasi tugas yang dikerjakan tiap-tiap
pasangan. 11.
Guru membantu Peserta didik untuk menarik
kesimpulan. 12.
Guru memberikan waktu kepada Peserta didik untuk
bertanya. 13.
Guru memberikan penghargaan kepada pasangan yang
mampu bekerjasama dengan baik. 14.
Guru memberikan latihan soal Penutup 15.
Guru memberikan penguatan pada poin-poin terpenting 16.
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) 17.
Guru menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan
selanjutnya |
|
|
|
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ |
√ |
Dari hasil observasi guru siklus II, terlihat bahwa keterlibatan guru pada
saat pembelajaran berlangsung sudah tidak mendominasi lagi. Peserta didik sudah
lebih banyak berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru juga telah
melaksanakan langkah-langkah dalam pengajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran.
Refleksi II
Berdasarkan hasil evaluasi yang
diadakan melalui ulangan formatif 2, hasil belajar yang diperoleh peserta didik
telah mengalami peningkatan yang sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan
analisa terhadap hasil ulangan formatif dan data observasi siklus II dapat
diketahui bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus ini telah berhasil
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat pada hasil belajar
peserta didik yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
Dari hasil tes diperoleh nilai rata-rata kelas 8,11 dan peserta didik yang
memperoleh nilai ≥ 7,5 sebanyak 23 orang atau 82,1 % dari jumlah peserta didik
secara keseluruhan yang telah mengalami keberhasilan belajar.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan seluruh kegiatan penelitian selama 2 siklus yang
dilakukan peneliti terhadap Peserta didik kelas VII.E SMPN 2 Tanjab Timur, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Metode belajar aktif tipe kekuatan berdua dapat
meningkatkan hasil belajar Peserta didik pada Materi Pencemaran Lingkungan , hal
ini terlihat dari rata-rata hasil ulangan Peserta didik dari siklus I dan siklus II yang
terus meningkat yaitu dari 68,9 ke 81,1 dan
tingkat keberhasilan klasikal Peserta didik dari siklus ke siklus juga
mengalami kenaikan, yaitu mulai 12 orang (42,9 %) pada siklus I dan 23 orang (82,1 %) pada siklus II.
Saran
Berdasarkan
pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas VII.E SMP N 2 Tanjab
Timur, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1.
Metode
belajar aktif tipe kekuatan berdua dapat dijadikan sebagai alternatif guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelasnya.
2. Guru harus lebih memperhatikan pembagian waktu dari
setiap tahap pelaksanaan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, dkk. 2012. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2007. Panduan
Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Puskur, Balitbang
Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, B.S.
2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta
Ihsana, 2017. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ismail SM. 2008. Strategi
Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Rasail Media Group.
Mahfudz, Asep. 2012.
Cara Cerdas Mendidik yang Menyenangkan. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Noeraida, dkk. 2016. Teori
Belajar dan Implementasinya Dalam Pembelajaran. Jakarta : Kemdikbud.
Ruseffendi.
1998. Pengantar Kepada membantu Guru
Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran IPA Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Rusman.
2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman, A. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sadirman.1987. Interaksi
Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.
Silberman, M.L.
2006. Active Learning : 101 Strategi
Belajar Aktif. Nusamedia, Bandung
Silberman, Melvin L. (2009). Active Learning: 101 Cara Belajar Peserta didik Aktif (Alih bahasa:
Raisul Muttaqien). rev.ed. Bandung: Nusamedia.
Silberman, Mel. (2010). 101
Cara Pelatihan & Pembelajaran Aktif. Jakarta: Index
Slameto.2003. Belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, N.
1992. Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT.
Sinar Baru Algensindo.
Sudjana,
Nana. 1996. Cara Belajar Peserta didik Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali
Ridho. 2010. Evaluasi Pembeljaran:
Kompetensi dan Praktik. Yoogyakarta: Nuha Letera.