DONGENG DI NEGERI PAMAN SAM(BO)
Oleh Agung Marsudi
TENTU seru bila para ART itu dibuatkan WA Grup bernama ABS, bukan Asal Bapak Senang, tapi singkatan dari "Anak Buah Sambo".
Episode itu terkuak di persidangan kasus Sambo. Persidangan sebagai upaya menegakkan keadilan memang kadang diwarnai cerita dan peristiwa yang membuat sedih dan tertawa. Apalagi ketika saksi yang dihadirkan lugu dan apa adanya.
"Apa adanya" dua kata bermakna. Di dalamnya tersirat sebuah pengakuan, kejujuran dan kebenaran.
Akhir-akhir ini nama "Sambo" memang melejit. Gerak-geriknya bernilai berita. Ia fenomenon. Di sidang, di penjara, terdakwa, makin membuatnya ternama.
Mengikuti perkembangan kasusnya, seperti sedang mengikuti cerita dongeng di Negeri Paman Sam. Setiap episode selalu ada yang baru, ada ketegangan-ketegangan mengharu biru.
Di persidangan, setiap fakta adalah cerita. Setiap cerita menjadi berita. Publik sudah jenuh "didustai" berita sang raja dan permaisuri.
Keadilan bukan sandiwara para terdakwa, hakim, jaksa, saksi dan pengacara. Ini sidang tentang kematian. Satu nyawa, berharga nyawa. Itulah pertanggungjawaban, apalagi pakai senjata dan peluru yang dibiayai "negara".
Skenario palsu dan asli untuk apa dipertaruhkan. Jika relasi kuasa masih bisa diatur di bawah meja. Media genit dengan para komentator, dan narasi kabar-kabari.
Jika kemudian layar pengadilan ditutup dengan "happy ending". Lalu bagian mana dari sidang yang menyedot perhatian itu harus diceritakan.
Solo, 16 Nopember 2022