NUSANTARAEXPRESS, JAKARTA – Menjelang awal tahun 2020 Himpunan Pelajar Patani di Indonesia (HIPPI) gelar acara seminar nasional kultural ASEAN dengan menyusun tema “Menghayati dan Menghargai Kultural ASEAN”, seminar ini diselenggarakan di Falkutas Tarbiah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Indonesia, pada Sabtu (04/01/2020).
Tujuan tema ini digangkat adalah, pertama untuk mengenal budaya antar Negara, kedua untuk saling menhormati budaya antar Negara, dan ketiga untuk mempertahankan budaya sebagai jati diri bangsa.
Acara ini dimulai dengan menyayikan lagu Indonesia Raya, kata sambutan dari ketua pelaksanan, wakil ketua umum HIPPI, ketua POSTAR, dan perasmian acara seminar nasional kultural ASEAN oleh Dr. Randi Muhammad Gumilang, M.Pd.I (Dosen IAIN Samarinda, Kalimantan, Indonesia).
Narasumber kali ini dihadiri, pertama Rachmat Abril Kholis (Peneliti CIDES Indonesia Bid. Hubungan Internasional School of Strategis and Global Student, Universitas Indonesia), membahas mengenai “Mengapa Penting Budaya Bagi Seitap Orang”, kedua Kamarullah (Representatif UDEF, Uluslararası Öğrenci Dernekleri Federasyonu, Turki), membahas mengenai “Mengapa Budaya Harus Dipertahankan”, dan moderator Abdulkifli Dami (Wakil Ketua Umum HIPPI).
Setelah selesai seminar nasional, di lanjutkan dengan presen dan penampilang budaya antar Negara ASEAN, pertama Negara Patani (Thailand Selatan), kedua Negara Indonesia, ketiga Negara Malaysia, keempat Negara Brunei Darussalam, dan kelima Negara Philipina.
Sufyan Doloh, salah seorang mahasiswa yang persentasi budaya Patani menyelaskan, bahwa Etnis dan kultur Melayu Indonesia, Malaysia, Singapura, Philipina dan Brunei Darussalam, adalah kultur yang sama. Berdasar kultur bangsa Melayu yang tersisa adalah penduduk di wilayah Thailand Selatan, orang Melayu Thailand Selatan bertutur dengan bahasa Melayu sebagai bahasa Ibunda, dan beragama Islam serta mempunyai identitas yang sama dengan orang Melayu umumnya (Nusantara).
Manakala, budaya Melayu Patani mempunyai beerapa persamaan dengan budara di Indonesia, khususnya budaya yang ada di Pulau Sumatra, seperti Aceh dan Riau, yaitu mempunya pakaian tradional dan permaian tradisional yang hamper sama.
Suksesnya acara ini atas kerjasama Himpunan Pelajar Patani di Indonesia (HIPPI) dengan Pojok Seni Tarbiah (POSTAR), dan partisipasi dari beberapa mahasiswa internasional yang persentasi budaya Negara ASEAN.
Selama acara berlangsung ada beberapa zum tentang kebudayaan Patani, pameran buku-buku sejarah tentanBUg Patani, pameran photo, dll.
Setelah selesai acara, panitia penyelenggaraan minta untuk para peserta foto bersama sebagai lambang solidaritas, dan panitia penyelenggaran mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir bersama, serta memohon maaf atas segala kekurangan selama acara berlangsung.
Penulis : Zulkifli Mamah, mahasiswa asal Patai (Thailand Selatan) yang kuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Indonesia. [Red/Rls]
Tujuan tema ini digangkat adalah, pertama untuk mengenal budaya antar Negara, kedua untuk saling menhormati budaya antar Negara, dan ketiga untuk mempertahankan budaya sebagai jati diri bangsa.
Acara ini dimulai dengan menyayikan lagu Indonesia Raya, kata sambutan dari ketua pelaksanan, wakil ketua umum HIPPI, ketua POSTAR, dan perasmian acara seminar nasional kultural ASEAN oleh Dr. Randi Muhammad Gumilang, M.Pd.I (Dosen IAIN Samarinda, Kalimantan, Indonesia).
Narasumber kali ini dihadiri, pertama Rachmat Abril Kholis (Peneliti CIDES Indonesia Bid. Hubungan Internasional School of Strategis and Global Student, Universitas Indonesia), membahas mengenai “Mengapa Penting Budaya Bagi Seitap Orang”, kedua Kamarullah (Representatif UDEF, Uluslararası Öğrenci Dernekleri Federasyonu, Turki), membahas mengenai “Mengapa Budaya Harus Dipertahankan”, dan moderator Abdulkifli Dami (Wakil Ketua Umum HIPPI).
Setelah selesai seminar nasional, di lanjutkan dengan presen dan penampilang budaya antar Negara ASEAN, pertama Negara Patani (Thailand Selatan), kedua Negara Indonesia, ketiga Negara Malaysia, keempat Negara Brunei Darussalam, dan kelima Negara Philipina.
Sufyan Doloh, salah seorang mahasiswa yang persentasi budaya Patani menyelaskan, bahwa Etnis dan kultur Melayu Indonesia, Malaysia, Singapura, Philipina dan Brunei Darussalam, adalah kultur yang sama. Berdasar kultur bangsa Melayu yang tersisa adalah penduduk di wilayah Thailand Selatan, orang Melayu Thailand Selatan bertutur dengan bahasa Melayu sebagai bahasa Ibunda, dan beragama Islam serta mempunyai identitas yang sama dengan orang Melayu umumnya (Nusantara).
Manakala, budaya Melayu Patani mempunyai beerapa persamaan dengan budara di Indonesia, khususnya budaya yang ada di Pulau Sumatra, seperti Aceh dan Riau, yaitu mempunya pakaian tradional dan permaian tradisional yang hamper sama.
Suksesnya acara ini atas kerjasama Himpunan Pelajar Patani di Indonesia (HIPPI) dengan Pojok Seni Tarbiah (POSTAR), dan partisipasi dari beberapa mahasiswa internasional yang persentasi budaya Negara ASEAN.
Selama acara berlangsung ada beberapa zum tentang kebudayaan Patani, pameran buku-buku sejarah tentanBUg Patani, pameran photo, dll.
Setelah selesai acara, panitia penyelenggaraan minta untuk para peserta foto bersama sebagai lambang solidaritas, dan panitia penyelenggaran mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir bersama, serta memohon maaf atas segala kekurangan selama acara berlangsung.
Penulis : Zulkifli Mamah, mahasiswa asal Patai (Thailand Selatan) yang kuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Indonesia. [Red/Rls]