NUSANTARAEXPRESS, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia pada Pemilu 2019 bertambah menjadi 144 orang.
Komisioner KPU Evi Novida Ginting Manik mengatakan angka itu bertambah dari jumlah sebelumnya 119 orang yang tercatat pada Selasa (23/4).
"Berita duka lagi yang saya sampaikan, update kita tanggal 24 April pukul 15.00 WIB, kedukaan kami sebagai penyelenggara pemilu bertambah. Saat ini 144 orang yang wafat dari penyelenggara pemilu dan 883 sakit," kata Evi lewat keterangan tertulis, Rabu (24/4).
KPU mencatat hanya di Provinsi Maluku Utara, daerah yang tidak ada petugas sakit ataupun meninggal dunia. Sementara Provinsi Sulawesi Selatan merupakan daerah yang petugasnya paling banyak mengalami sakit yakni 191 orang, sedangkan Jawa Barat adalah daerah dengan petugas meninggal dunia terbanyak yaitu 38 orang.
Evi menyampaikan KPU masih mengusahakan santunan bagi keluarga petugas yang menjadi korban. KPU memastikan Kementerian Keuangan sudah menyetujui santunan, tapi masih mengkaji besarannya.
Hingga saat ini besaran yang diusulkan Rp36 juta untuk meninggal dunia, Rp30 juta untuk penyandang cacat, dan Rp16 juta untuk luka-luka.
"Mudah-mudahan kita mendapatkan hasil seluruh pembahasan untuk bisa mendapat nominal yang sepantasnya kita berikan teman-teman kita menjalankan tugas dengan dedikasi," katanya.
Di saat yang sama, Komisioner KPU Hasyim Asy'ari meminta masyarakat ikut mendoakan para petugas KPPS yang sakit dan meninggal dunia.
"Bagi yang muslim kami mengimbau setelah salat Jumat lusa, untuk melaksanakan salat gaib," ucapnya.
Sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto menyebut terdapat 139 petugas pemilu meninggal selama pelaksanaan Pemilu 2019. Wiranto mengajak masyarakat memberikan penghargaan pada mereka alih-alih mencaci maki.
"Kita harusnya memberikan penghargaan dan apresiasi pada KPU, Bawaslu, dan petugas keamanan yang telah melakukan pekerjaan besar dan berat. Sampai saat ini sudah ada 139 orang yang meninggal," ujar Wiranto di kantornya, Jakarta.
Wiranto mengatakan pelaksanaan pemilu tahun ini yang terbesar dan terumit dunia. Pasalnya, pemilih harus memilih lima sektor dalam waktu satu hari yakni presiden, DPR, DPD, dan DPRD tingkat kabupaten/kota. [dhf/pmg]
Sumber: CNNIndonesia.com