NUSANTARAEXPRESS, BENGKALIS - Hearing (dengar pendapat, red) lintas komisi di DPRD Bengkalis dengan Dinas Pendidikan yang berlangsung Senin (31/07/17) diruang rapat dewan berlangsung "panas". Pasalnya pihak Disdik Bengkalis yang dipimpin langsung Pelaksana Tugas (plt) Edi Sakura S.Pd dicecar pertanyaan-pertanyaan krusial terkait dunia pendidikan di Negeri Junjungan yang semakin terpuruk.
Pelaksanaan hearing yang dipimpin Wakil Ketua DPRD H. Indra Gunawan Eng PhD diikuti belasan anggota DPRD lainnya termasuk ketua Komisi IV yang membidangi masalah pendidikan H. Abi Bahrun S. Si.
Persoalan krusial yang dihadapi dunia pendidikan Bengkakis dibawah komando Edi Sakura adalh soal mutu pendidikan, dugaan permainan dan pengaturan proyek di Disdik dengan setoran mencapai 20-an persen yang diduga dilakukan atas perintah Edi Sakura selaku pimpinan di institusi pendidikan tersebut. Otomatis jalannya hearing berubah dimana mayoritas wakil wakyat "menghajar" Edi Sakura beserta jajarannya dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan sang pejabat.
Usai hearing Indra Gunawan memaparkan bahwa hearing itu sendiri sudah lama direncanakan, tapi karena dewan memiliki agenda yang padat baru dapat dilaksanakan Senin kemarin. Namun katanya, dewan sudah mencari informasi serta mengetahui sepakterjang Edi Sakura selaku plt kadisdik dimana yang bersangkutan bukan bertekat memajukan dunia pendidikan, malahan diduga kuat sibuk mengurusi proyek dengan menggunakan system setoran terhadap rekanan.
"Sangat disayangkan orang yang basic-nya seorang guru diberi kepercayaan mengurusi manajemen dunia pendidikan malahan diduga bermain proyek untuk kepentingan pribadi atau kelompok dia. Sudah sangat banyak informasi yang kita dapatkan kalau beliau (Edi Sakura) hanya mengurusi proyek di Disdik, termasuk instruksi dia minta setoran sampai 20 persen lebih ke rekanan. Mau jadi apa dunia pendidikan di Bengkalis kalau orang yang diberi amanah ternyata hanya memikirkan kepentingannya saja", pungkas Indra Gunawan alias Eet.
Kemudian sambung Eet, "Ada informasi yang berkembang di lapangan kalau Edi Sakura dalam menjalankan tugasnya sebagai orang nomor satu didunia pendidikan Bengkalis menggunakan "tangan besi" terhadap kepala sekolah hingga guru-guru yang tidak mau mengikuti perintahnya. Malahan sang plt kadis diduga dalam menjalankan tugasnya selaku leader di dunia pendidikan sering menggunakan ancaman. Termasuk adanya dugaan setoran bagi mereka yang mau promosi jadi kepala sekolah, ataupun mereka yang masih mau bertahan di posisi kepala sekolah".
Selain itu ujar politisi Partai Golkar ini, "Ada banyak pekerjaan rumah dalam memajukan dunia pendidikan dengan melahirkan sumber daya manusia yang unggul terkesan terabaikan sekarang karena prilaku stake holder-nya sendiri yang sibuk mencari untung lewat proyek. Yang juga menjadi persoalan di Disdik Bengkalis saat ini adalah soal kinerja yang rendah karena ulah plt kadisdik yang sibuk mengurus proyek termasuk melibatkan bawahannya atas arahan sang plt kadis".
"Seharusnya orang seperti ini tidak usah dipakai mengurusi dunia pendidikan karena niatnya kita ragukan. Oleh karena itulah kita memanggil yang bersangkutan untuk didengar pendapatnya, namun saat hearing dia (Edi Sakura) nyaris tidak menjawab pertanyaaan kawan-kawan. Nanti kita atas nama dewan secara kelembagaan akan menentukan sikap atau semacam mengeluarkan rekomendasi atas kinerja Edi Sakura itu", pungkas Eet.
Ditambah lagi, dalam hearing ia juga "menghajar" Edi Sakura soal ulah plt kadisdik yang diduga memecahbelah wartawan di Bengkalis dengan politik adu domba. "Kita juga tanyakan kepada dia sinergitas Disdik Bengkalis dengan kawan-kawan insan pers, sebab kita sudah mendapat banyak informasi kalau dia ikut berperan dalam memecah belah insan pers dengan berbagai dalih. Disesalkan kalau memang itu betul terjadi, karena pers sebagai pilar keempat demokrasi seharusnya menjadi mitra bikan dijadikan musuh ", tutup Eet. [bp][*Red]