Presiden: "Keterbatasan Ekonomi Bukan Halangan untuk Sekolah"
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Presiden: "Keterbatasan Ekonomi Bukan Halangan untuk Sekolah"

Sabtu, 16 September 2017,


NUSANTARAEXPRESS, JAKARTA - Pemerintah berupaya keras untuk memberikan akses pendidikan yang merata kepada anak-anak Indonesia. Selain itu, pemerintah juga terus memberikan perlindungan sosial bagi para keluarga prasejahtera. Upaya-upaya tersebut salah satunya ditunjukkan dengan mendistribusikan kartu bantuan sosial kepada masyarakat.

Kali ini, dalam kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Selatan, Presiden Joko Widodo membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Program Keluarga Harapan (PKH) kepada masyarakat di halaman Kantor Wali Kota Banjarmasin, Jumat, 15 September 2017.

Sebanyak 1.585 pelajar menerima KIP dan 1.002 keluarga yang memperoleh kartu PKH dalam pendistribusian tersebut, seperti dikutip dari rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

Besaran bantuan yang didapatkan para pelajar penerima bantuan ialah sebesar Rp450 ribu per tahun untuk yang berada di tingkat SD, Rp750 ribu bagi yang berada di tingkat SMP, dan Rp1 juta bagi pelajar SMA atau SMK.

Sementara bagi penerima PKH, pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp1.890.000 bagi tiap penerima. Dana total yang tersedia dalam kartu PKH itu dapat diambil sebanyak empat kali melalui bank yang telah ditunjuk pemerintah. Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla memang sejak awal menjadikan sistem perbankan sebagai media penyaluran bantuan kepada masyarakat.

"Di dalam PKH ada anggaran Rp1.890.000. Itu dipakai untuk pendidikan anak, keperluan gizi anak-anak," ujar Presiden saat memberikan sambutan.

Presiden mengingatkan, meskipun dahulu keluarganya juga berasal dari kalangan keluarga dengan ekonomi yang kurang mampu, namun mereka tetap mengupayakan agar pendidikan dan asupan gizi bagi Jokowi kecil tetap terpenuhi. Presiden pun berharap agar anak-anak Indonesia juga memperoleh perhatian yang sama dan lebih baik.

"Saya ini juga anak dari keluarga yang tidak mampu. Tapi urusan gizi diurus sama ibu saya. Kalau tidak diurus tidak akan pintar. Orang tua pontang-panting, terus saya bisa disekolahkan. Saya harap ibu-ibu juga seperti itu," ucapnya.

Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mewanti-wanti kepada para penerima bantuan agar menggunakan bantuan tersebut sebagaimana mestinya.

"Uang ini untuk pendidikan dan gizi anak kita. Untuk beli rokok tidak boleh. Beli pulsa boleh? Tidak. Kalau ketahuan nanti ini akan dicabut," kata Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor. [Humas Kemensetneg]

TerPopuler