STBM Program Unggulan Menuju Labuhanbatu Sehat
Oleh : Rahmad
Berbicara kesehatan adalah merupakan tanggungjawab pemerintah terhadap masyarakatnya, karena kesehatan satu pokok penting untuk menjaga dan mewujudkan pembangunan lebih lanjut dimasa mendatang.
Berbagai upaya wajib di lakukan oleh pemerintah daerah dan Dinas terkait, Bisa saja dengan cara peluncuran program-program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat hingga pendekatan secara individu.Semua itu di lakukan pemerintah bukan tanpa tujuan, Dilabuhanbatu sendiri sebagaimana di cita - citakan PLT Bupati labuhanbatu H.Andi Suhaimi untuk mewujudkan labuhanbatu sebagai kabupaten sehat Dibawah kepemimpinanya dinas Kesehatan labuhanbatu melakukan berbagai trobosan untuk mendukung harapan Orang nomor satu di labuhanbatu ini.
Meskipun mengalami kesulitan memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan dengan menawarkan programnya baik itu berupa pendekatan individu, Dinas kesehatan labuhanbatu terus berupaya masuk ke dalam lingkungan masyarakat diantaranya
pertama (1).melalui program yang langsung melibatkan masyarakat yaitu Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).
Setelah pendekatan secara individu yang berorientasi fisik di nilai gagal dalam meningkatkan kebutuhan sanitasi sejalan besar untuk pelayanan sanitasi dan perubahan perilaku.Hal ini menjadi pelajaran bagi pemerintah dalam upaya pemenuhan sanitasi masyarakat. Idealnya pendekatan yang di jalankan harus dapat menghasilkan dampak kesehatan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Maka di buatlah arahan strategis baru untuk peningkatan prilaku higienis dan sanitasi masyarakat pedesaan dalam sekala nasional, Melalui gerakan Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).
Program STBM sendiri memiliki tujuan untuk membudayakan hidup bersih warga mengubah pola hidup lama yang kurang memperhatikan kesehatan, dan belajar bersama tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi orang dewasa dan anak-anak.
Gerakan STBM ini mempunyai lima pilar kegiatan.Antara lain stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan sampah dengan aman, serta pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman.
Komponen dasar STBM mencakup perubahan perilaku, peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan, pengelolaan berbasis masyarakat yang berkelanjutan serta dukungan institusi kepada masyarakat ( enablink environment).
Kedua (2). Mendobrak kampung Ika la jamban.
Kegiatan STBM Bermula dari kegiatan pemicuan CLTS yang di laksanakan di provinsi sumatera utara, kemudian dilakukan pelatihan - pelatihan kepada semua petugas sanitasi yang ada di puskesmas untuk dapat melaksanakan proses praktek pemicuan CLTS di wilayah masing masing.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan survey lokasi, di dapatkan sudah melaksanakan praktek IKA LA JAMBAN yang pertama kali di laksanakan adalah di desa Bandar Tinggi Dusun Talun manombuk yang berhasil untuk merubah perilaku buang air besar di WC.Dengan gambaran dari 112 rumah yang ada, hanya 25 rumah yang mempunyai WC, atau setara 22,23%. Setelah dilakukan pendekatan STBM, akhirnya terealisasi ada 8 Kepala rumah tangga secara swadaya membuat arisan jamban untuk membangun WC Septik di rumah masing - masing.dan ini akan berlanjut pada masyarakat yang belum memikirkan WC Septik.
Setelah program STBM ini berjalan, Kepala dinas Kesehatan labuhanbatu Tinur Bulan SKM mengatakan Bahwa dari beberapa masyarakat yang telah merubah perilaku BABS di simpulkan bahwa mereka lebih nyaman untuk BAB di rumah daripada di luar sana.apalagi sebelum mempunyai WC pada waktu musim hujan mereka terpaksa BABS di kantong Asoy. Keesokan harinya baru di buang ke ladang ladang orang.
Kisah keberhasilan dari desa bandar tinggi dusun Talun manumbuk ini kiranya menjadi motivasi bagi instansi terkait dan desa lain yang memiliki permasalahan yang sama.untuk mewujudkan labuhanbatu yang sehat.
Kegiatan ini bisa di mulai dengan sosialisasi tingkat desa, tokoh masyarakat, aparatur desa, dan masyarakat itu sendiri. Bisa juga dengan membuat sepanduk sepanduk berisi ajakan, himbauan dan promosi IKA LA JAMBAN.
Sebagai kesimpulan dalam pelaksanaan sanitasi ini, fase pemberdayaan masyarakat adalah suatu bentuk partisipasi yang konkrit sebagai penggerak perubahan yang berjalan terus menerus di masyarakat, kewajiban kita bersama untuk memberikan bimbingan dan motivasi agar bias berkontribusi dalam upaya pemberdayaan masyarakat melalui upaya peningkat GB dan kepemilikan akses sanitasi yang sehat.