Kisah Sejarah Suku Bugis Kajang AMMA, TOA, Bulukumba Sulawesi Selatan
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Kisah Sejarah Suku Bugis Kajang AMMA, TOA, Bulukumba Sulawesi Selatan

Kamis, 28 Maret 2019,


NUSANTARAEXPRESS, BULUKUMBA - Tanah Toa adalah desa di kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba,Sulawesi Selatan, Indonesia. Desa ini dihuni oleh suku Kajang. Secara administratif Desa Tana Toa adalah satu dari sembilan belas desa yang ada dalam lokasi kecamatan Kajang, kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Desa Tana Toa adalah desa tempat komunitas masyarakat adat Kajang yang masih erat dalam menjaga dan melindungi peradaban mereka sampai yang sampai hari ini masih di pertahankan.

Secara keseluruhan Luas lokasi desa Tana Toa ini yaitu 331,17 ha, baik yang terhitung lokasi Kajang dalam ataupun Kajang luar. Serta dari 331,17 ha tersebut, kurang lebih 90 ha dipakai untuk area pertanian. Tanaman yang dibudidayakan diatas area seluas itu cukup bermacam, salah satunya padi, jagung, coklat, kopi, dan sebagainya.



Lokasi Hutan suku Kajang Ada tiga lokasi hutan suku ammatoa kajang, lokasi yang pertama yaitu Barong Karamaka yakni hutan keramat yang Tidak dapat ditambah atau dikurangi hutan keramat itu. Masyarakat dilarang menanam di dalam hutan dengan alasan karena suatu saat akan ada Orang yang mengaku bekas tanamannya.

Lokasi yang kedua yaitu Barong Batasayya atau hutan perbatasan. Hutan ini adalah hutan yang diperbolehkan untuk di ambil kayunya selama persediaan kayu masih ada dan semua itu harus melalui izin dari Ammatoa sebagai pemimpin adat suku kajang.

Dan kawasan yang ketiga yaitu ‘Borong Luara‘ atau hutan rakyat. Hutan ini adalah hutan yang bisa dikelola oleh warga, Bagi penduduk Kajang, hutan diibaratkan sebagai seorang Ibu yang memberikan perlindungan sekaligus wajib dilindungi.

Bahasa sehari-hari Penduduk adat Kajang menggunakan Bahasa Makassar yang dialek bahasanya berupa bahasa Konjo sebagai bahasa sehari-harinya. Masyarakat Ammatoa memraktekkan sebuah agama adat yang disebut dengan Patuntung. Arti bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia bermakna “mencari sumber kebenaran.

Prinsip hidup Suku Kajang Tallase kamase-mase bermakna hidup memelas, hidup apa adanya, Hidup sederhana untuk orang-orang Kajang merupakan sejenis ideologi yang berperan sebagai pemandu serta rujukan nilai dalam menggerakkan kehidupan sehari-hari.

Sistem kepemimpinan Suku Kajang

Pemimpin tertinggi sebagai pelaksana pemerintahan di lokasi adat Tana Toa ini yaitu Amma Toa. Amma Toa inilah yang bertanggungjawab pada pelestarian serta proses Pasang di komunitasnya.

Bentuk rumah Suku Kajang Rumah suku kajang seragam bahannya, seragam besarnya, serta sedapat mungkin seragam arah bangunannya. Keseragaman itu punya maksud untuk menghindari saling iri di kelompok mereka, yang dapat menyebabkan pada hasrat mendapatkan hasil lebih banyak melalui cara merusak hutan.

Pakaian Suku Kajang Masyarkat kajang menggunakan pakaian yang serba berwarna hitam. Warna hitam untuk pakaian baju dan sarungnya yaitu wujud kesamaan dalam segala hal, termasuk kesamaan dalam kesederhanaan. Warna hitam merupakan warna terbaik dari kesekaian banyak warna.

Adat dan Mistis Suku Kajang Doti Kajang/Ilmu Hitam, Anda mesti tahu di Sulawesi selatan kalau menyebut nama Kajang yang terbersit pertama yaitu “guna-guna/doti”. Kemungkinan karena image yang terlanjur melekat. Inipun lumrah, karena keyakinan animisme tetap eksis di Tana Toa. [Mile kp]

TerPopuler