NUSANTARAEXPRESS - Berbagai inovasi dilakukan untuk memantau perkembangan kasus Virus Corona di Indonesia. Salah satu inovasi itu dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dilansir dari ANTARA, UGM menciptakan sebuah sistem pelacak Virus Corona. Sistem yang dinamakan COVID-19 Tracing dan People Mobile Analysis itu mampu melacak individu yang terindikasi sebagai positif, PDP, dan ODP berdasarkan data sejarah pergerakan telepon pelanggan seluler mereka.
Bisa Digunakan Awal April
Reuters
Pengembangan sistem itu dikerjakan oleh UGM bekerja sama dengan Kemenkes RI, Indosat Ooredo, PT Global Data Inspirasi (Datains) dan PT Gamatechno. Dari kerjasama itu, rencananya sistem pelacak Virus Corona itu bisa digunakan pada awal Bulan April. Namun tidak sembarang orang yang dapat menggunakan sistem itu.
"Rencananya awal April sistem Big Data ini sudah bisa digunakan oleh yang berwenang, baik di tingkat pusat maupun daerah," ujar Direktur Sistem dan Sumber Daya Informasi UGM Widyawan dilansir dari ANTARA.
Memantau Posisi Pergerakan Telepon Pasien
2018 Merdeka.com
Menurut Widyawan, sistem ini bekerja dengan cara mencari nomor telepon orang-orang dengan jarak tertentu dari pergerakan posisi telepon pasien. Ia menambahkan data pergerakan telepon pelanggan seluler itu datanya bisa diandalkan. Walau begitu, Widyawan menjamin privasi para pengguna telepon seluler yang terlacak itu.
"Sistem ini tetap menjaga privasi dari pemilik nomor telepon karena informasi yang diolah hanya dapat diakses oleh instansi negara yang berwenang dalam situasi kedaruratan," ujar Widyawan.
Dapat Menganalisis Pergerakan Orang
Selain memantau pergerakan pasien COVID-19, sistem ini juga dapat memantau pergerakan orang secara keseluruhan. Melalui fitur People Mobility Analysis, sistem ini dapat memberikan informasi lebih luas berupa hasil analisis pergerakan orang-orang dari satu daerah ke daerah yang lain. Analisis itu diharapkan dapat membantu pihak yang bertugas menangani Virus Corona dalam menjalankan tugasnya.
"Informasi penting ini nantinya dapat membantu Kemenkes dan Gugus Tugas COVID-19 dalam melakukan evaluasi dan menentukan langkah berikutnya. Salah satu contohnya adalah dengan melihat pola penyebaran pandemi dari suatu zona merah ke daerah lain," ujar Widyawan dilansir ANTARA.
Mendapat Sambutan Positif
Pada Jumat (27/3), pilot version dari sistem tersebut sudah ditunjukkan pada pihak Kemenkes dan mendapat sambutan positif. Menurut Widyawan, hal tersebut sudah sesuai dengan rencana yang dibuat pada pertemuan dengan Kemenkes pada 4 Maret 2020.
Dilansir dari ANTARA (31/3), proyek pembuatan sistem ini bermula ketika pada 4 Maret UGM diundang pada sebuah diskusi oleh Menteri Kesehatan RI untuk mencari solusi menghentikan penyebaran COVID-19 di Indonesia. Diskusi itu menghasilkan sebuah konsep sistem yang akan dieksekusi oleh UGM, Indosat Ooredo, dan Datains.
Memberi Layanan Langsung Pada Masyarakat
Menurut Widyawan, selain untuk membantu pemerintah dalam melacak persebaran Virus Corona, sistem ini nantinya juga bisa digunakan masyarakat umum dalam melakukan screening mandiri COVID-19.
Data hasil screening ini nantinya dapat diketahui oleh fasilitas kesehatan lokal. Data itu kemudian diteruskan kepada satuan tugas COVID-19 untuk mengetahui kondisi masyarakat di suatu daerah tersebut.
[shr]
Sumber: Merdeka.com