ABSTRAK
Tuti Yenti, Tuti (2021) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PKn PADA MATERI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERSAMA MELALUI MODEL BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD07/X PARIT CULUM I KECAMATAN MUARA SABAK BARAT TAHUN PELAJARAN 2021-2022.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKN dengan menggunakan metode bermain peran dengan model pembelajaran cooperative learning pada siswa kelas V di SD Negeri 07/X Parit Culum I Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindak Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 07/X Parit Culum I Tanjung Jabung Timur berjumlah 21 siswa. Teknik pegumpulan data pada penelitain ini menggunakan angket, tes, observasi, dokumentasi, dan wawancara. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik statistik deskriptif.
Dengan menggunakan metode bermain peran dengan model pembelajaran cooperative learning dapat meningkat hasil belajar siswa kelas V SDN 07X Parit Culum I.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata dan persentase ketuntasan dari pratindakan, siklus I, hingga siklus II. Nilai rata-rata tes pada pratindakan yaitu 53,81 meningkat menjadi 72,38 pada siklus I, dan menjadi 82,86 pada siklus II. Sedangkan presentase ketuntasan dari 21 siswa yang tuntas pada pratindakan 28,57%, meningkat menjadi 52,38% pada siklus I, dan menjadi 90,47% pada siklus II. Peningkatan rata-rata nilai pada pratindakan ke siklus I meningkat 18,57, siklus I- siklus II meningkat 10,09, dan pratindakan-siklus II meningkat 29,05. Sedangkan peningkatan presentase ketuntasan yaitu pratindakan-siklus I meningkat 23,81%, siklus I-siklus II meningkat sebesar 38,09%, dan pratindakan-siklus II meningkat sebesar 61,9%.
Kata kunci: Bermain peran, cooperative learning.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004). Pendidikan Kewarganegaraan mengalami perkembangan sejarah yang sangat panjang, yang dimulai dari Civic Education, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, sampai yang terakhir pada Kurikulum 2004 berubah namanya menjadi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman, serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn ) diberikan sejak SD sampai SLTA. Dengan PKn seseorang akan memiliki kemampuan untuk mengenal dan memahami karakter dan budaya bangsa serta menjadikan warga negara yang siap bersaing di dunia internasional tanpa meninggalkan jati diri bangsa. Melalui PKn setiap warga negara dapat mawas diri dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini yang memberi dampak positif dan negatif. PKn juga bermanfaat untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
PKn adalah pelajaran formal yang berupa sejarah masa lampau, perkembangan sosial budaya, perkembangan teknologi, tata cara hidup bersosial, serta peraturan kenegaraan. Begitu luasnya materi PKn menyebabkab anak sulit untuk diajak berfikir kritis dan kreatif dalam menyikapi masalah yang berbeda. Sementara anak usia sekolah dasar tahap berfikir mereka masih belum formal, karena mereka baru berada pada tahap Operasi Onal Konkret ( Peaget : 1920 ). Apa yang dianggap logis, jelas dan dapat dipelajari bagi orang dewasa, kadang – kadang merupakan hal yang tidak masuk akal dan membingungkan bagi siswa. Akibatnya banyak siswa yang tidak memahami konsep PKn.
Berdasarkan temuan penulis, sebagian besar siswa kurang aktif dan berfikir kritis dalam materi Negara Kesatuan Republik Indonesia (pengambilan keputusan bersama ). Apabila anak menghadapi masalah kontekstual baru yang berbeda dengan yang dicontohkan, anak belum mampu berfikir kritis dan menemukan solusi dengan benar sehingga banyak anak yang menjawab salah, dan dengan alasan soalnya sulit. Karena itu wajar setiap kali diadakan tes, nilai pelajaran PKn selalu rendah dengan rata – rata kurang dari KKM.
Menghadapi kenyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mendalami dan melakukan perbaikan pembelajaran PKn, khususnya materi Negara Kesatuan Republik Indonesia(pengambilan keputusan bersama ) melalui penelitian tindakan kelas. Perbaikan yang penulis lakukan mengenai penerapan metode bermain peran pada materi pengambilan keputusan bersama. Harapan penulis adalah terjadinya pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan serta lebih bermakna dan adanya keberanian peserta didik yang tuntas untuk menyelesaikan masalah kontektual dengan benar serta untuk lebih menguasai pelajaran.
Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini diberi judul: “Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi pengambilan keputusan bersama Melalui Model Bermain Peranpada Siswa Kelas VSDNegeri 07/X Parit Culum I Kecamatan Muara Sabak Barat Tahun Pelajaran 2019/2020“.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran, sebagai berikut.
a. Siswa kurang memahami konsep pengambilan keputusan bersama.
b. Siswa kurang aktif dalam berdiskusi
c. Siswa kurang terampil dalam berkomunikasi dengan teman sebaya.
d. Hasil belajar siswa rendah
Rumusan Masalah
Setelah menemukan faktor penyebab siswa belum memahami materi pengambilan keputusan bersama pada pelajaran PKn, peneliti berusaha merumuskan permasalahan. Rumusan masalah tersebut seperti berikut.
1. Apakah model bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran PKn pada materi pengambilan keputusan bersama Kelas VSDNegeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barat ?
Batasan Masalah
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini hanya membahas rendahnya hasil belajar materi PKN pada Kompetensi Dasar 4.2 Memahami Keputusan Bersama. Kelas V SD semester 1 tahun pelajaran 2021/2022.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : Meningkatkan penguasaan konsep hubungan pengambilan keputusan bersama dengan menggunakan alat peraga berupa gambar dan benda – benda di sekitar.
1. Untuk mengetahui apakah model bermain peran dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang pengambilan keputusan bersama
2. Mendiskripsikan penerapan model bermain peran untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pengambilan keputusan bersama
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi Peneliti:
a. Memperbaiki pembelajaran yang sudah dikelolanya.
b. Memupuk rasa percaya diri karena telah berhasil melakukan analisis terhadap hasil kinerjanya sehingga dapat menemukan kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan, kemudian mengembangkan alternative untuk mengatasi kelemahannya.
c. Dapat berkembang secara profesional.
2. Bagi siswa
a. Dapat memperbaiki hasil belajar.
b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran.
3. Bagi sekolah
a. Dapat digunakan untuk mengembangkan sekolah kearah yang lebih baik.
b. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah
METODE PENELITIAN
Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
1. Subjek
Subjek penelitian perbaikan ini adalah siswa kelas V SD Negeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barat denganjumlah siswa 21 orang.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian perbaikan ini bertempat di SD Negeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barat. Waktu penelitian pra siklus tanggal 6November 2021, siklus I dilaksanakan tanggal 15 November 2021, siklus 2 dilaksanakan tanggal 22 November 2021.
3. Pihak yang Membantu
Penelitian perbaian pemebalajaran ini dapat terlaksana atas bantuan:
a. Kepala SDNegeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barat
b. Teman sejawat
c. Dewan Guru dan Staf SDNegeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barat
d. Siswa-siswi SDNegeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barat.
e.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan tindakan, diawali dengan perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (obervation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai pada keriteria yang diharapkan tercapai (keriteria keberhasilan ).
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) :
Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan melakukan pembelajaran awal. Pelaksanaannya dilakukan tiga kali yaitu pembelajaran awal (pra siklus), siklus I, dan siklus II. Masing – masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan rincian sebagai berikut :
Perencanaan
Perencanaan pembelajaran awal dilakukan dengan cara pembelajaran yang biasa saja tanpa ada persiapan khusus, dan dengan Rencana Pembelajaran (RP). Materi yang diambil adalah tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia mata pelajaran PKn kelas V.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut.
1) Guru menyusun rencana pembelajaran RPP
2) Guru menyiapkan sumber bahan dan media pembelajaran.
3) Menyusun lembar kerja.
4) Memilih metode diskusi kelompok.
5) Membuat lembar observasi aktifitas guru dan siswa beserta indikatornya.
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran awal dilakukan selama dalam proses pembelajaran kelas V SD Negeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barat. Dengan menggunakan instrument penelitian. Supervisor 2 melakukan pengamatan terhadap tingkah laku guru dalam menyampaikan materi melalui metode bermain peran dengan model pembelajaran cooperative learning siswa. Tahap pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan seperti langkah – langkah di bawah ini :
a. Guru menyampaikan informasi kepada peserta didik tentang pengertian dari musyawarah mufakat.
b. Guru menyampaikan informasi kepada peserta didik tentang pengertian pengambilan keputusan dengan cara poting.
c. Peserta didik berdiskusi kelompok untuk menemukan penjelasan tentang langkah-langkah melakukan pengambilan keputusan dalam bermusyawarah dengan cara voting/pemungutan suara.
d. Guru memberikan evaluasi akhir pembelajaran secara tertulis.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh Supervisor 2, menggunakan lembar observasi yang berisi kegiatan guru, peserta didik, dan interaksi pembelajaran beserta indikator – indikatornya. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh guru yang melakukan kegiatan belajar mengajar. Sehingga dapat menjadi masukan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar berikutnya. Pengamatan didasarkan juga pada bentuk soal.
Refleksi
Setelah melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran awal, guru tersebut mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan saat berlangsungnya proses pembelajaran. Karena dirasa masih banyak kekurangan dan hambatan yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah, maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran ke siklus I.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
N0 |
Rencana Kegiatan |
Waktu ( Minggu ) ke,... |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
||
1 |
Persiapan |
X |
|
|
|
|
|
|
Menyusun Konsep Pelaksanaan |
X |
|
|
|
|
|
|
Menyepakati Jadwal dan Tugas |
X |
|
|
|
|
|
|
Menyusun Instrumen |
X |
|
|
|
|
|
2 |
Pelaksanaan |
|
|
|
|
|
|
|
Menyiapkan kelas dan alat |
|
X |
|
|
|
|
|
Melakukan Tindakan Siklus I |
|
X |
X |
|
|
|
|
Melakukan Tindakan Siklus II |
|
|
X |
X |
|
|
|
Melakukan Tindakan Siklus III |
|
|
|
X |
X |
|
3 |
Menyusun Laporan |
|
|
|
|
|
|
|
Menyusun Konsep Laporan |
|
|
|
|
X |
X |
|
Perbaikan Laporan |
|
|
|
|
|
X |
|
Penggandaan Hasil Penelitian |
|
|
|
|
|
X |
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Perbaikan Pembelajaran
Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barat terkait hasil belajar PKn tentang Pengambilan keputusan bersama. melalui model bermain peran, yang dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II secara lengkap dijabarkan sebagai berikut.
Pra Siklus
Pembelajaran pra siklus mata pelajaran PKn kelas V SD Negeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barat, tahun pelajaran 2021 / 2022 dengan materi pokok meningkatkan hasil belajar pengambilan keputusan bersama melalui model bermain peran. Hasil pembelajaran pra siklus disajikan dalam tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 4.1Hasil Evaluasi Pra SiklusPKn
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Tuntas |
Belum Tuntas |
1 |
AD |
75 |
ü |
|
2 |
AP |
30 |
|
ü |
3 |
AS |
40 |
|
ü |
4 |
AF |
50 |
|
ü |
5 |
AKF |
75 |
ü |
|
6 |
AW |
40 |
|
ü |
7 |
DE |
50 |
|
ü |
8 |
ES |
70 |
|
ü |
9 |
FD |
75 |
ü |
|
10 |
HAA |
40 |
|
ü |
11 |
MC |
75 |
ü |
|
12 |
MS |
50 |
|
ü |
13 |
MA |
75 |
ü |
|
14 |
MD |
75 |
ü |
|
15 |
MA |
50 |
|
ü |
16 |
MF |
50 |
|
ü |
17 |
RS |
40 |
|
ü |
18 |
RF |
30 |
|
ü |
19 |
RD |
40 |
|
ü |
20 |
SV |
50 |
|
ü |
21 |
YL |
70 |
|
ü |
Jumlah |
1130 |
|
|
|
Rata-rata |
53,81 |
|
|
|
KKM |
75 |
|
|
Tabel 4. 2Analisis Hasil Tes Formatif Pra Siklus PKn
No |
Rentang |
Frekuensi |
Presentase |
Keterangan |
1 |
<51 – 60
|
13 |
61,90% |
Kurang |
2 |
61 – 70
|
2 |
9,52% |
Cukup |
3 |
71 – 80
|
6 |
28,57% |
baik |
4 |
81 -90
|
- |
- |
Sangat baik |
5 |
91 -100 |
- |
- |
Memuaskan |
Jumlah |
21 |
|
|
Nilai hasil tes formatif diperoleh setelah proses pembelajaran selesai. Guru memberi evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang telah diajarkan pada pembelajaran pra siklus. Adapun langkah – langkah pelaksanaan pra siklus yaitu :
a. Perencanaan
Membuat rencana pembelajaran, membuat lembar pengamatan, menyediakan alat peraga, membuat evaluasi, membuat lembar kerja dan menentukan teman sejawat yang akan mengobservasi aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran awal dilakukan selama dalam proses pembelajaran kelas V SD Negeri 07/X Parit Culum I Kecamatan Muara Sabak Barat. Dengan menggunakan instrument penelitian. Supervisor 2 melakukan pengamatan terhadap tingkahlaku guru dalam menyampaikan materi melalui model bermain peran siswa. Tahap pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan seperti langkah – langkah di bawah ini :
1. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab
2. Guru menyampaikan motifasi dan tujuan pembelajaran.
3. Siswa melakukan kegiatan Pengambilan Keputusan Bersama / musyawarah bersama kelompok
4. Siswa mengerjakan lembar kerja secara kelompok.
5. Perwakilan siswa maju membacakan hasil kerja kelompok.
6. Siswa menanggapi hasil kerja tiap kelompok dengan dipandu oleh guru.
7. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
8. Siswa mengerjakan tes formatif.
9. Guru mengoreksi hasil tes formatif.
10. Guru memberikan tindak lanjut berupa soal perbaikan dan pengayaan dalam bentuk pekerjaan rumah.
c. Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh oleh peneliti yang dibantu oleh teman sejawat sebagai observer. Berikut hasil pengamatan pada waktu proses pembelajaran pada pra siklus. Pada pra siklus ini pembelajaran berlangsung, siswa belum aktif dalam pembelajaran, siswa pada waktu diskusi kelompok belum bisa bekerja sama, waktu diberi penjelasan oleh guru ada siswa yang bermain sendiri. Sedangkan hasil pengamatan terhadap guru yaitu guru kurang menguasai materi, guru belum bisa mengontrol keaktifan siswa, guru belum menggunakan alat peraga, sehingga siswa kurang memahami struktur daun dan fungsinya.
d. Refleksi
Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh guru melalui diskusi dengan teman sejawat sebagai observer diperoleh beberapa kekurangan selama proses pembelajaran. Sebelum pelajaran dimulai guru tidak mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran, sehingga siswa belum siap menerima pelajaran. Pada waktu pemberian materi guru hanya ceramah, sehingga siswa hanya menggrafikkan materi pengambilan keputusan bersama itu seperti apa. Dari refleksi itu guru menyadari kekurangannya dalam proses pembelajaran oleh karena itu guru akan memperbaikinya pada perbaikan pembelajaran siklus berikutnya.
1) Keberhasilan
a. Siswa merasa senang dengan pembelajaran dengan mempelajari kubudayaan di Indonesia.
1Guru dapat belajar untuk menerapkan alat peraga pembelajaran.
b. Guru dapat menjadikan alat peraga sebagai variasi model pembelajaran.
2) Kegagalan
a. Masih ada 21 siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan minimal.
b. Ada beberapa siswa yang belum bisa memahami materi.
c. Dalam menyimpulkan materi guru masih belum melibatkan siswa.
1. Siklus I
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal5November 2021 dengan objek siswa kelas V SD Negeri 07/X Parit Culum I, Kecamatan Muara Sabak Barat. Dengan dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil perbaikan pembelajaran siklus I disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.3Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Tuntas |
Belum Tuntas |
1 |
AD |
75 |
ü |
|
2 |
AP |
60 |
|
ü |
3 |
AS |
75 |
ü |
|
4 |
AF |
70 |
|
ü |
5 |
AKF |
80 |
ü |
|
6 |
AW |
60 |
|
ü |
7 |
DE |
75 |
ü |
|
8 |
ES |
60 |
|
ü |
9 |
FD |
80 |
ü |
|
10 |
HAA |
60 |
|
ü |
11 |
MC |
90 |
ü |
|
12 |
MS |
60 |
|
ü |
13 |
MA |
95 |
ü |
|
14 |
MD |
90 |
ü |
|
15 |
MA |
70 |
|
ü |
16 |
MF |
80 |
ü |
|
17 |
RS |
60 |
|
ü |
18 |
RF |
60 |
|
ü |
19 |
RD |
70 |
|
ü |
20 |
SV |
75 |
ü |
|
21 |
YL |
75 |
ü |
|
Jumlah |
1.520 |
|
|
|
Rata-rata |
72,38 |
|
|
|
KKM |
75 |
|
|
Tabel 4.4 Analisis Hasil Tes Formatif Siklus I
No |
Rentang |
Frekuensi |
Presentase |
Keterangan |
1 |
51 – 60
|
7 |
33,33% |
Kurang |
2 |
61 – 70
|
3 |
14,29% |
Cukup |
3 |
71 – 80
|
8 |
38,09% |
baik |
4 |
81 -90
|
2 |
9,52% |
Sangat baik |
5 |
91 -100 |
1 |
4,76% |
Memuaskan |
Jumlah |
21 |
|
|
Hasil evaluasi siklus I diperoleh setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I selesai. Dalam pembelajaran siklus I melalui langkah – langkah berikut.
a. Perencanaan
1. Menyusun rencana pembelajaran dengan tujuan perbaikan siklus I.
2. Memilih metode siklus I.
3. Mempersiapkan LKS yang akan digunakan dalam perbaikan pembelajaran.
4. Membuat dan merancang lembar observasi aktivitas guru beserta indikatornya.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15November 2021 dikelas V. Kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa yang tertulis dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
c. Pengamatan
Pada tahap ini pengamat mencatat apa yang telah terjadi pada pembelajaran perbaikan siklus I dengan menggunakan lembar observasi. Dalam proses ini diperoleh data bahwa :
ü Penjelasan materi sangat cepat sehingga kurang dipahami siswa
ü Kurang memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya
ü Perhatian guru pada siswa masih kurang.
ü
d. Refleksi
Hasil dari observasi / pengamatan dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil observasi guru mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, hambatan dan kendala yang terjadi pada proses pembelajaran.
Dengan dasar hasil tes formatif yang menunjukkan menunjukkan peningkatan pada pembelajaran sebelumnya, namun untuk mencapai ketuntasan 75% belum tercapai. Maka penulis mengadakan perbaikan pembelajaran tahap berikutnya yang menjadi fokus perbaikan adalah sebagai berrikut.
1) Memberikan materi yang jelas dan lengkap sehingga mudah dipahami siswa.
2) Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya.
3) Menggunakan model pembelajaran yang tepat.
Keberhasilan dan kegagalan pada siklus I antara lain:
1) Keberhasilan
a) Hasil evaluasi belajar siswa meningkat.
b) Sebagian besar siswa sudah memahami materi.
c) Siswa sudah berani maju mengerjakan soal.
d) Siswa sudah berani untuk mengajukan pertanyaan.
2) Kegagalan
a) Masih ada 17 siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan.
b) Kurang memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya.
c) Penggunaan alat peraga kurang maksimal.
d) Masih ada beberapa siswa yang pada saat pelajaran berlangsung masih belum bisa terlibat aktif.
2. Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari senin 22 November 2021dengan objek siswa kelas V SD Negeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barat. Dengan dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai rencana.
Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan.Hasil perbaikan pembelajaran siklus II disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Tuntas |
Belum Tuntas |
1 |
AD |
85 |
ü |
|
2 |
AP |
70 |
|
ü |
3 |
AS |
85 |
ü |
|
4 |
AF |
75 |
ü |
|
5 |
AKF |
90 |
ü |
|
6 |
AW |
80 |
ü |
|
7 |
DE |
85 |
ü |
|
8 |
ES |
80 |
ü |
|
9 |
FD |
90 |
ü |
|
10 |
HAA |
75 |
ü |
|
11 |
MC |
95 |
ü |
|
12 |
MS |
80 |
ü |
|
13 |
MA |
95 |
ü |
|
14 |
MD |
95 |
ü |
|
15 |
MA |
80 |
ü |
|
16 |
MF |
90 |
ü |
|
17 |
RS |
75 |
ü |
|
18 |
RF |
75 |
ü |
|
19 |
RD |
70 |
|
ü |
20 |
SV |
85 |
ü |
|
21 |
YL |
85 |
ü |
|
Jumlah |
1.740 |
|
|
|
Rata-rata |
82,86 |
|
|
|
KKM |
75 |
|
|
Tabel 4.6Analisis Hasil Tes Formatif Siklus II
No |
Rentang |
Frekuensi |
Presentase |
Keterangan |
1 |
51 – 60
|
- |
|
Kurang |
2 |
61 – 70
|
2 |
9,52% |
Cukup |
3 |
71 – 80
|
8 |
38,10% |
baik |
4 |
81 -90
|
8 |
38,10% |
Sangat baik |
5 |
91 -100 |
3 |
14,29% |
Memuaskan |
Jumlah |
21 |
100% |
|
Berikut ini adalah langkah – langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II :
a. Perencanaan
Menyusun rencana pembelajaran, menentukan alat peraga, menentukan metode pembelajaran, merencanakan fokus perbaikan pembelajaran, menyusun lembar observasi, menyusun lembar evaluasi.
b. Pelaksanaan
1. Guru memberitahu siswa bahwa hari ini siswa akan belajar melalui permainan teka teki silang (TTS).
2. Setelah memberitahu tentang permainan TTS, guru meminta siswa untuk membagi menjadi dua kelompok.
3. Guru mengajak siswa untuk membuat peraturan permainan TTS.
4. Siswa secara bersama-sama membuat peraturan permainan TTS.
5. Siswa menggunakan koin untuk menentukan kelompok mana yang memulai permainan terlebih dahulu.
6. Siswa bermain TTS.
7. Kelompok yang memenangkan permainan ini mendapatkan award dan kelompok yang kalah mendapatkan hukuman sesuai dengan peraturan yang telah disepakati.
c. Pengamatan
Hasil pengamatan dari observer selama proses pembelajaran siklus II adalah siswa pada waktu menerima pelajaran memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru dengan baik. Berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, sudah ada keinginan untuk mencari penelesaian soal dari guru. Mau bertanya jika ada kesulitan, dan mulai berani untuk mengerjakan didepan walaupun belum bisa. Sedang pengamatan yang diperoleh observer kepada guru yang mengajar adalah guru sudah mempersiapkan rencana pembelajaran dengan baik, metode yang digunakan sudah tepat, pemberian motivasi sudah cukup tapi masih ada beberapa kekurangan tidak menanyakan kepada siswa tentang kesulitan apa yang diperoleh dari materi yang diajarkan.
d. Refleksi
Setelah melakukan beberapa perbaikan yaitu perbaikan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Peneliti menyadari betul kekurangan – kekurangan pada proses pembelajaran mata pelajaran PKn dengan materi pengambilan keputusan bersama pada siklus II. Walaupun peneliti sudah mempersiapkan proses pembelajaran sebaik mungkin, tetapi tetap masih ada kekurangannya diantaranya guru kurang memberi pertanyaan kepada siswa. Dari hasil refleksi yang dilakukan tersebut teman sejawat selaku observator juga menemukan beberapa kekurangan yaitu guru tidak memberi bimbingan kepada siswa yang belum jelas atau memahami materi pelajaran.
Keberhasilan dan kegagalan pada siklus II antara lain:
1) Keberhasilan
a) Hasil evaluasi belajar siswa meningkat.
b) Sebagian besar siswa sudah memahami materi.
c) Siswa sudah berani maju mengerjakan soal.
d) Siswa sudah berani untuk mengajukan pertanyaan.
2) Kegagalan
a) Masih ada 2 orang siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan.
b) Pengelolaan kelas masih kurang.
c) Masih ada beberapa siswa yang pada saat pelajaran berlangsung masih belum bisa terlibat aktif.
A. Perbaikan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa dari Prasiklus sampai Sikls II
Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang telah dilaksanakan dari pra siklus sampai siklus II dapat dilihat dalam bentuk tabel rekapitulasi kegiatan per siklus sebagai berikut:
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Konsep Pengambilan Keputusan Bersama Melalui Model Bermain Peran.
No |
Siklus |
Rata-rata |
1 |
Prasiklus |
53,81 |
2 |
I |
72,38 |
3 |
II |
82,86 |
Berdasarkan tabel tersebut dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, penerapan model bermain peran pada setiap siklus menunjukkan peningkatan yang sangat berarti, artinya hasil belajar siswa yang dilaksanakan pada akhir siklus mencapai ketuntasan minimum yang telah di tentukan.
2. Persentase Hasil Belajar Siswa dari Prasiklus sampai Sikls II
Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang telah dilaksanakan dari pra siklus sampai siklus II jika dipersentasekan dapat dilihat dalam bentuk tabel rekapitulasi kegiatan per siklus sebagai berikut:
Tabel 4.8. Persentase Ketuntasan Hasil Evaluasi
PKN
No |
Siklus |
Persentase |
1 |
Pra Siklus |
28,57% |
2 |
Siklus I |
52,38% |
3 |
Siklus II |
90,47% |
Berdasarkan data di atas, hasil belajar mengalami peningkatan dari tiap siklusnya, ini berarti bahwa penggunaan model bermain peran dalam pembelajaran PKN pada konsep pengambilan keputusan bersamadi kelas V SD Negeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barattelah dilaksnakan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal dan mecapai ketuntasan belajar.
SSIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui pembelajaran siklus I dan siklus II dengan materi pengambilan keputusan bersama dikelas V SD Negeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barat tahun pelajaran 2021/2022, Kecamatan Muara Sabak Barat, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan model bermain peran telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan ini terjadi pada siklus I maupun siklus II dengan bukti adanya peningkatan pada :
1. Pelaksanaan pembelajaran konsep PKn materi pengambilan keputusan bersama dengan menggunakan modelbermain perandi kelas IV SDNegeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barat terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa, hal ini berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan jika dipersentasekan prasiklus 28,57%, siklus 1 52,38%, pada siklus 2 naik lagi menjadi 90,47%.
2. Penggunaan model bermainperandalam pembelajaran konseppengambilan keputusan bersama di kelas V SD Negeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barat, terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat terlihat dari perolehan nilai rata-rata kelas dari hasil tes siswa pada setiap tahapan siklus semakin meningkat yaitu, nilai rata-rata kelas pada prasiklus sebesar 53,81, pada siklus I sebesar 72,38, dan pada siklus II sebesar 82,86.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SD Negeri 07/X ParitCulum I, Kecamatan Muara Sabak Barat peneliti kemukakan saran dan tindak lanjut sebagai berikut.
1. Guru sebaiknya mengusahakan media pembelajaran benda – benda konkret yang berada disekitar siswa dapat menghilangkan verbalisme dan menyenangkan.
2. Guru harus memberi motivasi dan bimbimngan pada siswa yang mengalami kesulitan.
3. Guru hendaknya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
4. Di era kompetisi siswa perlu dilatih untuk berani mengemukakan pendapat oleh karena itu latihan membimbing kawan – kawannya dalam melakukan bermain peran merupakan ajang latihan yang cukup kreatif.
5. Siswa perlu dilatih untuk bergaul dan bekerjasama yang harmonis dalam kelompoknya dengan kegiatan yang positif. Oleh karena itu bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas tertentu merupakan cara yang efektif untuk melatih sifat social pada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, dkk. 2010, Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta, Universitas Terbuka.
Aswani, Zaenul,2004, Tes dan Asesmen di SD, Jakarta, Universitas Terbuka.
Denny, Setyawan, 2005, Komputer dan Media Pembelajaran, Jakarta, Universitas Terbuka.
Gatot, Muhsetyo, Drs. M.Sc, dkk, 2007, Pembelajaran PKN, Jakarta, Universitas Terbuka.
Mulyani Sumantri, Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta, Universitas Terbuka.
Samsudin, Abin, 2004, Profesi Keguruan 2, Jakarta, Universitas Terbuka.
Suciati, Drs. Dkk, 2004, Belajar dan Pembelajaran 2, Jakarta, universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka.
Wahyudi Duin, Supaiyati, Ishak, Abduhak, 2001, Pengantar Pendidikan, Jakarta, Universitas Terbuka.
Dra. Dyah Sriwilujeng, M.Pd, Buku PKn untuk SD Kelas V, Jakarta,Esis.
Pranaja S dkk, Buku Fokus PKn untuk SD Kelas V, Jakarta, Sindutama.