NUSANTARAEXPRESS, DURI – Sabtu, 2 Oktober 2021, Kantor Hukum Elidanetti,
S.H., M.H., CPLC, digeruduk sekelompok mahasiswa asal Duri yang menamakan diri
sebagai Aliasnsi Mahasiswa Duri gabungan dari beberapa kampus dan berbagai
jurusan, sekira pukul 15.00 Wib.
Aliansi Mahasiswa asal
Kota Duri ini hanya ingin silaturahmi dan melakukan diskusi dengan pengacara
nasional Elidanetti, S.H., M.H., CPLC, yang juga sebagai tokoh perempuan di
Provinsi Riau, Jelas Ketua Aliansi Mahasiswa Duri Andri Ramadhan kepada media
ini di Yeraa Café Jl. Mawar Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi
Riau.
Sebagai mahasiswa yang
berasal dari Kota Duri Kabupaten Bengkalis, kita ingin memberikan sumbangsih
pemikiran. Dan saat ini kita bersilaturahmi kepada praktisi hukum yang memang
sudah berkecimpung di kancah nasional. Kami ingin pemikiran dari Aliansi
Mahasiswa tidak bertabrakan dengan konsep hukum. Jelasnya.
Pantauan media ini,
mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa adalah 5 orang dari berbagai
kampus. “Kami yang tergabung di Aliansi Mahasiswa Duri berjumlah lebih kurang
250 orang, namun hanya 5 orang sebagai perwakilan”. Jelas Ketua Aliansi
Mahasiswa.
Silaturahmi ini
terlihat tertata apik. Suasana lebih hidup saat dipandu oleh Moderator Handal
sahabat saya Agung Marsudi yang juga aktif sebagai jurnalisis, juga sebagai
penulis handal yang sudah banyak menerbitkan beberapa buku dan menelurkan
ide-ide cemerlngnya, khususnya di sektor migas hingga hengkangnya perusahaan
raksasa dari Bumi Melayu Riau pada tahun 2021.
Suasana lebih menarik
saat dialogis, karena Sharing Session yang ditaja oleh Kantor Hukum Elidanetti,
S.H., M.H., CPLC, ini kedatangan tamu dari DPRD Kabupaten Bengkalis H. Adri,
SE. di Bidang Anggaran (Banggar).
Dalam Sharing Session ini
Elidanetti, S.H., M.H., CPLC, banyak meberikan masukan terkait dengan roda
pemerintahan khususnya di Kabupaten Bengkalis.
“Pertemuan ini
sebenarnya adalah diskusi kecil untuk menampung aspirasi dan kita sebagai
masyarakat Kabupaten Bengkalis memporsikan diri sebagai masyarakat yang ingin
Kabupatennya lebih maju. Apa yang sudah dilakukan pemerintah sampai sekarang
perlu kita bantu dalam hal pemkiran dan ide-ide cemerlang yang mungkin dapat
kita sumbangkan melalui pertemuan ini”. Jelas Tokoh perempuan Riau ini yang
juga sebagai Advokat tingkat nasional.
“Kita juga perlu tahu,
bagaimana masalah ekonomi, hukum, dan
yang paling utama adalah pendidikan. Langkah apa yang sudah diambil oleh Pemerintah
Kabupaten Bengkalis dalam menyikapi masa pandemi. Dan juga langkah apa untuk
perbaikan ekonomi nya. Sepertinya ini harus dibedah dan didiskusikan, sehingga
menghasilkan sebuah catatan penting dan akhirnya dapat memberikan masukan
kepada pemerintah daerah di Kabupaten Bengkalis”. Ungkap Elidanetti dengan
optimis.
“Terlebih lagi saat ini sumur-sumur minyak sudah dikelola oleh negeri kita sendiri dan 100 % sudah dikelola tanpa melibatkan negara luar. Tentu logikanya ini menjadikan nilai tersendiri untuk kemakmuran masyarakat disekitar, khususnya pengelolaan sumur minyak di Blok Rokan. Kabupaten Bengkalis punya peranan yang sangat signifikan”. Ulas pengacara tingkat nasional ini dengan kritis.
“Haruskah masyarakat
menjadi penonton lagi ? Jawaban ini
hanya bisa dijawab oleh Pemerintah, sampai dimana pengelolaan ini akan berimbas
kepada masyarakat di Kabupaten Bengkalis, khususnya di Mandau. Peluang untuk
membangun Bengkalis itu luar biasa, dan kita bisa mengalahkan Kutai
Kartanegara, kalau benar-benar mau mengelola dengan serius untuk kesejahteraan
masyarakat nya”. Paparnya.
“Bagaimana nasib anak
negeri secara keseluruhan yang hanya tamat SMA dan tidak
bisa menjanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tingi karena faktor biaya. Ini juga harus
dipikirkan, karena peluang untuk tenaga kerja di Migas juga sangat memungkinkan”.
Paparnya.
Harapannya, “Pemerintah
juga harus mengerti dengan keadaan sekarang. Masyarakat adalah aset pemerintah.
Dan pemerintah tidak akan pernah ada tanpa adanya masyarakat. Kita ingin sekali
membuka peluang dan memberi gagasan, terutama dari anak-anak muda, Mahasiswa,
Tokoh Masyarakat, Kaum ibu terkait dengan perlindungan anak dan perempuan”.
“Pertemuan Ini akan
kita followup ke pemerintah daerah, agar bisa memberikan kontribusi berupa ide
dan gagasan yang positif. Pertemuan-pertemuan seperti ini akan kita lakukan secara
rutin dan untuk ke depan akan kita agendakan secara berkala. Kita harus
membantu Pemerintah Daerah dengan ide-ide cemerlang guna arah yang lebih baik
untuk Kabupaten Bengkalis”. Pungkas ElidanEtti, S.H., M.H., CPLC yang saat ini
sedang mengeluti advokasi ke mancanegara Iran dan German.
Terlihat hadir dalam acara Sharing Session yang ditaja oleh Kantor Hukum Elidanetty, S.H., M.H., CPLC ini adalah ELIDANETTI, S.H., M.H., CPLC., H. ADRI, SE dari Banggar DPRD KAB. Bengkalis, MUKHLIS, tim Pengacara BUMA, dr. GULTOM dari Duri Institute, FENY WULANDARI dari Komisi Perlindungan Anak Kab. Bengkalis, BONAR TAMPUBOLON, ARMAN, BUDIMAN dari LAMR, ALIANSI MAHASISWA DURI dan dari beberapa awak media.
Sesi berikutnya, adalah pemaparan dari Badan Anggaran DPRD Kabupaten Bengkalis H. Adri, SE. Beliau menjelaskan secara gamblang terkait dengan Anggaran di Kabupaten Bengkalis.
“Saat ini anggaran
Kabupaten Bengkalis angkanya lumayan fantastis, diangka 3.9 T yang sebelumnya
hanya senilai 3.2 T. Tentunya semua semua angka akan dialokasikan sesuai dengan
peruntukan untuk mendukung visi dan misi pemerintahan Kabupaten Bengkalis. Saat
ini Kabupaten Bengkalis menanggung beban yang cukup tinggi dari kultur daerah yang
berbeda”. Ulasnya dengan santai, karena Sharing Session ini memang tidak
pertemuan formal.
H. Adri menjelaskan
lebih lanjut, untuk pembiayaan operasional senilai 2.4 T diperuntukkan membayar
tenaga Honorer dan lain sebagainya, dan untuk modal anggaran belanja dengan
nilai 1.1 T.
Kalau saat ini
Kabupaten Bengkalis tidak pad posisi APBD yang paling besar, benar 10 tahun yang
lalu. Namun saat ini sudah posisi 10 besar dari seluruh Kabupaten di Indonesia.
Tapi kalau di Provinsi Riau itu benar. Bengkalis di posisi no. 1. Ulasnya.
“Terkait peralihan PT.
Chevron ke PT. Pertamina, daerah mendapat 10 %. Dan agar angka itu bisa
terealisasi tentunya ada mekanisme yang mengatur. Dan untuk menampung semua itu
dibutuhkan BUMD. Namun untuk membentuk BUMD butuh wakru 2 thn. Dan saat peralihan
PT. Chevron ke PT. Pertamina Kabupaten Bengkalis tidak ada BUMD. Artinya
Kabupaten Bengkalis tidak siap. Papar H. Adri,SE yang mengetahui bagaimana
mekanisme karena pada posisi BANGGAR di Kabupaten Bengkalis.
Terakhir, Adri
mengatakan, membangun Kabupaten Bengkalis sangat dibutuhkan dengan Kemitraan Kolaborasi.
Mahasiswa, Masyarakat harus kritis untuk memberi masukan untuk Bengkalis lebih
baik dan maju ke depan.
dr. GULTOM, dalam sesi
berikutnya memberikan masukan agar penanganan covid-19 bisa secara maksimal dibutuhkan
leadership secara personal. Tetap lakukan protokol kesehatan. Kita tidak ada yang
lebih paham terkait denan covid-19. Karena covid-19 tidak bisa diukur dan
kapan endeminya. Saat ini kondisi sepertinya belum memungkinkan bisa berakhir
jika enveronment tidak bisa terkondisi. Dan menyangkut enveronment ini
adalah urusan pemerintah”. Paparnya.
Yang menjadi
pertanyaan, Mengapa warga Kabupaten Bengkalis harus melakukan vaksinasi ke
Kabupaten/Kota lain?. Ini juga harus menjadi pemikiran pemerintah daerah.
Pungkas dr. Gustom dari Duri Institute yang selalu mengkritisi masalah kesehatan.
Bung ARMAN mengatakan untuk menjaga Herd Immunity tetap melakukan vaksinasi. Namun ada pendekatan yg salah. Kita selalu berkonsentrasi kepada penerita. Tapi tidak konsentrasi kepada yang terpapar. Bagi yang belum melakukan vaksin, silahkan datangi tempat vaksinasi. Ujarnya yang pernah menjabat sebagai Humas di RSUD Kecamtaan Mandau ini.
FENY WULANDARI dari Komisi Perlindungan Anak Kabupaten Bengkalis mengatakan, Pemkab. Bengkalis harus gerak cepat. Kita lihat Pemkab terlalu lambat gerakannya dalam bidang anak dan perempuan. Kita harus berlari untuk mengantisipasi segala sesuatu yang bakal terjadi dengan anak dan perempuan.
“Bengkalis ini unik. Suka
sosialisasi, tapi realisasinya tidak ada.Kita stoplah hat-hal yang seperti ini.
Hanya membuang-buang anggaran”. Ulasnya
dengan kritik pedas.
“Bahkan sampai saat
ini, RSUD di Kecamatan Mandau tidak ada Psikolog. Jangan tungu kejadian baru
kita sibuk menanganinya. Papar Fenny penuh harap.
“Untuk
agar tercapainya semua itu perlu diperhatikan 5 klaster hak anak, yang meliputi
klaster hak sipil dan kebebasan, klaster lingkungan keluarga dan pengasuhan
alternatif, klaster kesehatan dasar dan kesejahteraan, klaster pendidikan,
pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya dan klaster perlindungan khusus. Untuk
pencapaian Daerah Layak anak, kita harus berlari dan harus extra agar kita bisa
melakukan pencapaian. Ini adalah cita-cita kita bersama khususnya Pemerintah
Kabupaten Bengkalis”. Ulas Fenny menjelaskan secara detail.
MIKHLIS, dari Badan
Usaha Milik Adat (BUMA) menyoroti terkait BUMD, sampai saat ini Kabupaten
Bengkalis tidak mempunyai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di sektor migas. Dan
yang perlu ditingkatkan lagi oleh Pemkab. Bengkalis adalah nilai ekonomis dari
Pariwisata. Sepertinya harus dilakukan restorasi kebijakan, agar Kabupaten
Bengkalis bisa lebih maju. Papanya.
“LAMR selama ini hanyamelihat
dan hanya mendapat souvenir. Kita Ingin menjadi pemain di Blok Rokan dengan membentuk
Badan Usaha Milik Adat (BUMA). Dan saat ini BUMA menggandeng perusahaan asal Rusia”.
Pungkasnya.
BUDIMAN, SE dari LAMR
menyoroti permasalahan dari sisi sosial, intens sudah dilakukan oleh
Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).
“Setelah kita tanyakan
terkait dengan dana CSR, pemerintah tidak bisa menjawab regulasinya. Sudah 7
thn berlalu yang katanya mau di Perdakan, namun sampai saat ini tidak pernah
terealisas. Bahkan LAMR sudah melakukan hearing dengan para pengambil kebijakan.
Tp sampai saat ini tidak ada kejelasan”. Sindir Budiman dengan tegas.
“Harapannya ini segera
diakomodir, agar bisa dimanfaatkan oleh adik adik kita para generasi penerus.
Saya yakin dan percaya, jika dana itu untuk upgrade skill putra-putra daerah,
ini akan membentuk kaum muda yang profesional sesuai dengan bidang
masing-masing”. Pungkas Budiman megakhiri.
Terakhir dari ALIANSI
MAHASISWA DURI ANDRI RAMADHAN, karena memang waktu yang tidak memungkinkan,
Aliansi Mahasiswa hanya memberikan masukan terkait dengan Fasilitas, Pelayanan, Infrastruktur. Termasuk Taman kota yang sudah dijanjikan
beberapa waktu yang lalu dan Fasilitas yang mangkrak. Dan Aliansi Mahasiswa
Duri juga mengharapkan adanya Universitas Migas. Ada di Kabupaten Bengkalis,
khususnya Mandau. Jelasnya dengan padat dan singkat.
Sebagai penutup, dari Aliansi Mahasiswa Duri menyerahkan beberapa bibit Penghijauan pohon Matoa sebagai tanda cinta, kepada kita semua. Khususnya Pemerintah Kabupaten Bengkalis.
Penulis : MISLAM - PPWI